Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN

DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD GOETENG TARUNADIBRATA


STASE GADAR- KRITIS

Oleh :
INDARTI
200104035

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KMB PROFESI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN 2020/2021
ANALISA SINTESA TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Indarti, S.Kep


NIM :200104035
Hari/Tanggal : , Februari 2021
Tempat Praktek : IGD RSUD dr R Goeteng Tarunadibrata

Nama Pasien No RM Diagnosa Medis


- - -

Nama Tindakan Keperawatan Pemasangan mayo/ guedel/ oropharyngeal


airway (OPA )
Jenis Tindakan Mandiri*
Kolaborasi*
Keterangan : * berikan tanda √ sesuai tindakan yang dilakukan

A. DESKRIPSI SINGKAT KASUS (*jika ada pasien)


Tidak ada pasien
B. INDIKASI DARI TINDAKAN KEPERAWATAN

1). Pemeliharaan jalan nafas pasien dalam ketidak sadaran


2). Melindungi endotracheal tube dari gigitan
3). Memfasilitasi suction pada jalan nafas

C. RASIONAL TINDAKAN
Penyebab utama masalah jalan nafas pada pasien tidak sadar adalah
hilangnya tonus otot tenggorokan sehingga pangkal laring jatuh menyumbat
faring dan epiglottis menutup laring. Bila pasien masih bernafas sumbatan
parsial menyebabkan bunyi nafas saat inspirasi bertambah (stridor), sianosis
(tanda lanjut) dan retraksi otot nafas tambahan. Tanda ini akan hilang pada
pasien yang tidak bernafas. Apa bila pasien masih bernafas spontan, untuk
menjaga jalan nafas tetap terbuka posisikan kepala pada kedudukan yang
tepat. Pada keadaan yang meragukan untuk mempertahankan jalan nafas
pasanglah oral airway (Oro pharyngeal airway)
Pemasangan oro pharyngeal airway menahan pangkal lidah dari dinding
belakang faring. Alat ini berguna pada pasien yang masih bernafas spontan.
Alat ini tidak digunakan pada pasien sadar atau setengah sadar karena akan
menyebabkan muntah dan kemudian aspirasi.
Sumber :
Advanced Cardiac Life Support (ACLS ), Editor ; Baraas Faisal dkk, Juli
2003, Penerbit Koka Pusdiklat RS Jantung Harapan Kita/ Pusat Jantung
Nasional, Jakarta

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN


Persiapan Alat dan bahan ;
 Mayo/ guedel/ oropharyngeal tube berbagai ukuran
 Sarung tangan
 Plester
 Bengkok
 Tongue spatel/ sudip lidah
 Kasa
 Suction
 Selang penghisap

E. PROSEDUR TINDAKAN
1. Persiapan pasien
a) Informasikan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisikan klien terlentang, upayakan sedekat
mungkin dengan bagian atas tempat tidur
c) Pastikan pasien dalam keadaan aman untuk
dilakukan tindakan
d) Pastikan tidak terdapat reflek faring
2. Tahap tindakan
a) Cuci tangan, gunakan sarung tangan
b) Pilih ukuran mayo/guedel/ oropharyngeal airway (OPA) yang
sesuai dengan pasien. Hal ini mungkin dilakukan dengan
menempatkan OPA dipipi pasien dengan bagian datar dibibir.
Ujung dari OPA harus ada didagu pasien.
c) Masukkan OPA dengan mengikuti salah satu cara dibawah ini ;
 Balikan OPA sehingga bagian atasnya menghadap ke
muka. Mulai untuk memasukkan OPA kemulut.
Sebagaimana OPA mendekati dinding posterior faring
dekat lidah belakang, putar OPA pada posisi seharusnya
(180 0)
 Gunakan sudip lidah, gerakkan lidah keluar untuk
menghindari terdorong kebelakang masuk faring
posterior. Masukkan OPA kedalam posisi yang
seharusnya dengan bagian atas masuk kebawah dan tidak
perlu diputar
d) Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut OPA dengan segera
dan masukkan kembali.
e) Fiksasi OPA dengan plester dan letakkan dipipi dan melintasi
bagian datar dari OPA pada bibir pasien. Jangan menutupi bagian
terbuka dari OPA. Harus hati – hati untuk menjamin pasien tidak
cegukan terhadap OPA ketika direkatkan pada tempatnya.
Perekatan dapat mencegah pasien dari dislokasi OPA dan karena
itu pasien muntah segera setelah ia sadar kembali.
f) Bereskan peralatan, cuci tangan. Pasien diposisikan keposisi yang
nyaman.

F. PRINSIP PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


MELAKUKAN TINDAKAN dan JELASKAN ALASANNYA
1) Cara pemasangan OPA yang tidak tepat dapat mendorong lidah kearah
belakang atau apabila ukuran terlampau panjang.
R/ epiglottis akan tertekan sehingga menyebabkan jalan nafas tersumbat.
2) Hindarkan terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan OPA
R/ terjepitnya lidah dan bibir dapat menimbulkan cidera dan sumbatan
jalan nafas yang baru
3) Jangan menggunakan OPA pada pasien dengan reflex faring masih ada.
R/ karena dapat menyebabkan muntah dan spasme laring.
4) Tidak boleh memasukkan OPA secara terbalik sampai menyentuh
palatum molle, lalu diputar 1800 dan diletakkan dibelakang lidah pada
anak kecil.
R/ kemungkinan dapat mematahkan gigi atau cedera.

G. RESPON PASIEN SELAMA MELAKUKAN TINDAKAN

Tidak ada

H. REFLEKSI DIRI

Kesiapan diri untuk melakukan tindakan.


Harus mempersiapkan pengetahuan dan ketrampilan dengan cermat

Kemampuan diri untuk melakukan tindakan.


Dalam pelaksanaan tindakan harus dalam prinsip kehati - hatian

Perbaikan diri di masa yang akan datang.


Mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin

Purwokerto2020 Nilai
Penilai,

………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai