Anda di halaman 1dari 3

1.

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang
sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlu
memperhatikan kompetensi yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidak
mengandung makna ganda. Misalnya, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin
menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika
menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang


reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi.
Misal, guru menilai suatu proyek, penilaian akan reliable jika hasil yang diperoleh itu
cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk
menjamin penilaian yang reliable petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus
jelas.

2. Tes Formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh
manakah peserta didik “telah tebentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang
ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

Tes Sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan
program pengajaran selesai diberikan.

3. Kelebihan Tes Uraian/Esai


a. Mudah disiapkan dan disusun.
b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi dan untung-untungan.
c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam
bentuk kalimat yang bagus.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya
bahasa dan caranya sendiri.
e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan.

Kelemahan Tes Uraian/Esai


a. Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari
pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
b. Kurang refresentatif dalam hal mewakili seluruh skor bahan pelajaran yang akan
diteskan karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).
c. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektif.
d. Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih
banyak dari penilai.
e. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Kelebihan Tes Objektif


a. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif
mewakili isi luas bahan, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-
unsur subyektif baik dari segi siswa maupun guru yang memeriksa.
b. Lebih mudah dan cepat dalam memeriksanya karena dapat menggunakan kunci
tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
c. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain.
d. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subyektif yang mempengaruhi.

Kelemahan Tes Objektif


a. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esai karena soalnya
banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
b. Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan
kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
c. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
d. Kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

4. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa
yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum menguasai materi
yang ditanyakan.
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pintar (berkemampuan rendah).
Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini:
 0,70 – 1,00 baik sekali (soal diterima tanpa perbaikan)
 0,40 – 0,69 baik (soal diterima dengan revisi kecil)
 0,20 – 0,39 cukup (soal perlu revisi)
 0,00 – 0,19 jelek (soal tidak dipakai/dibuang)
 Negatif semua soal negatif tidak baik (dibuang)

5. Dari 20 siswa yang mengikuti suatu tes yang terdiri dari 10 butir soal. Dari 20 siswa
tersebut terdapat 10 orang yang dapat menjawab soal nomor 1 dengan benar maka rumus
untuk menghitung tingkat kesukaran soal objektif yaitu:
B
P=
JS
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Siswa yang mengerjakan soal nomor 1 dengan benar
JS = Jumlah siswa mengikuti tes

10
P= = 0,5 (Cukup sedang)
20

a. Soal nomor 1 mempunyai taraf kesukaran 10/20 = 0,5 (kriteria sedang)


b. Soal nomor 2 mempunyai taraf kesukaran 14/20 = 0,7 (kriteria sedang)
c. Soal nomor 3 mempunyai taraf kesukaran 4/20 = 0,2 (kriteria terlalu sukar)
d. Soal nomor 4 mempunyai taraf kesukaran 8/20 = 0,4 (kriteria sedang)
e. Soal nomor 5 mempunyai taraf kesukaran 15/20 = 0,75 (kriteria terlalu mudah)
f. Soal nomor 6 mempunyai taraf kesukaran 7/20 = 0,35 (kriteria sedang)
g. Soal nomor 7 mempunyai taraf kesukaran 16/20 = 0,8 (kriteria terlalu mudah)
h. Soal nomor 8 mempunyai taraf kesukaran 17/20 = 0,85 (kriteria terlalu mudah)
i. Soal nomor 9 mempunyai taraf kesukaran 2/20 = 0,1 (kriteria terlalu sukar)
j. Soal nomor 10 mempunyai taraf kesukaran 11/20 = 0,55 (kriteria sedang)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan jika:


Soal sedang terdapat pada soal nomor 1, 2, 4, 6, 10
Soal mudah terdapat pada soal nomor 5, 7, 8
Soal sukar/susah terdapat pada soal nomor 3, 9

Anda mungkin juga menyukai