Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Amerika Serikat jumlah populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih

diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyekasikan menjadi 2 miliar

pada tahun 2050, Pada saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14

tahun). Indonesia dengan jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28%

pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34%.

Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan.


Keinginan semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar  dalam menjalani hari tua
yang berkualitas dan penuh makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat usia
harapan hidup penduduk yang semakin meningkat. Menjadi tua adalah suatu proses
naturnal dan kadang-kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada
semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran
pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang
universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau
mengapa  manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.
Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi,

anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70

tahun mungkin dapat memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau

sebaliknya, seseorang dengan usia 50 tahun mungkin memiliki banyak penyakit

kronis sehingga usia fisiologisnya 90 tahun.


Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia
dengan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat atau
sakit.
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya

pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada

berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti

Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer),

tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan

yang terjadi pada lansia.

Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia  yang

diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu

program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya

adalah yang didalamnya ada keluarga  lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang

terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut

perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini

tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah

Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini diharapkan

lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Trend Dan Issue Keperawatan

1. Pengertian trend dan issue

Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang di

bicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik

itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu keperawatan

tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan. Saat

ini trend dan issu keperawatan yang sedang banynak dibicarakan orang

adalah Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi organ manusia, tentunya

semua issu tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan

etis dalam keperawatan.

B. Fenomena Demografi

Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah

tindakan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia sebagai akibat proses

penuaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan

dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup

(AHH) yaitu :

AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun


AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun

Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the

Erderly: Di Indonesia akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh

pada tahun 1980 ke peringkat enam pada tahun 2020, di atas Brazil yang

menduduki peringkat ke sebelas tahun 1980.

Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih

10 juta jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan

meningkat 3x,menjadi kurang lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi

penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).

Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:

1.      62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya

sendiri.

2.      59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.

3.      53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.

4.      Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.

C. Permasalahan Pada Lansia

1. Permasalahan Umum

a. Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.

b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia

lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.

c. Lahirnya kelompok masyarakat industry.


d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut

usia.

e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan

lansia.

2. Permasalahan Khusus

a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik

fisik,mental maupun sosial.

b. Rendahnya produktifitas kerja lansia.

c. Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat

d. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan

masyarakat individualistik.

e. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat

mengganggu kesehatan fisik lansia.

D. Masalah Kesehatan Gerontik

1.    Masalah kehidupan seksual


Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah
hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya
hubungan seksual pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai
bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau
mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri
dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa
maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal.
Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam
membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih
mampu melaksanakan.
2.    Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya:
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya
menjadi sumber banyak masalah.
3.    Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya
gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4.    Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan
edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi
untu mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga
diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban
ketidaknyaman lansia.
5.    Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat
tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a.    Bingung
b.    Lemah ingatan
c.    Penglihatan berkurang
d.   Tidak bias memegang
e.    Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi
f.      Kesehatan mental

E. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan,


dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1.    Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been
Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan
kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI
adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu
meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.
2.    Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
b. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
c.  Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
d.  Lansia turut memilih kebijakan (choice)
e.  Memberikan perawatan di rumah (home care)
f.  Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging
the aging)
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
j. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help
care and family care)
3.    Jenis Pelayanan Kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya
kesehatan, yaitu Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a.    Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap
praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
1)   Mengurangi cedera
2)   Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3)   Meningkatkan perlindungan  dari kualitas udara yang buruk
4)   Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
5)   Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b.    Preventif
1)   Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan
primer : program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise,
keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan
medikasi yang tepat.
2)   Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol
hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal,
mamogram, papsmear, gigi, mulut.
3)   Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan
cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
c.    Rehabilitatif
4.    Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Pertahankan lingkungan aman
b. Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
c. Pertahankan kecukupan gizi
d. Pertahankan fungsi pernafasan
e. Pertahankan aliran darah
f. Pertahankan kulit
g. Pertahankan fungsi pencernaan
h. Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
i. Meningkatkan fungsi psikososial
j. Pertahankan komunikasi
k. Mendorong pelaksanaan tugas
F. Peran Perawat
Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :
1. Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memperhatikan
suku, ras, gol, pangkat, jabatan, status social, maslah kesehatan.
2. Menjaga rahasia klien
3. Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak
etis, praktek illegal.
4. Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi danpekerjaannya
5. Perawat menjaga kompetesi keperawatan
6. Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei individu
serta kualifikasi daalm memberikan konsultasi
7. Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of
knowledge
8. Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
9. Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah
dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat
10. Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau
ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat termasuk pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai