Oleh :
ZUMROTUL MASRUROH
P.133742061039
2. Indikasi Prosedur
a. Pada pasien tidak sadar untuk mencegah lidah supaya tidak jatuh ke
belakang faring yang dapat menutupi jalan napas.
b. Oropharyngeal Airway (OPA) juga dapat mencegah gigitan korban
yang dilakukan pemasangan intubasi.
c. Oropharyngeal Airway (OPA) juga dapat digunakan pada korban yang
mendapatkan oksigenasi melalui bag mask untuk memudahkan
ventilasi dan mencegah insuflasi gastric.
d. Memfasilitasi untuk tindakan suction pada jalan nafas
3. Alat
a. Oropharingeal airway (OPA)
b. Kassa
c. Handscoon
4. Sistematika Prosedur
a. Siapkan alat
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Atur pasien dengan posisi supinasi
d. Pastikan pasien dalam keadaan tidak sadar. Pemaksaan pemasangan
alat ini akan menimbulkan “gag reflek” atau muntah yang mungkin
menyebabkan aspirasi
e. Bersihkan mulut dengan kassa steril
f. Perhatikan dan ukur besarnya oropharyngeal yang akan dipakai,
dengan cara mengukur dari hidung sampai ke telinga (oris – angulus
mandibularis).
g. Masukkan oropharing airway melalui rongga mulut dengan ujung
mengarah ke palatum, setelah masuk dinding belakang pharing lalu
putar oropharingeal airway 180o sampai posisi ujung mengarah ke
oropharing.
h. Berikan posisi yang nyaman.
i. Rapikan pasien dan alat – alat
j. Buka handschoen dan cuci tangan.