Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PSIKOSOSIAL DAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR DALAM KEPERAWATAN

NAMA : GLORIA UNIPLAITA

NPM : 12114201180106

KELAS :B

PRODI : KEPERAWATAN

FAKULTAS : KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

TAHUN 2020
1. Gangguan Kemampuan Seksual

A. Impotensi

Impotensi atau disfungsi ereksi (erectile dysfunction) adalah ketidakmampuan mencapai atau
mempertahankan ereksi untuk menjalani aktivitas seksual. Ereksi dapat terjadi karena masuknya aliran
darah ke penis. Hal ini biasanya terjadi setelah stimulasi seksual yang dihantarkan ke otak, lalu diteruskan
ke persarafan pada penis. Namun terdapat beberapa keadaan dimana ereksi tidak dapat terjadi, seperti
pada diabetes, dan gangguan jantung.

B. Ejakulasi Dini

Ejakulasi dini adalah suatu kondisi ketika seorang pria ejakulasi atau mengeluarkan sperma terlalu cepat
saat melakukan hubungan seksual. Kondisi ini dapat mengakibatkan tidak tercapainya klimaks atau
kepuasan seksual pada pasangan atau pada pria itu sendiri.

C. Frigiditas

Frigiditas atau Sexual Arousal Disorder (SAD) adalah suatu gangguan seksual pada perempuan.
Gangguan ini berupa ketidaksanggupan seorang perempuan mencapai kepuasan seksual (orgasme) atau
melakukan hubungan seksual. Belakangan jumlah penderitanya cenderung meningkat.

Gangguan seksual ini bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Pseudo Frigiditas (Pseudo anorgasme).

Ini jenis frigiditas terbanyak dalam masyarakat. Diperkirakan 50-79% perempuan mengalaminya.
Penyebab utama, kurangnya rangsangan atau pasangan tidak pandai merangsang. Peluang sembuh sangat
besar karena penyebabnya bukan faktor serius.

2. Frigiditas Sepintas.

Gairah seksual memang naik turun. Kadang biasa saja, lain waktu sulit muncul. Kadang bisa menikmati
orgasme lemah, tapi umumnya tidak orgasme. Penyebab utamanya, stres dan kelelahan. Bahayanya jenis
ini, jika si penderita agak neurotis (ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stres), bisa berubah
menjadi frigiditas patologis.
3. Frigiditas Relatif (Frigiditas selektif).

Pada dasarnya, tidak frigid. Hanya dingin pada tipe pasangan tertentu. Penyebabnya, kemungkinan karena
kecemasan dan hambatan yang pernah ia alami sehingga ia mengalami neurotis.

4. Frigiditas Patologis.

Penderitanya punya keinginan seksual kuat dan bisa aktif dalam foreplay. Bahkan terlalu aktif karena
ingin sekali mencapai orgasme. Penyebabnya, sering masturbasi sehingga bisa mendapatkan kepuasan
lewat cara itu, tapi tidak puas dalam koitus normal

D. Disparenia

Dispareunia atau painful intercourse adalah rasa sakit pada daerah kelamin yang terjadi secara
terus-menerus atau berulang ketika akan, sedang, atau setelah berhubungan seksual. Rasa sakit yang
muncul terasa tajam, panas, atau seperti kram menstruasi. Selain pada vagina, rasa sakit itu juga dapat
dirasakan pada kandung kemih, saluran lubang kencing, dan panggul. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, mulai dari penyakit yang tengah diderita hingga keadaan psikologis.

E. Vaginismus

Vaginismus adalah gangguan di mana otot di sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat penetrasi
seksual. Ini merupakan suatu disfungsi seksual yang terjadi pada vagina. Otot vagina akan mengetat atau
mengejang ketika mendapatkan sentuhan pada area vagina. Hal ini bisa menjadi masalah besar bagi
psikologis Anda dan pasangan, jika tidak diatasi. Vaginismus tidak mempengaruhi gairah seksual, tapi
dapat menghambat hubungan intim. Vaginismus menyebabkan rasa sakit, kesulitan, dan mengakibatkan
rasa tidak puas saat beraktivitas seksual. Kondisi ini dapat bervariasi dari rasa tidak nyaman ringan,
hingga rasa perih dan sakit. Vaginismus dapat berlangsung seumur hidup (primer) atau sementara
(sekunder).

F. Hiperseksual
Hiperseksual merupakan salah satu gangguan yang terjadi di mana pengidapnya mengalami kecanduan
terhadap seks. Hiperseksual bisa juga disematkan kepada orang yang melakukan hubungan seks dengan
intensitas lebih tinggi dari orang normal, atau orang yang terlalu sering membayangkan seks lewat fantasi.

2. Deviasi Seksual /Penyimpangan seksual

A. Voyeurism

Kunci dari voyeurisme adalah fantasi saat melihat orang lain tanpa busana atau sedang melakukan
aktivitas seksual. Meski demikian, orang yang menderita kelainan ini hanya akan berani berfantasi dan
memuaskan dirinya tanpa melibatkan orang lain seperti dengan melakukan masturbasi.

Namun pada kasus yang lebih kronis, voyeurisme bisa menjadi gangguan penyimpangan seksual atau
parafilia. Ketika hal ini terjadi, penderitanya bisa memiliki fantasi seksual yang menyebabkan stres.
Bahkan bukan tidak mungkin mereka melibatkan benda tak bernyawa, anak-anak, atau orang dewasa lain
tanpa persetujuan sebelumnya.

B. Sadisme

Sadisme merupakan salah satu bentuk kondisi gangguan mental pada seseorang, yang merupakan
golongan gangguan parafilik. Secara umum, sadisme diartikan sebagai rasa puas karena dapat menyakiti
orang lain. Secara psikologi, sadisme merujuk pada sadisme seksual, yang dideskripsikan sebagai
gangguan kepuasan seksual yang diperoleh dengan menyakiti orang lain (yang disayangi) secara jasmani
atau rohani.

C. Exhibisionism

Exhibitionism adalah orang yang senang memperlihatkan alat kelamin di depan umum atau orang yang
tidak dikenal. Mungkin ini terdengar “sakit” bagi hampir semua orang, tapi untuk beberapa exhibitionist,
hal ini adalah cara mereka untuk memberikan kesan kepada orang lain, menurut Stephen Hart, seorang
psikolog forensik.

D. Masokisme
Masokis adalah kelainan seksual di mana seseorang akan merasa puas atau gairahnya memuncak jika
disakiti atau direndahkan. Istilah ini diambil dari nama Chevalier Leopold von Sacher-Masoch, seorang
Austria yang banyak menulis tentang kepuasan yang diperoleh dengan dipukul dan ditindas.

Masokis merupakan bagian dari parafilia, kelainan parafilia sendiri terkait dengan dorongan, perilaku, dan
keinginan untuk membangkitkan gairah seksual yang kuat lewat perilaku seks yang menyimpang.
Biasanya pelaku kelainan seksual ini kerap dikaitkan dengan perilaku sadisme karena kebanyakan pelaku
sadisme berhubungan dengan masokis untuk mendapatkan kepuasan seksual secara timbal balik. Pelaku
sadisme bisa mendapatkan kepuasan dengan menyakiti pasangannya sedangkan seorang penderitanya bisa
merasa puas saat dirinya disakiti atau direndahkan.

E. Transeksualisme

Transsexual adalah orang yang identitas gendernya berlawanan dengan jenis kelaminya secara
biologis.Mereka merasa terperangkap ditubuh yang salah misalnya kasus reynaldi tersebut yang terlahir
sebagai laki-laki tapi merasa bahwa dirinya wanita.Transeksual lah yang dapat menimbulkan perilaku
homo atau lesbian,namun perilaku ini tidak dapat disamakan dengan homo atau lesbian.Bisa saja pria
transeksual tertarik dengan pria lain karena merasa bahwa dia seorang wanita.

3. Siklus respons seksual manusia adalah :

A. Fase Nafsu

Keinginan/Appetitive. Dikemukakan oleh Kaplan (1974), tahap ini merujuk minat atau nafsu yang
seringkali berhubungan dengan fantasi yang menimbulkan gairah seksual. Dalam Durand dan Barlow
(2007) fase keinginan ini disebut sebagai fase nafsu.

B. Fase excitement/Terangsang

Fase excitement/Terangsang atau yang sering dikenal sebagai fase arousal atau excitement awal adalah
tahap pertama dari siklus respons seksual manusia yang terjadi sebagai akibat rangsangan erotis fisik atau
mental seperti berciuman, bercumbu, atau melihat gambar erotis dan mengarah ke gairah seksual. Selama
tahap ini, tubuh bersiap untuk melakukan hubungan seksual yang akan mengarah ke fase selanjutnya
yakni fase plateu

C. Fase Plateu
Fase Plateu adalah periode gairah seksual sebelum orgasme. Fase ini ditandai dengan peningkatan
sirkulasi dan detak jantung pada kedua jenis kelamin, peningkatan kenikmatan seksual dengan
peningkatan stimulasi dan semakin meningkatnya ketegangan otot. Selain itu, sistem pernapasan
memasuki tingkat yang lebih tinggi.

D. Fase Orgasme

Fase Orgasme berarti pelepasan mendadak ketegangan seksual yang terkumpul, yang mengakibatkan
kontraksi otot ritmik di daerah pinggul yang menghasilkan sensasi kenikmatan yang kuat dan diikuti
relaksasi yang cepat. Ini biasanya berlangsung untuk beberapa detik. Orgasme sebagian juga merupakan
pengalaman psikologis akan kenikmatan dan pelepasan, saat pikiran difokuskan hanya pada sensasi
pengalaman pribadi. Orgasme kadang-kadang disebut klimaks atau keluar.

Dalam riset asli siklus respon seksual manusia, orgasme merupakan tahap yang ketiga dari 4 tahap, terjadi
setelah tahap peningkatan dan sebelum fase penyelesaian. Model siklus respon seksual lain yang diterima
luas yang dikembangkan oleh Helen Singer Kaplan, MD, PhD. melibatkan hanya 3 tahap: gairah,
kesenangan dan orgasme.

Orgasme berbeda dari satu orang ke orang lain dan bahkan untuk setiap individu pada waktu yang
berbeda. Terkadang orgasme merupakan gelombang sensasi yang bergelora dan menakjubkan, sementara
yang lainnya lebih ringan, halus dan tidak terlalu kuat. Perbedaan intensitas orgasme dapat disebabkan
faktor fisik, seperti kelelahan dan lamanya waktu sejak orgasme terakhir, sekaligus juga faktor
psikososial, termasuk suasana hati, keadaan hubungan dengan pasangan, aktivitas, harapan, dan perasaan
mengenai pengalaman itu.

E. Fase Resolusi

Fase selanjutnya disebut fase resolusi. Tubuh akan kembali pada keadaan semula dan akan mengalami
rileksasi. Tahap ini sangat penting karena tubuh kembali ke posisi awal secara bertahap. Energi yang
dihabiskan untuk pemenuhan fungsi seksual akan dikembalikan dengan cara memproses zat makanan
yang memang disimpan tubuh sebagai cadangan makanan. Di fase ini, sangat tergantung dari banyak
faktor yang pendukung, seperti banyaknya cadangan makanan, kesehatan tubuh secara umum, serta
kemampuan dan fungsinya. Untuk bisa mempercepat fase ini bekerja, ada teknik yang bisa dipelajari bagi
pria dan wanita, yaitu dengan melakukan latihan khusus dan teratur untuk menguatkan otot dasar panggul,
melatih kemampuan konsentrasi dengan cara latihan khusus, dan melatih pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai