Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK EKSPLORASI

BAB VII
DESAIN DAN PERENCANAAN EKSPLORASI

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pekerjaan eksplorasi dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan data mengenai endapan (bentuk, penyebaran, letak, posisi,
kadar/kualitas, jumlah endapan, serta kondisi-kondisi geologi). Pekerjaan eksplorasi ini
harus telah selesai dilakukan sebelum memasuki tahapan perencanaan penambangan.

Pentahapan-pentahapan kegiatan dalam suatu industri pertambangan (mulai dari


eksplorasi, penambangan, s/d pengolahan) perlu dilakukan dan sebaiknya saling
berkesinambungan, karena industri pengelolaan pertambangan ini mempunyai sifat-sifat,
antara lain :
 mempunyai resiko tinggi,
 memerlukan modal yang besar,
 teknologi yang tidak sederhana,
 serta memerlukan pengelolaan yang baik.

Sifat-sifat tersebut muncul akibat faktor-faktor kondisi endapan dan lingkungan, antara lain :
 adanya ketidakpastian mengenai pengetahuan cadangan bahan tambangnya, baik
mengenai jumlah kadar atau kualitas, bentuk, serta letak dan posisi endapan,
 kondisi-kondisi geologi (sifat batuan, struktur, dan air tanah) endapan dan daerah
sekitarnya,
 umumnya terletak pada daerah yang jauh dan relatif terpencil.

Secara umum aliran kegiatan industri pertambangan dimulai dengan tahapan prospeksi
yang kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi. Tahapan ini mempunyai resiko yang sangat
tinggi (high risk), karena berhubungan dengan resiko geologi. Pada saat memasuki tahapan
pre-studi kelayakan (prefeasibility study) sampai dengan tahapan studi kelayakan
(feasibility study), resiko kegagalan mulai diperkecil.

Kegiatan eksplorasi menurut UU No. 11 tahun 1967 berupa penyelidikan geologi


pertambangan, yang berarti suatu penerapan ilmu geologi terhadap operasi penambangan.
Dasar suatu operasi penambangan ialah kepastian geologi dan ekonomi tentang adanya
suatu kuantitas (tonase atau volume) bahan galian, yang disebut sebagai cadangan.

Kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenaan dengan :

Perencanaan Eksplorasi : VII - 1


TEKNIK EKSPLORASI

 keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian,


 perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan geologi, dan
 kemungkinan geologinya adanya sejumlah cadangan lain di tempat sekitar letakan
yang sudah diketahui.

Sedangkan kepastian ekonomi, yang datanya berdampak terhadap ongkos penambangan,


ditentukan antara lain oleh dimensi-dimensi letakan bahan galian dipermukaan maupun
bawah-permukaan, variasi kuantitas terhadap kualitas, keanekaragaman sifat teknis batuan
dan sifat aliran air-tanah, serta daya dukung batuan terhadap limbah.

Komoditas sumberdaya alam umumnya dan khususnya komoditas sumberdaya mineral,


merupakan barang nyata yang dapat memenuhi segera permintaan pasar dan dapat diukur
dengan nilai uang. Sedangkan cadangan bijih atau mineral belum merupakan barang nyata,
meskipun informasi cadangan dalam prakteknya dapat diperdagangkan, dan tidak termasuk
komoditas sumberdaya mineral. Sesudah sumberdaya mineral diambil dari kedudukan
alaminya, maka ia menjadi komoditas sumberdaya mineral. Contoh komoditas sumberdaya
mineral misalnya ialah logam aluminium, batubara bersih yang telah ditambang.

Dalam pelaksanaannya, eksplorasi seperti disebut dalam UU tahun 1967 didahului oleh
adanya suatu kegiatan yang disebut sebagai Penyelidikan Umum. Penyelidikan umum ini
disebutkan sebagai penyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di daratan, perairan,
dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau
menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya. Adanya letakan bahan
galian yang ditetapkan pada penyelidikan umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada
tahap eksplorasi.

Istilah penyelidikan umum dalam UU tahun 1967 sama artinya dengan Prospeksi Mineral.
Prospek dalam bidang pertambangan berarti sesuatu yang memberi harapan yang dapat
bermanfaat bagi manusia. Secara fisik prospek ini umumnya merupakan sebagian dari
letakan bahan galian, misalnya mineralisasi yang muncul di permukaan bumi atau yang
terdapat di bawah permukaan pada batas daerah yang sedang ditambang. Keseluruhan
bagian dari letakan bahan galian belum diketahui dengan pasti karena belum diselidiki
dengan lebih teliti. Itu sebabnya pada suatu prospek masih harus dilakukan penyelidikan
lagi dan ini berlangsung pada tahap eksplorasi.

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara
positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi
itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari :
 peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan tujuan
mencari prospek,
 penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
 tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.

Perencanaan Eksplorasi : VII - 2


TEKNIK EKSPLORASI

Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan, lembaga
pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya yang
mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan besarnya cadangan mineral.

Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum negara ini
bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari mineralisasi dan
prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomi suatu prospek (Tilton, 1988). Selanjutnya
istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan
mulai mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan
mineralisasi. Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti
keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai menentukan
cadangan insitunya.

7.1 Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi

7.1.1 Tahap eksplorasi pendahuluan

Dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil
sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga mempunyai skala
yang relatif kecil, yaitu 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah :

A. Studi literatur

Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data
dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-
laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.

Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional
dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah
eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada
proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.

B. Survei dan pemetaan

Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan
pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta
topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan
pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka
hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-
tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari
singkapan-singkapan yang penting.

Perencanaan Eksplorasi : VII - 3


TEKNIK EKSPLORASI

Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran


langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan
batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal
penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas
geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan
sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat
baru (peta singkapan).

Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi
hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan
sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran.
Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat
ukur, teodolit, BTM, dll.).

Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran
mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah
survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah
tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi
selanjutnya.

7.1.2 Tahap eksplorasi detail

Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai
prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail. Kegiatan utama dalam
tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan
memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk dapat mendapatkan data-data yang lebih
teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran
kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak.

Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur,
dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang
yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.

Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan
penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai
kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan
sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau
kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan
dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.

7.1.3 Studi kelayakan

Perencanaan Eksplorasi : VII - 4


TEKNIK EKSPLORASI

Pada tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan melakukan
analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka
dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang
dengan menguntungkan atau tidak.

7.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Kegiatan Eksplorasi

7.2.1 Tujuan eksplorasi

Tujuan kegiatan ekpslorasi antara lain untuk mengetahui :


 Melokalisasi suatu endapan bahan galian :
 eksplorasi pendahuluan/prospeksi dan
 eksplorasi detail.
 Endapan/bijih yang dicari : sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak,
minyak/gas bumi, endapan golongan C, dll.
 Sifat tanah dan batuan :
 untuk penambangan,
 untuk konstruksi,
 dll.

7.2.2 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang :


 Peta dasar sudah tersedia/belum.
 Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat).
 Analisis regional :
 Sejarah,
 struktur/tektonik, dan
 morfologi.
 Laporan-laporan penyelidikan terdahulu.
 Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada.
 Geografi :
 kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi),
 iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir),
 sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll.,

Perencanaan Eksplorasi : VII - 5


TEKNIK EKSPLORASI

 tumbuhan, binatang, dan


 komunikasi.
 Sosial budaya dan adat istiadat :
 sifat penduduk,
 kebiasaan,
 pengetahuan/pendidikan,
 mata pencaharian, dll.
 Hukum :
 pemilikan tanah,
 ganti rugi, dan
 perizinan.

7.2.3 Pemilihan metode

Metode eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :


 Cara tidak langsung :
 geofisika dan
 geokimia.
 Cara langsung :
 pemetaan langsung dan
 pemboran.
 Gabungan cara langsung dan tak langsung.

7.2.4 Pemilihan alat

Pemilihan alat tergantung pada hal-hal berikut :


 metode yang dipilih,
 keadaan lapangan,
 waktu,
 alat yang tersedia,
 biaya, dan
 ketelitian yang diinginkan.

7.2.5 Pemilihan anggota tim/tenaga ahli

Suatu tim kegiatan eksplorasi umumnya terdiri dari :

Perencanaan Eksplorasi : VII - 6


TEKNIK EKSPLORASI

 ahli geologi,
 ahli geofisika,
 ahli geologi tambang,
 ahli geokimia,
 operator alat,
 dll.

7.2.6 Rencana biaya

Rencana biaya harus dipertimbangkan secara matang karena berkaitan dengan nilai
investisasi yang dilakukan, dan umumnya meliputi biaya pembukaan lahan untuk base
camp, persiapan sarana dan prasarana (peralatan), biaya operasional selama survei,
renumerasi (penggajian), akomodasi dan kebutuhan logistik, serta pajak.

7.2.7 Pemilihan waktu yang tepat

Waktu kegiatan juga harus ditentukan secara tepat, misalnya disesuaikan dengan kondisi
iklim setempat serta trend kondisi politik, ekonomi atau investasi saat itu. Tidak akan
memungkinkan dilakukan suatu kegiatan eksplorasi di suatu daerah yang sedang
berkecamuk perang atau terdapat gangguan keamanan.

7.2.8 Penyiapan peralatan/perbekalan

 peta dasar,
 alat surveying/ukur atau GPS (Global Positioning System),
 alat kerja :
 alat geofisika,  kompas,
 alat sampling,  meteran,
 palu,  kantong contoh,
 altimeter,  geochemical kit,
 alat bor,  dll.
 alat tulis,
 alat komunikasi,
 keperluan sehari-hari (makan-tidur-mandi, dll.), dan
 obat-obatan/P3K.

Perencanaan Eksplorasi : VII - 7


TEKNIK EKSPLORASI

Setelah sampai di lapangan (lokasi), maka hal-hal yang harus diperhatikan


(disiapkan) adalah :
 membuat base camp,
 mencek peralatan/perbekalan,
 melakukan quick survey di daerah penyelidikan, untuk menentukan langkah-
langkah yang lebih lanjut, serta
 melakukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan
keadaan sebenarnya (bila perlu).

7.3 Pemilihan Metode Eksplorasi

Dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis
endapan yang akan dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-
masing tahapan eksplorasi serta pemilihan metode dapat digambarkan secara umum
seperti terlihat pada Tabel 7.1.

Tabel 7.1 Tahapan eksplorasi dan metode yang digunakan sesuai dengan endapan
mineral yang dicari
Jenis endapan
Tahapan Metode
mineral
Citra landsat semua
Pendahuluan
Sintesis regional semua
semua
Foto udara
logam dasar
Aeromagnetik
semua
Survei Tinjau Pemetaan geologi
misalnya batubara
(Reconnaissance) Pengukuran penampang stratigrafi
logam dasar
Stream sediment sampling
mineral berat
Pendulangan
semua
Pemetaan geologi
logam dasar
Stream sediment sampling
mineral berat
Pendulangan
non-metalik
Prospeksi umum Gaya berat
singenetik
Seismik
logam dasar tertentu
Magnetik
semua
Rock sampling

Perencanaan Eksplorasi : VII - 8


TEKNIK EKSPLORASI

Jenis endapan
Tahapan Metode
mineral
Pemetaan geologi
semua
Uji sumuran
semua
Geolistrik (tahanan jenis, IP, SP, dll.)
logam dasar
Seismik refraksi/refleksi
Prospeksi detail singenetik
Detail magnetik
(Eksplorasi pendahuluan) logam dasar tertentu
Soil sampling (geokimia)
logam dasar
Rock sampling (geokimia)
semua
Rock sampling (petrografi, alterasi)
logam dasar, dll.
Pengambilan conto sistematik dengan: semua
Eksplorasi detail pemboran inti, sumur uji atau dengan
logging geofisika

7.4 Perencanaan Program Eksplorasi

Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka
diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar eksplorasi
sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan.

Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :


 Target eksplorasi
 jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan
 pencarian model-model geologi yang sesuai.
 Pemodelan eksplorasi
 menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target
eksplorasi,
 menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan
mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan,
serta
 penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk geologi yang diperoleh.

Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar
ekonomis dan perancangan (desain) yaitu :
 Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan
geologi endapan yang dicari.
 Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya
serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
 Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).

Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian
yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi

Perencanaan Eksplorasi : VII - 9


TEKNIK EKSPLORASI

batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu


endapan bahan galian.

Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :


1. Rencana pemetaan, mencakup ;
 perencanaan lintasan,
 perencanaan tenaga pendukung,
yang didasarkan pada keadaan geologi regional.
2. Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup ;
 perencanaan lintasan,
 perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data),
yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.
3. Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran
eksplorasi, yang mencakup :
 jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi,
 interval/spasi antar paritan (lokasi),
 kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor,
 keamanan (kerja dan lingkungan),
 interval/metode sampling, dan
 tenaga kerja
yang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan di
permukaan.
4. Perencanaan pemboran inti, meliputi :
 target tubuh bijih yang akan ditembus,
 lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving)
alat),
 kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
 kedalaman masing-masing lubang,
 jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,
 jumlah tenaga kerja,
 alat transportasi, dan
 jumlah (panjang) core box.

Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan


jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan.

Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa
faktor lain, seperti :
 Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan
maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.
 Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh
pada batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured)  400 m antar
titik observasi.

Perencanaan Eksplorasi : VII - 10


TEKNIK EKSPLORASI

Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu


proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain :
 memperkecil resiko kerugian,
 memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan
selanjutnya jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan ,
 setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target
sehingga probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar, dan
 memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan.

7.5 Pengelolaan Kegiatan Eksplorasi

Secara umum, suatu manajemen kegiatan eksplorasi telah meliputi beberapa hal berikut,
antara lain :
 Jenis kegiatan.
 Operasi lapangan.
 Layanan pendukung.
 Layanan teknis, logistik, dan administrasi.
 Koordinasi, komunikasi, dan pengawasan.
 Analisis dan integrasi data hasil eksplorasi.
 Pengambilan keputusan.

Teori manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan eksplorasi. Secara umum, dalam suatu
program penentuan yang mengarah ke eksplorasi harus dimulai dengan hipotesa
pekerjaan, yang merupakan rencana ulang pemilihan fakta-fakta dari beberapa observasi
dan intepretasi dengan spekulasi dari pengeluaran.

Syarat untuk perumusan hipotesis dari suatu penemuan (dalam hal ini endapan bahan
galian) adalah sebagai berikut :
 pengetahuan staf (pekerja) yang baik tentang keadaan/kontrol geologi suatu
endapan,
 mempunyai wawasan dan imajinasi,
 mempunyai bakat intuisi,
 mempunyai keberanian,
 mempunyai keyakinan tentang penilaian hipotesis,
 kemampuan untuk berdiri sendiri.

Untuk mencapai kesuksesan dalam eksplorasi, maka urutan-urutan yang perlu diperhatikan
oleh seorang (badan) pengelola eksplorasi antara lain :
 penentuan tujuan jangka panjang yang realistik dan tidak bersifat subjektif,
 pendelegasian tanggung jawab pada masing-masing individu/tim,

Perencanaan Eksplorasi : VII - 11


TEKNIK EKSPLORASI

 penciptaan suasana kerja yang produktif sehingga mampu merangsang


munculnya inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan baru,
 pemastian adanya komunikasi yang baik, baik dari pusat kelapangan, atau
dalam satu kerja tim lapangan,
 penekanan dan proporsi yang baik dalam pengelolaan sumberdaya (manusia,
uang, dan waktu),
 membiasakan dalam peninjauan kembali keputusan sebelum
memutuskan/membuat keputusan akhir (final decission).

7.6 Penyusunan Laporan Eksplorasi

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum No. 54.K/201/DDJP/1997


Tanggal 31 Maret 1997, maka kerangka laporan hasil eksplorasi dapat dibedakan menjadi
2 (dua), yaitu Laporan Penyelidikan Umum dan Laporan Eksplorasi.

A. Kerangka Laporan Penyelidikan Umum

Untuk tahapan penyelidikan umum, kerangka laporan adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PETA
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I. PENDAHULUAN
1. Maksud dan tujuan penyelidikan
2. Anggota tim penyelidikan
3. Penyelidikan yang pernah dilakukan sebelumnya

BAB II. KEADAAN UMUM DAERAH PENYELIDIKAN


1. Kesampaian dan sarana hubungan
2. Keadaan lingkungan daerah penyelidikan (penduduk, iklim, topografi, vegetasi,
dan tataguna lahan)
3. Geologi Regional

BAB III. KEGIATAN PENYELIDIKAN


1. Cara dan jadwal penyelidikan
2. Tahapan penyelidikan (sesuai dengan kegiatan yang dilakukan)

Perencanaan Eksplorasi : VII - 12


TEKNIK EKSPLORASI

a. Studi literatur
b. Pemetaan (topografi, geologi, dan singkapan)
c. Geokimia (sistim, kerapatan, luas, lokasi) bilamana dilakukan
d. Geofisika (metode, kerapatan, luas, lokasi) bilamana dilakukan
e. Pemboran, sumur uji, parit uji (lokasi, kedalaman)
f. Pengambilan contoh (sistem, jenis, lokasi)
g. Analisa contoh (laporan hasil analisa contoh agar dilampirkan foto kopi
laboratorium tempat menganalisa contoh tersebut)

BAB IV. HASIL PENYELIDIKAN


1. Geologi daerah penyelidikan
2. Keadaan endapan/mineralisasi
3. Kadar, kualitas, dan penyebaran
4. Daerah prospek (lokasi, luas)

BAB V. SIMPULAN (secara singkat)


1. Keadaan geologi yang penting
2. Keadaan endapan bahan galian (kadar dan penyebaran)
3. Daerah yang memiliki prospek.

LAMPIRAN
1. Peta lokasi/situasi
2. Peta geologi lintasan dan singkapan (minimal skala 1 : 25.000)
3. Peta kegiatan penyelidikan umum (minimal skala 1 : 10.000), termasuk lokasi sumur uji,
parit uji, pengambilan contoh
4. Peta anomali geokimia (minimal skala 1 : 10.000) untuk bahan galian logam
5. Peta anomali geofisika (minimal skala 1 : 10.000) bilamana dilakukan
6. Peta penyebaran bahan galian dan daerah prospek (minimal skala 1 : 10.000),
7. Peta wilayah rencana peningkatan Kuasa Pertambangan
8. Penampang sumur uji, parit uji, penampang bor

B. Kerangka Laporan Eksplorasi

Untuk tahapan eksplorasi, kerangka laporan kegiatan eksplorasi adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PETA
DAFTAR LAMPIRAN

Perencanaan Eksplorasi : VII - 13


TEKNIK EKSPLORASI

BAB I. PENDAHULUAN
1. Maksud dan tujuan penyelidikan
2. Perizinan
3. Sejarah penyelidikan

BAB II. GEOGRAFI DAN KEADAAN GEOLOGI


1. Geografi daerah penyelidikan
a. Lokasi dan kesampaian daerah
b. Keadaan daerah penyelidikan (penduduk, iklim/curah hujan, vegetasi, tata
guna lahan, dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah
c. Morfologi daerah peyelidikan
2. Geologi regional

BAB III. KEGIATAN EKSPLORASI


1. Metode penyelidikan (uraikan alasan pemilihan metode penyelidikan)
2. Tahapan penyelidikan
3. Uraian pekerjaan yang dilakukan
a. Pemetaan batas Kuasa Pertambangan, situasi, topografi (skala, luas)
b. Pemetaan geologi (skala, luas)
c. Geokimia (sistem, kerapatan, luas, lokasi) untuk bahan logam
d. Geofisika (metode, kerapatan, luas, lokasi) bilamana dilakukan
e. Pemboran (peralatan yang digunakan, pola pemboran, lokasi, kedalaman)
f. Parit uji, sumur uji (jumlah, lokasi, kedalaman)
g. Pembuatan terowongan (lokasi, panjang, kedalaman)
h. Pengambilan contoh (uraikan cara pengambilan, cara preparasi, jumlah dan
lokasi contoh diplot di peta)
i. Analisis contoh (metode, alat, dan tempat/laboratorium analisa)

BAB IV. HASIL EKSPLORASI


1. Geologi daerah penyelidikan
2. Keadaan endapan/mineralisasi (bahan galian utama dan mineral pengikut,
serta bahan galian lainnya yang ditemukan)
a. Penyebaran
b. Kadar/kualitas
c. Perhitungan cadangan :
- Dasar/cara perhitungan cadangan
- Klasifikasi cadangan terukur (proved), terunjuk (probable), dan tereka
(posible)
- Besarnya jumlah cadangan

BAB V. SIMPULAN
(antara lain memuat) :
1. Keadaan lingkungan daerah penyebaran endapan sekitarnya
2. Keadaan geologi yang penting dan keadaan batuan

Perencanaan Eksplorasi : VII - 14


TEKNIK EKSPLORASI

3. Keadaan endapan (kadar, penyebaran, cadangan, tanah penutup, dan lain-lain)

LAMPIRAN
(disesuaikan dengan jenis bahan galian)
1. Peta lokasi/situasi
2. Peta topografi (skala 1 : 500 - 2000)
3. Peta kajian eksplorasi (skala 1 : 2000 – 10.000) meliputi lokasi singkapan, sumur uji,
parit uji, pemboran dan pengambilan contoh
4. Peta geologi daerah (skala 1 : 500 – 2000)
5. Peta penyebaran bahan galian (skala 1 : 500 – 2000)
6. Peta perhitungan cadangan (skala 1 : 500 – 2000)
7. Peta penyebaran kadar (skala 1 : 500 – 2000)
8. Peta isopach tanah penutup (skala 1 : 500 – 2000)
9. Peta isopach bahan galian (skala 1 : 500 – 2000)
10. Peta struktur kontor (skala 1 : 500 – 2000)
11. Penampang geologi
12. Penampang sumur uji
13. Penampang bor
14. Penampang/sketsa singkapan
15. Penampang perhitungan cadangan
16. Foto copy hasil analisa contoh dari laboratorium
17. Peta wilayah rencana peningkatan dan atau penciutan Kuasa Pertambangan

Perencanaan Eksplorasi : VII - 15

Anda mungkin juga menyukai