Anda di halaman 1dari 5

Nama : Vidia Maelina Yuslis

NIM : A1C018164

Kelas : C Akuntansi

Critical Review

“Memperluas Akuntabilitas Perusahaan : Penggabungan Faktor Sosial Dan Lingkungan


Dalam Pelaporan Eksternal”

 Ringkasan Materi
1. Apa itu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)?
- Pandangan umum CSR adalah bahwa organisasi yang menganut CSR itu
mempertimbangkan kepentingan kelompok pemangku kepentingan yang lebih
luas bukan hanya pemegang saham saja.
- CSR menurut Commission of European Communities (2001) :
… Sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan sosial dan masalah
lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam mereka interaksi dengan
pemangku kepentingan mereka secara sukarela. Bertanggung jawab secara
sosial tidak hanya memenuhi hukum harapan, tetapi juga melampaui kepatuhan
dan investasi lebih ke modal manusia, lingkungan dan hubungan dengan
pemangku kepentingan.
2. Pelaporan CSR
- Pelaporan CSR adalah proses dimana sebuah organisasi secara terbuka
mengungkapkan informasi tentangnya interaksi dengan dan berdampak pada
berbagai masyarakat dan lingkungan tempatnya beroperasi.
- Sifat pelaporan ini dapat sangat bervariasi antar organisasi, dan lintas waktu.
- Sebagian, variasi dalam pelaporan berbeda-beda organisasi akan disebabkan
oleh perspektif yang berbeda akuntabilitas yang dianut (yaitu, berbeda
pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab, dan untuk
aspek kinerja apa itu bertanggung jawab).
- Pelaporan CSR mencakup 'pelaporan sosial' dan 'lingkungan pelaporan'.
- Pelaporan sosial dan pelaporan lingkungan juga keduanya dianggap sebagai
komponen 'pelaporan keberlanjutan'.
- Pelaporan keberlanjutan juga akan mencakup pelaporan tentang performa
ekonomi.
- Pelaporan keberlanjutan didefinisikan dalam GRI Sustainability, Pedoman
Pelaporan (2011) sebagai:
- istilah luas yang dianggap identik dengan istilah lainnya untuk mendeskripsikan
pelaporan ekonomi, lingkungan, dan dampak sosial.
- Setiap pertimbangan pelaporan keberlanjutan membutuhkan definisi
pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan dalam
Brundtland Report (1987) sebagai pembangunan yang memiliki tujuan dari:
- Memastikan kebutuhan dunia saat ini terpenuhi dan pada saat yang sama juga
memastikan bahwa kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhannya tidak terganggu.
3. Pelaporan keberlanjutan
- Dokumen panduan terkemuka tentang pelaporan keberlanjutan adalah Pedoman
Pelaporan Keberlanjutan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative
(GRI).
- GRI (2013) mendefinisikan pelaporan keberlanjutan sebagai:
Praktik pengukuran, pengungkapan, dan pertanggungjawaban kepada
stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja perusahaan yang berkaitan
dengan tujuan berkelanjutan. Pelaporan berkelanjutan adalah istilah luas yang
dianggap identik dengan istilah lainnya untuk mendeskripsikan pelaporan
mengenai ekonomi, lingkungan, dan dampak sosial (seperti TBL, CSR). Sebuah
laporan berkelanjutan harus memberikan representasi yang seimbang dan
berdasar mengenai kinerja berkelanjutan dari organisasi pelapor, termasuk
kontribusi postif maupun negative.
4. Tahapan pelaporan keberlanjutan
- Tahapan1:
Mengapa membuat laporan berkelanjutan?
- Tahapan2:
Kepada siapa laporan berkelanjutan ditujukan?
- Tahapan3:
Apa yang dilaporkan?
- Tahapan 4 :
Bagaimana kita akan melaporkannya?
5. Pelaporan menurut Global Reporting Initiative (GRI)
a. Pengungkapan standar umum:
- Strategi dan Analisis;
- Profil Organisasi;
- Aspek Material dan Batasan yang Diidentifikasi;
- Keterlibatan pemangku kepentingan;
- Laporkan Profil;
- Tata Kelola; dan
- Etika dan Integritas.
b. Pengungkapan standar pesifik :
- Pengungkapan Pendekatan Manajemen
- Indikator (kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial).
6. Pelaporan Terintegrasi
- Menurut halaman 8 IIRC (2013), Pelaporan Terintegrasi adalah
didefinisikan sebagai:
Sebuah proses yang menghasilkan komunikasi oleh organisasi, yang paling
terlihat sebuah laporan terintegrasi berkala, tentang penciptaan nilai dari
waktu ke waktu.
- Komite Pelaporan Terintegrasi Internasional (IIRC) dibuat pada tahun 2010
dan merupakan Inisiatif bersama dari Proyek Akuntansi Pangeran untuk
Keberlanjutan (A4S) dan GRI. Tujuan awalnya diidentifikasi untuk
membuat kerangka kerja yang diterima secara global bersama-sama
keuangan, lingkungan, sosial dan pemerintahan informasi secara jelas,
ringkas, konsisten dan dapat dibandingkan format put secara singkat, dalam
format 'terintegrasi‘.
7. Tujuan Pelaporan Terintegrasi
Menurut situs IRRC, tujuan untuk suatu integrasi kerangka pelaporan adalah
untuk:
- Mendukung kebutuhan informasi investor jangka panjang , dengan
menunjukkan konsekuensi yang lebih luas dan jangka panjang dari
pengambilan keputusan;
- Mencerminkan keterkaitan antara lingkungan, sosial, faktor pemerintahan
dan keuangan dalam keputusan yang mempengaruhi jangka panjang kinerja
dan kondisi, memperjelas hubungan antara keberlanjutan dan nilai ekonomi;
- Menyediakan kerangka kerja yang diperlukan untuk lingkungan dan sosial
faktor yang harus diperhitungkan secara sistematis dalam pelaporan dan
pengambilan keputusan;

8. Audit Sosial
- Menurut Deegan (2006, 361), audit sosial adalah bentuk jasa atestasi
independen atau verifikasi atas informasi laporan sosial dan lingkungan
yang berhubungan dengan praktek akuntansi sosial dan lingkungan.
Menurut Elkington (1997), audit sosial bertujuan untuk menaksir atau
menetapkan kinerja perusahaan yang berhubungan dengan persyaratan dan
ekpektasi-ekspektasi masyarakat. Hasil audit sosial ini menjadi bagian
penting dari dialog perusahaan dengan stakeholder. Alasan mengapa entitas
kesusahan dengan audit sosial ini adalah karena mereka biasanya kesulitan
untuk membuktikan bahwa organisasinya telah berhasil bertanggungjawab
dan transparan dalam melaporkan kinerja sosial dan lingkungannya yang
terkadang masih belum memnuhi persyaratan dan ekpektasi masyarakat.
- Dalam pedoman standar pada pelaporan jaminan sosial dan lingkungan The
Institute of Social and Ethical Accountability mendefinisikan jaminan
sebagai metode evaluasi yang menggunakan satu set prinsip-prinsip dan
standar tertentu untuk menilai kualitas materi subyek organisasi pelapor,
seperti laporan, dan organisasi yang berdasarkan sistem, proses dan
kompetensi yang mendukung kinerjanya.
9. Prinsip Audit Sosoial
Dalam website The Institute of Social and Ethical Accountability (ISEA, 2005)
menggariskan tiga prinsip utama yang mendasari audit sosial yang ideal harus
mencakup:
- Materialitas
- Kelengkapan
- Responsiveness.

 Kritik dan Saran

Secara umum tujuan yang dicapai dari penulisan tersebut telah tercapai, yaitu menjelaskan
bagaimana “Memperluas Akuntabilitas Perusahaan : Penggabungan Faktor Sosial Dan
Lingkungan Dalam Pelaporan Eksternal”. Materinya sudah sesuai dan mampu
menggambarkan isi buku Deegan. Selain itu,materi yang disampaikan dengan gaya bahasa
yang mudah dipahami serta dijelaskan secara berurutan dan sudah sangat bagus dibagus
dibawakan oleh pemateri.

 Diskusi dan Pembahasan


1. Apa maksud dari pelaporan sosial dan pelaporan lingkungan dalam CSR serta apa
perbedaannya ?
 Pelaporan sosial yaitu laporan yg memberikan informasi mengenai hak asasi manusia
dan lain sebagainya (Sumber Daya Manusia). Sedangkan pelaporan lingkungan yaitu
laporan yang berkaitan dengan penggunaan material sumber daya alam.
2. Apakah laporan CSR itu wajib atau sukarela, dan bagaimana dampaknya terhadap
perusahaan?
 CSR merupakan salah satu pelaporan sukarela yang disarankan oleh pihak terkait. CSR
menjadi wajib apabila suatu perusahaan berhubungan langsung dengan sumber daya
alam. Dampaknya bagi perusahaan yaitu image perusahaan akan menjadi bagus dalam
pandangan investor maupun pihak lain.
3. Apakah CSR wajib bagi semua perusahaan atau CSR hanya wajib bagi perusahaan tertentu
saja?
 Dijawab pakai contoh. Salah satu perusahaan pertambangan di Sumbawa yang telah
memiliki izin, maka perusahaan tersebut wajib melakukan pelaporan CSR. Intinya, semua
perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam, harus melakukan pelaporan CSR.

4. Jika ada perusahaan yang berkaitan langsung dengan SDA, tetapi tidak melakukan pelaporan
CSR, apakah perusahaan tersebut akan mendapatkan sanksi tertentu ?
 Jika perusahaan tersebut memang wajib melakukan pelaporan CSR, tetapi kemudia
perusahaan tersebut tidak melakukannya (melanggar kewajiban) tentunya perusahaa
tersebut akan mendapatkan sanksi.
5. Bentuk kontribusi positif dan negatif itu seperti apa ?
 Laporan keberlanjutan dan laporan tahunan itu berbeda. Dimana laporan tahunan itu
melaporkan terkait dengan faktor ekonomi saja. Sedangkan laporan keberlanjutan itu
tidak hanya melaporkan dari sisi ekonomi saja, tetapi dari sisi/ faktor sosial dan
lingkungan juga dilaporkan.
 Tambahan
Mandatory -> Wajib -> Suatu regulasi yang wajib dilakukan oleh perusahaan
Voluntary -> Suka rela -> Boleh dilaksanakan dan boleh tidak.
3 level pengungkapan -> di SS
- adequate disclosure -> Mandatory -> hanya melaporkan apa yang diwajibkan saja
(Laporan keuangan dan laporan tahunan)
Fair disclosure -> mandatory + voluntary ->
Full disclosure -> mandatory + voluntary + voluntary
Berbagai jenis pelaporan perusahaan -> di ss
1. Financial statement -> mandatory

- Informasi hasil pengelolaan perusahaan dan kinerja yang diperoleh.


- Dibutuhkan opini dari auditor eksternal untuk menjamin kualitas laporan keuangan
2. Corporate Social Responsibility (CSR) -> di ss
- Laporan tanggung jawab sosial
- UU PT No 40 tahun 2007
- PP 47 tahun 2012 -> Tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan Perseroan
Terbatas
- PROPER -> Kementrian Lingkungan Hidup / KLH
- SAK menyatakan investasi dan biaya untuk CSR sebagai Value Added Statement
- Pengeluaran CSR dicatat dalam akun apa ?
3. Triple Bottom Line ->
- Elkington
- Profit (Laba), People (Masyarakat), dan Planet (Lingkungan/Alam)
- Profit -> Economic Performance
- People -> Social Performance
- Planet -> Environmental Performance
4. Annual Report -> Mandatory -> Isinya berkaitan dengan
5. Sustainibility Report -> Voluntary -> di ss
6. Integrated Reporting (IR)
7. Comprehensive.

Anda mungkin juga menyukai