Anda di halaman 1dari 16

OSTEOARTHRITIS

Osteoarthritis adalah penyakit yang merupakan bagian dari arthritis yang


ditandai dengan penipisan rawan sendi, pembentukan tulang baru subkondral dan
osteofit. Penyakit ini meyerang sendi terutama pada tangan, lutut dan panggul. Orang
yang terserang osteoarthritis biasanya susah menggerakkan sendi-sendinya dan
pergerakannya menjadi terbatas karena turunnya fungsi tulang rawan untuk menopang
badan. Hal ini dapat mengganggu produktifias seseorang. Osteoarthritis tidak hanya
menyerang orang tua, tapi juga bisa menyerang orang yang muda dan berdasarkan
penelitian, kebanyakan orang yang terkena osteoarthritis adalah wanita1,2,3.

Epidemiologi
Osteoartritis merupakan penyakit tersering yang menyebabkan timbulnya nyeri
dan disabilitas (hambatan) gerakan pada populasi usia lanjut. OA merupakan kelainan
yang mengenai berbagai ras dan kedua jenis kelamin. Pria dan wanita memiliki
kesempatan yang sama untuk terkena OA, namun pada wanita biasanya sendi yang
terkena lebih banyak. Seiring dengan bertambahnya usia, insidens OA juga semakin
bertambah. Dapat dibayangkan nanti ketika seseorang sudah berusia lebih dari 60 tahun,
¼ dari seluruh populasi wanita dan 1/5 dari seluruh populasi pria dapat terkena OA. OA
dapat menyerang semua sendi, namun predileksi yang tersering adalah pada sendi-sendi
yang menanggung beban berat badan seperti panggul, lutut, dan sendi tulang belakang
bagian lumbal bawah.

Faktor Risiko
Tidak ada bakteri atau virus yang menyebabkan osteoarthritis. Adapun factor
risiko dari osteoarthritis adalah1:
1. Adanya peradangan kronis pada persendian
ditandai dengan pembengkakan pada jari-jari tangan, siku, dan lutut. Biasanya
daereah yang mengalami pembengkakan, berwarna kemerah-merahan
2. Pernah mengalami trauma dan radang pada sendi. Terutma patah tulang yang
mengenai permukaan sendi.

1
3. Faktor usia
Kebanyakan orang yang terkena osteoarthritis adalah orang dengan usia diatas 50
tahun.
4. Keturunan/riwayat OA pada keluarga
Ada beberapa orang yang mengalami osteoarthritis karena faktor keturunan
5. berat badan yang berlebihan
berat badan yang berlebihan, dapat memberatkan sendi dalam menopang tubuh.
6. Stres pada sendi
biasanya stres pada sendi ini terjadi pada olahragawan.
7. Neuropati perifer
8. Densitas (kepadatan) tulang yang rendah.

Gejala dan Tanda


Biasanya, osteoarthritis terjadi secara perlahan, dimulai dari rasa sakit pada
sendi setelah melakukan aktivitas, seperti olahraga, kemudian lama-kelamaan akan
terasa lebih sakit dan kaku. Nyeri merupakan keluhan utama tersering dari pasien-pasien
dengan OA yang ditimbulkan oleh kelainan seperti tulang, membran sinovial, kapsul
fibrosa, dan spasme otot-otot di sekeliling sendi. Nyeri awalnya tumpul kemudian
semakin berat, hilang timbul, dan diperberat oleh aktivitas gerak sendi. Nyeri biasanya
menghilang dengan istirahat. Kekakuan pada kapsul sendi dapat menyebabkan
kontraktur (tertariknya) sendi dan menyebabkan terbatasnya gerakan. Penderita akan
merasakan gerakan sendi tidak licin yang disertai bunyi gemeretak (krepitus). Sendi
terasa lebih kaku setelah istirahat. Perlahan-lahan sendi akan bertambah kaku. Sendi
akan terlihat membengkak karena adanya penumpukan cairan di dalam sendi.
Pembengkakan ini terlihat lebih menonjol karena pengecilan otot sekitarnya yang
diakibatkan karena otot menjadi jaran digunakan.
Gejala pada tangan: jari-jari membesar, terasa sakit, kaku bahkan mati rasa.
Gejala pada lutut yaitu lutut terasa sakit dan kaku. Susah digunakan untuk berjalan dan
dapat menyebabkan cacat. Pada panggul, panggul terasa sakit dan kaku pada kunci paha
dan dapat membatasi pergerakan. Pada punggung/tulang belakang, terasa sakit dan kaku
pada leher.

2
Diagnosis
Anamnesis
Tanyakan gejala dan tanda yang disebutkan di atas.
Pemeriksaan fisik
Pada penderita osteoarthritis, pemeriksaan fisik ini biasanya dilakukan dengan
memeriksa kemampuan berjalan.
Pemeriksaan Penunjang
1. X ray
Xray untuk mengetahui sejauh mana sendi mengalami kerusakan. X ray dapat
memperlihatkan rusaknya tulang, penyempitan rongga sendi, pembentukan osteofit
(tonjolan-tonjolan kecil pada tulang), perubahan bentuk sendi, dan destruksi tulang.
2. Pemeriksaan cairan sendi dapat dijumpai peningkatan kekentalan cairan sendi
3. Pemeriksaan artroskopi dapat memperlihatkan destruksi tulang rawan sebelum
tampak di foto polos.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Magnetic resonance imaging dapat memberikan gambar-gambar seperti jaringan


dalam tubuh dengan resolusi yang tinggi. MRI jika diduga ada penyakit dalam
jaringan tubuh.
5. Tes lain
Dokter akan melakukan tes darah diantaranya laju endap darah dan tes darah lain
nya untuk mengetahui penyebab lain dari gejala yang timbul,

Penatalaksanaan Non Farmakologi


Ada beberapa cara dalam penanganan osteoarthritis non farmakologi,
diantaranya2,3:
1. Olahraga
Olahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol barat badan.
Olahraga untuk osteoarthritis misalnya berenang dan jogging.
2. Menjaga sendi
Menggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan stres pada sendi.
3. Panas/dingin

3
Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas. Panas dapat mengurangi rasa sakit
pada sendi dan melancarkan peredaran darah.
Dingin dapat mngurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit.
Dapat didapat dengan mengompres daerah yang sakit dengan air dingin.
4. Viscosupplementation yaitu gel untuk orang yang terkena osteoarthritis pada lutut.
5. Pembedahan
Apabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu kuat, akan
dilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat memperbaiki bagian dari tulang
6. vitamin D,C, E, dan beta karotin
untuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis.

Terapi Farmakologi
Semua obat memiliki efek samping yang berbeda, oleh karena itu, penting bagi
pasien untuk membicarakan dengan dokter untuk mengetahui obat mana yang paling
cocok untuk di konsumsi. Berikut adalah beberapa obat pengontrol rasa sakit untuk
penderita osteoarthritis2, 3, 4, 5:
1. Acetaminophen
Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman
dan efektif untuk mengurangi rasa sakit.
2. NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)
Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Mempunyai efek samping,
yaitu menyebabkan sakit perut dan gangguan fungsi ginjal.
3. Topical pain
Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang
terasa sakit.
4. Tramadol (Ultram)
Tidak mempuyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.
5. Milk narcotic painkillers
Mengandung analgesic seperti codein atau hydrocodone yang efektif mengurangi
rasa sakit pada penderita osteoarthritis.
6. Korticosteroid
Efektif mengurangi rasa sakit.

4
7. Hyaluronic acid
Merupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic acid
dan N-acetygluosamine. Disebut juga viscosupplementation.
Digunakan dalam perawatan pasien osteoarthritis. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, 80% pengobatan dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek
yang lebih kecil dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin
besar molekul hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek positif yang di
rasakan karena hyaluronic acid efektif mengurangi rasa sakit.
8. Glucosamine dan chondroitin sulfate
Mengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.

Pencegahan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita terhindar dari osteoarthritis1:
1. menghindari olahraga yang bisa meyebabkan sendi terluka
2. mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan
3. minum obat untuk mencegah osteoarthritis

HIPERTENSI

Dari kelompok penyakit kardiovaskuler, hipertensi merupakan penyakit yang


paling sering ditemui. Antara 10-15% orang dewasa menderita kelainan ini. Selama
ini dikenal dua jenis hipertensi, yaitu hipertensi primer atau esensial, penyebabnya
tidak diketahui dan mencakup ± 90%, dan hipertensi sekunder, penyebabnya
diketahui dan mencakup ± 10% kasus.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Comittee on Prevention,
Detection, Evaluation, adn Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, pre-hipertensi,
hipertensi derajat I, dan derajat II.

5
Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre-hipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

Patogenesis
Faktor resiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut
adalah:
1. Faktor resiko seperti diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok,
dan genetis.
2. Sistem saraf simpatis
a. Tonus simpatis
b. Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi. Endotel
pembuluh darah berperan utama, tetapi remodelling dari endotel, otot polos
dan interstisium juga memberikan kontribusi akhir.
4. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin,
angiotensis, dan aldosteron.
Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian
tekanan darah yang mempengaruhi rumus dasar Tekanan darah = Curah Jantung
x Tahanan Perifer.

Penilaian Diagnosis

6
Pengukuran tekanan darah membutuhkan kepatan untuk menghindari kesalahan
menggolongkan seseorang yang tekanan darahnya normal sebagai penderita hipertensi.
Evaluasi pasien hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis tentang keluhan
pasien, riwayat penyakit dahulu, dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang.
Anamnesis meliputi :
1. lama menderita penyakit hipertensi dan derajat tekanan darah
2. indikasi adanya hipertensi sekunder:
a. keluarga dengan riwayat penyakit ginjal
b. adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakaian obat-
obat analgetik dan obat lain
c. episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma)
d. episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme)
3. Faktor resiko:
a. Riwayat hipertensi atau kardiovaskuler pada pasien atau keluarga pasien
b. Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya
c. Riwayat diabetes melitus pada pasien dan keluarganya
d. Kebiasaan merokok
e. Pola makan
f. Kegemukan, intensitas olahraga
g. Kepribadian
4. Gejala kerusakan organ
a. Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient
ischemic attack, defisit sensoris atau motoris
b. Jantung : palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak kaki
c. Ginjal : haus, poliuri, nokturi, hematuri
d. Arteri perifer : ekstremitas dingin, claudicatio intermitten
5. Pengobatan antihipertensi sebelumnya
Pemeriksaan fisik selain memeriksa tekanan darah, juga untuk mengevaluasi
adanya penyakit penyerta, kerusakan organ target, serta kemungkinan adanya hipertensi
sekunder.
Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dari:

7
- tes darah rutin
- glukosa darah
- kolesterol total serum
- kolesterol LDL dan HDL
- trigliserida serum
- asam urat serum
- kreatinin serum
- kalium serum
- hemoglobin dan hematokrit
- urinalisis
- EKG
-
Tatalaksana
Tujuan strategi pengobatan
Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas kardiovaskuler. Penurunan tekanan sistolik harus menjadi perhatian utama,
karena pada umumnya tekanan diastolik akan terkontrol bersamaan dengan
terkontrolnya tekanan sistoliks
Strategi pengobatan hipertensi harus dimulai dari perubahan gaya hidup berupa;
diet rendah garam, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, aktifitas fisik yang
teratur, dan penurunan berat badan bagi pasien dengan berat badan lebih. Selain dapat
menurunkan tekanan darah, perubahan gaya hidup juga terbukti meningkatkan
efektifitas obat antihipertensi dan menurunkan resiko kardiovaskular.
Untuk hipertensi stage I tanpa faktor resiko dan tanpa kerusakan target organ,
perubahan pola hidup dapat dicoba sampai 12 bulan. Sedangkan bila disertai kelainan
penyerta seperti gagal jantung, pasca infark miokard, penyakit jantng koroner, DM, dan
riwayat stroke, maka terapi farmakologi harus dimulai sejak dini dimulai dari hipertensi
tingkat satu. Bahkan untuk pasien dengan kelainan ginjal atau diabetes, pengobatn
dimulai pada tahap prehipertensi.

Obat-obat antihipertensi

8
Dikenal 5 kelompok obat lini pertama yng lazim digunakan untuk pengobatan
hipertensi;
1. Diuretik
2. Beta Bloker
3. ACE inhibitor
4. Angiotensin Reseptor Bloker
5. Antagonis Kalsium

Selain itu dikenal juga 3 kelompok obat yang dianggap lini ke dua;
1. Penghambat saraf adrenergik
2. Agonis alfa 2 sentral
3. Vasodilator

Algoritma Penanggulangan Hipertensi


Hipertensi tingkat1(=/>140/90-</=159/99 mm Hg)
Nilai resiko kardiovaskular
Nilai kerusakan organ target
Nilai penyakit penyerta dan diabetes melitus

Mulai usaha perubahan pola hidup
Koreksi faktor resiko kardiovaskular
Tanggulangi penyakit penyerta dan diabetes melitus

Tentukan resiko total/absolut

Penanggulangan dengan obat

Hipertensi tingkat 2 (=/>160 / 100 mmHg)

9
Penanggulangan dengan obat

Nilai resiko kardiovaskular
Nilai kerusakan target organ
Nilai penyakit penyerta dan diabetes melitus

Tambahkan usaha perubahan pola hidup
Koreksi resiko kardiovaskular
Tanggulangi penyakit penyerta dan diabetes melitus

Pilihan obat pada indikasi khusus


Indikasi Diuretik Beta Blocker ACEI ARB CCB Anti Aldosteron
Gagal Jantung + + + + +
Pasca MI + + +
PJK + + + +
DM + + + + +
PGK + +
Cegah Stroke Ulang + +

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

10
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Nurbaiti/perempuan/77 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu Rumah Tangga/Tamat SD
c. Alamat : Jln.Madang No. 11 Lolong Padang.
2. Latar belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
a. Status Perkawinan : Janda
b. Jumlah anak/saudara : 5 orang
c. Status ekonomi keluarga :
Mampu, Penghasilan anak pasien dan menantu ± Rp 4.000.000/bulannya
d. KB :-
e. Kondisi Rumah :
 Rumah pasien permanen,pekarangan luas
 Ventilasi baik,jumlah kamar 3 buah.
 Sumber air minum air PDAM
 Listrik ada.
 Pasien memiliki WC di rumah.
 Sampah dibakar.
Kesan : hygiene dan sanitasi baik.
3. Kondisi lingkungan keluarga
 Pasien sedang tinggal dengan anak perempuannya dan menantu serta
ketiga orang cucunya.
 Pasien tinggal di daerah kota yang padat penduduk.
4. Aspek psikologis keluarga
 Hubungan pasien dengan keluarganya baik.

5. Riwayat penyakit dahulu/penyakit keluarga


 Pasien telah menderita penyakit hipertensi selama ± 5 tahun dan kontrol
teratur ke puskesmas .

11
 Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit seperti ini.
 Riwayat penyakit gula tidak ada.
 Riwayat penyakit ginjal tidak ada.
 Riwayat sakit maag ada.
6. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan Utama: Nyeri pada kedua panggul yang hilang timbul sejak 3 hari yang
lalu.
RPS :
- Nyeri pada kedua panggul yang hilang timbul sejak 3 hari yang lalu.Nyeri
seperti ditusuk-tusuk terutama timbul pada pagi hari, setelah aktifitas dan
nyeri bertambah hebat dengan perubahan posisi. Nyeri berlangsung
selama ±30 menit. Nyeri dirasakan tidak menjalar. Nyeri berkurang dengan
istirahat.
- Kaku pada sendi panggul tidak ada.
- Bengkak pada sendi panggul tidak ada.
- Rasa panas di sendi panggul tidak ada.
- Tidak ada kemerahan di sendi panggul.
- Kesemutan tidak dirasakan.
- Keluhan yang sama pada sendi yang lain tidak ada.
- Riwayat trauma tidak ada
- Demam tidak ada
- Riwayat nafsu makan menurun tidak ada.
- Sakit kepala tidak ada.
- Riwayat jantung berdebar-debar tidak dirasakan.
- Nyeri dada tidak ada.
- Pasien mengkonsumsi makanan bersantan.
- Pasien akhir-akhir ini jarang berolahraga.
- Pasien sudah sering berobat ke Puskesmas ketika mengalami keluhan
seperti ini sejak ±5tahun yang lalu dan biasa mendapat obat Ibuprofen
keluhan hilang dan muncul kembali saat obat habis dan untuk tensi tinggi
mendapat kaptopril.
7. Pemeriksaan fisik

12
Status Generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : CMC
Nadi : 84 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Tekanan darah :160/100 mmHg
Suhu ; 36,5 C
BB : 60 kg
TB : 155 cm
Status gizi : baik
Mata : konjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Thorak :
Paru :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kiri dan kanan normal
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing-/-
Jantung :
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung murni, ising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : sendi panggul: nyeri (+), bengkak (-) , kemerahan (-), panas (-)
reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, Oedem tungkai -/-
8. Laboratorium anjuran: darah rutin, LED, Rontgen artikulasio coxae
9. Diagnosa kerja : Osteoartiritis artikulasio coaxae dan Hipertensi Stage II
10. Diagnosa Banding : Reumatoid Artiritis

13
11. Manajemen
Preventif :
 Mengurangi aktifitas fisik yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari
 Kurangi makanan tinggi garam dan tinggi lemak.
 Hindari makanan daging-daging warna merah segar seperti: hati ayam,
sosis sapi, daging sapi, daging kambing
 Olahraga teratur 3 kali seminggu

 Menghindari stress
Promotif :
 Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit pasien yaitu panyakit
peradangan pada sendi, faktor pencetus pengobatan dan komplikasinya.
 Menjelaskan kepada pasien tentang hipertensi dan komplikasinya
 Menginformasikan pada pasien agar tidak mengobati penyakitnya
dengan obat-obat tanpa resep dokter
 Memberikan penjelasan pada pasien untuk selalu menerapkan pola hidup
sehat dan makan secara teratur.
Kuratif (resep):
 Ibuprofen 2 x 1 tab @200 mg
 Ranitidin 2 x 1 tab @150 mg
 Kaptopril 2 x 1 tab @12,5 mg
 Nifedipin 1 x 1 tab @10 mg
Rehabilitatif :
Kontrol teratur ke Puskesmas
Istirahat dengan cukup

Dinas Kesehatan Kodya padang


Puskesmas Ulak Karang

14
Dokter : Subashini / Indah
Tanggal : 1 Februari 2011

R/ Ibuprofen tab 200 mg No. X


S 2 dd tab I £
R/ Ranitidin tab 150 mg No. X
S 2 dd tab 1 £
R/ Kaptopril tab 12,5 mg No.X
S 2 dd tab 1 £
R/ Nifedipin tab 10mg No. V
S 1 dd tab 1 £

Pro : Nurbaiti
Umur : 77 tahun
Alamat: Jln Madang No. 11 Lolong Padang.

DAFTAR PUSTAKA

15
1. Anonim.Osteoarthritis.http://new.merapi.net/index.php?
view=news/116&id=116&PHPSESSID=4ca6439313b991ed97f43906b994. 17
november 2007
2. Anonim. Handout of Health: Osteoarthritis.http://www.niams.nih. gov/Health_ Info/
Osteoarthritis/default.asp. 17 november 2007
3. Anonim. What is Osteoarthritis. http://www.arthritis. ca/types%20of%20arthritis/
osteoarthritis/default.asp?s=1.17 november 2007
4. Felson, D.T. 2006. Osteoarthritis of the Knee. NEJM 354: 841-848
5. Lane, N. E. 2007. Osteoarthritis of the Hip. NEJM 357: 1413-14.
6. Setyohadi, Bambang, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta; PAPDI.
2004.

16

Anda mungkin juga menyukai