Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan RIS (Republik Indonesia Serikat), muncul
pemberontakan-pemberontakan yang mengguncang stabilitas politik dalam negeri.
Pemberontakan tersebut diantaranya adalah pemberontakan Andi Aziz dan
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Pemberontakan Andi Aziz terjadi
di Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Kapten Andi Aziz. Pemberontakan ini di latar
belakangi adanya penolakan terhadap pasukan APRIS (Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat) dari unsur TNI ke Sulawesi Selatan, menuntut bahwa keamanan di
Negara Indonesia Timur hanya merupakan tanggung jawab pasukan bekas KNIL saja,
serta mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur (NIT).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dari makalah ini antara lain:
1. Apa yang melatar belakangi atau penyebab terjadinya pemberontakan Andi
Azis?
2. Bagaimana upaya penumpasan pemberontakan Andi Azis?
3. Apakah dampak dari pemberontakan Andi Azis?
4. Apakah hikmah yang dapat diambil dari pemberontakan Andi Azis?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
antara lain untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui latar belakang atau penyebab pemberontakan Andi
Azis.
2. Untuk mengetahui upaya penumpasan pemberontakan Andi Azis.
3. Untuk mengetahui dampak dari pemberontakan Andi Azis.
4. Untuk mengetahui hikmah yang dapat diambil dari pemberontakan Andi
Azis.

HALAMAN | 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Hidup
Andi Azis lahir dari keluarga keturunan Bugis di Sulawesi Selatan. Pada awal
tahun 1930-an Andi Azis kemudian dibawa seorang pensiunan Asisten Residen
bangsa Belanda keBelanda. Pada tahun 1935 ia memasuki Leger School dan tamat
tahun 1938 lalu meneruskan ke Lyceum sampai tahun 1944. Sebenarnya Andi Azis
sangat berhasrat untuk memasuki sekolah militer di negeri Belanda untuk menjadi
seorang prajurit tetapi niat itu tidak terlaksana karena pecah Perang Dunia II.
Kemudian Andi Azis memasuki Koninklijk Leger dan bertugas sebagai tim
pertempuran bawah tanah melawan Tentara Pendudukan Jerman (Nazi). Dari
pasukan bawah tanah kemudian Andi Azis dipindahkan kebelakang garis pertahanan
Jerman, untuk melumpuhkan pertahanan Jerman dari dalam. Karena di Eropa
kedudukan sekutu semakin terjepit, maka secara diam-diam Andi Azis dengan
kelompoknya menyeberang ke Inggris, daerah paling aman dari Jerman walaupun
sebelum 1944 sering mendapat kiriman bom Jerman dari udara.

B. Karier
Di Inggris, ia mengikuti latihan pasukan komando di sebuah Kamp sekitar 70
kilometer di luar London. Andi Azis lulus dengan pujian sebagai prajurit komando.
Selanjutnya pada tahun 1945 ia mengikuti pendidikan Sekolah calon Bintara di
Inggris dan menjadi sersan kadet. Pada bulan Agustus 1945, karena SEAC sedang
dalam usaha mengalahkanJepang di front timur, mereka memerlukan anggota tentara
yang dapat berbahasa Indonesia, maka Andi Abdul Azis kemudian ditempatkan di
komando Perang Sekutu di India, berpindah-pindah ke Colombo dan akhirnya ke
Calcutta dengan pangkat Sersan. Seperti Halim Perdana Kusuma, Andi Azis juga
orang Indonesia yang ikut serta dalam perang Dunia II di front Barat Eropa.
Setelah Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu, Andi Azis diperbolehkan
memilih tugas apakah yang akan diikutinya, apakah ikut satuan-satuan sekutu yang
akan bertugas di Jepang atau yang akan bertugas di gugus selatan (Indonesia).
Dengan pertimbangan bahwa telah 11 tahun tidak bertemu orang tuanya di Sulawesi
Selatan, akhirnya ia memilih bertugas ke Indonesia, dengan harapan dapat kembali
dengan orang tuanya di Makassar.

C. Kembali Ke Indonesia
Pada tanggal 19 Januari 1946 satuannya mendarat di Jawa (Jakarta), waktu itu
ia menjabat komandan regu, kemudian bertugas di Cilinding. Pada tahun 1947

HALAMAN | 2
mendapat kesempatan cuti panjang ke Makassar dan mengakhiri dinas militer.
Setelah itu ia kembali lagi ke Jakarta dan mengikuti pendidikan kepolisian di
Menteng Pulo, pertengahan 1947 ia dipanggil lagi masuk KNIL dan diberi pangkat
Letnan Dua.
Selanjutnya ia menjadi Ajudan Senior, Sukowati (Presiden NIT). Jabatan ini
dijalaninya hampir satu setengah tahun, kemudian ia ditugaskan sebagai salah
seorang instruktur diBandung-Cimahi pada pasukan SSOP—sekolah pasukan payung
milik KNIL bernama School tot Opleiding voor Parachusten—(Baret Merah KNIL)
dalam tahun 1948. Pada tahun 1948 Andi Azis dikirim lagi ke Makasar dan diangkat
sebagai Komandan kompi dengan pangkat Letnan Satu dengan 125 orang anak
buahnya (KNIL) yang berpengalaman dan kemudian masuk TNI. Dalam susunan
TNI (APRIS) kemudian ia dinaikan pangkatnya menjadi kapten dan tetap memegang
kompinya tanpa banyak mengalami perubahan anggotanya.
Pasukan dari kompi yang dipimpinnya itu bukan pasukan sembarangan karena
Kemampuan tempur pasukan itu diatas standar pasukan reguler Belanda dan juga
TNI. Pada saat itu daerah Cimahi adalah daerah dimana banyak prajurit Belanda
dilatih untuk persiapan agresi militer Belanda II. Ditempat ini setidaknya ada dua
macam pasukan khusus Belanda dilatih: pasukan Komando (baret hijau); pasukan
penerjun (baret merah). Andi Azis kemungkinan melatih pasukan komando sesuai
pengalamannnya di front Eropa.

D. Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis

Gb. Andi Azis


Pemberontakan di bawah naungan Andi Azis ini terjadi di Makassar yang
diawali dengan adanya konflik di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950.
Kekacauan yang berlangsung di Makassar ini terjadi karena adanya demonstrasi
dari kelompok masyarakat yang anti federal, mereka mendesak NIT (Negara
Indonesia Timur) supaya segera menggabungkan diri dengan Republik Indonesia.
Sementara itu, di sisi lain terjadi sebuah konflik dari kelompok yang mendukung

HALAMAN | 3
terbentuknya Negara Federal. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya
kegaduhan dan ketegangan di masyarakat.

Gb. Pelabuhan Makassar diduduki oleh Pasukan Batalyon Worang

Untuk menjaga keamanan di lingkungan masyarakat, maka pada tanggal 5


April 1950 pemerintah mengutus pasukan TNI sebanyak satu Batalion dari Jawa
untuk mengamankan daerah tersebut. Namun kedatangan TNI ke daerah tersebut
dinilai mengancam kedudukan kelompok masyaraat pro-federal. Selanjutnya para
kelompok masyarakat pro-federal ini bergabung dan membentuk sebuah pasukan
“Pasukan Bebas” di bawah komando kapten Andi Azis. Ia menganggap bahwa
masalah keamanan di Sulawesi Selatan menjadi tanggung jawabnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa latar belakang pemberontakan Andi Azis
adalah:
1. Menuntut bahwa keamanan di Negara Indonesia Timur hanya merupakan
tanggung jawab pasukan bekas KNIL saja.
2. Menentang campur tangan pasukan APRIS (Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat) terhadap konflik di Sulawesi Selatan.
3. Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.

E. Upaya Penumpasan Pemberontakan Andi Azis


Untuk menanggulangi pemberontakan yang di lakukan oleh Andi Azis, pada
tanggal 8 April 1950 pemerintah memberikan perintah kepada Andi Azis bahwa
setiap 4x 24 jam ia harus melaporkan diri ke Jakarta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan yang sudah ia lakukan. Untuk pasukan yang
terlibat dalam pemberontakan tersebut diperintahkan untuk menyerahkan diri dan
melepaskan semua tawanan. Pada waktu yang sama, dikirim pasukan yang

HALAMAN | 4
dipimpin oleh A.E. Kawilarang untuk melakukan operasi militer di Sulawesi
Selatan.
Tanggal 15 April 1950, Andi Azis pergi ke Jakarta setelah didesak oleh
Sukawati, Presiden dari Negara NIT. Namun karena keterlambatannya untuk
melapor, Andi Azis akhirnya ditangkap dan diadili untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya, sedangkan untuk pasukan TNI yang
dipimpin oleh Mayor H.V. Worang terus melanjutkan pendaratan di Sulawesi
Selatan. Pada tanggal 21 April 1950, pasukan ini berhasil menguasai Makassar
tanpa adanya perlawanan dari pihak pemberontak.

Pada tanggal 26 April 1950, anggota ekspedisi yang dipimpin oleh A.E.
Kawilarang mendarat di daratan Sulawesi Selatan. Keamanan yang tercipta di
Sulawesi Selatan pun tidak berlangsung lama karena keberadaan anggota KL-
KNIL yang sedang menunggu peralihan pasukan APRIS keluar dari Makassar.
Para anggota KL-KNIL memprovokasi dan memancing emosi yang menimbulkan
terjadinya bentrok antara pasukan KL-KNIL dengan pasukan APRIS.
Pertempuran antara pasukan APRIS dengan KL-KNIL berlangsung pada
tanggal 5 Agustus 1950. Kota Makassar pada saat itu sedang berada dalam kondisi
yang sangat menegangkan karena terjadinya peperangan antara pasukan KL-KNIL
dengan APRIS. Pada pertempuran tersebut pasukan APRIS berhasil menaklukan
lawan, dan pasukan APRIS-pun melakukan strategi pengepungan terhadap tentara-
tentara KNIL tersebut.
Tanggal 8 Agustus 1950, pihak KL-KNIL meminta untuk berunding ketika
menyadari bahwa kedudukannya sudah tidak menguntungkan lagi untuk perperang
dan melawan serangan dari lawan. Perundingan tersebut akhirnya dilakukan oleh
Kolonel A.E Kawilarang dari pihak RI dan Mayor Jendral Scheffelaar dari pihak
KL-KNIL. Hasil perundingan kedua belah pihakpun setuju untuk menghentikan
baku tembak yang menyebabkan terjadinya kegaduhan di daerah Makassar
tersebut, dan dalam waktu dua hari pasukan KNIL harus meninggalkan Makassar.

HALAMAN | 5
F. Dampak Pemberontakan Andi Azis
Pada tanggal 5 April 1950, anggota pasukan Andi Azis menyerang markas
TNI yang bertempat di Makassar, dan mereka pun berhasil menguasainya. Bahkan,
Letkol Mokoginta berhasil ditawan oleh pasukan Andi Azis. Akhirnya, Ir.P.D
Diapri (Perdana Mentri NIT) mengundurkan diri karena tidak setuju dengan apa
yang sudah dilakukan oleh Andi Azis dan ia digantikan oleh Ir. Putuhena yang pro-
RI. Pada tanggal 21 April 1950, Sukawati yang menjabat sebagai Wali Negara NIT
mengumumkan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia).

G. Meninggalnya Kapten Andi Azis


Pada tanggal 30 Januari 1984 seluruh keluarga dari Andi Azis diselimuti oleh
duka yang mendalam karena kepergian sang Kapten, Andi Abdoel Azis. Di usianya
yang sudah menginjak 61 Tahun, ia meninggal di Rumah Sakit Husada Jakarta
karena serangan jantung yang dideritanya. Andi Azis meninggalkan seorang Istri
dan jenasahnya diterbangkan dari Jakarta Ke Sulawesi Selatan, lalu dimakamkan di
pemakaman keluarga Andi Djuanna Daeng Maliungan yang bertempat di desa
Tuwung, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Dalam suasana duka, mantan
Presiden RI, BJ. Habibie beserta istrinya Hasri Ainun, mantan Wakil Presiden RI,
Try Sutrisno dan para anggota perwira TNI turut berduka cita dan hadir dalam
acara pemakaman Andi Azis.

H. Hikmah di Balik Pemberontakan Andi Azis


Pada tanggal 30 Januari 1984 seluruh keluarga dari Andi Azis diselimuti oleh
duka yang mendalam karena kepergian sang Kapten, Andi Abdoel Azis. Diusianya
yang sudah menginjak 61 tahun, ia meninggal di Rumah Sakit Husada Jakarta
karena serangan jantung yang dideritanya. Andi Azis meninggalkan seorang istri
dan jenazahnya diterbangkan dari Jakarta ke Sulawesi Selatan, lalu dimakamkan di
pemakaman keluarga Andi Djuanna Daeng Maliungan yang bertempat di desa
Tuwung, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Dalam suasana duka, mantan
Presiden RI, BJ. Habibie beserta istrinya Hasri Ainun, mantan Wakil Presiden RI,
Try Sutrisno dan para anggota perwira TNI turut berduka cita dan hadir dalam
acara pemakaman Andi Azis.
Kapten Andi Abdoel Azis, ia adalah seorang pemberontak yang tidak pernah
menyakiti dan membunuh orang untuk kepentingan pribadinya. Ia hanyalah korban
propaganda dari Belanda, karena kebutaannya terhadap dunia politik. Andi Azis
adalah seorang militer sejati yang mencoba untuk mempertahankan kesatuan

HALAMAN | 6
Negara Republik Indonesia pada masa itu, dan dalam kesehariannya, seorang Andi
Azis cukup dipandang dan dihargai oleh masyarakat suku Bugis Makassar yang
bertempat tinggal di Tanjung Priok, Jakarta. Disanalah Andi Azis diakui sebagai
salah satu sesepuh yang selalu dimintai nasehat oleh para penduduk tentang
bagaimana cara menjadikan suku Bugis Makassar supaya tetap dalam keadaan
rukun dan sejahtera.
Andi Azis dikenal juga sebagai orang yang murah hati dan suka menolong. Ia
selalu berpesan kepada anak-anak angkatnya bahwa “Siapapun boleh dibawa
masuk ke dalam rumahnya kecuali 3 jenis manusia yaitu pemabuk, penjudi, dan
pemain perempuan.
Seorang Andi Azis patut kita jadikan sebagai bahan pembelajaran bahwa kita
selama hidup di dunia ini jangan terlalu percaya sama apa yang orang lain katakan,
percayalah kepada hati nurani, jangan terlalu percaya sama orang lain karena orang
itu belum tentu bisa mengajak kita ke jalan yang benar dan mungkin malah
mengajak kita untuk berbuat salah. Maka dari itu, alangkah lebih baiknya kita
harus berwaspada dan berhati-hati dalam mempercayai orang lain.

HALAMAN | 7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberontakan Andi Aziz terjadi di Sulawesi Selatan di bawah pimpinan
Kapten Andi Aziz pada tanggal 5 April 1950. Latar belakang terjadinya
pemberontakan ini disebabkan karena adanya penolakan terhadap campur tangan
pasukan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) dari unsur TNI ke
Sulawesi Selatan, menuntut bahwa keamanan di Negara Indonesia Timur hanya
merupakan tanggung jawab pasukan bekas KNIL saja, serta mempertahankan
berdirinya Negara Indonesia Timur.

B. Saran
Sebagai bangsa yang baik, kita seharusnya mengetahui sejarah atau peristiwa-
peristiwa di masa lampau yang dapat kita jadikan pelajaran untuk dapat turut serta
membangun bangsa Indonesia semakin baik ke depannya. Selain itu, kita dapat
menghormati pahlawan-pahlawan yang telah gugur. Dan diantara peristiwa
pemberontakan tersebut yakni pemberontakan Andi Azis di Makassar.
Kami juga menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka
dari itu kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang
membangun dari pembaca dan guru pebimbing mata pelajaran sejarah, agar makalah
ini menjadi lebih baik.

HALAMAN | 8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. “Peristiwa Pemberontakan Andi Azis”, dalam


http://perpustakaancyber.blogspot.com/2014/03/peristiwa- pemberontakan-
andi-azis-dimakassar.html. Di akses pada 15 Oktober 2020 pukul 14.00
WITA.

Anonim. 2014. ”Pembrontakaan APRA Andi Azis dan RMS”. Dalam Situs
http://www.sejarah-negara.com/2013/04/pemberontakan-apra-andi-
azis-dan-rms.html. Di akses pada 16 Oktober 2020 pukul 20.30 WITA.

Hesti Dwi Rachmawati. 2016. Sejarah Indonesia. Jakarta. Erlangga. Di


akses pada 16 Oktober 2020.

HALAMAN | 9

Anda mungkin juga menyukai