OLEH
RESKY
201201045
KEPERAWATAN A
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penulisan................................................................................4
D. Manfaat penulisan...............................................................................4
A. Kerangka Konsep...............................................................................20
B. Hipotesis.............................................................................................21
C. Definisi Operasional...........................................................................21
A. Rancangan penelitian..........................................................................23
E. Etika Penelitian...................................................................................25
i
F. Alat Pengumpulan Data .....................................................................26
H. Analisi Data........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam
SAW.
tentang “Pengaruh Kompres Air Hangat Trehadap Penurunan Suhu Tubuh Pasa
pasien Demam Typoid”, yang kami sajikan dari berbagai sumber. Draf Proposal
ini disusun oleh penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis
Penyusun
Resky
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau dapat juga disebabkan karena infeksi virus (Muscari, 2005 dalam Sri
diatas variasi normal harian dalam respon terhadap berbagai macam keadaan
patologis yang berbeda. Hampir 30% kunjungan ke dokter dan lebih lima juta
2014)
2014).
Berdasarkan data tahun 2010 Profil Kesehatan Indonesia typoid masih menjadi
di rumah sakit inap typoid menduduki peringkat ke-3 setelah penyakit diare,
1
2
penderita yaitu 19.706 jenis kelamin laki-laki, 21.375 perempuan 274 penderita
meninggal dunia. Case fatality rate (CFR) demam typoid pada tahun 2010
Sulawesi Selatan, tersebar di semua umur dan cenderung lebih tinggi pada
Selatan pada tahun 2014 suspeck penyakit typhus tercatat sebanyak 23.271
7.925 dan perempuan sebanyak 8.818 penderita dengan insiden rate (2,07) dan
(3.270 kasus), Kota Makassar (2.325 kasus) Kabupaten Enrekang (1.153 kasus)
fever) yang biasa juga disebut typhus atau tipes dalam bahasa Indonesianya,
saluran pencernaan.
Adapun demam yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit ini
umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat (sangat tinggi)
naik-turun. hal ini terjadi pada sore dan malam hari sedangkan di pagi hari
hampir tidak terjadi demam. hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si
mengompres air hangat dengan menggunakan suam suam kuku (air hangat)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
hangat
hangat
D. Manfaat Penulisan
Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
3. Bagi perawat
4. Bagi penulis
5. Bagi pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara merawat
1. Defenisi
2. Etiologi
flagela, dan tidak membentuk spora. Kuman ini mempunyai tiga antigen
a. Antigen O (somatik),
c. Antigen K (Selaput)
5
6
3. Patofisiologi
Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada
lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat
akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.
tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
4. Manifestasi klinis
Mansjoer, 2007)
b. Lesu
c. Nyeri kepala
d. Pusing
e. Diare
f. Anoreksia
g. Batuk
h. Nyeri otot
a) Demam lebih dari satu minggu yang biasanya dimulai dengan demam
pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Bila penyakit
malam.
8
c) Anak tampak lemah, lesu, tidak mau bermain dan tidak mau makan.
d) Napas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah putih
5. Penatalakanaan
a. Pencegahan Primer
makanan sampai matang juga sangat membantu. Selain itu juga perlu
2012).
b. Pencegahan sekunder
penyakit secara dini dan mengadakan pengobatan yang cepat dan tepat.
yaitu :
1. Diagnosis klinik
Diagnosis klinis penyakit ini sering tidak tepat, karena gejala kilinis
yang khas pada demam tifoid tidak ditemukan atau gejala yang sama
tifoid.
2. Diagnosis mikrobiologik/pembiakan
spesifik dan lebih dari 90% penderita yang tidak diobati, kultur
kultur darah menurun, tetapi kultur urin meningkat yaitu 85% dan
dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90% penderita
3. Diagnosis serologik
typhi terdapat dalam serum penderita demam tifoid, pada orang yang
diolah di laboratorium.
10
4. pengobatan
petunjuk.
c. Pencegahan tersier
sehingga imunitas tubuh tetap terjaga dan dapat terhindar dari infeksi
ulang demam tifoid. Pada penderita demam tifoid yang carier perlu
6. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Tanyakan mengapa pasien masuk rumah sakit dan apa keluhan utama
dapat muncul.
pernah ikterus saat proses kelahiran yang lama atau lahir prematur.
Kelengkapan imunisasi pada form atau daftar isian yang tersedia tidak
e. Pemeriksaan fisik
f. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah tepi
b. Limfositosis retalif.
2. Pemeriksaan Widal
lebih dari 1/80, 1/160 dan seterusnya, maka hal ini menunjukan
2. diagnosa keperawatan
Diagnosa yang biasanya muncul pada demam tifoid menurut Suratun &
nutrisi
3. Intervensi
Intervensi :
mengandung gas)
14
perforasi usus
Intervensi :
infeksi akut
terjadinya panas
infeksi
Intervensi :
dehidrasi
4. Berikan cairan peroral 2-2,5 liter perhari, jika klien tidak muntah
nutrisi
Intervensi :
aktivitas
iritasi usus
iritasi usus
hari
perawatan
17
atau menyingkirkan hawa panas . Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah
panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke
lingkungan luar. Pada kondisi tubuh yang ekstrim selama melakukan aktivitas
fisik, mekanisme kontrol suhu manusia tetap menjaga suhu inti atau suhu
Regulasi suhu adalah suatu pengaturan kompleks dari suatu proses dan
tubuh konstan walaupun suhu lingkungan berubah. Hal ini karena ada interaksi
secara berantai yaitu pembentukan panas dan kehilangan panas. Kedua proses
ini aktivitasnya diatur oleh susunan saraf yaitu hipotalamus. Reseptor suhu
yang paling penting dalam mengatur suhu tubuh. Banyak neuron peka terhadap
panas khususnya yang terletak pada area preoptika hipotalamus. Neuron ini
yang keluar bila suhu turun. Selain neuron ini reseptor lain yang peka terhadap
suhu adalah reseptor suhu kulit termasuk reseptor dalam lainnya yang juga
Suhu pada jaringan dalam dari tubuh, seperti kranium, thorax, rongga
2. Surface temperatur
Suhu pada kulit, jaringan subcutan, dan lemak. suhu ini berbeda, naik
Pada manusia nilai normal untuk suhu tubuh oral adalah 37ºC , tetapi
pada sebuah penelitian kasar terhadap orang-orang muda normal, suhu oral
pagi hari rerata adalah 36,7º C dengan simpang baku 0,2º C. Dengan demikian,
95% orang dewasa muda diperkirakan memiliki suhu oral pagi hari sebesar
36,3 – 37,1ºC. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu yang berlainan, dan besar
pengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Suhu oral pada keadaan normal
0,5ºC lebih rendah daripada suhu rectum.(Ganong, 2007 dalam Ridho 2012)
19
1. Defenisi
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh anak
hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh
2. Tujuan
pori-pori kulit terbuka dan membuat panas yang terperangkap dalam tubuh
dengan suhu tinggi, klien dengan perdarahan hebat, dan pada klien
memiliki pembuluh darah besar menggunakan air hangat Suhu air yang
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang
20
21
B. Hipotesis
Ha .
1. Ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada
Ho
2. Tidak ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh
C. Definisi Operasional
berikut.
yang terperangkap
menguap keluar.
Suhu tubuh adalah 1. Ada
hawa panas.
23
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
2012).
Rancangan Penelitian
Keterangan :
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien demam typoid yang
2. Sampel
N
n=
N +1 ( 0,052 )
Ket :
n : sampel
N : populasi
C. Tempat Penelitian
D. Waktu Penelitian
2017
25
E. Etika Penelitian
1. Self determination
tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara suka rela dan tidak dengan
tekanan.
2. Privacy/confidentiality
3. Anonymity
4. Informed consent
6. Justice
berupa buku panduan petunjuk teknis pelaksanaan kompres air hangat , lembar
observasi.
(Arikunto, 2002).
item- item format observasi setelah peneliti terapi pada responden dan
karakteristik pasien. Tanda tersebut diatas berupa check list (√)pada tempat
setiap hari dengan total durasi waktu 15 menit untuk 3 kali siklus, dimana
setiap siklus durasi waktunya 5 menit setiap Pemberian kompres air hangat .
pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan.
1. Tahap persiapan
a. Persiapan instrumen
b. Persiapan administrasi
2. Tahap pelaksanaan
penelitian,
tubuh, sebelum dan segera setelah dilakukan kompres air hangat, lalu
pelaksanaan.
3. Pada hari kedua sampai hari tiga penelitian (satu hari berikutnya dari
hari pertama), dilakukan kompres air hangat pada waktu dan tempat
yang sama dan kembali menilai suhu tubuh sebelum dan setelah
H. Analisis Data
Data yang telah terkumpul, sebelum dianalisis, terlebih dahulu dilakukan hal-
1. Editing
2. Coding
melakukan tabulasi dan analisa data antara lain jenis kelamin yang
3. Tabulating
kategori antara lain data laki – laki dan perempuan dikategorikan sebagai
4. Entry data
5. Cleaning data
satu persatu data yang telah dimasukkan ke dalam program yang digunakan.
Peneliti tidak menemukan satu pun data yang hilang atau tidak dimasukkan
dan data yang telah dimasukkan ke dalam program sesuai dengan data
a. Analisis univariat
berupa frekuensi dan persentase yaitu umur, jenis kelamin dan suhu
b. Analisis bivariat