Anda di halaman 1dari 48

SISTEM UTILITAS PABRIK

Oleh
Dr.Eng. R. Darmawan
INTRODUCTION
PRINSIP PENGOLAHAN AIR

Air Sanitasi
UNIT Air Proses
Air
PENGOLAHAN Air Pendingin
Baku AIR Air Umpan Boiler

3
TUJUAN PENGOLAHAN AIR

Memperoleh kualitas air yang sesuai dengan peruntukannya

Sistem Pengolahan Air


Pengolahan Eksternal
Pengolahan yang dilakukan sebelum titik penggunaan

Pengolahan Internal
Pengolahan yang dilakukan pada titik penggunaan
/dalam proses
4
METODA PENGOLAHAN AIR

Pengolahan Fisika
Memisahkan padatan kasar
Memisahkan padatan tersuspensi
Memisahkan minyak / lemak

Pengolahan Kimia
Pengendapan zat terlarut / tersuspensi dengan
penambahan bahan kimia (koagulan)
Menghilangkan zat-zat racun / bibit penyakit
Menghilangkan bau / rasa (dengan karbon aktif)

5
PROSES PENGOLAHAN AIR

Ukuran partikel, mm

1.E-05 1.E-04 1.E-03 1.E-02 1.E-01 1.E+00 1.E+01 1.E+02 1.E+03 1.E+04 1.E+05
Org. & anorg. Suspensi Padatan tersuspensi dan
terlarut koloid padatan mengambang

Presipitasi
Screening
Transfer gas

Sedimentasi/flotasi
Ion exchange

Reverse osmosis
Filtrasi/microstraining
Elektrodialisis
Koagulasi kimiawi
Adsopsi

6
Biological oxidation
TAHAPAN PENGOLAHAN AIR

Pre-treatment / Pengolahan Pendahuluan


Koagulasi - Flokulasi
Sedimentasi / Pengendapan
Filtrasi
Pelunakan / Softening
Penukar Ion (Kation – Anion)

Tahapan proses yang digunakan / diterapkan tergantung


pada kualitas air yang diharapkan

7
PROSES PENGOLAHAN AIR

Sumber Pre Koagulasi


Sedimentasi
Air Treatment -Flokulasi

Pelunakan/ Penampung
Demin Filtrasi
Softening air bersih

Air Kaporit/Cl2
Air Pendingin
Umpan Air Proses
Boiler Air Sanitasi

8
PRETREATMENT
PRE TREATMENT

Tujuan :
 Memisahkan bahan yang mengapung
 (missal: minyak, lemak, serat, dll.)

Proses pre-treatment meliputi :


Screening
Preaerasi
Skimming
10
PRE TREATMENT

a. Screening
Untuk mengambil / memisahkan material padat
(misal sampah)

11
PRE TREATMENT

b. Preaerasi
Aerasi pendahuluan / awal

Tujuan :
 Menghilangkan bau
 Meratakan suspensi / solid
 Menurunkan BOD / COD
 Meningkatkan efisiensi pengolahan

12
PRE TREATMENT

b. Preaerasi
Prinsip :
 Aliran udara dapat meningkatkan proses / reaksi
biologis dan sekaligus bahan ringan yang dapat naik
ke permukaan (mudah dipindahkan)

Peralatan :
 Udara dari kompresor dialirkan lewat distributor yang
dipasang di dasar tangki

13
PRE TREATMENT

Sistem Preaerasi
Udara

Kompresor

Distributor

14
PRE TREATMENT

c. Skimming
Untuk mengambil / memisahkan bahan yang
mengapung

Ada 2 jenis skimmer :

Skimmer dengan baffle


Skimmer berdasarkan perbedaan elevasi inlet-outlet

15
PRE TREATMENT

Jenis Skimmer
Baffle Material terapung
Inlet Inlet
outlet

outlet

(a) (b)
Skimmer dengan Skimmer dengan
baffle beda elevasi

16
PRE TREATMENT

Pengendapan Awal
 Untuk air baku yang berasal dari sungai, biasanya
keruh, maka diperlukan proses pengendapan awal
dalam bak-bak penampung.

Peralatan :
 Dapat berupa saluran panjang (kanal)
 Bak penampung
 Saluran berbelok (beberapa unit)

17
Skema Pengolahan Air

18
KOAGULASI -
FLOKULASI
KOAGULASI

 Peristiwa penambahan bahan kimia (koagulan) kedalam


dispersi koloid (partikel) sehingga terjadi destabilisasi
partikel dan terbentuk gaya tarik antar partikel 
terbentuk flok (gumpalan).

+ + +
Partikel
+ - - Koagulan
+ +
+
Mekanisme Destabilisasi Partikel
20
KOAGULASI – FLOKULASI

 Diutamakan untuk menghilangkan partikel solid yang


sukar mengendap, contohnya “koloid”

 Partikel koloid berukuran antara :


 10-7 - 10-4 cm atau 10 – 104 oA
 Untuk partikel yang terlarut diameter < 10 oA)
 Partikel koloid mempunyai luas permukaan relatif lebih
besar dibanding beratnya sehingga tidak mudah
mengendap

21
KOAGULASI – FLOKULASI

 Setelah terbentuk flok, maka terjadi penggabungan antar


flok dan membesar (gumpalan)yang mudah mengendap
 Peristiwa “flokulasi”

 Pada saat flokulasi ini sering ditambahkan koagulan bantu


(Coagulan aid)
 misal: polielektrolit yang berfungsi memberikan
jembatan/jaringan antar partikel
  terbentuk flok yang relatif besar dan mudah
mengendap
22
KOAGULASI – FLOKULASI

Partikel

Koagulan

Koagulasi Flokulasi
KOAGULASI – FLOKULASI

Koagulasi Flokulasi
SISTEM KOAGULASI-
FLOKULASI-PENGENDAP

Koagulan Polielektrolit

Air jernih
Suspensi
Koloid

Lumpur/
Bak Bak
sludge
Koagulator Flokulator Bak
Pengendap
Pengadukan Pengadukan
cepat ±100 rpm lambat ± 30 rpm Waktu ± 3-4 jam
selama ± 3 selama ± 15
menit menit

25
KOAGULAN

ALUMINIUM SULFAT/ALUM Al2(SO4)3.18H2O


 Pada suasana alkali :
 Al2(SO4)3.18H2O + 3 Ca(OH)2 3 CaSO4 + 2 Al(OH)3 + 18 H2O
 Pada suasana asam : K(Al+3)(OH-)3 = 1,9 x 10-33

 Pada suasana basa  mudah terdisosiasi


 Flok alum :  Sedikit larut pada pH = 7 (netral)
 Bermuatan (+) pada pH < 7,6
 Bermuatan (-) pada pH > 8,2
 NORDEL E. : pH kerja optimum alum 5,5 – 6,8
 Kadar Al2O3 dalam alum ± 17 %
 Kelarutan pada 0 oC : 86,9 bag per 100 bag air

26
KOAGULAN

FERRI SULFAT (FERRIFLOE), Fe2(SO4)3

 pH kerja ferri sulfat : 3 – 13 (NORDEL E. )


 pH kerja optimum pada 3,5 – 5,5 dan pH > 9
 Korosif  perlu peralatan yang tahan asam
 Pada suasana alkalis :

 Fe+3 + 3 OH-  Fe(OH)3


 dengan hasil kali kelarutan : K = 10 -36
(Fe+3)(OH-)3

27
KOAGULAN

SODIUM ALUMINAT, NaAlO2

 Koagulan ini baik dipakai bersama alum, dan dapat


menurunkan pemakaian alum sehingga menghilangkan warna
serta memberikan residual hardness yang lebih rendah

KAPUR (LIME), sebagai CaO, atau Ca(OH)2

 Koagulan ini dapat bereaksi dalam air yang mengandung CO2


dan terbentuk endapan CaCO3

 Tujuan penambahan koagulan ini untuk menghilangkan


suspended matter dan untuk pengaturan pH (menaikan pH)

28
KOAGULAN

CHLORINATED COPPERAS, FeCl3.Fe(SO4)3

Dibuat dengan mengalirkan Cl2 kedalam larutan FeSO4 (Copperas)


dengan perbandingan :
Cl2 : FeSO4 = 1 : 7,8

Koagulan ini lebih efektif dan lebih korosif dibanding copperas


saja, serta tidak memerlukan alkalinitas yang tinggi

29
KOAGULAN

CHLORINATED COPPERAS, FeCl3.Fe(SO4)3

Keuntungan :
 Menghasilkan flok yang kuat
 Flok mengendap sangat baik, sehingga mengurangi
beban filter
 pH koagulasi yang baik pada pH 6 – 9 dan pada pH 3,5
juga terjadi flok yang kompak dari hidrat ferric oxide
yang tidak larut dalam air yang alkalis
 Efektif untuk menghilangkan warna

30
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)

 Untuk meningkatkan efisiensi proses koagulasi


utama

 Beberapa jenis bahan yang dapat digunakan


sebagai koagulan bantu :

Lempung (clays  bentonit)

Activated Silica

Polyelektrolit

Natrium Alginat
31
Etc.
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)

Clay (Bentonit)
 Digunakan untuk pengolahan air yang berwarna

Activated
 Untuk pengolahan air yang keruh, berwarna, kandungan zat
organik >> & suspended matter >>

 Digunakan bersama Alum atau garam ferri dengan kondisi


operasi pH 9

32
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)

Polyelektrolit
Senyawa polymer yang mempunyai gugus karboksil, amino atau
sulfonat

Ada 3 tipe : Kationik, Anionik dan Non-Ionik

Polyelektrolit anionik dan non-ionik kurang efektif, namun untuk


anionik sangat efektif digunakan bersama alum dan garam ferri
sebagai koagulan utama
CH2 n+
a. Polyelektrolit Kationik
CH CH CH2

CH2 + CH2
N
CH3 CH3 33
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)

 b. Polyelektrolit non-ionik :

Polyakrilamida (PAM) Polyetilen Oksida


CH2 CH2
CH2 CH2 O
CH2 O n

NH2 n

c. Polyelektrolit anionik : -n

CH2 CH2

Asam Polyaknilik (PAA) CH2 O

O- n
34
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)

Faktor yang Berpengaruh pada Koagulasi - Flokulasi


 Macam / jenis koloid dalam air
 pH larutan
 Jenis & dosis koagulan yang ditambahkan
 Penambahan koagulan bantu
 Waktu operasi, pengadukan pada bak koagulasi-flokulasi

 Data jenis & dosis koagulan yang diperlukan : JAR TEST

 Data jenis muatan partikel koloid diperoleh dengan metode :

 Pergerakan Bidang Batas Elektroforesis

 (MOVING BOUNDARY ELECTROPHORESIS METHOD)  Pipa U-BURTON

35
SEDIMENTATION

36
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

 Memisahkan padatan/solid bedasarkan gaya gravitasi


 Tahap pengendapan dapat dilakukan diawal proses
pengolahan air (Pengendapan Pendahuluan) dan setelah
proses koagulasi-flokulasi

37
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

 DASAR-DASAR PROSES PENGENDAPAN


 HUKUM NEWTON
4(ρp  ρ)g
  Kecepatan pengendapan (ut) : u t  Dp
3CDρ
2
Dp (ρp  ρ)g
  Aliran laminer NRe < 1 (ut) : ut 
18 m

p : densitas partikel
 : densitas cairan
µ : viskositas larutan
g : percepatan gravitasi
Dp: diameter partikel
CD : koefisien hambatan (drag coefficient)  fungsi dari NRe 38
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

  Bilangan Reynold NRe didefinisikan :


ρ Dp v
NRe 
m

 : densitas partikel
v : densitas cairan
µ : viskositas larutan
Dp: diameter partikel

39
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

 Waktu Tinggal (Detention Time)


 Waktu yang diperlukan air untuk tinggal/tertahan


dalam bak pengendap yang didefinisikan :
tp
t
ut

tp : tinggi bak pengendap (kedalaman bak), m

ut : kecepatan pengendapan, m/detik


t : detention time, detik

40
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

 Conventional Settling Basin

 Berbentuk bak empat persegi panjang dengan dimensi


ratio panjang : lebar  3 : 1 sampai 8 : 1
 Tinggi bak efektif ± 3 – 4 m (untuk lumpur diberi
tempat dengan kedalaman 30 cm.
 Waktu pengendapan antara 3 – jam.
 Kecepatan aliran horizontal rata-rata < 0,4 m/menit
 Dasar bak dibuat miring dengan derajat kemiringan
1/200 s/d 1/300 kearah pengeluaran lumpur

41
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

 Conventional Settling Basin

inlet Outlet
(a) atas

inlet vd Outlet
ut
(b) samping

Endapan 42

keluar
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

 Tube Settler

 Untuk penyempurnaan pengendapan maka air dilewatkan


melalui saluran/pipa pada posisi miring dengan kemiringan ±
60 ° dan panjang saluran/pipa ± 80 cm.
 Tube settler merupakan alat pengendap yang banyak
digunakan, karena hasil pengendapannya yang baik
dibandingkan bak pengendap biasa (konvensional)

43
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

Tube Settler

Tube settler
Air Kemiringan 60°
masuk

Air
Flokulator
keluar

Lumpur/
sludge
44
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

 Rapid Flow Treatment

 Merupakan alat pengolah secara cepat, unit koagulasi dan


unit pengendap menjadi satu unit yang kompak.
 Hasil pengolahannya kurang sempurna dan perlu
penyempurnaan pemisahan partikel kecil dalam alat
penyaring (filter)
 Contoh : SOLID CONTACT CLARIFIER

45
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

SOLID CONTACT CLARIFIER

Koagulan Pengaduk

Effluent
(outlet) Influent
(inlet)

Discharge Drain
(lumpur) (Lumpur) 46
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)

47
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai