BAB VII
DESAIN DAN PERENCANAAN EKSPLORASI
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pekerjaan eksplorasi dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan data mengenai endapan (bentuk, penyebaran, letak, posisi,
kadar/kualitas, jumlah endapan, serta kondisi-kondisi geologi). Pekerjaan eksplorasi ini
harus telah selesai dilakukan sebelum memasuki tahapan perencanaan penambangan.
Sifat-sifat tersebut muncul akibat faktor-faktor kondisi endapan dan lingkungan, antara lain :
adanya ketidakpastian mengenai pengetahuan cadangan bahan tambangnya, baik
mengenai jumlah kadar atau kualitas, bentuk, serta letak dan posisi endapan,
kondisi-kondisi geologi (sifat batuan, struktur, dan air tanah) endapan dan daerah
sekitarnya,
umumnya terletak pada daerah yang jauh dan relatif terpencil.
Secara umum aliran kegiatan industri pertambangan dimulai dengan tahapan prospeksi
yang kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi. Tahapan ini mempunyai resiko yang sangat
tinggi (high risk), karena berhubungan dengan resiko geologi. Pada saat memasuki tahapan
pre-studi kelayakan (prefeasibility study) sampai dengan tahapan studi kelayakan
(feasibility study), resiko kegagalan mulai diperkecil.
Kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenaan dengan :
Dalam pelaksanaannya, eksplorasi seperti disebut dalam UU tahun 1967 didahului oleh
adanya suatu kegiatan yang disebut sebagai Penyelidikan Umum. Penyelidikan umum ini
disebutkan sebagai penyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di daratan, perairan,
dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau
menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya. Adanya letakan bahan
galian yang ditetapkan pada penyelidikan umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada
tahap eksplorasi.
Istilah penyelidikan umum dalam UU tahun 1967 sama artinya dengan Prospeksi Mineral.
Prospek dalam bidang pertambangan berarti sesuatu yang memberi harapan yang dapat
bermanfaat bagi manusia. Secara fisik prospek ini umumnya merupakan sebagian dari
letakan bahan galian, misalnya mineralisasi yang muncul di permukaan bumi atau yang
terdapat di bawah permukaan pada batas daerah yang sedang ditambang. Keseluruhan
bagian dari letakan bahan galian belum diketahui dengan pasti karena belum diselidiki
dengan lebih teliti. Itu sebabnya pada suatu prospek masih harus dilakukan penyelidikan
lagi dan ini berlangsung pada tahap eksplorasi.
Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara
positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi
itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari :
peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan tujuan
mencari prospek,
penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.
Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan, lembaga
pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya yang
mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan besarnya cadangan mineral.
Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum negara ini
bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari mineralisasi dan
prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomi suatu prospek (Tilton, 1988). Selanjutnya
istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan
mulai mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan
mineralisasi. Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti
keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai menentukan
cadangan insitunya.
Dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil
sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga mempunyai skala
yang relatif kecil, yaitu 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah :
A. Studi literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data
dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-
laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.
Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional
dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah
eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada
proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan
pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta
topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan
pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka
hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-
tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari
singkapan-singkapan yang penting.
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi
hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan
sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran.
Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat
ukur, teodolit, BTM, dll.).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran
mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah
survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah
tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi
selanjutnya.
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai
prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail. Kegiatan utama dalam
tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan
memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk dapat mendapatkan data-data yang lebih
teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran
kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak.
Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur,
dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang
yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan
penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai
kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan
sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau
kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan
dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.
Pada tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan melakukan
analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka
dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang
dengan menguntungkan atau tidak.
ahli geologi,
ahli geofisika,
ahli geologi tambang,
ahli geokimia,
operator alat,
dll.
Rencana biaya harus dipertimbangkan secara matang karena berkaitan dengan nilai
investisasi yang dilakukan, dan umumnya meliputi biaya pembukaan lahan untuk base
camp, persiapan sarana dan prasarana (peralatan), biaya operasional selama survei,
renumerasi (penggajian), akomodasi dan kebutuhan logistik, serta pajak.
Waktu kegiatan juga harus ditentukan secara tepat, misalnya disesuaikan dengan kondisi
iklim setempat serta trend kondisi politik, ekonomi atau investasi saat itu. Tidak akan
memungkinkan dilakukan suatu kegiatan eksplorasi di suatu daerah yang sedang
berkecamuk perang atau terdapat gangguan keamanan.
peta dasar,
alat surveying/ukur atau GPS (Global Positioning System),
alat kerja :
alat geofisika, kompas,
alat sampling, meteran,
palu, kantong contoh,
altimeter, geochemical kit,
alat bor, dll.
alat tulis,
alat komunikasi,
keperluan sehari-hari (makan-tidur-mandi, dll.), dan
obat-obatan/P3K.
Dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis
endapan yang akan dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-
masing tahapan eksplorasi serta pemilihan metode dapat digambarkan secara umum
seperti terlihat pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1 Tahapan eksplorasi dan metode yang digunakan sesuai dengan endapan
mineral yang dicari
Jenis endapan
Tahapan Metode
mineral
Citra landsat semua
Pendahuluan
Sintesis regional semua
semua
Foto udara
logam dasar
Aeromagnetik
semua
Survei Tinjau Pemetaan geologi
misalnya batubara
(Reconnaissance) Pengukuran penampang stratigrafi
logam dasar
Stream sediment sampling
mineral berat
Pendulangan
semua
Pemetaan geologi
logam dasar
Stream sediment sampling
mineral berat
Pendulangan
non-metalik
Prospeksi umum Gaya berat
singenetik
Seismik
logam dasar tertentu
Magnetik
semua
Rock sampling
Jenis endapan
Tahapan Metode
mineral
Pemetaan geologi
semua
Uji sumuran
semua
Geolistrik (tahanan jenis, IP, SP, dll.)
logam dasar
Seismik refraksi/refleksi
Prospeksi detail singenetik
Detail magnetik
(Eksplorasi pendahuluan) logam dasar tertentu
Soil sampling (geokimia)
logam dasar
Rock sampling (geokimia)
semua
Rock sampling (petrografi, alterasi)
logam dasar, dll.
Pengambilan conto sistematik dengan: semua
Eksplorasi detail pemboran inti, sumur uji atau dengan
logging geofisika
Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka
diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar eksplorasi
sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan.
Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar
ekonomis dan perancangan (desain) yaitu :
Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan
geologi endapan yang dicari.
Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya
serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).
Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian
yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi
Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa
faktor lain, seperti :
Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan
maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.
Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh
pada batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured) 400 m antar
titik observasi.
Secara umum, suatu manajemen kegiatan eksplorasi telah meliputi beberapa hal berikut,
antara lain :
Jenis kegiatan.
Operasi lapangan.
Layanan pendukung.
Layanan teknis, logistik, dan administrasi.
Koordinasi, komunikasi, dan pengawasan.
Analisis dan integrasi data hasil eksplorasi.
Pengambilan keputusan.
Teori manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan eksplorasi. Secara umum, dalam suatu
program penentuan yang mengarah ke eksplorasi harus dimulai dengan hipotesa
pekerjaan, yang merupakan rencana ulang pemilihan fakta-fakta dari beberapa observasi
dan intepretasi dengan spekulasi dari pengeluaran.
Syarat untuk perumusan hipotesis dari suatu penemuan (dalam hal ini endapan bahan
galian) adalah sebagai berikut :
pengetahuan staf (pekerja) yang baik tentang keadaan/kontrol geologi suatu
endapan,
mempunyai wawasan dan imajinasi,
mempunyai bakat intuisi,
mempunyai keberanian,
mempunyai keyakinan tentang penilaian hipotesis,
kemampuan untuk berdiri sendiri.
Untuk mencapai kesuksesan dalam eksplorasi, maka urutan-urutan yang perlu diperhatikan
oleh seorang (badan) pengelola eksplorasi antara lain :
penentuan tujuan jangka panjang yang realistik dan tidak bersifat subjektif,
pendelegasian tanggung jawab pada masing-masing individu/tim,
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PETA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1. Maksud dan tujuan penyelidikan
2. Anggota tim penyelidikan
3. Penyelidikan yang pernah dilakukan sebelumnya
a. Studi literatur
b. Pemetaan (topografi, geologi, dan singkapan)
c. Geokimia (sistim, kerapatan, luas, lokasi) bilamana dilakukan
d. Geofisika (metode, kerapatan, luas, lokasi) bilamana dilakukan
e. Pemboran, sumur uji, parit uji (lokasi, kedalaman)
f. Pengambilan contoh (sistem, jenis, lokasi)
g. Analisa contoh (laporan hasil analisa contoh agar dilampirkan foto kopi
laboratorium tempat menganalisa contoh tersebut)
LAMPIRAN
1. Peta lokasi/situasi
2. Peta geologi lintasan dan singkapan (minimal skala 1 : 25.000)
3. Peta kegiatan penyelidikan umum (minimal skala 1 : 10.000), termasuk lokasi sumur uji,
parit uji, pengambilan contoh
4. Peta anomali geokimia (minimal skala 1 : 10.000) untuk bahan galian logam
5. Peta anomali geofisika (minimal skala 1 : 10.000) bilamana dilakukan
6. Peta penyebaran bahan galian dan daerah prospek (minimal skala 1 : 10.000),
7. Peta wilayah rencana peningkatan Kuasa Pertambangan
8. Penampang sumur uji, parit uji, penampang bor
Untuk tahapan eksplorasi, kerangka laporan kegiatan eksplorasi adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PETA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1. Maksud dan tujuan penyelidikan
2. Perizinan
3. Sejarah penyelidikan
BAB V. SIMPULAN
(antara lain memuat) :
1. Keadaan lingkungan daerah penyebaran endapan sekitarnya
2. Keadaan geologi yang penting dan keadaan batuan
LAMPIRAN
(disesuaikan dengan jenis bahan galian)
1. Peta lokasi/situasi
2. Peta topografi (skala 1 : 500 - 2000)
3. Peta kajian eksplorasi (skala 1 : 2000 – 10.000) meliputi lokasi singkapan, sumur uji,
parit uji, pemboran dan pengambilan contoh
4. Peta geologi daerah (skala 1 : 500 – 2000)
5. Peta penyebaran bahan galian (skala 1 : 500 – 2000)
6. Peta perhitungan cadangan (skala 1 : 500 – 2000)
7. Peta penyebaran kadar (skala 1 : 500 – 2000)
8. Peta isopach tanah penutup (skala 1 : 500 – 2000)
9. Peta isopach bahan galian (skala 1 : 500 – 2000)
10. Peta struktur kontor (skala 1 : 500 – 2000)
11. Penampang geologi
12. Penampang sumur uji
13. Penampang bor
14. Penampang/sketsa singkapan
15. Penampang perhitungan cadangan
16. Foto copy hasil analisa contoh dari laboratorium
17. Peta wilayah rencana peningkatan dan atau penciutan Kuasa Pertambangan