Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PROSEDUR KHUSUS

PEMASANGAN ENDOTRAKEAL TUBE (INTUBASI) PADA PASIEN DENGAN


PENURUNAN KESADARAN STROKE NON HEMORAGIK
DI IGD RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG

WIJI RAHAYUNINGTYAS

P1337420616012

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2019
1. Pengertian OPA (Oro-Pharyngeal Airway)
Oropharingeal tube ada yang menyebutnya sebagai oropharingeal airway, ada
yang menyebutnya mayo tube, atau ada juga yang menyebutnya dengan istilah gudel.
Pemasangan oropharingeal tube adalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan oksigen
dengan membebaskan jalan nafas melalui pemasangan oropharingeal tube melalui
rongga mulut ke dalam pharing.
2. Indikasi Pemasangan OPA
Oropharyngeal Airway (OPA) digunakan pada pasien tidak sadar untuk
mencegah lidah supaya tidak jatuh ke belakang faring yang dapat menutupi jalan napas.
Oropharyngeal Airway (OPA) juga dapat mencegah gigitan korban yang dilakukan
pemasangan intubasi. Oropharyngeal Airway (OPA) juga dapat digunakan pada korban
yang mendapatkan oksigenasi melalui bag mask untuk memudahkan ventilasi dan
mencegah insuflasi gastric.
3. Alat dan Bahan
a. Oropharingeal tube sesuai kebutuhan
b. Kassa steril 2 buah
c. Plester dan gunting
d. Nierbekken
e. Spatel lidah
f. Handschoen
4. Sistematika Prosedur
a. Perawat memakai handschoen
b. Membuka mulut pasien, tahan lidah dengan menggunakan tongue spatel.
c. Bersihkan mulut dengan kassa steril
d. Masukkan oropharing tube melalui rongga mulut dengan ujung mengarah ke
palatum, setelah masuk dinding belakang pharing, lalu putar oropharingeal tube
180º sampai posisi ujung mengarah ke oropharing.
e. Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester tanpa menutup lubang
oropharing tube.
f. Berikan posisi yang nyaman.
g. Rapikan pasien dan alat – alat
h. Buka handschoen dan cuci tangan.
i. Membuat catatan keperawatan meliputi:
– Keadaan umum pasien
– Tindakan dan hasil setelah dilakukan
– Tanda-tanda vital
– Pola nafas
5. Hasil Pelaksanaan
a. Hasil pemeriksaan Tanggal 23 November 2019, pukul 19.40 WIB Tn. T didapatkan
diagnosa medis Penurunan kesadaran SNH
b. Setelah dilakukan prosedur pemasangan OPA kondisi Tn. T masih belum stabil dan
akumulasi secret masih banyak
c. Hasil dari pemeriksaan tanda vital :
a. TD 236/115 mmHg
b. RR 30 x/mt
c. HR 129x/mt
d. SpO2 86%
6. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan
a. Oropharingeal tube tidak boleh dipasang pada pasien sadar.
b. Oropharingeal tube dipasang pada pasien yang tidak sadar atau pada pasien
dengan penurunan kesadaran.
c. Pada pasien yang dilakukan pemasangan oropharing tube harus dilakukan oral
hygiene.
d. Lepas segera OPA bila korban memiliki reflek muntah yang adekuat untuk
mencegah muntah
e. Oropharyngeal Airway (OPA) sebaiknya tidak dilakukan pada korban yang
terstimulus oleh reflek muntah, karena dapat beresiko aspirasi.
f. Ukuran oropharingeal: disesuaikan dengan mengukur panjang oropharingeal dari
mulut ke mandibula.
 Kode 00 untuk bayi kecil/prematur
 Kode 0 untuk bayi
 No. 1 untuk anak usia 1-3 tahun
 No. 2 untuk anak usia 3-8 tahun
 No. 3 untuk usia 8 tahun
 No. 4 dan 5 untuk dewasa

Anda mungkin juga menyukai