SINDROM”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah KMB III
Dosen: Faridatul Istibsaroh, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep
Di Susun Oleh :
Klompok 8
1. Holisotul Hoiria (18010)
2. Zaina Az zahro’ (18034)
3. Rofiqin (18025)
1
Lembar Pengesahan
Mengetahui
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
kesehatan fisik maupun akal fikiran sehingga mampu untuk menyelesaikan pembutan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah kmb III
Makalah ini disusun agar mahasiswa dapat asuhan keperawatan imflamasi alergi system
integument Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Kepada
pembaca saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Selain itu penyusun sampaikan
permintaan maaf jika terdapat kata-kata yang belum berkenandan saya juga mengucapkan
terima kasih kepada Faridatul Istibsyaroh, S.Kep.,Ns., M.Tr.Kep yang telah membimbing
dalam menyusun makalah ini Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaaat.
16 Oktober 2020
Penyusun
Klompok 9
3
DAFTAR ISI
Y
Lembar Pengesahan...................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan................................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................7
A. Definisi Sindrom Steven Johnson.....................................................................................7
B. Etiologi...............................................................................................................................8
C. Anatomi..............................................................................................................................9
BAB 3 ASKEP TEORI STEVEN JOHNSON SINDROM.....................................................20
1. Pengkajian.....................................................................................................................20
2. DIAGNOSA.....................................................................................................................22
3. Intervensi Keperawatan....................................................................................................22
4. Impelementasi Keperawatan.............................................................................................23
5. Evaluasi Keperawatan......................................................................................................23
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................24
A. Kesimpulan.....................................................................................................................24
B. Saran................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sindrom steven jhonson merupakan kelainan kulit yang bersifat fatal dan
merupakan kondisi paling ekstrim dari eritema multiformis. Kondisi ini dipicu
oleh penggunaan medikasi. Antibiotik, agens anti kejang NSAID, dan
sulfonamida adalah obat-obatan yang paling sering menimbulkan kejadian ini.
Seluruh permukaan tubuh dapat dipenuhi oleh eritema dan lepuhan (Brunner
& Suddarth, 2013)
Sindrom Steven Johnson ditemukan oleh dua dokter anak Amerika, yaitu
A. M. Steven dan S.C Johnson, 1992 Sindrom Steven Johnson yang bisa
disingkat SSJ merupakan reaksi alergi yang hebat terhadap obat-obatan.
Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewasa maupun muda,
jarang dijumpai pada anak usia 3 tahun kebawah. Perbandingan antara pria
dan wanita tidak berbeda jauh, di rumah Sakit Ciptomangunkusumo setiap
tahun kira-kira ditemukan 10 kasus. Pada cuaca yang dingin, penyakit ini
sering ditemukan juga adanya faktor fisik pada lingkungan seperti sinar
matahari dan sinar X yang akan mempengaruhi timbulnya sindrom ini.
Dari data yang dijelaskan diatas, penulis tertarik untuk membahas perihal
sindrom steven johnson karena sindrom steven johnson sangat berbahaya
bahkan dapat menyebabkan kematian. Sindrom ini tidak menyerang anak
dibawah 3 tahun, dan penyebab sindrom steven johnson sendiri sangat
bervariasi ada yang dari obat-obatan dan dari alergi yang hebat.
5
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusun dalam penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, dimana :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami tentang konsep dasar penyakit sindrom steven johnson dan
asuhan keperawatan yang benar pada pasien dengan sindrom steven
johnson..
2. Tujuan Khusus
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Sindrom steven jhonson merupakan kelainan kulit yang bersifat fatal dan
merupakan kondisi paling ekstrim dari eritema multiformis. Kondisi ini dipicu
oleh penggunaan medikasi. Antibiotik, agens anti kejang NSAID, dan
sulfonamida adalah obat-obatan yang paling sering menimbulkan kejadian ini.
Seluruh permukaan tubuh dapat dipenuhi oleh eritema dan lepuhan (Brunner
& Suddarth, 2013)
1. Derajat 1 : erosi mukosa SSJ dan pelepasan epidermis kurang dari 10% 3
7
2. Derajat 2 : lepasnya lapisan epidermis antara 10-30%
B. Etiologi
Menurut (Porth & Maffin, 2009 dalam Brunner & Suddarth, 2010) sindrom
steven johnson dipicu oleh reaksi obat. Etiologinya tidak diketahui, tetapi
kemungkinan berhubungan dengan sistem imun dan bisa berupa suatu reaksi
terhadap obat atau kelainan sekunder akibat infeksi virus. Antibiotik,
antikonvulsan, butazon dan sulfonamid merupakan obat yang paling sering
terlibat.
6. Walaupun SSJ dapat disebabkan oleh infeksi viral, keganasan atau reaksi
alergi berat terhadap pengobatan, penyebab utama nampaknya karena
penggunaan antibiotik dan sulfametoksazole. Pengobatan yang secara
turun menurun diketahui menyebabkan SSJ, eritem multiformis,
sindromLyell, dan nekrolisis epidermal toksik diantaranya
8
sulfanomide (antibiotik), penisilin (antibiotic), berbiturate (sedative),
lamotrig
Anatomi Fisiologi Kulit (antikonvulsan), fenitoin-dilantin (antikonvulsan).
Kombinasi lamotrigin dengan asam valproat meningkatkan resiko dari
terjadinya SSJ.
C. Anatomi
Kulit digambarkan sebagai pelindung, bersifat sensitif, reparatif,
dan mampu mempertahankan homeostatisnya sendiri. Kulit menutupi 1,2
3
sampai 2,3 m area dan merupakan organ terberat dalam tubuh. Ketiga
lapisan kulit tersebut adalah bagian terluar disebut epidermis, bagian
tengah disebut dermis, dan bagian dalam disebut hipodermis atau jaringan
subkutan. Apendiks kulit terdiri atas rambut, kuku, kelenjar keringat ekrin
dan apokrin, dan kelenjat sebasea (Gonce, 2011).
9
tanduk dan terdiri atas dua lapisan epitel yang berbentuk tegas, yaitu
sel berduri dan sel basal (Pearce, 2012).
Hipodermis atau lapisan kulit subkutan terdiri atas jaringan ikat yang
diselingi dengan lemak. Lemak hipodermis memiliki fungsi
10
perlindungan terhadap retensi panas dan melindungi strukrtur
dibawahnya. Selain itu, lemak di lapisan kulit subkutan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan kalori (Gonce, 2011)
D. Fisiologi
a. Kulit sebagai organ pengatur panas
11
Perasaan yang disebabkan tekanan yang dalam, dan perasaan yang
memungkinkan seorang menentukan dan menilai berat suatu benda,
timbul pada struktur lebih dalam, misalnya pada otot dan sendi
(Pearce, 2012).
c. Tempat penyimpanan
12
D. Patofisiologi
13
Patogenesisnya belum jelas, diperkirakan karena reaksi alergi tipe
III dan IV. Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknya kompleks
antigen-antibodi yang membentuk mikropresipitasi sehingga terjadi
aktivasi sistem komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi netrofil yang
kemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan jaringan
pada organ sasaran. Reaksi tipe IV terjadi akibat limfosit T yang
tersensitisasi berkontak kembali dengan antigen yang sama, kemudian
limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang (Muttaqin, 2012).
E. Manifestasi Klinis
14
dan nyeri tenggorokan yang dapat berlangsung dua minggu. Gejala-gejala ini
dengan segera akan menjadi berat yang ditandai meningkatnya kecepatan nadi
dan pernafasan, denyut nadi melemah, kelemahan yang hebat serta
menunrunnya kesadaran, soporeus sampai koma (Kusuma & Nurarif, 2015).
Menurut (Kusuma & Nurarif, 2015), pada sindroma ini terlihat adanya
kelainan berupa :
1. Kelainan kulit
15
3. Kelainan mata
Kelainan pada mata merupsksn 80% diantara semua kasus, yang
sering terjadi ialah conjunctivitis kataralis. Selain itu dapat terjadi
conjunctivitis purulen, pendarahan, simblefaron, ulcus cornea,
iritis/iridosiklitis yang pada akhirnya dapat terjadi kebutaan sehingga
dikenal trias yaitu stomatitis, conjunctivitis, balanitis, uretritis.
16
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
4. Sumpel jaringan dari nasofaring, mata, telinga, darah, urine, kulit, dan
lepuhan yang tidak pecah digunakan untuk mengidentifikasi pathogen.
17
6. Penggantian cairan diberikan melalui NGT dan oral secepat mungkin.
18
8. Pemberian imunoglobulin melalui intravena (IVIG) dapat mempercepat
perbaikan kondisi dan penyembuhan kulit.
11. Perawatan orofaring dan perawatan mata yang cermat sangat penting
ketika membran mukosa dan mata mengalami gangguan berat.
19
BAB 3
1. Pengkajian
a. Identitas
Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, dan nomor register.2. Riwayat Kesehatan-
b. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
Kaji apa alasan klien membutuhkan pelayanan kesehatan-
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian. Klien dengan Steven
Johnson biasanya mengeluhkan
dema, malaise, kulit merah dan gatal, nyeri kepala, batuk, pilek, dansakit
tenggorokan.-
- Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji riwayat alergi makanan klien, riwayat konsumsi obat-obatan dahulu, riwayat
penyakityang sebelumnya dialami klien.-
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami penyakit yang sama.-
- Riwayat Psikososial
Kaji bagaimana hubungan klien dengan keluarganya dan interaksi sosial.
c. Pola Fungsional Gordon-
- Pola persepsi kesehatan - manajemen kesehatan : Pada pola ini kita mengkaji:
a. Bagaimanakah pandangan klien terhadap penyakitnya?
b. Apakah klien klien memiliki riwayat merokok, alkohol, dan konsumsi obat-obatan
tertentu?
c. Bagaimakah pandangan klien terhadap pentingnya kesehatan?
20
e. Apakah klien mengalami mual dan muntah?
f. Bagaimana dengan BB klien, apakah mengalami penurunan atau sebaliknya
- Pola eliminasi : pada pola ini kita mengkaji:
a. Bagaimanakah pola BAB dan BAK klien ?
b. Apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi?
c. Kaji konsistensi BAB dan BAK kliend. Apakah klien merasakan nyeri saat BAB da
n BAK. Klien dengan Steven Johnson, biasanya akan mengalami retensi urin,
konstipasi,membutuhkan bantuan untuk eliminasi dari keluarga atau perawat.-
- Pola aktivitas - latihan : pada pola ini kita mengkaji:
a. Bagaimanakah perubahan pola aktivitas klien ketika dirawat di rumah sakit?
b. Kaji aktivitas yang dapat dilakukan klien secara mandiri
c. Kaji tingkat ketergantungan klien
0 = mandiri
1 = membutuhkan alat bantu
2 = membutuhkan pengawasan
3 = membutuhkan bantuan dari orang lain
4 = ketergantungan
d. Apakah klien mengeluh mudah lelah: Klien dengan Steven Johnson biasanya
tampak gelisah dan merasa lemas, sehingga sulituntuk beraktifitas.-
- Pola istirahat - tidur: pada pola ini kita mengkaji:
a. Apakah klien mengalami gangguang tidur?
b. Apakah klien mengkonsumsi obat tidur/penenang?
c. Apakah klien memiliki kebiasaan tertentu sebelum tidur: Klien dengan Steven
Johnson, akan mengalami kesulitan untuk tidur dan istirahat karenanyeri yang
dirasakan, rasa panas dan gatal-gatal pada kulit.-
- Pola kognitif - persepsi: pada pola ini kita mengkaji:
a. Kaji tingkat kesadaran klien
b. Bagaimanakah fungsi penglihatan dan pendengaran klien, apakah mengalami
perubahan?
c. Bagaimanakah kondisi kenyamanan klien?
d. Bagaimanakah fungsi kognitif dan komunikasi klien: Klien dengan Steven Johnson
akan mengalami kekaburan pada penglihatannya, serta rasanyeri dan panas di kulitnya
21
2. DIAGNOSA
- Gangguan Integritas Kulit b.d bahan kimia iritatif d.d kerusakan jaringan atau
lapisan kulit
3. Intervensi Keperawatan
22
4. Impelementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
23
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini saja karena
masih banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas materi dari makalah
ini. Oleh karena itu, pembaca sebaiknya membaca dari referensi dan literatur lain
untuk menambah wawasan yang lebih luas tentang materi ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 3.
EGC: Jakarta
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 12. Jakarta: EGC
Gloria M. Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Classifications (NIC),
Edisi Keenam. Missouri: Mosby Elsevier
Morhedd, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Kelima.
Missouri: Mosby Elsevier
Morton, Gonce, Patricia. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistic.
Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular Dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi
10. Jakarta: EGC
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
MediAction Publishing
Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk para Medis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Puspitasari, Fanny, Steven Johnson Syndrom Word, Academia.edu, dilihat 22
Maret 2018.
25