Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN HUBUNGAN DAN KERJASAMA DALAM PRAKTIK


PROFESIONAL

Dosen: Susmawati, S.Kep., Ns., M.Kes.

Disusun Kelompok 8:

Ruquyyah

Moh. Ali Fahmi

Agus Sugiono

Arfan Febrianto

Achmad Fikri

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB

SAMPANG

2019/2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
kesehatan fisik maupun akal fikiran sehingga mampu untuk menyelesaikan pembutan
makalah sebagai tugas dari mata kuliyah etika keperawatan .
Makalah ini disusun agar mahasiswa dapat memahami menguasai manajemen hubungan dan
kerjasama dalam praktik profesional,Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca dan pendengar. kami menyadari makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Selain itu penyusun sampaikan permintaan maaf jika terdapat kata-kata yang belum
berkenan dan Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kepada Dosen Susmawati,
S.Kep., Ns., M.Kes. yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaaat.

13 April 2020

Penyusun

Kelompok 8

DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Pengertian Kerjasama.......................................................................................................3

2.2 Tujuan Kerjasama............................................................................................................4

2.3 Manfaat Kerjasama..........................................................................................................4

2.4 Bentuk Kerjasama............................................................................................................5

2.5 Hubungan Kerja perawat Dengan Pasien atau Klien.......................................................5

2.6 Hubungan Kerja Perawat Dengan Sejawat......................................................................7

2.7 Hubungan Kerja Perawat Dengan Profesi LainYang Terkair..........................................8

2.8 Hubungan Kerja Perawat Dengan Institusi Tempat Perawat...........................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11

3.2 Saran..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak
pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai,
pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat
penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga
akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan
meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat
mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh
karyawan. Dalam hal ini manajemen sumber daya manusia mempunyai peran penting
untuk menjamin bahwa organisasi bertindak secara fair dan etis karyawan, klien, serta
stakeholder lainnya.
Manajemen sumber daya manusia memainkan peran penting dalam membantu
organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika organisasi. Manajemen merupakan
pendorong organisasi dalam usaha melatih karyawan agar mempunyai etika bisnis yang
sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah.
Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari tindakan
yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga  bertanggung jawab
dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani etika perilaku, dapat mampu menjadi
penggerak dalam organisasi dalam menanggani isu-isu etika, serta bertanggung jawab
dalam pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya  peningkatan moral karyawan.
Kerjasama adalah suatu pekerjaan yang di kerjakan oleh dua orang ataupun lebih
untuk mencapai tujuan atau target yang sebelumnya telah direncanakan dan disepakati
bersama. Atau kerjasama dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan dalam pekerjaan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan dan demi keuntungan
bersama.
Moh. Jafar Hafsah menyebut kerjasama ini dengan istilah kemitraan, yang artinya
adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu
tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip salingmembutuhkan dan saling
membesarkan.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah yang di maksud dengan Pengertian Kerjasama?
2. ApaTujuan Kerjasama?
3. Apa Manfaat Kerjasama?
4. Apa Bentuk Kerjasama?
5. Bagaimana Hubungan Kerja perawat Dengan Pasien Atau Klien?
6. Bagaimana Hubungan Kerja perawat Dengan Sejawat?
7. Bagaimana Hubungan Kerja perawat Dengan Profesi Lain empat Perawat?
8. Bagaimana Hubungan Kerja perawat Dengan Institusi Tempat Perawat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen hubungan
dan kerjasama dalam praktik profesional.
1.3.2 Tujuan Khusus
A. Mahasiswa mampu memahami pengertian kerjasama
B. Mahasiswa mampu memahami tujuan kerjasama
C. Mahasiswa mampu memahami manfaat kerjasama
D. Mahasiswa mampu mengetahui unsur kerjasama
E. Mahsiswa mampu memahami hubungan kerja perawat dengan pasien atau klien
F. Mahasiswa mampu memahami hubungan kerja perawat dengan sejawat
G. Mahasiswa mampu memahami hubungan kerja perawat dengan profesi lain empat
perawat
H. Mahasiswa mampu memahami institusi tempat perawat

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kerjasama
Kerjasama adalah suatu pekerjaan yang di kerjakan oleh dua orang ataupun lebih untuk
mencapai tujuan atau target yang sebelumnya telah direncanakan dan disepakati bersama.
Atau kerjasama dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan dalam pekerjaan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan dan demi keuntungan
bersama.(Sumijatin) 2011.
2.1.1 Pengertian Kerjasama menurut para ahli
1. Moh. Jafar Hafsah menyebut kerjasama ini dengan istilah kemitraan, yang artinya
adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka
waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip salingmembutuhkan
dan saling membesarkan.
2. H. Kusnadi mengartikan kerjasama sebagai dua orang atau lebih untuk melakukan
aktifitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target
atau tujuan tertentu.
3. Zainudin memandang kerjasama sebagai kepedulian satu orang atau satu pihak dengan
orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yangmenguntungkan semua
pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai, dan adanya norma yang mengatur.
Makna kerjasama dalam hal ini adalah kerjasama dalam konteks organisasi, yaitu kerja
antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (seluruh anggota).
4. Tangkilisan (2005:86) dalam Manajemen publik, memandang kerjasama perlu diadakan
dengan kekuatan yang diperkirakan mungkin akan timbul. Kerjasama tersebut dapat
didasarkan atas hak,kewajiban, dan tanggung jawab masing masing orang untuk
mencapai tujuan.
5. Bowo dan Andy menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama harus tercapai
keuntungan bersama (2007:50-51), pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai apabila
diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya (win-win).
Apabila satu pihak dirugikan dalam proses kerjasama, maka kerjasama tidak lagi
terpenuhi. Dalam upaya mencapai keuntungan atau manfaat bersama dari kerjasama,
perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan pemahaman sama terhadap tujuan
bersama.

3
6. Menurut Thomson dan Perry kerjasama merupakan suatu kegiatan yang memiliki
tingkatan yang berbeda, dimulai dari adanya koordinasi dan kooperasi hingga terjalin
kolaborasi , dalam suatu kegiatan kerjasama.
7. Menurut Rosen kerjasama merupakan sumber yang sangat efsien untuk kulitas
pelayanan. dalam hal ini kerjasama dalam ranah ekonomi pada bidang jual beli
8. written Agreements, bentuk kerjasama terdiri dari: consortia yaitu merupakan kegiatan
sharing sumber daya, joint purchasing yaitu kerjasama pembelian barang, equipment
sharing yaitu kerjasama sharing peralatan, cooperative construction yaitu kerjasama
mendirikan bangunan, joint services yaitu kerjasama bidang pelayanan publik contract
services yaitu kerjasama bidang kontrak pelayanan.
2.2 Tujuan Kerjasama
1. Saling mengenal antar pribadi
2. Meningkatkan persatuan bagi negara
3. Sebagai kesempatan untuk mengemmukakan pendapat
4. Menambah peluang keberhasilan
2.3 Manfaat Kerjasama
Adapun manfaat-manfaat lainnya yang dapat di dapatkan dari kerjasama,
contohnya seperti:
a. Mempererat ikatan persaudaraan
Dengan berkolaborasi setiap pribadi pada sesuatu kesebelasan kerja bakal saling
berinteraksi dan saling menolong dalam memecahkan persoalan-persoalan untuk
menjangkau tujuannya, sampai-sampai akan terjalin pun komunikasi-komunikasi
yang dimana semua tersebut akan meningkatkan rasa persaudaraan.
b. Menumbuhkan motivasi persatuan
Kerjasama-pun bisa menumbuhkan motivasi persatuan pada diri setiap pribadi yang
tergabung dalam kumpulan kerja atau kesebelasan kerja. Supaya setiap pekerjaan
dalam kerjasama dapat berlangsung baik maka mesti dapat menjunjung rasa kesatuan
dan persatuan.
c. Pekerjaan lebih cepat terselesaikan
Dengan kerjasama masalah sesulit apapun bakal cepat terselesaikan sebab tidak
melulu mengandalkan satu pribadi saja untuk menuntaskan pekerjaan namun dengan
tidak sedikit individu yang bersatu dan saling menyokong satu sama lain, maka
kegiatan akan lebih cepat teratasi dan lebih cepat membuahkan hasil.

4
d. Pekerjaan terasa lebih ringan
Pekerjaan yang sesulit apapun bakal terasa lebih enteng dan lebih gampang
terselesaikan sebab di lakukan oleh tidak sedikit orang yang saling menyokong satu
sama lain.
2.4 Bentuk Kerjasama
Bentuk-bentuk kerjasama yang ketika ini tidak jarang kita temui, yang diantaranya:
1. Tawar-menawar
Merupakan format kerjasama tentang kesepakatan pertukaran produk ataupun jasa
antara dua orang ataupun lebih.
2. Koalisi
Merupakan campuran dua lembaga organisasi ataupun lebih yang mempunyai tujuan
sama, mereka berkolaborasi untuk menjangkau tujuan tersebut.
3. Joint venture
Merupakan kerjasama untuk menggarap proyek-proyek tertentu agar cepat teratasi
dan destinasi cepat tercapai. Misalnya proyek pertambangan minyak bumi, batu bara,
membina perindustrian dan lain-lain.
4. Cooptation
Merupakan proses kerjasama penerimaan sekian banyak unsur yang baru pada
kepemimpinan sebuah organisasi, urusan ini bisa dijadikan teknik untuk menghindari
terjadinya kecurangan ataupun hal-hal yang tidak diharapkan yang dapat terjadi pada
organisasi.Contohnya:Pemerintah akhirnya menyetujui penerapan hukum islam di
NAD yang semula masih pro kontra,untuk mencegah disentrgrasi bangsa.
5. Atas dasar kerukunan
Merupakan kerjasama yang didasari sebab kerukunan sesama manusia, seringkali
kerjasama atas dasar kerukunan ini tidak menginginkan imbalan/upah. Contohnya
Gotong-royong membangun kemudahan umum laksana jembatan, kerja bakti
mencuci lingkungan dan lain-lain.
2.5 Hubungan Kerja perawat Dengan Pasien atau Klien
Pasien atau klien adalah fokus dari asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat, sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan. Dasar hubungan antara perawat
dan pasien adalah hubungan yang saling menguntungkan (mutual humanity). Perawat
mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan suhan keperawatan seoptimal
mungkin dengan bio, psiko, social spiritual sesuai dengan kebutuhan pasien.
Hubungan yang baik antara perawat dengan pasien/klien akan terjadi bila :
5
1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien.
2. Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak
tersebut, salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien/klien.
3. Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada
pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya, antara lain
kelemahan fisik dan ketidak berdayaan dalam menentukan sikap atau pilihan
sehingga tidak dapat menggunakan hak dan kewajibannya dengan baik.
4. Perawat harus memahami keberadaan pasien atau klien sehingga dapat bersikap sabar
dan tetap memperhatikan pertimbangkan etis dan moral.
5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko yang mungkin
timbul selama pasien dalam perawatannya.
6. Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai
pribadinya dengan nilai-nilai pribadi pasien/klien dengan cara membina hubungan
yang baik antara pasien, keluarga, dan teman sejawat serta dokter untuk kepentingan
pasiennya.
a. Contoh kasus
Tuan dan Nyonya Harun yang berusia 65 dan 60 tahun, pada hari Minggu pergi
mengunjungi anaknya dengan mobil pribadi. Mobil tersebut dikemudikan sendiri
oleh istrinya yang berusia 60 tahun. Di tengah perjalanan, mobil tersebut
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tuan Harun meninggal dunia setelah
dibawa ke Rumah Sakit, sedangkan Ny. Harun tidak sadarkan diri. Setelah 2 hari
dirawat, Ny. Harun baru sadarkan diri dan bertanya kepada perawat yang bertugas
tentang keberadaan suaminya.
Bila perawat berterus terang mengatakan bahwa suaminya telah meninggal,
maka ia khawatir akan dampaknya terhadap kesehatan Ny. Harun karena, secara
klinis keadaan fisik atau mental Ny. Harun masih sangat lemah.Bila perawat tidak
mengatakan yang sebenarnya, hal ini berarti perawat tidak jujur atau berbohong.
Hal-hal seperti ini sangatlah dilematis bagi perawat. Di satu sisi perawat harus
berkata jujur, disisi lain perawat dituntut untuk menjadi pembela hak-hak Ny.
Harun yang masih lemah kondisi fisik maupun mentalnya. Dalam hal ini,
kejujuran perawat dapat berakibat fatal bagi diri Ny.Harun. Di sini terlihat bahwa
perawat tersebut mengalami knflik nilai. Haruskah perawat tersebut mengatakan
secara jujur atau apakah ia harus berbohong. Perawat harus berkata secara
bijaksana bahwa kesehatan Ny. Harun lebih penting untuk dipertahankan. Perawat
6
juga harus dapat mempertahankan pendapatnya, baik terhadap keluarga pasien,
petugas lain, maupun teman sejawat.
2.6 Hubungan Kerja Perawat Dengan Sejawat
Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan
teman sesama perawat demi meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap
pasien/klien. Perawat dalam menjalankan tugasnya, harus dapat membina hubungan baik
dengan semua perawat yang ada dilingkungan kerjanya. Dalam membina hubungan
tersebut, sesama perawat harus terdapat rasa saling menghargai dan tenggang rasa yang
tinggi agar tidak terjebak dalam sikap saling curiga dan benci.
Tunjukkan selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asih dan
silih asah.
1. Silih asuh dimaksudkan bahwa sesama perawat dapat saling membimbing, menasihati,
menghormati, dan mengingatkan bila sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan,
sehingga terbina hubungan kerja yang serasi.
2. Silih asih dimaksudkan bahwa setiap perawat dalam menjalankan tugasnya dapat
saling menghargai satu sama lain, saling kasih-mengasihi sebagai sesama anggota
profesi, saling bertenggang rasa dan bertoleransi yang tinggi sehingga tidak
terpengaruh oleh hasutan yang dapat membuat sikap saling curiga dan benci.
3. Silih asah dimaksudkan bahwa perawat yang merasa lebih pandai/tahu dalam hal ilmu
pengetahuan, dapat membagi ilmu yang dimilkinya kepada rekan sesama perawat
tanpa pamrih.
a. Contoh kasus
Florentina Nurti, Amd.Kep. seorang perawat lulusan salah satu Akademi
Keperawatan, baru saja bertugas di RSUD dr. T.C. Hillers Maumere (RS tipe C).
Di Rumah Sakit tersebut, tenaganya sangat terbatas. Pada umumnya, tenaga yang
ada adalah lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Sedangkan lulusan AKPER
hanya dua orang. Kepala Bidang Keperawatan dijabat oleh lulusan SPK yang
sudah 20 tahun bertugas disana. Kedatangan Nurti cukup membuat para perawat
kurang menyenanginya karena Nurti sering dipanggil oleh Direktur untuk
berdiskusi tentang bagaimana meningkatkan mutu asuhan keperawatan dirumah
sakit tersebut. Dalam membina hubungan antar perawat yang ada, baik dengan
lulusan SPK maupun lulusan AKPER, perlu adanya sikap saling menghargai dan
saling toleransi shingga Nurti dapat mengadakan pendekatan yang baik kepada
Kepala Bidang Keperawatan dan juga perawat-perawat lain yang ada. Begitu pula
7
Kepala Bidang Keperawatan, yang dalam hal ini menjabat sebagai manager utama
bidang keperawatan, harus dapat menunjukkan sikap yang bijaksana, walaupun
terdapat kesenjangan dari segi pendidikan. Namun, pengalaman 20 tahun yang ia
miliki cukup membuatnya lebih matang sebagai seorang manger. Ia tidak perlu
merasa tersaingi ataupun merasakan adanya ancaman terhadap jabatannya. Dengan
demikian, hubungan yang baik dan rasa saling menghargai dan menghormati antar
perawat akan dapat terbina.
2.7 Hubungan Kerja Perawat Dengan Profesi LainYang Terkair
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa berkolaborasi
dengan profesi lain. Profesi lain tersebut adalah dokter, ahli gizi, tenaga laboratorium,
tenaga rontgen dan sebagainya. Setiap tenaga profesi tersebut mempunyai tanggung jawab
terhadap kesehatan pasien, hanya pendekatannya saja yang berbeda disesuaikan dengan
profesinya masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya, setiap profesi dituntut untuk
mempertahankan kode etik profesi masing-masing. Kelancaran tugas masing-masing
profesi tergantung dari ketaatannya dalam menjalankan dan mempertahankan kode etik
profesinya. Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama
akan dapat terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaannya sering juga terjadi
konflik-konflik etis.
a. Contoh kasus
Maria Memitri, S.Kep.Ns adalah lulusan Fakultas Ilmu Keperawatan, bertugas diruang
ICU Rumah Sakit tipe B. Dalam menjalankan tugasnya, Memy sangat berdisiplin dan
teliti terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pasien. Oleh karena itulah, Memi
sangat dipercaya oleh dokter jaga yang bernama dr. Irawan. Bila Memy bertugas
dengan waktu yang bersamaan dengan dr. Irawan, Memy sering mendapat pesan
bahwa dr. Irawan tidak dapat hadir dan diberi petunjuk atau protocol bila terjadi
perubahan pada kondisi pasiennya dan Memy diwajibkan melapor melalui telepon
atau ponselnya. Dalam hal ini, seharusnya Memy dan dr. Irawan mempunyai tanggung
jawab yang berbeda baik dalam menjalankan tugas maupun tanggung jawab terhadap
pasien. Walaupun Memy dapat menjalankan tugasnya dengan baik, akan tetapi,
terjadi konflik dalam nilai pribadinya, apakah ia perlu menjelaskan pada dr. Irawan
bahwa tanggung jawab tugas mereka berbeda, dan tidak dapat dilimpahkan begitu saja
padanya tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan atau apakah ia perlu
melaporkan kepada pihak Rumah Sakit bahwa dr. Irawan sering tidak hadir untuk
menjalankan tugasnya sebagai dokter jaga. Hal ini perlu dipertimbangkan dengan
8
matang agar hubungan kerja perawat dan dokter tersebut dapat tetap terjalin dengan
baik dan dapat berperan sesuai profesinya masing-masing.
2.8 Hubungan Kerja Perawat Dengan Institusi Tempat Perawat
Seorang perawat yang telah menyelesaikan pendidikan, baik tingkat akademi
maupun tingkat sarjana, memerlukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya
baik di bidang pengetahuan, keterampilan maupun profesionalisme.
Memperoleh pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan kemampuan standar yang
telah digariskan oleh pendidikan yang telah diikutinya sangatlah sulit karena besarnya
persaingan antara jumlah tenaga yang ada dengan sedikitnya jumlah lahan tempat
bekerja. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa yang penting bekerja dulu,
sedangkan masalah penempatan kerja sesuai atau tidak, akan dipikirkan kemudian. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap motivasi untuk bekerja. Bila pekerjaan yang di berikan
sesuai dengan keinginan dan kemampuan, maka motivasi kerja akan meningkat, tetapi
bila pekerjaan yang didapatkan tidak sesuai keinginan dan cita-cita, maka akan terjadi
penurunan motivasi kerja yang menjurus terjadinya konflik antara nilai-nilai sebagai
perawat dengan kebijakan institusi tempat bekerja. Bila terjadi penumpukan konflik nilai
dalam pelaksanaan pekerjaannya setiap hari, lambat laun akan terjadi :
1. Buruknya komunikasi antara perawat sebagai pekerjaan dengan institusi selaku
pemeberi kebijakan.
2. Tumbuhnya sifat masa bodoh terhadap tugas yang merupakan tanggung jawabnya.
3. Menurunnya kinerja.
Agar dapat terbina hubungan kerja yang baik antara perawat dengan institusi
tempat kerja, perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini.
a. Perlu ditanamkan dalam diri perawat bahwa bekerja itu tidak sekadar mencari
uang, tetapi juga perlu hati yang tulus.
b. Bekerja juga merupakan ibadah, yang berarti bahwa hasil yang diperoleh dari
pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung
jawab akan dapat memenuhi kebutuhan lahir maupun batin.
c. Tidak semua keinginan individu perawat akan pekerjaan dan tugasnya dapat
terealisasi dengan baik sesuai dengan nilai-nilai yang ia miliki.
d. Upayakan untuk memperkecil terjadinya konflik nilai dalam melaksanakan tugas
keperawatan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi tempat bekerja.

9
e. Menjalin kerjasama dengan baik dan dapat memberikan kepercayaan kepada
pemberi kebijakan bahwa tugas dan tanggung jawab keperawatan selalu
mengalami perubahan sesuai IPTEK.
 Contoh kasus
Edwar seorang lulusan Akademi Keperawatan. Selama mengikuti
pendidikan, Edwar selalu mendapat peringkat pertama sejak semester I-VI dan
iapun lulus dengan peringkat terbaik. Edwar bercita-cita untuk meneruskan
pendidikannya ke jenjang S1Keperawatan.Namun situasi keluarganya tidak
mengizinkan karena ayahnya di PHK, sehingga tidak mampu membiayai
pendidikannya lebih lanjut. Karena merasa nilainya selalu baik ketika di
AKPER (peringkat 1), Edwar mempunyai harapan akan cepat diterima bekerja
dan mendapatkan posisi kepala ruangan atau wakil kepala ruangan. Setelah
melamar pekerjaan di beberapa rumah sakit, akhirnya Edwar diterima di
rumah sakit tipe C di kampungnya. Edwar di tempatkan di ruangan penyakit
dalam kelas III, sebagai perawat pelaksana. Atasannya bernama Randy adalah
lulusan SPK, 3 tahun yang lalu. Sejak hari pertama bekerja, Edwar sudah
merasakan ketidaksenangan atasannya terhadap dirinya, walaupun sudah
berusaha menghargai Randy sebagai atasannya. Semakin hari, semakin terlihat
adanya ketidakharmonisan hubungan atasan dan bawahan antara Randy dan
Edwar. Randy tidak mau membimbing tentang tugas-tugas yang akan
dilakukan oleh Edwar. Pada bulan-bulan pertama, Edwar masih berupaya
meningkatkan disiplin dalam bekerja dengan datang dan pulang tepat pada
waktunya, walaupun pegawai lain di ruangan tersebut mempunyai tingkat
disiplin yang rendah. Setelah sebulan bekerja dengan situasi diatas Edwar
mulai jenuh dan terjadilah konflik dalam dirinya karena apa yang menjadi
harapannya selama ini tidak sesuai dengan kenyataan yang dialaminya. Pada
pertengahan bulan kedua, Edwar mencoba menghadap Kepala Bidang
Keperawatan untuk menjelaskan masalah yang di hadapinya di tempat kerja.
Namun, apa yang disampaikannya kepada Kepala Bidang Keperawatan
dianggap mengada-ada dan Edwar diminta mengikuti kebijakan Rumah Sakit
untuk mematuhi aturan-aturan yang ada dan bekerja dengan baik. Edwar
kembali ke ruangan tempat ia bekerja dengan kecewa karena tidak ada jalan
keluar yang akan ditempuhnya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara
pribadi maupun sebagai kelompok.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.
3. Etika dan Hubungan dengan Tenaga Kerja ialah sebagai berikut:
a. Tidak melakukan eksploitasi atas tenaga kerja/pekerja demi mengejar
keuntungan semata.  
b. Memperlakukan pekerja/karyawan sebagai asset perusahaan yang berharga,
bukan hanya sekedar komoditi dan pelengkap semata.
c. Melakukan pembayaran upah pekerja/karyawan, tunjangan-tunjangan
kesejahteraan dan menyediakan fasilitas kerja sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku.
d. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pekerja/karyawan untuk
menunjukkan kemampuannya dan meningkatkan keterampilannya.
e. Melakukan penilaian secara objektif (adil) dan menghilangkan sentimen  pribadi
dalam rangka evaluasi atas hasil pekerjaan pekerja/karyawan untuk
mengembangkan kariernya.
f. Tidak berusaha menghalang-halangi pekerja/karyawan untuk membentuk wadah
paguyuban/serikat pekerja.
g. Taat dan tunduk pada Undang-undang Tenaga Kerja dan peraturan-peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.
3.2 Saran
Dalam konteks pelayanan kesehatan hubungan perawat dan pasien hendaknya
saling memperhatikan antara kerjasama dalam layanan Kesehatan secara professional.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ermawati. (2019, 04 rabu). etika keperawatan. Dipetik 11 slasa, 2010, dari a. datum
corporation web site: http://www.adatum.com

perry, p. (2019, 04 selasa). salemba merdeka. Dipetik 03 rabu, 2009, dari a.datum
corporation: http://www.adatum. com

Rustianto. (2019, 04 rabu). etika profesi . Dipetik 03 senin, 2009, dari a.datum corporation :
http://www.adatum.com

Sumijatum. (2019, 04 selasa). membudayakan etika dala praktik keperawatan. Dipetik 08


rabu, 2011, dari salemba merdeka: http://www.adatum.com

12

Anda mungkin juga menyukai