Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIFISIT PERAWATAN DIRI


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa
Dosen: Susmawati, S.Kep.Ns.,M.Kes

Klompok 8
Di Susun Oleh :
1. Arini Fauziyati
2. Rofiqin
3. Femas Adittya
4. Dessy Umami

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB


SAMPANG
2019/2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
kesehatan fisik maupun akal fikiran sehingga mampu untuk menyelesaikan pembutan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah keperawatan jiwa
Makalah ini disusun agar mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien
dengan difisit perawatan diri, Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas. Kepada pembaca saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Selain itu penyusun sampaikan
permintaan maaf jika terdapat kata-kata yang belum berkenandan saya juga mengucapkan
terima kasih kepada,Susmawati, S.Kep.,Ns.M.Kes yang telah membimbing dalam menyusun
makalah ini Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaaat.

24 april 2020

Penyusun

Klompok 8

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................2

2.1 Pengertian.........................................................................................................................2

2.2 Jenis–Jenis Perawatan Diri...............................................................................................2

2.3 Etiologi.............................................................................................................................2

2.4 Tanda dan Gejala..............................................................................................................4

2.5 Asuhan Keperawatan.......................................................................................................6

BAB 3 PENUTUP......................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................9

3.2 Saran.................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada pasien gangguan jiwa yang dirawat dalam keluarga sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga
maupun masyarakat.
Materi ini akan membahas cara-cara merawat pasien dengan kurang perawatan
diri (tidak peduli terhadap perawatan diri) agar pasien dan keluarga mempunyai
kemampuan merawat pasien di rumah
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000)
1.2 Rumusan Masalah
A. Pengertian Keperwatan diri?
B. Jenis-Jenis keperawatan diri?
C. Etiologi?
D. Tanda dan gejala?
E. Asuhan keperawatan?
1.3 Tujuan
A. Mahasiswa Mampumemahami pengertian.
B. Mahasiswa Mampumemahami Jenis-Jenis keperawatan diri.
C. Mahasiswa Mampumemahami Etiologi.
D. Mahasiswa Mampumemahami Tanda dan gejala.
E. Mahasiswa Mampumemahami Asuhan keperawatan.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

2.2 Jenis–Jenis Perawatan Diri


a. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihanKurang perawatan diri (mandi) adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.Kurang perawatan diri
(mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas
berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri : Makan. Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan
kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri : Toileting. Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
(Nurjannah : 2004, 79 ).
2.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut:
a. Kelelahan fisik

b. Penurunan kesadaran

2
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa maka kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan

3
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia
harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6.  Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:
a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :

Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan

telinga dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.4 Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik

1) Badan bau, pakaian kotor.

2) Rambut dan kulit kotor.

3) Kuku panjang dan kotor.

4) Gigi kotor disertai mulut bau.

4
5) penampilan tidak rapi.

b. Psikologis

1) Malas, tidak ada inisiatif.

2) Menarik diri, isolasi diri.

3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

4) Sosial

5) Interaksi kurang.

6) Kegiatan kurang.

7) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi

dan manditidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :

a. Data subyektif

1) Pasien merasa lemah.


2) Malas untuk beraktivitas.
3) Merasa tidak berdaya.
b. Data obyektif

1) Rambut kotor, acak – acakan.

2) Badan dan pakaian kotor dan bau.

3) Mulut dan gigi bau.

4) Kulit kusam dan kotor.

5) Kuku panjang dan tidak terawat.

6) Mekanisme Koping.

7) Penyangkalan.

8) Isolasi diri, menarik diri.

9) Rentang Respon Kognitif

5
2.5 Asuhan Keperawatan
2.5.1 Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
A. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
1) Data subyektif
a. Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-
apa,
2) Data obyektif
1) Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan
bau, kulit kotor.
B. Isolasi Sosial
3) Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri.
4) Data obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat
tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
C. Defisit Perawatan Diri
      Data subyektif
1) Pasien merasa lemah
2) Malas untuk beraktivitas
3) Merasa tidak berdaya.
      Data obyektif
1) Rambut kotor, acak – acakan
2) Badan dan pakaian kotor dan bau
3) Mulut dan gigi bau.
4) Kulit kusam dan kotor
5) Kuku panjang dan tidak terawat

6
2.5.2 Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2) Isolasi Sosial
3) Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
2.5.3 Intervensi
1. Diagnosa keperawatan: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
a. Tujuan Umum.
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri.
b. Tujuan Khusus.
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Kriteria evaluasi
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:
a. Wajah cerah, tersenyum.
b. Mau berkenalan.
c. Ada kontak mata.
d. Menerima kehadiran perawat.
e. Bersedia menceritakan perasaannya.
Intervensi
1) Berikan salam setiap berinteraksi.
2) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan.
3) Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
4) Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
5) Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
6) Buat kontrak interaksi yang jelas.
7) Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
8) Penuhi kebutuhandasar klien.
TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

7
Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri juga ditujukan
untuk keluarga sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien dalam
melakukan perawatan diri.

2.5.4 Implementasi

1. Tindakan keperawatan untuk pasien.


Tujuan.
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
2. Tindakan keperawatan
Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri Untuk melatih pasien
dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan tanapan tindakan
yang meliputi:
a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2.5.5 Kriteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu
menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan
klien dapat meningkatkan cara merawat diri.

8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri. Dan dengan dibuat nya makalah ini mahasiswa/i dapat
memahami perawatan diri pada lansia,serta dapat digunakan sebagai bahan bacaan.
3.2 Saran.
Dengan dibuat nya makalah ini diharapkan mahasiswa/i dapat mengaplikasikan ilmu
perawatan diri pada lansia yang kurang memahami dalam mengatasi kerbesihan diri.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://elmoresagala.wordpress.com/2013/12/05/laporan-pendahuluan-jiwa-dengan-kasus-
defisit-perawatan-diri/

10

Anda mungkin juga menyukai