DISUSUN OLEH :
NISHAUL FAUZIAH
SN191109
Minggu ke : 2
1. Prinsip Tindakan
a. Pengertian
Jaw trusht adalah pertolongan pertama dan prosedur medis yang digunakan untuk
mencegah lidah menghalangi saluran udara bagian atas. sering digunakan pada pasien
dengan masalah leher rahim atau dicurigai cedera tulang belakang leher.( Jones &
Bartlett 2017)
b. Tujuan
Untuk mempertahankan dan memelihara kepatenan jalan napas.
c. Prosedur
1) Fase Pra Interaksi
a) Mempersiapkan alat
b) Memperkenalkan diri
c) Mencuci tangan
2) Fase Orientasi
a) Memberi salam / menyapa klien
b) Menjelaskan tujuan tindakan
c) Menjelaskan langkah prosedur tindakan
d) Menanyakan kesiapan pasien
3) Fase Kerja
a) Pertahankan dengan hati hatiagar posisi kepala, leher dan spinal tetap satu garis,
b) Posisi penolong berada di atas kepala pasien dan posisikan lengan sejajar dengan
permukaan pasien pada posisi berbaring.
c) Letakan tangan pada msinggg masing sisi rahang bawah ( mandibularis) pada
sudut rahang dibawah telinga.
d) Stabilkan kepala pasien dan lengan bawah penolong
e) Dengan menggunakan telinjuk, sudut rahang bawah diletakann kearah depan.
f) Kedua ibu jari mendorng rahang bawah kebagian depan sehingga mulut dapat
terbuka.
g) Kepala pasie tidak boleh ditengadahkan atau di putar.
h) Perhatikann kelancaran jala nafas lewat mulut dan tiada sianosis setelah
mengerjakan jawtrush.
4) Fase terminasi
a) Mengevaluasi tindakan
b) Menyampaian rencana tindak lanjut
c) Berpamitan
d. Penampilan Selama Tindakan
a) Melakukan komunikasi terapeutik
b) Ketelitian selama tindakan
c) Menjaga keamanan pasien
2. Analisa Tindakan
Jaw thrust adalah metode paling aman untuk membuka jalan napas jika ada
kemungkinan cedera tulang belakang servikal. Ini membantu mempertahankan tulang
belakang servikal dalam posisi netral selama resusitasi. Penolong yang diposisikan di
kepala korban, meletakkan tangan di sisi wajah korban, menjepit rahang bawah pada
sudutnya, dan mengangkat mandibula ke depan. Siku penolong bisa diletakkan di
permukaan tempat korban berada kemudian mengangkat rahang dan membuka jalan napas
dengan gerakan kepala minimal. (jurnal FK UU 2017)
Jika karena suatu alasan korban tidak dapat ditempatkan terlentang, pertimbangkan
untuk menggunakan manuver jaw thrust dari posisi lateral untuk membuka jalan napas.
Membuka jalan napas dengan benar adalah langkah kritis dan berpotensi menyelamatkan
nyawa. Penyebab umum penyumbatan jalan nafas pada korban yang tidak sadar adalah
oklusi orofaring oleh lidah dan kelemahan epiglotis. Dengan hilangnya tonus otot, lidah
atau epiglotis dapat dipaksakan kembali ke orofaring pada inspirasi. Hal ini dapat
menciptakan efek katup satu arah di pintu masuk trakea, yang menyebabkan tersumbatnya
obstruksi jalan napas sebagai stridor. (jurnal FK UU 2017)
4. Daftar Pustaka