Anda di halaman 1dari 18

SELF MANAGEMENT PADA PASIEN HIPERTENSI URGENSI DI UPTD

PUSKESMAS REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA

SKRIPSI

Oleh :

(INDARTI)

NIM : 180203123

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ALIH JENJANG


FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini disajikan secara deskriptif dengan jenis kuantitatif, yang

bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang terdapat

pada daerah tertentu pada situasi sekarang berdasarkan data yang ada,

kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Rancangan dalam penelitian ini

menggunakan non eksperimental design dengan pendekatan survey, yaitu

penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek, tetapi

dengan menyebarkan kuesioner pada subjek dalam teknik pengumpulan

datanya (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga pada bulan Februari 2020

sampai dengan Maret 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah klien yang datang ke UPTD

Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga dengan diagnosa hipertensi

urgensi yang mendapatkan pengawasan selama kurang lebih 1 jam


diruang gawat darurat dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober

2019 sebanyak 58 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil untuk diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut

Arikunto (2010), jika populasinya kurang dari 100 orang maka jumlah

sampelnya diambil secara keseluruhan. Tetapi jika populasinya lebih dari

100 orang maka diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi. Pada

penelitian ini, jumlah populasi kurang dari 100 orang sehingga diambil

secara total sampling sebanyak 58 orang.

Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi, yaitu klien yang terdiagnosa hipertensi urgensi dan

menetap diwilayah kerja Puskesmas Rembang.

b. Kriteria eksklusi, yaitu klien dengan diagnosa hipertensi urgensi yang

mempunyai gangguan kognitif

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah self management

pada pasien hipertensi urgensi.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional dalam penelitian ini tercantum

dalam tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala
1. Self Kemampuan klien Modifikasi kuesioner Pengkategoria Ordinal
Management hipertensi dalam The Diabetes Self n data dibagi
melakukan aktifitas Management menjadi 3
perawatan diri dan Instrument. level, yaitu
melakukan Hypertension Self rendah,
penatalaksanaan Management sedang, dan
hipertensi meliputi Behavior tinggi.
modifikasi pola diet, Questionnaire Baik = nilai >
pengendalian berat (HSMBQ) pada mean+SD
badan, kuesioner B yang
aktifitas/olahraga terdiri dari 40 item Cukup =
teratur, manajemen pernyataan dengan mean-SD ≤
stress, berhenti menggunakan skala nilai ≤
merokok, membatasi Likert dari rentang 1 mean+SD
konsumsi alkohol, (tidak pernah)
kontrol rutin, dan sampai dengan 4 Kurang = nilai
minum obat anti (selalu). < mean-SD
hipertensi.

2. Usia Lama hidup klien Kuesioner A Menurut Ordinal


hipertensi dihitung Depkes RI
dalam tahun tahun 2009
Dewasa awal
(26-35 tahun)
Dewasa akhir
(36-45 tahun)
Lansia awal
(46-55 tahun)
Lansia akhir
(56-65 tahun)
Manula (>65
tahun)

3. Pendidikan Status pendidikan Kuesioner A Tidak sekolah Ordinal


formal terakhir yang SD
didapatkan oleh klien SMP
hipertensi SMA/SMK
Perguruan
Tinggi

4. Jenis kelamin Perbedaan gender Kuesioner A Laki-laki Nominal


yang dilihat dari segi Perempuan
fisik dan biologis klien
hipertensi

5. Status Status ikatan sosial Kuesioner A Belum kawin Nominal


perkawinan atau ikatan pernikahan Kawin
yang tercatat secara Cerai
hukum Janda/duda
6. Pekerjaan Kegiatan yang Kuesioner A Tidak bekerja Nominal
dilakukan secara aktif Petani
dalam memenuhi Pedagang
kebutuhan hidup Pegawai
swasta
PNS

7. Pendapatan Jumlah pendapatan Kuesioner A < 1.500.000 Interval


per bulan secara ekonomi yang
didapat oleh 1.500.000 -
responden selama satu 2.500.000
bulan
2.500.000 -
3.500.000

> 3.500.000

8. Jumlah Banyaknya anggota Kuesioner A 1-3 orang Interval


anggota yang tinggal bersama
keluarga responden di rumah 4-6 orang

> 6 orang

9. Lama Lamanya waktu sejak Kuesioner A 3-12 bulan Interval


diagnosis responden didiagnosa
hipertensi oleh tenaga 1-5 tahun
kesehatan
> 5 tahun

10. Riwayat Keterangan perilaku Kuesioner A Tidak pernah Ordinal


merokok merokok
Pernah, sudah
berhenti

Masih
merokok

11. Konsumsi Keterangan kebiasaan Kuesioner A Tidak pernah Ordinal


alkohol konsumsi alkohol 2-4x/bulan
2-3x/minggu
> 4x/minggu
Setiap hari

12. Penyakit Ada tidaknya Kuesioner A Tidak ada Nominal


penyerta komplikasi penyakit
lain pada klien Ada
hipertensi seperti
diabetes militus,
stroke, penyakit ginjal,
dan penyakit lain

13. Tekanan Nilai tekanan darah Kuesioner A Hipertensi Interval


darah klien yang telah stadium 1 (140-
diukur, yang terdiri 159/90-99
dari sistol dan diastole mmHg)

Hipertensi
stadium 2
(≥160/≥100
mmHg)

Hipertensi
urgensi
(>180/120
mmHg)

14. IMT Indeks Massa Tubuh Kuesioner A Sangat kurus Ordinal


dipakai untuk menilai (IMT < 17)
kelebihan berat badan
dan obesitas klien Kurus (IMT
hipertensi yang 17 – 18,5)
dihitung menggunakan
berat dan tinggi badan Normal (IMT
klien 18,5 – 25)

Gemuk (IMT
> 25 – 27)

Obesitas (IMT
> 27)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto,

2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

sebagai alat pengumpul data. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan

permintaan pengguna (Arikunto, 2010).

Kuesioner A berisi data karakteristik responden untuk mengetahui

usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, status perkawinan,

pendapatan, dan anggota keluarga yang dimiliki responden. Kuesioner A juga


berisi pertanyaan tentang lamanya waktu didiagnosis hipertensi, riwayat

merokok, kebiasaan konsumsi alkohol, penyakit penyerta yang dialami oleh

responden, berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah responden.

Kuesioner B yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner

Hypertension Self Management Behavior Quetionnaire (HSMBQ) yang

dimodifikasi dari Diabetes Self Management Instrument yang dikembangkan

oleh Lin et all dalam penelitiannya pada tahun 2008. Nargis Akhter (2010)

menyusun instrumen Hypertension Self Management Behavior Quetionnaire

dan telah melakukan uji validitas serta uji reliabilitas terhadap instrumen

Hypertension Self Management Behavior Quetionnaire di Bangladesh untuk

penelitiannya yang berjudul “Self Management Among Patients with

Hypertension in Bangladesh” pada tahun 2010 dengan kisi-kisi kuesioner

tercantum dalam tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner


Jumlah Nomor
No. Variabel
Pertanyaan Pertanyaan
1. Integrasi diri 13 1-13
2. Regulasi diri 9 14-22
3. Interaksi dengan tenaga kesehatan 9 23-31
4. Pemantauan tekanan darah 4 32-35
5. Kepatuhan terhadap aturan yang dianjurkan 5 36-40

Pengujian kuesioner dalam penelitian ini sudah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, yaitu :

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2018). Untuk


mengetahui apakah kuesioner yang disusun mampu mengukur apa yang

akan diukur, perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap

item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner. Jika semua pertanyaan

mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity), maka semua

pertanyaan tersebut sesuai dengan konsep yang diukur. Uji validitas

dalam penelitian ini telah diuji oleh tiga (3) orang ahli di bidang

instrumen penelitian yang bekerja pada Universitas Prince of Songkla di

Thailand, yaitu Prof. Dr. Wongchan, Prof. Dr. Wandee Suttharangsee dan

Md. Nurul Anwar Ph.D.

Selain itu Uji construct validity kuesioner HSMBQ juga pernah

dilakukan oleh Hidayat (2016). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan

di Kelurahan Srondol dengan jumlah 30 responden dengan kriteria

responden sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh

peneliti. Analisis faktor uji validitas menggunakan Pearson Product

Moment. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa setiap item pernyataan

memiliki nilai r hitung antara 0,375 – 0,781 dan tidak terdapat pernyataan

yang tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2018). Dalam


penelitian yang dilakukan oleh Akhter (2010) didapatkan nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,95 > 0,60 dan dinyatakan reliabel. Hasil uji

reliabilitas juga dilakukan oleh Hidayat (2016) menunjukkan bahwa

semua peryataan valid pada kuesioner Hypertension Self Management

Behavior Quetionnaire adalah reliabel dengan nilai reliabilitas yaitu

0,949.

G. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang berupa kuesioner dan didukung oleh data sekunder berupa buku,

jurnal dan referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

Kuesioner sebagai data primer dalam penelitian ini diisi langsung oleh

responden.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner

kepada responden untuk diisi secara obyektif. Peneliti juga melakukan

observasi kepada responden terkait data pada kuesioner yang harus diisi

oleh peneliti, yaitu tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan IMT.

Setelah pengisian kuesioner oleh responden, peneliti meneliti ulang

kuesioner apakah semua pertanyaan sudah diisi oleh responden atau

belum.

3. Cara Pengumpulan Data/Prosedur Kerja Penelitian


Prosedur kerja penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan,

yaitu :

a. Persiapan

1) Pengambilan data dimulai dengan mengajukan ijin kepada

Universitas Harapan Bangsa Fakultas Kesehatan Program Studi

Keperawatan untuk melakukan penelitian.

2) Ijin yang diberikan oleh universitas diteruskan peneliti kepada

Kantor KESBANGLINMASPOL dan BAPPEDA Kabupaten

Purbalingga.

3) Peneliti meneruskan ijin yang diberikan oleh Kantor

KESBANGLINMASPOL dan BAPPEDA tersebut kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dan Puskesmas

Rembang Kabupaten Purbalingga.

b. Pelaksanaan

1) Setelah memperoleh ijin dari Kepala Puskesmas Rembang,

peneliti berkoordinasi dengan penanggung jawab program

Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas Rembang untuk

menentukan responden dengan diagnosa hipertensi urgensi.

2) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada

responden..

3) Peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi responden

kepada responden.
4) Setelah bersedia menjadi responden, peneliti menjelaskan

tentang kuesioner dan memberikan kuesioner kepada responden

untuk diisi.

5) Peneliti melakukan pengecekan kembali setelah pengisian

kuesioner selesai oleh responden, apakah ada pertanyaan yang

belum terjawab oleh responden.

6) Data yang diperoleh dari kuesioner kemudian dilakukan analisis

untuk mengetahui hubungan antar variabel.

7) Kemudian data diolah dengan menggunakan uji statistik.

H. Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan urutan sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2010) :

a. Editing

Editing merupakan proses memeriksa data yang telah

dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku register.

Yang dilakukan pada kegiatan memeriksa data adalah menjumlah dan

melakukan koreksi. Menjumlah adalah menghitung banyaknya

lembaran daftar pertanyaan yang telah diisi untuk mengetahui apakah

sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan. Bila terdapat kekurangan

maka dapat segera dicari sebabnya lalu diatasi. Sebaliknya, bila

terdapat jumlah berlebih yang mungkin terjadi karena pencatatan


ganda atau pencatatan subjek studi yang tidak termasuk dalam sampel

maka dapat segera diketahui dan diambil tindakan.

Yang termasuk dalam proses koreksi adalah proses

membenarkan atau menyelesaikan hal-hal yang salah atau kurang

jelas. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dapat ditanyakan

kembali kepada responden, tetapi bila cara tersebut tidak dapat

dilakukan maka penyelesaian dilakukan oleh peneliti, apakah dibuang

atau diganti dengan yang lain.

b. Skoring

Skoring adalah hasil pekerjaan menskor (memberikan skor) yang

diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir

item yang oleh testee (istilah bagi orang yang mengerjakan tes) telah

dijawab dengan betul, dengan memperhatikan bobot jawaban

betulnya (Sudijono, 2011).

c. Coding

Coding merupakan klasifiksi jawaban atau data menurut kategorinya

masing-masing. Setiap kategori diberi kode yang berbeda pula.

Langkah pemberian kode pada atribut dan variabel ini

mempermudah dalam analisis data. Pemberian kode harus dilakukan

dengan seteliti mungkin karena mudah menimbulkan kesalahan

dalam pemberian kode atau dalam memasukkan data. Dalam

penelitian ini coding yang digunakan adalah :


1) Kuesioner A (karakteristik responden)

a) Usia

Rentang usia dewasa awal (26-35 tahun) diberi kode 1,

rentang usia dewasa (36-45 tahun) diberi kode 2, rentang

usia lansia awal (46-55 tahun) diberi kode 3, rentang usia

lansia (56-65 tahun) diberi kode 4, dan rentang usia manula

(> 65 tahun) diberi kode 5.

b) Pendidikan

Pendidikan ‘tidak sekolah’ diberi kode 1, pendidikan ‘SD’

diberi kode 2, pendidikan ‘SMP’ diberi kode 3, pendidikan

‘SMA/SMK’ diberi kode 4, dan pendidikan ‘Perguruan

Tinggi’ diberi kode 5.

c) Jenis kelamin

Jenis kelamin ‘laki-laki’ diberi kode 1, dan jenis kelamin

‘perempuan’ diberi kode 2.

d) Status perkawinan

Status ‘belum kawin’ diberi kode 1, status ‘kawin’ diberi

kode 2, status ‘cerai’ diberi kode 3, dan status ‘janda/duda’

diberi kode 4.

e) Pekerjaan

Pekerjaan ‘tidak bekerja’ diberi kode 0, pekerjaan ‘petani’

diberi kode 1, pekerjaan ‘pedagang’ diberi kode 2,


pekerjaan ‘pegawai swasta’ diberi kode 3, dan pekerjaan

‘PNS’ diberi kode 4.

f) Pendapatan per bulan

Pendapatan per bulan < Rp. 1.500.000,00 diberi kode 1,

pendapatan per bulan Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.500.000,00

diberi kode 2, pendapatan per bulan Rp. 2.500.000,00 – Rp.

3.500.000,00 diberi kode 3, dan pendapatan per bulan > Rp.

3.500.000,00 diberi kode 4.

g) Jumlah anggota keluarga

Anggota keluarga 1-3 orang diberi kode 1, anggota keluarga

4-6 orang diberi kode 2, dan anggota keluarga > 6 orang

diberi kode 3.

h) Lamanya diagnosis

Lamanya diagnosis 3-12 bulan diberi kode 1, lamanya

diagnosis 1-5 tahun diberi kode 2, dan lamanya diagnosis

>5 tahun diberi kode 3.

i) Riwayat merokok

‘Tidak pernah’ merokok diberi kode 0, ‘pernah merokok

namun sudah berhenti’ diberi kode 1, dan ‘masih merokok’

diberi kode 2.

j) Konsumsi alkohol

Tidak pernah mengkonsumsi alkohol diberi kode 0,

konsumsi alkohol 2-4x/bulan diberi kode 1, konsumsi


alkohol 2-3x/minggu diberi kode 2, konsumsi alkohol >

4x/minggu diberi kode 3, dan konsumsi alkohol setiap hari

diberi kode 4.

k) Penyakit penyerta

Jawaban ‘tidak ada’ diberi kode 0, dan jawaban ‘ada’ diberi

kode 1.

l) Tekanan darah

Rentang tekanan darah hipertensi stadium 1 (140-159/90-

99 mmHg) diberi kode 1, dan rentang tekanan darah

hipertensi stadium 2 (≥160/≥100 mmHg) diberi kode 2, dan

rentang tekanan darah hipertensi urgensi (>180/>120

mmHg) diberi kode 3.

m) Indeks Massa Tubuh (IMT)

Rentang IMT sangat kurus (< 17) diberi kode 1, rentang

IMT kurus (17 – 18,5) diberi kode 2, rentang IMT normal

(18,5 – 25) diberi kode 3, rentang IMT gemuk (> 25 – 27)

diberi kode 4, dan rentang IMT obesitas (> 27) diberi kode

5.

2) Kuesioner B (self management)

Pada 40 item pernyataan favorable jawaban ‘tidak

pernah’ diberi kode 1, jawaban ‘jarang’ diberi kode 2, jawaban

‘kadang-kadang’ diberi kode 3, jawaban ‘selalu’ diberi kode 4,

dan jawaban ‘tidak sesuai’ diberi kode 5. Hasil keseluruhan


jawaban pada kuesioner dihitung normalitasnya dengan

menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan skoring

menggunakan mean. Perhitungan nilai untuk membagi kategori

menggunakan rumus mean dan standar deviasi. Rumus pada

nilai baik yaitu jumlah mean dan standar deviasi, nilai kurang

yaitu selisih mean dan standar deviasi. Pengkodingan pada self

care management dan kelima komponen sama. Nilai yang

terkategori ‘baik’ diberi kode 3, ‘cukup’ diberi kode 2, dan

‘kurang’ diberi kode 1.

d. Entri Data

Entri data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam alat

bantu analisis yaitu komputer. Dalam penelitian ini data diolah dengan

program SPSS for Windows.

e. Tabulating

Penyusunan data (tabulasi) merupakan pengorganisasian data

sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan

ditata untuk disajikan dan dianalisis. Tabulasi dilakukan dengan

menyajikan data ke dalam bentuk tabel sesuai dengan tujuan

penelitian.

2. Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan analisis univariat. Analisis univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.


Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. (Notoatmodjo,

2010). Analisis data disajikan dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi dalam bentuk persentase, dimana persentase yang disajikan

didapat dari perhitungan menggunakan rumus analisis univariat sebagai

berikut :

Keterangan :

P : Persentase

X : Jumlah responden yang bernilai baik/ cukup/ kurang

n : Jumlah seluruh responden

3. Uji Normalitas Data

Dalam kuesioner B yang berisi 40 jenis pertanyaan, jawaban dari

responden akan diuji apakah data sudah berdistribusi normal atau belum.

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov

Smirnov karena besar sampel lebih dari 30 responden.

I. Etika Penelitian

Etika dalam penyusunan laporan meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan yang diberikan kepada subjek yang akan

dikaji. Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan. Jika responden tersebut menolak untuk dikaji, maka

penulis harus menghormati hak pasien (Alimul Hidayat, 2010). Pada


penelitian ini responden yang bersedia untuk dijadikan subyek penelitian

menandatangani form yang sudah disediakan.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, penulis tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan

inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil yang akan disajikan

(Alimul Hidayat, 2010). Pada penelitian ini nama responden diganti

dengan nama inisial.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

penulis, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

asuhan (Alimul Hidayat, 2010). Pada penelitian ini seluruh data yang

sudah terkumpul disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

4. Ethical Clearance (ijin etika)

Ethical clearance adalah pernyataan, bahwa rencana kegiatan

penelitian yang tergambar dalam protokol, telah dilakukan kajian dan

telah memenuhi kaidah etik sehingga layak dilaksanakan. Seluruh

penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian

harus mendapatkan ethical clearance, baik penelitian yang melakukan

pengambilan spesimen maupun tidak (Alimul Hidayat, 2010).

Anda mungkin juga menyukai