Disusun Oleh :
Roessyah
171011200122
Indonesia memiliki standar kompetensi atau RPP yang harus ditaati oleh guru
sebagai acuan pembelajaran. Berbeda dengan Finlandia yang membebaskan
semua guru untuk memberikan cara pengajaran sesuai dengan pertimbangan
mereka.
Jumlah hari sekolah di Indonesia sangatlah banyak yaitu mencapai 220 hari
dalam satu tahun. Berbeda dengan Finlandia yang hanya memakan 190 hari
dalam satu tahun. Indonesia masih menganggap jika lebih sering masuk
sekolah maka anak akan makin pintar.
membuat kesimpulan dari perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem
pendidikan di Finlandia sangat jauh. Mungkin disebabkan oleh perbedaan kualitas sumber daya
manusia, pemerintahan, dan juga budaya di Indonesia. Banyak permasalahan dunia pendidikan
Indonesia.
Sebenarnya, Indonesia menginvestasikan banyak sumber daya di bidang pendidikan -
peringkat keempat dari 69 negara yang diurutkan oleh PISA. Pendidikan mendominasi
pengeluaran sosial Indonesia dan 20 persen anggaran Indonesia dialokasikan di bidang
pendidikan. Namun, ini bukan berarti semua sekolah di Indonesia memiliki semua yang mereka
butuhkan karena sekolah di beberapa daerah masih belum difasilitasi dengan memadai.
Pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, berdasarkan riset PISA, belum mampu
menyiapkan murid dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis sebagaimana seorang ilmuwan
perlukan serta belum mampu menginspirasi murid untuk bercita-cita menjadi peneliti dalam
bidang apapun. Padahal, tanpa murid yang kemampuannya bagus, universitas di Indonesia tidak
akan bisa memperluas dan memperkuat program riset mereka dan meningkatkan posisi mereka
di dunia internasional.
Akibatnya, bidang swasta akan kesulitan berkompetisi secara internasional dalam
penciptaan pengetahuan sehingga akan lebih sulit bagi Indonesia untuk bertransisi ke sistem
ekonomi berbasis pengetahuan. Sedikitnya peneliti dan ilmuwan juga berarti lebih sedikit
pengetahuan dan penelitian tersedia untuk membantu pengambil kebijakan membuat keputusan.
Tabel data peringkat bisa di download menggunakan URL berikut :
http://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf
Solusi yang harus di lakukan oleh pemerintah Indonesia adalah merubah kurikulum
pendidikan yang ada. Pendidikan yang berkarakter harus lebih ditekankan bukan pendidikan
yang berorientasi kepada nilai. Ada sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan
agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif
tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun
dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan
lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh
sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya
untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-
https://www.kompasiana.com/frncscnvt/5c1542ec677ffb3b533d6105/pisa-dan-literasi-indonesia?
page=all
https://www.youthcorpsindonesia.org/l/peringkat-pendidikan-indonesia-di-dunia/