Airway Orofaringeal
Pembebasan jalan nafas dengan oropharyngeal tube adalah cara yang ideal untuk
mengembalikan sebuah kepatenan jalan nafas yang menjadi terhambat oleh lidah pasien
yang tidak sadar atau untuk membantu ventilasi (Sally Betty, 2005)
Orofaringeal ini memiliki berbagai macam ukuran yang ditujukan untuk bayi
hingga dewasa. Orofaringeal hanya dilakukan pada pasien dengan kondisi tertentu seperti
ketika kondisi darurat sebelum dirawat di rumah sakit, untuk bernapas jangka pendek pasca
manajemen anestesi, atau ketika metode manual kurang memadai untuk membuka jalan
napas.
Orofaringeal hanya ditujukan pada orang yang tidak dalam kondisi sadar, karena
kemungkinan akan merangsang refleks muntah pada orang yang sadar atau setengah sadar
dan justru berprotensi menghambat jalan napas. Tujuan dari pemasangan orofaringeal
adalah untuk menjaga kepatenan jalan napas dan memudahkan penghisapan lendir.
2. Airway Nasofaringeal
Nasopharingeal airway (NPA) adalah salah satu airway adjuncts yang dapat
dipakai pada mereka yang berisiko obstruksi pada jalan napas namun tidak dapat
memakai OPA. Menurut Neumar, et al. (2010), NPA ditoleransi lebih baik pada mereka
dengan kesadarannya tidak turun terlalu dalam. Meskipun terdapat risiko pendarahan
hingga mencapai 30%, namun NPA menjadi pilihan utama ketika ada hambatan yang
nyata untuk memakai OPA, misal terdapat trauma masif di sekitar maksilla dan
mandibulla.
Nasopharingeal airway tersedia dalam berbagai ukuran. Umumnya, NPA
terbuat dari karet lunak dengan sayap kecil yang pada penempatannya nanti akan
menempel pada lubang hidung. Pemilihan ukuran cukup mudah, dengan
membandingkan diameter NPA dengan diameter lubang hidung yang lain.
Persiapan alat :
1. Pipa nasofaring
2. Sarung tangan bersih
3. Hipavix
4. Gunting
B.Cara Kerja :
Daftar Pustaka
Datusanantyo, R.A. (2013). Nasopharingeal Airway (NPA) : Banyak manfaat, namun kurang
dikenal.Yogytakarta : RAD Journal