Disusun Oleh:
1. Dwiba Rahma Ayu Azni (2206071)
2. Haikal Akbar Maulana (2206073)
7. Evaluasi
a) Kaji TTV pada pasien dan airway pasien
b) Kaji jalan nafas tidak adanya sumbatan
8. Dokumentasi
Dokumentasikan pada rekam medis pasien
D. Tindakan Mengeluarkan Benda Asing
1. Definisi
Obstruksi jalan napas adalah penyumbatan dibagian manapun dari jalan naoas.
Jalan napas adalah sistem tabung kompleks yang membawa udara yang di hirup
dari hidung dan mulut ke par-paru.
2. Tujuan
Membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya oksigen ke paru
secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenasi tubuh.
3. Indikasi
a) Secara mendadak pasien tidak dapat berbicara
b) Tanda-tanda umum tercekik dan leher tercengkram
c) Bunyi brisik selama inspirasi
d) Penggunaan otot assesoris selama bernapas dan peningkatan kesulitan bernapas
e) Sukar batuk atau batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk
f) Tidak terjadi respirasi spontan atau siasnosis
g) Bayi dan anak dengan distress respirasi mendadak disertai dengan batuk, stidor
atau wheezing
h) Tersedak
4. Kontraindikasi
a) Pada pasien sadar, bentuk volunteer menghasilkan aliran udara yang besar dan
dapat menghilangkan obstruksi
b) Chest trust hendaknya tidak di gunakan pada pasien yang mengalami cedera
dada, seperti flail chest, cardiac contusion, atau fraktur sterna (simon & brenner,
1994)
c) Pada pasien yang sedang hamil tua atau yang obesitas, disarankan dilakukan
chest trust
d) Posisi tangan yang tepat merupakan hal penting untuk menghindari cedera pada
organ-organ yang ada dibawahnya selama dilakukan shest trust
5. Persiapan alat dan bahan
a) Pantom bayi
b) Pantom dewasa
c) Sarung tangan
6. Langkah-Langkah
a) Pertama kali yang harus dilakukan adalah: Pemeriksaan jalan nafas dengan
metode look, listen, feel
• Look: lihat pergerakan nafas ada tau tidak
• Listen: dengarkan ada atau tidaknya suara nafas tambahan yang keluar
• Feel: rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut
atau hidung
Jenis-jenis suara nafas tambahan:
• Snoring: suara seperti ngorok. Kondisi ini menandakan adanya
kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat. Jika terdengar
suara ini segera lakukan pengecekan dengan cross finger untuk
membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk
dimana ibu jari mendorong rahang atas dan jari telunjuk mendorong
rahang bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di
tenggorokan korban (lepaskan gigi palsu)
• Gargling: suara seperti berkumur. Kondisi ini menandakan
sumbatan terjadi karena cairan (mis.darah) maka lakukan finger
sweep (menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk
menyapu rongga mulut dari cairan) dengan kepala pasien
dimiringkan (bila tidak ada dugaan fraktur tulang leher) dan
melakukan jaw thrust
• Crowing: suara dengan nada tinggi, biasanya disebabkan karena
pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama
lakukan maneuver head tilt dan chin lift atau jaw thrust saja.
b) Cara mengatasi: cricotirotomi atau trakeostomi.
➢ Cara head tilt maneuver: letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan
tekan ke bawah sehingga penyangga leher tegang dan lidah pun terangkat
kedepan
➢ Cara chin lift maneuver: gunakan jari tengah dan telunjuk untuk
memegang tulang dagu pasien kemudian diangkat
➢ Cara jaw thrust maneuver: dorong sudut rahang kiri dan kanan kearah
depan sehingga barisan gigi bawah bareda di depan barisan gigi atas.
c) Cara lainnya
➢ Abdominal thrust (maneuver Heimlich)
Membebaskan jalan nafas dengan cara diberikan hentakan mendadak
pada ulu hati (daerah subdiafragma – abdomen).
• Cara dengan posisi berdiri atau duduk
Penolong berdiri dibelakang korban, lingkari pinggang korban
dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan
letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban (sedikit diatas
pusar dan dibawah ujung sternum). Pegang erat kepalan tangan ke
perut dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus
terpisah dan gerakan yang jelas.
• Cara dengan posisi tergeletak (tidak sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke
atas. Penolong berlutut disisi paha korban. Letakkan salah satu
tangan pada perut korban digaris tengah sedikit diats pusar dan jauh
di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan diatas
tangan pertama. Penolong menekan kearah perut dengan hentakan
yang cepat kearah atas. (berdasarkan ILCOR yang terbaru cara ini
tidak dianjurkan lagi, yang dianjurkan langsung melakukan RJP).
➢ Cross Finger
7. Evaluasi
a) Kaji TTV pada pasien dan airway pasien
b) Kaji apakah masih ada sumbatan atau tidak
c) Dokumentasi
Dokumentasikan pada rekam medis pasien
E. Pemasangan Neck Collar
1. Definisi
Memasangn alat neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan tulang
servikal).
2. Tujuan
a) Mencegah pergerakan tulang serviks yang patah
b) Mencegah bertambahnya kerusakan tulang serviks dan spinal cord
c) Mengurangi rasa sakit
3. Indikasi
a) Pasien cedera kepala disertai dengan penurunan kesadaran
b) Adanya jejas daerah klavikula ke arah cranial
c) Biomekanika trauma yang mendukung
d) Patah tulang leher
4. Kontraindikasi
a) Adanya pembedahan pada jalan nafas (misalnya krikotiroidotomie dan
trakeostomie) membutuhkan modifikasi teknik imobilisasi servikal.
b) Dislokasi servikal yang ditandai dengan angulasi atau abnormalitas anatomi
dapat mempengaruhi efektivitas pemasangan cervical collar buatan pabrik.
Pada kasus seperti ini, bisa dilakukan imobilisasi servikal yang dimodifikasi
seperti horse collar atau mempertahankan posisikan secara manualtanpa
melakukan traksi.
c) Edema servikal yang hebat (misalnya akibat dari trauma atau perdarahan
trakea). Pada kondisi ini, apabila dipasang cervical collar akan menghalangi
pertukaran udara, mengurangi perfusi serebral atau meningkatkan tekanan
intrakranial.
d) Adanya benda asing yang menempel pada daerah leher seperti pisau, pecahan
5. Persiapan Alat dan Bahan
a) Neck collar sesuai ukuran
b) Handscoen
6. Langkah-langkah
a) Petugas mencuci tangan
b) Petugas menggunakan handscoon
c) Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala mulai dari
mandibula ke arah temporal, begit juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain
dengan cara yang sama
d) Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke bagian belakang leher
dengan sedikit melewati leher