Anda di halaman 1dari 19

BAB 2

STRUKTUR ATOM

Kompetensi Dasar
3.2. Menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr,
dan Mekanika Gelombang

PERTEMUAN 1

I. Tujuan Pembelajaran 1
1. Peserta didik mampu memahami bahwa atom tersusun dari partikel dasar, yaitu elektron, proton,
dan neutron serta proses penemuannya.
2. Peserta didik mampu menganalisis dan menyimpulkan bahwa nomor atom, nomor massa, dan
isotop berkaitan dengan jumlah partikel dasar penyusun atom.

II. Uraian Materi


A. Pengertian Atom
Atom yaitu partikel paling kecil yang memiliki sifat unsur. Jari-jari
suatu atom sekitar 3 – 15 nm (1 nm = 10 -9 meter). Saat ini atom
ssudah bisa dilihat pakai mikroskop STM ( Scanning Tunneling
Microscope) dan AFM (Atomic Force Microscope), jadi sifat dan
karakteristik dari bentuk atom bisa diamati dengan lebih jelas.
Gejala yang ditimbulkan atom bisa kamu pelajari seperti warna
nyala, difraksi, sifat listrik, sifat magnet dan gejala lainnya.
B. Sejarah Penemuan Atom
Teori atom pertama kali dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803 yaitu atom partikel
terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.Tapi, kemudian ternyata atom terdiri dari partikel – partikel yang
lebih kecil lagi yaitu proton, elektron, dan neutron. Partikel pembentuk atom ini disebut dengan
partikel sub atom. Model atom terus berkembang mulai dari model atom Dalton, Thomson,
Rutherford, Bohr sampai model atom modern yang kamu pakai sekarang.
C. Partikel Penyusun Atom
Partikel dasar pembentuk atau penyusun atom terdiri atas proton, neutron dan elektron. Nah,
berikut dibawah ini penjelasannya.
1. Proton
Pada tahun 1886, seorang yang bernama Eugen Goldstein melakukan percobaan
memodifikasi tabung sinar katode yang ditemukan William Crookes caranya melubangi lempeng
katode.
Dari percobaan ini, menemukan kalau gas yang ada di belakang katode jadi berpijar.
Berarti radiasi dari anode menembus lempengan katode lewat lubang yang sudah dibuat.
Dibawah ini, ada beberapa hasil percobaan yang dilakukan:
1. Sifat sinar anode ini yaitu radiasi partikel karena mampu memutar baling – baling.
2. Radiasi ini kalau dibelokkan pakai medan magnet, maka akan menuju ke kutub magnet negatif.
Artinya, radiasi sinar ini bermuatan positif (itu penyebabnya yang dinamakan anode dan
kemudian dinamakan proton).
3. Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas yang ada di dalam tabung.
Massa proton terkecil diperoleh pada atom Hidrogen yaitu Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 × 10 -
24
 gram dengan muatan 1 proton = +1 = 1,6 × 10 -19 C.
 2. Elektron
Kemudian, pada tahun 1897 Joseph John Thomson melakukan percobaan pakai tabung
sinar katode. Ada 2 plat elektroda, dimana salah satu plat logam yang ada pada ujung tabung
yang berfungsi sebagai katoda. 2 plat ini dimasukkan ke dalam tabung kaca bertekanan rendah,
dan dialirkan listrik bertegangan tinggi sampai mampu melepas elektron dari katoda ke anoda.
Sinar katoda tidak bisa kamu lihat pakai mata telanjang, tapi kamu bisa mengetahui kalau
sinar ini ada dari berpenjarnya lapisan tabung kaca bagian dalam akibat adanya benturan antara
elektron dengan dinding tabung. Kamu bisa melihatnya kalau sinar katoda, coba kamu benturkan
ke layar berfluoresensi (layar yang bisa berpendar) setelah kamu beri lubang pada plat logam
anoda. Seperti gambar di bawah ini.

Nah, dibawah ini adalah beberapa hasil percobaan yang dilakukan:


1. Merupakan radiasi partikel, karena mampu memutar baling – baling.
2. Radiasi ini kalau dibelokkan pakai medan magnet, maka akan menuju ke kutub magnet
positif. Artinya, sinar katode bermuatan negatif.
3. Partikel katoda merambat tetidak lurus dari lempengan katode menuju anode.
4. Sinar katoda tidak tergantung pada jenis plat logam yang dipakai.
5. Sinar katoda bisa kamu buat dengan listrik tegangan tinggi.
Dengan sifat ini, maka J.J Thomson menamakan partikel penyusun atom bermuatan negatif ini
sebagai Elektron. J.J Thomson juga menemukan perbandingan muatan elektron terhadap massa
yaitu 1,76 × 108 C/g. Pada tahun 1909, Robert Millikan berhasil menemukan besarnya muatan
sebuah elektron yaitu 1,6 × 10 -19 C. Maka kamu peroleh massa 1 elektron sebesar 9,1095×10 -
31
 Kg.
 
3. Inti Atom
Setelah menemukan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian
penembakan lempeng tipis. Kalau atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif,
maka sinar alpha yang ditembakkan harusnya tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng
yang jadi muncul istilah inti atom.
Ditahun 1911, Ernest Rutherford dibantu oleh Hans geiger dan Ernest Marsden,
menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh Wc. Rontgen ditahun 1895
dan penemuan zat Radioaktif pada tahun 1896.
 
4. Neutron
Pada tahun 1930, prediksi Rutherford mamacu seseorang yang bernama W. Bothe dan
H. Becker melakukan eksperimen penembakan partikel alpha pada inti atom berilium Be, ternyata
dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi.
Kemudian, ditahun 1932 eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick, ternyata
partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak bermuatan.
Dan massanya hampir sama dengan proton, partikel ini disebut dengan Neutron dan
dilambangkan dengan.
Jadi partikel-partikel dasar penyusun atom dapat disimpulkan sebagai berikut :
Partikel Penemu Massa Muatan Lambang
(sma) (sma)
Elektron J.J. Thomson 0 –1 0e
–1
Proton Goldstein 1 +1
1
p
1
Neutron J. Chadwick 1 0
1
n
0

D. Nomor Atom dan Nomor Massa


Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan
partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A). Penulisan lambang
atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa.
A Dimana :
ZX
Z
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
1. Nomor Atom (Z)
Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron
dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom
bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya, sehingga nomor atom
juga menunjukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.
Nomor Atom (Z) = Jumlah proton = Jumlah elektron

2. Nomor Massa (A)


Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh
inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan
neutron yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum
lambang unsur.
Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah neutron

atau
Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom

contoh soal :
Tentukan nomor massa (A), nomor atom (Z), jumlah proton, elektron, dan neutron dari atom unsur
berikut :
a. 23
11 Na
35
b. 17 Cl
Jawab :
Nomor massa (A) = 23
Nomor atom (Z) = 11
Proton = nilai (Z) = 11
c. Elektron = nilai (Z) = 11
Neutron = nilai (A) – nilai (Z) = 23 – 11 = 12

Nomor massa (A) = 35


Nomor atom (Z) = 17
Proton = nilai (Z) = 17
Elektron = nilai (Z) = 17
Neutron = nilai (A) – nilai (Z) = 35 – 17 = 18

E. Isotop, Isobar, dan Isoton Suatu Unsur


Setelah penulisan lambang atom unsur dan penemuan partikel penyusun atom, ternyata
ditemukan adanya unsur-unsur yang memiliki jumlah proton yang sama tetapi memiliki massa atom
yang berbeda. Ada pula unsur-unsur yang memiliki massa atom yang sama tetapi nomor atom
berbeda. Oleh karena itu, dikenallah istilah isotop, isoton, dan isobar.
1. Isotop
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi memiliki nomor massa
berbeda.
Contoh:
13 14 15
7 N 7 N 7 N

p=7 p=7 p=7


e=7 e=7 e=7
n=6 n=7 n=8
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron
valensinya sama.
Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menentukan massa atom relatif (Ar)
atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop.
Contoh soal :
Oksigen di alam terdiri dari tiga isotop dengan kelimpahan sebagai berikut :

99,76 % 0,04 % 0,20 %


Hitunglah massa rata-rata (Ar) dari atom Oksigen !
Jawab :

( 99,76 X 16 ) + ( 0,04 X 17 ) + ( 0,20 X 18 )


Ar= =15,999
100
Ar=16
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa
sama. Sehingga antara 136C dan 137 N merupakan isobar.

3. Isoton
Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh: isoton antara 158O dan 147 N

III. Uji Kompetensi 1


PERTEMUAN 2

I. Tujuan Pembelajaran 2
1. Peserta didik dapat menjelaskan model-model atom menurut Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr,
dan mekanika kuantum.

II. Uraian Materi


A. Perkembangan Teori Atom
Anda telah mengetahui beberapa unsur dalam kehidupan sehari-hari. Unsur dapat
mengalami perubahan materi yaitu perubahan kimia. Ternyata perubahan kimia ini disebabkan
oleh partikel terkecil dari unsur tersebut. Partikel terkecil inilah yang kemudian dikenal sebagai
atom.
Jika Anda memotong satu batang kapur menjadi dua bagian, kemudian dipotong lagi
menjadi dua bagian dan seterusnya maka bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi inilah yang
mengawali berkembangnya konsep atom.
Konsep atom itu dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh eksperimen yang
meyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian
dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).
Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai
susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan
dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam
atom disebut model atom.
1. Model Atom Dalton
a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom
hidrogen dan atom-atom oksigen.
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau peng- gabungan atau
penyusunan kembali dari atom- atom, sehingga atom tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal
seperti bola tolak peluru.
2. Model Atom Thomsom
Atom adalah bola padat bermuatan positif dan di
permukaannya tersebar elektron yang bermuatan
negatif.

3. Model Atom Rutheford


Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada
inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa
elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan
elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama-
kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama
akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
Fenomena di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Ambillah seutas
tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan
ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala
Anda. Apa yang terjadi? Lama-kelamaan putarannya akan melemah
karena Anda pegal memegang tali tersebut sehingga kayu akan
mengenai kepala Anda. Meski teorinya lemah, namun Rutherford telah
berjasa dengan mengenalkan istilah lintasan/kedudukan elektron yang
nanti disebut dengan kulit.
4. Model Atom Bhor
a. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh
orbit
elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan
menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom
itu tidak akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang
lebih tinggi, elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke
lintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.
c. Kedudukan elektron-elektron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut kulit-kulit
elektron.
5. Model Atom Modern
Kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanyalah suatu
kebolehjadian saja. Tempat yang merupakan kebolehjadian ditemukannya suatu elektron
disebut dengan orbital.

III. Uji Kompetensi 1


A. Pilihlah jawaban yang tepat !
1. Pernyataan berikut yang bukan tentang teori atom Dalton yaitu . . .
a. Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi.
b. Atom tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
c. Atom dari unsur yang berbeda dapat bergabung membentuk senyawa.
d. Reaksi kimia melibatkan pe- misahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali atom- atom.
e. Atom digambarkan sebagai roti kismis.
2. Kelemahan model atom Dalton tidak dapat menerangkan . . . .
a. atom berelektron banyak
b. hubungan larutan senyawa dengan daya hantar listrik
c. elektron tidak jatuh ke inti
d. susunan muatan positif dalam atom
e. adanya lintasan elektron
3. Konsep inti atom pertama kali di- kemukakan oleh . . . .
a. Dalton d. Niels Bohr
b. Thomson e. Max Planck
c. Rutherford
4. Konsep kulit atom dikemukakan oleh . . . .
a. Dalton d. Niels Bohr
b. Thomson e. Max Planck
c. Rutherford
5. Sebelum ditemukan teori atom modern, model atom berkembang sesuai urutan . . . .
a. Dalton, Rutherford, Thomson, Bohr
b. Dalton,Thomson, Bohr,Rutherford
c. Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr
d. Dalton, Bohr, Rutherford,Thomson
e. Dalton, Bohr, Thomson, Rutherford
B. Jawablah dengan singkat dan jelas !
1. Benarkah pernyataan bahwa ”atom adalah partikel terkecil dari suatu
unsur”? Jelaskan pendapatmu!
2. Jelaskan salah satu kelemahan model atom Niels Bohr!
3. Jelaskan dengan singkat bagaimana Thomson sampai pada
kesimpulan bahwa semua atom mengandung elektron!
Kompetensi Dasar
3.3. Menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar untuk setiap golongan
dalam tabel periodik

PERTEMUAN 3

I. Tujuan Pembelajaran 3
1. Peserta didik mampu menjelaskan prinsip dan aturan penulisan konfigurasi elektron
2. Peserta didik mampu menuliskan konfigurasi elektron dalam bentuk diagram orbital
3. Peserta didik mampu menentukan bilangan kuantum dari setiap elektron.

II. Uraian Materi


A. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap
kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n 2, di mana n merupakan letak kulit. Jika n = 1
maka berisi 2 elektron Jika n = 2 maka berisi 8 elektron Jika n = 3 maka berisi 18 elektron dan
seterusnya.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N, dan seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan
inti atom. Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum
sesuai daya tampung kulit tersebut. Jika masih ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung
pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya.
Tabel 1.2 Pengisian Konfigurasi Elektron

Nomor Atom Kulit


(Jumlah K L M N O P Q
Elektron) (n = 1) (n = 1) (n = 1) (n = 1) (n = 1) (n = 1) (n = 1)

1 1 – – –
3 2 1 – –
4 2 2 – –
11 2 8 1 –
15 2 8 8 –
19 2 8 8 1
20 2 8 8 2

54 2 8 18 18 8

88 2 8 18 32 18 8 2

Perhatikan konfigurasi elektron pada unsur dengan nomor atom 19. Konfigurasi
elektronnya bukanlah K L M N
2 8 9
tetapi 2 8 8 1
Hal ini dapat dijelaskan bahwa elektron paling luar maksimum 8, sehingga sisanya
harus 1 di kulit terluar. Begitu pula dengan nomor atom 20. Bagaimana dengan unsur
dengan nomor atom 88?
Unsur dengan nomor atom 88 akan terisi sesuai dengan kapasitas kulit pada kulit K,
L, M, dan N serta masih ada sisa 28. Sisa ini tidak boleh diletakkan seluruhnya di kulit O,
sisa ini diletakkan pada kulit sesudahnya mengikuti daya tampung maksimum kulit
sebelumnya yang dapat diisi yaitu 18, 8 atau 2 sehingga sisanya diisikan sesuai Tabel 1.2
tersebut.
2. Elektron Valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah
elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan
berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut.
Perhatikan Tabel 1.3 untuk menentukan jumlah elektron valensi.
Tabel 1.3 Elektron Valensi
Kulit
Nomor Atom
K L M N Jumlah Elektron Valensi

11Na 2 8 1 1
12Mg 2 8 2 2
14 Si 2 8 4 4
19 K 2 8 8 1 1
Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat
kimia yang sama pula.
B. Prinsip dan Aturan Penulisan Konfigurasi Elektron
C. Bilangan Kuantum

Anda mungkin juga menyukai