ABSTRACT
Spiny lobster (Panulirus spp) is one of important commodities in Bulukumba
Regency. The lobsters used for aquaculture were obtained from the wild catch in the sea.
The purpose of this study was to develop artificial gear to attract the lobster seed to be
easily caught. The research was conducted in marine coastal of Ujung Bulu, Bulukumba
Regency, South Sulawesi from July to October 2013. There are three artificial attractors that
consisted of light attractor, trap shelter attractor, and shelter benthic attractor. Results
showed that the spiny lobster catches from artificial attractor consisted of 47.5 % of pearl
lobster ((Panulirus ornatus), 25.8% of sand lobster (P. homarus), 21.2 % of bamboo lobster (P.
versicolor), 5.6% of stone lobster (P. penicilatus). The carapace length of both pearl lobster
and sand lobster ranged from 2,6 to 6,0 cm, which were longest among the other lobsters..
Keywords: atractors, lobster seed, pearl lobster, sand lobster, bamboo lobster, stone
lobster.
Musbir dkk. 95
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 95 -102 ISSN: 2355-729X
PENDAHULUAN
Musbir dkk. 96
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 95 -102 ISSN: 2355-729X
Muara sungai Bialo dan Sungai Bijawang Struktur bangunan terdiri atas bambu
mempengaruhi turbidity dan bentos di sebagai rakit dengan ukuran 4 x 4 m.
perairan pantai tersebut terutama pada Rakit dipasangi tali yang dihubungkan
saat musim hujan dimana banyak massa dengan jangkar agar tidak hanyut
air yang dialirkan dari dua sungai terbawa arus. Pada bagian bawah rakit
tersebut. dipasang waring yang diturunkan ke
Hasil pengamatan di lapangan dasar perairan melalui tali. Jaring
menunjukkan bahwa pada perairan pantai tersebut ditenggelamkan dengan
tersebut sering ditangkap anakan lobster pemberat sampai di dasar perairan pada
laut yang dilakukan secara tidak sengaja saat operasi. Di atas waring dipasang
oleh nelayan setempat. Oleh karena itu karung yang diisi dengan pasir agar
maka perlu dilakukan penggunaan tenggelam ke dasar dan diberi ijuk yang
teknologi atraktor dalam upaya dipasangi pemberat. Karung dan ijuk
mengumpulkan anakan lobster agar berfungsi sebagai atraktor sehingga
memudahkan pemanenan dari alam. anakan lobster akan berkumpul.
Tiga tipe atraktor yang akan Pemanenan lobster dilakukan dengan
digunakan dalam pemanenan anakan mengangkat waring pada rakit .
lobster (Mills and Crear, 2004) adalah: Data yang dikumpulkan adalah
1) atraktor cahaya penarik; 2) atraktor keanekaragaman spesies udang lobster
shelter perangkap; dan 3) atraktor bentik, laut yang tertangkap pada semua
sebagaimana terlihat pada Gambar 2. atraktor. Kemudian diukur panjang
Atraktor pertama adalah atraktor karapas, panjang badan dan berat badan.
cahaya pemikat yang terbuat dari rangka Identifikasi spesies lobster dilakukan
pipa paralon, kemudian dipasang di secara visual dengan melihat corak warna
perairan laut dekat pantai. Alat ini yang terdapat pada bagian segmen
dioperasikan pada malam hari dengan tubuh berdasarkan buku identifikasi
menggunakan lampu sebagai alat penarik (Chan, 2000). Pengukuran panjang
udang. Kemudian dilakukan memanen karapas dilakukan dengan cara mengukur
anakan lobster hasil tangkapan dengan panjang dari tepi post orbital sampai
menggunakan serok (scoopnet). ujung posterior karapasnya, sesuai
Atraktor kedua adalah shelter trap. petunjuk Sparre and Venema (1999).
Atraktor ini terbuat dari karung dan ijuk Panjang karapas diukur menggunakan
yang diberi pemberat. Kemudian disusun mistar dengan ketelitian 1 mm. Berat
didasar laut membentuk segi empat badan ditimbang menggunakan
bujursangkar dengan luas 4 x 4 m. timbangan duduk dengan ketelitian 1 gr.
Karung dan ijuk berfungsi sebagai
tempat berlindung anakan lobster yang HASIL DAN PEMBAHASAN
sedang berenang. Kemudian dipasang Produksi udang lobster laut atau
perangkap dari bubu sebanyak 3 buah udang barong (Panulirus spp) di perairan
untuk menangkap anakan lobster. Bubu Laut Sulawesi Selatan sebesar 243.100 kg
yang digunakan berbentuk kubus yang pada tahun 2010. Terdapat lima spesies
terbuat dari jaring dengan ukuran 100 x lobster yang dominan tertangkap dan
60 x 50 cm. Kemudian anakan yang merupakan komoditas ekspor. antara lain
masuk kedalam bubu akan dipanen. lobster mutiara (P. ornatus), lobster pasir
Aktraktor ketiga adalah atraktor (P. homarus), lobster batu (P. penicillatus),
bentik yang digantung pada rakit. lobster merah atau bintik seribu (P.
Musbir dkk. 97
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 95 -102 ISSN: 2355-729X
A B C
Musbir dkk. 98
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 95 -102 ISSN: 2355-729X
Musbir dkk. 99
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 95 -102 ISSN: 2355-729X
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang karapas, panjang total dan berat badan dari
anakan lobster laut (Panulirus spp) Iacchei
yang tertangkap
et al., (2005)pada atraktorbahw
melaporkan di
Perairan Laut Bulukumba. udang lobster (P. interruptus) yang
No Jenis Udang Panjang Panjang Berat Badan
Karapas badan (gr)
1. Lobster mutiara (P. ornatus ) 2,6-6,0 cm 8-16,0 cm 48-215 gr
2. Losbter pasir (P. homarus) 2,6-6,0 cm 8,4-16,0 cm 48-215 gr
3. Lobster bambu (P.versicolor) 2,6-3,5 cm 9-11,0 cm 62-96 gr
4. Lobster batu (P. penicillatus) 2,6-4,0 cm 8,4-12,0 cm 50-104 gr