Anda di halaman 1dari 2

FORMAT STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN

Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Banjar Agung, Cipocok Jaya, Serang 42122
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik : poltekkesbanten@gmail.com

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tindakan Pemasangan Oropharingeal Aiway (OPA)


Pengertian Alat bantu napas orofaring (Oropharingeal Airway/OPA/gudel/mayo) adalah
alat bantu jalan napas sederhana yang digunakan untuk menjaga jalan napas
terbuka pada pasien yang tidak sadar bila perasat manual tidak berhasil
mempertahankan jalan napas terbuka.
Alat ini tidak boleh digunakan pada pasien sadar atau setengah sadar karena
dapat menyebabkan batuk dan muntah sehingga menstimulasi muntah dan
laringospasme.
Tujuan Sebagai acuan untuk petugas melakukan pemasangan Orophrayngeal Airway
(OPA).
Indikasi 1. Diberikan kepada pasien dengan nafas spontan, tidak ada reflek muntah, dan
pasien tidak sadar.
2. Melindungi endotracheal tube dari gigitan
3. Memfasilitasi suction pada jalan napas
Kontraindikasi 1. Tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar
karena dapat merangang muntah, spasme laring
2. Harus berhati-hati bila terdapat trauma oral
Komplikasi Obtruksi jalan nafas, muntah, aspirasi, laringospasme ( ukuran OPA )
Alat&bahan 1. Oropharingeal Airway (OPA)
2. Sarung tangan
3. Kassa steril
4. Suction
5. Gunting dan Plester
6. Bengkok
7. Selang penghisap
Prosedur 1. Menilai perlunya dipasang alat bantu jalan napas sederhana pada pasien
tidak sadar
2. Informed consent pada keluarga
3. Pasang APD sarung tangan
4. Membersihkan mulut dan faring dari sekresi, darah, atau muntahan
dengan menggunakan selang penyedot/suction
5. Pilih ukuran OPA yang tepat dengan cara menempatkan OPA di samping
wajah dengan ujung OPA pada sudut mulut dan ujung lain pada sudut
rahang bawah
6. Masukkan OPA sedemikian sehingga ia berputar kearah belakang
(terbalik) ketika memasuki mulut
7. Ketika OPA sudah masuk rongga mulut dan mendekati dinding posterior
faring, putarlah OPA sejauh 180 o kearah posisi yang tepat
8. Pemantauan pada pasien agar jalan napas tetap paten
9. Dokumentasi pada rekam medis
Referensi 1. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjutan. PERKI 2017
2. Buku panduan Skill Lab FK Unissula
Disusun Oleh 1. Siti Miftahul Fauziah
2. Tika Sandra Dewi
3. Tantri Liliani

Anda mungkin juga menyukai