Anda di halaman 1dari 18

TK184406

Transfer Massa dan Panas

Prof. Heru Setyawan


Departemen Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
https://elkimkor.com
KONDUKSI KEADAAN TUNAK SATU DIMENSI
TUJUAN • Mengenal dengan baik
MATERI INI bagaimana masalah
perpindahan panas
diperlakukan.
• Mengenal dengan baik
bagaimana persamaan panas
dan hukum Fourier mungkin
digunakan untuk memperoleh
distribusi suhu dan flux terkait.
DISTRIBUSI SUHU
𝜕 𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇 𝜕𝑇
𝑘 + 𝑘 + 𝑘 + 𝑞ሶ = 𝜌𝑐𝑝
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑡

Ta
Untuk kondisi keadaan tunak
dan tanpa sumber panas:
T1 𝑑 𝜕𝑇
𝑘 =0
𝑑𝑥 𝜕𝑥
T2
Jika k konstan:
Tb 𝑇 𝑥 = 𝐶1 𝑥 + 𝐶2
Kondisi batas:
Fluida panas
Ta, h1 𝑇 0 = 𝑇1 dan 𝑇 𝐿 = 𝑇2

Fluida dingin Distribusi suhu:


Tb, h2 𝑥
𝑇 𝑥 = 𝑇2 − 𝑇1 + 𝑇1
Ta T1 T2 Tb 𝐿
Laju perpindahan panas konduksi
qx
𝑑𝑇 𝑘𝐴
𝑞𝑥 = −𝑘 = 𝑇 − 𝑇2
𝑑𝑥 𝐿 1
HAMBATAN PANAS
• Ada analogi antara difusi panas dengan muatan listrik
• Hambatan didefinisikan sebagai nisbah potensial pendorong
terhadap laju perpindahan konduksi.
𝑑𝑇 𝑘𝐴 𝑇1 − 𝑇2 𝐿
𝑞𝑥 = −𝑘 = 𝑇 − 𝑇2 𝑅= =
𝑑𝑥 𝐿 1 𝑞𝑥 𝑘𝐴
𝐸1 − 𝐸2 𝐿
Hukum Ohm untuk listrik: 𝑅𝑒 = =
𝐼 𝜎𝐴

Hambatan panas untuk konveksi pada permukaan (dari hukum


pendinginan Newton):
𝑇𝑠 − 𝑇∞ 1
𝑞 = ℎ 𝑇𝑠 − 𝑇∞ 𝑅= =
𝑞 ℎ𝐴
𝑇𝑎 − 𝑇1 𝑇1 − 𝑇2 𝑇2 − 𝑇𝑏
qx konstan di seluruh jaringan: 𝑞𝑥 = = =
1Τℎ1 𝐴 𝐿Τ𝑘𝐴 1Τℎ2 𝐴

𝑇𝑎 − 𝑇𝑏 1 𝐿 1
𝑞𝑥 = 𝑅𝑡𝑜𝑡 = + +
𝑅𝑡𝑜𝑡 ℎ1 𝐴 𝑘𝐴 ℎ2 𝐴
DINDING KOMPOSIT
Ta Laju perpindahan panas 1D:
T1
𝑇𝑎 − 𝑇𝑏
𝑄𝑥 =
σ 𝑅𝑡
𝑇𝑎 − 𝑇1 𝑇1 − 𝑇2 𝑇4 − 𝑇𝑏
T4 𝑄𝑥 = = =⋯=
1Τℎ1 𝐴 𝐿𝐴 Τ𝑘𝐴 𝐴 1Τℎ2 𝐴

Fluida panas Tb
𝑄𝑥 = 𝑈𝐴∆𝑇
Ta, h1

1 𝐿 𝐿 𝐿
Fluida panas
𝐿
𝑘𝐴 𝐴
Tb, h2
ℎ1 𝐴 𝑘𝐵 𝐴 𝑘𝐶 𝐴 ℎ2 𝐴

qx T T1 T2 T3 T4 Tb
a
1 1
𝑈= =
𝑅𝑡𝑜𝑡 𝐴 1Τℎ1 + 𝐿𝐴 Τ𝑘𝐴 + 𝐿𝐵 Τ𝑘𝐵 + 𝐿𝐶 Τ𝑘𝐶 + 1Τℎ2
𝑇𝑎 − 𝑇𝑏
𝑞𝑥 =
1Τℎ1 + 𝐿𝐴 Τ𝑘𝐴 + 𝐿𝐵 Τ𝑘𝐵 + 𝐿𝐶 Τ𝑘𝐶 + 1Τℎ2
Konduksi panas melalui dinding komposit
1. Sebuah dinding tanur tersusun atas tiga lapisan, 4 in
firebrick (k = 0,9 Btu/ft2 jam F/ft), diikuti dengan 9 in
batu isolasi kaolin (k = 0,1 Btu/ft2 jam F/ft), dan
terakhir 2 in batu masonry (k = 0,4 Btu/ft2 jam F/ft).
Suhu permukaan dalam adalah 2000F, dan suhu
permukaan luar adalah 200F. Berapakah suhu pada
permukaan dinding yang bersentuhan?
2. Sebuah keping silikon tipis dan substrat alumunium
dipisahkan oleh sambungan epoksi yang tebalnya 0,02
mm. Keping dan substrat masing-masing sisinya 10
mm, dan permukaannya yang terpapar didinginkan
dengan udara, yang suhunya 25C dan memberikan
koefisien konveksi 100 W/m2K. Jika keping membuang
104 W/m2 pada kondisi normal, apakah ini akan
beroperasi dibawah suhu yang dapat diizinkan 85C?
𝑑𝑇
𝑞𝑥 = −𝑘 Beberapa kasus yang mungkin:
𝑑𝑥
• A = f(x)
Jika laju konduksi konstan: • k = f(x)
𝑥 𝑇
𝑑𝑥
𝑞𝑥 න = − න 𝑘 𝑇 𝑑𝑇
𝑥0 𝐴 𝑥 𝑇0

ANALISA KONDUKSI
ALTERNATIF
CONTOH
Diagram di samping menunjukkan
penampang kerucut yang dibuat dari
pyroceram (k = 3,46 W/mK). Kerucut
berpenampang melintang lingkaran dengan
diameter D = ax, dimana a = 0,25. Ujung
kecil adalah pada x1 = 50 mm dan ujung
besar pada x2 = 250 mm. Suhu ujung adalah
pada T1 = 400 K dan T2 = 600 K, sedangkan
permukaan selimut diisolasi dengan baik.
1. Turunkan persamaan untuk distribusi
suhu T(x) dalam bentuk simbol, dengan
menganggap kondisi satu dimensi. Buat
sketsa distribusi suhu.
2. Hitung laju panas Qx melalui kerucut.

1Τ𝑥 − 1Τ𝑥1
𝑇 𝑥 = 𝑇1 + 𝑇1 − 𝑇2
1Τ𝑥1 − 1Τ𝑥2
Fluida panas
Fluida dingin Ta, h1 Untuk keadaan tunak
Tb, h2 T1 tanpa penghasil panas:
1 𝑑 𝜕𝑇
T2 𝑟 𝑑𝑟
𝑘𝑟 𝜕𝑟 =0
T1
r1 r2 𝑑𝑇 𝑑𝑇
r 𝑄𝑟 = −𝑘𝐴 = −𝑘 2𝜋𝑟𝐿
𝑑𝑟 𝑑𝑟
Ta T1 T2 Tb Kondisi batas:
qr
T2 1 ln 𝑟2 Τ𝑟1 1 T(r1) = T1 dan T(r2) = T2
ℎ1 2𝜋𝑟1 𝐿 2𝜋𝑘𝐿 ℎ2 2𝜋𝑟2 𝐿
𝑇1 − 𝑇2 𝑟
𝑇 𝑟 = ln + 𝑇2
1𝜕 𝜕𝑇 1 𝜕 𝜕𝑇 𝜕 𝜕𝑇 𝜕𝑇 ln 𝑟2 Τ𝑟1 𝑟2
𝑘𝑟 + 2 𝑘 + 𝑘 + 𝑞ሶ = 𝜌𝑐𝑝
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜙 𝜕𝜙 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑡
2𝜋𝐿𝑘 𝑇1 − 𝑇2
𝑄𝑟 =
ln 𝑟2 Τ𝑟1

SISTEM RADIAL
Dinding silinder komposit

Fluida panas
pada suhu Ta Fluida dingin
didalam pipa pada suhu Tb
diluar pipa
kC
kB
kA

Dr. Heru Setyawan, Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS


𝑇𝑎 − 𝑇𝑏 r1
𝑄𝑟 =
1 ln 𝑟2 Τ𝑟1 ln 𝑟3 Τ𝑟2 ln 𝑟4 Τ𝑟3 1
2𝜋𝑟1 𝐿ℎ1
+
2𝜋𝑘𝐴 𝐿
+
2𝜋𝑘𝐵 𝐿
+
2𝜋𝑘𝐶 𝐿
+
2𝜋𝑟4 𝐿ℎ4
r2
r3
𝑇𝑎 − 𝑇𝑏 r4
𝑄𝑟 = = 𝑈𝐴 𝑇𝑎 − 𝑇𝑏
𝑅𝑡𝑜𝑡
Jika U didefinisikan dalam istilah luas dalam, A1 = h1
Ta
2r1L: 1 T1 T3
𝑈1 =
1 𝑟 𝑟 𝑟 𝑟 𝑟 𝑟 1 T4 T
b
+ 1 ln 2 + 2 ln 3 + 4 ln 4 + T2
ℎ1 𝑘𝐴 𝑟1 𝑘𝐵 𝑟2 𝑘𝐶 𝑟3 ℎ4 h2
−1
1 ln 𝑟2 Τ𝑟1 1
𝑈1 𝐴1 = 𝑈2 𝐴2 = 𝑈3 𝐴3 = 𝑈4 𝐴4 = ෍ 𝑅𝑡 .....
ℎ1 2𝜋𝑟1 𝐿 2𝜋𝑘𝐴 𝐿 ℎ2 2𝜋𝑟2 𝐿
CONTOH
Keberadaan tebal isolasi optimal yang mungkin untuk sistem
radial disarankan oleh adanya pengaruh yang bersaing yang
terkait dengan penambahan besar ini. Secara khusus,
meskipun hambatan konduksi meningkat dengan
penambahan isolasi, hambatan konveksi berkurang karena
peningkatan luas permukaan luar. Dari sini, mungkin ada
tebal isolasi yang meminimalkan kehilangan panas dengan
memaksimalkan hambatan total terhadap perpindahan
panas. Selesikan isu ini dengan mempertimbangkan sistem
berikut:
1. Pembuluh tembaga berdinding tipis dengan jejari rI
dipakai untuk memindahkan refrigeran dan adalah pada
suhu TI yang lebih kecil daripda suhu udara ambien
pada T di sekitar pembuluh. Apakah ada tebal optimal
yang terkait dengan pemakaian isolasi pada pembuluh
ini?
2. Buktikan hasil di atas dengan menghitung hambatan
panas total per satuan panjang pembuluh untuk
pembuluh berdiameter 10 mm yang memiliki tebal
isolasi: 0, 2, 5, 10, 20 dan 40 mm. Isolasi tersusun atas
kaca seluler (k = 0,055 W/mK), dan koefisien konveksi
permukaan luar adalah 5 W/m2K.
CONTOH
Diketahui: Jejari rI dan suhu TI pembuluh tembaga
berdinding tipis yang diisolasi dari udara ambien.
Cari:
1. Apakah ada tebal isolasi optimal yang meminimalkan
laju perpindahan panas.
2. Hambata panas yang terkait dengan menggunakan
isolasi kaca seluler dengan berbagai ketebalan.
Skema:

Udara

Isolasi, k
CONTOH
Asumsi:
1. Kondisi keadaan tunak.
2. Perpindahan panas satu dimensi ke arah radial.
3. Hambatan panas dinding pembuluh dapat diabaikan.
4. Sifat untuk isolasi konstan.
Analisa:
1. Hambatan didominasi konduksi dan konveksi, maka:
ln 𝑟Τ𝑟𝐼 1
𝑅𝑡𝑜𝑡 = +
2𝜋𝑘 2𝜋𝑟ℎ

𝑇∞ − 𝑇𝐼 Tebal optimal terkait dengan nilai r yang meminimalkan Q atau


𝑄=
𝑅𝑡𝑜𝑡 memaksimalkan Rtot. Ini mensyaratkan:
𝑑𝑅𝑡𝑜𝑡 1 1 𝑘
=0 − =0 𝑟=
𝑑𝑟 2𝜋𝑘𝑟 2𝜋𝑟 2 ℎ ℎ
Untuk menentukan hasil berikutnya maks atau min, turunan
kedua harus dievaluasi:

𝑑2 𝑅𝑡𝑜𝑡 1 1 𝑑2 𝑅𝑡𝑜𝑡 1 1 1 1 r = k/h min,


= − + =− − = >0 tidak ada
𝑑𝑟 2 2𝜋𝑘𝑟 2 𝜋𝑟 3 ℎ 𝑑𝑟 2 𝜋 𝑘 Τℎ 2 𝑘 2𝑘 2𝜋𝑘 3 Τℎ2
optimal
BOLA
Untuk kedaan tunak 1 dimensi tanpa
penghasil panas:

r1 r 𝑑𝑇 2
𝑑𝑇
𝑄𝑟 = −𝑘𝐴 = −𝑘 4𝜋𝑟
𝑑𝑟 𝑑𝑟
qr qr+dr
r2
T2 Qr konstan, tidak tergantung r:
T1 dr
𝑟2 𝑇2
𝑄𝑟 𝑑𝑟
න 2 = − න 𝑘 𝑇 𝑑𝑇
4𝜋 𝑟
𝑟1 𝑇1

Dengan menganggap k konstan:


4𝜋𝑘 𝑇1 − 𝑇2
𝑄𝑟 =
1Τ𝑟1 − 1Τ𝑟2

Hambatan panas = 1 1 1
beda suhu dibagi 𝑅𝑡 = −
4𝜋𝑘 𝑟1 𝑟2
laju panas
CONTOH

Sebuah bejana logam berdinding tipis berbentuk bola


digunakan untuk menyimpan nitrogen cair pada 77 K.
Bejana memiliki diameter 0,5 m dan diselubungi
isolasi reflektif vakum yang tersusun atas serbuk
silika. Isolasi tebalnya 25 mm dan permukaan luarnya
terpapar ke udara ambien pada 300 K. Koefisien
konveksi diketahui 20 W/m2K. Panas laten penguapan
dan massa jenis nitrogen cair berturut-turut adalah 2
 105 J/kg dan 804 kg/m3.
1. Berapakah laju perpindahan panas ke nitrogen
cair?
2. Berapakah laju cairan yang mendidih keluar?
Dinding Bidang Dinding Silindera Dinding Bolaa

Persamaan panas

Distribusi
suhu
Flux panas (q)

Laju panas (Q)

Hambatan
panas (Rt)
aJejari kritis isolasi: rkr = k/h untuk silinder dan rkr = 2k/h untuk bola.

RANGKUMAN PERS. PANAS 1D,


TUNAK TANPA PENGHASIL PANAS
Problema
1. Sebuah pipa baja (k = 24,8 Btu/jam ft F) yang
berdiameter dalam 0,742 in dan tebal dindingnya 0,154
in dikenakan ke suhu permukaan dalam dan luar
berturut-turut 200 dan 160F. Cari laju aliran panas
per foot panjang pipa, dan juga fluks panas yang
didasarkan pada luas permukaan dalam dan didasarkan
pada luas permukaan luar.
2. Pandang medium transfer panas silinder berongga yang
memiliki jari-jari dalam dan luar ri dan ro dengan suhu
permukaan terkait Ti dan To. Jika variasi konduktivitas
panas dapat digambarkan sebagai fungsi linier terhadap
suhu menurut k = k0(1+T), hitung laju transfer panas
steady state dalam arah radial, menggunakan

Dr. Heru Setyawan, Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS


persamaan tersebut untuk konduktivitas panas, dan
bandingkan hasilnya dengan perhitungan menggunakan
harga k yang dihitung pada suhu rata-rata aritmatika.
3. Uap jenuh pada 0,276 MPa mengalir didalam pipa baja
(k = 42,9 W/mK) yang mempunyai diameter dalam 2,09
cm dan diameter luar 2,67 cm. Koefisien konveksi pada
permukaan pipa dalam dan luar dapat diambil sebagai
5680 W/m2K dan 22,7 W/m2K. Suhu udara sekitarnya
adalah 294 K. Cari kehilangan panas per meter pipa
telanjang dan untuk pipa yang diisolasi pada permukaan
luarnya dengan 85% magnesia (k = 0,0675 W/mK) yang
tebalnya 3,8 cm.
Pekan depan:
Konduksi 1 dimensi
dengan penghasil
panas

Anda mungkin juga menyukai