Anda di halaman 1dari 7

MODUL

Kimia SMA Kelas X

(4)
(5)

+ (2)
(1) (3)

SMA NEGERI 2 MADAPANGGA


KABUPATEN B I M A
2020/2021
BAB 1
HAKEKAT DAN PERAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN,
METODE ILMIAH, SERTA KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Kompetensi Dasar
3.1. Menjelaskan metode ilmiah, hakikat ilmu Kimia, keselamatan dan keamanan di laboratorium,
serta peran kimia dalam kehidupan

PERTEMUAN 1
I. Tujuan Pembelajaran 1
1. Peserta didik dapat menjelaskan hakikat dan peran ilmu kimia dengan benar.
2. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan ilmu kimia dengan ilmu lainnya.

II. Uraian Materi


A. Pengertian Ilmu Kimia
Ilmu Kimia adalah bagian dari IPA yang fokus pada pembahasan tentang susunan, struktur, sifat,
dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Apa yang dimaksud susunan, struktur,
sifat, dan perubahan materi?
1. Susunan materi
Susunan materi yang dimaksud adalah tentang unsur, senyawa, dan campuran.
1. Unsur adalah zat paling sederhana yang sudah tidak bisa dibagi lagi, contohnya H, Fe, dan
C.
2. Senyawa adalah zat yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur dengan perbandingan
tertentu. Contoh senyawa adalah CO 2, H2O, dan CaCO3.
3. Campuran adalah gabungan antara dua zat atau lebih di mana sifat penyusunnya tidak
berubah. Contoh campuran adalah larutan gula, susu, air kanji, dan sebagainya.
2. Struktur materi
Struktur materi menjelaskan tentang ikatan yang terjadi antaratom sampai terbentuk molekul
unsur, molekul senyawa, atau ion.
1. Contoh molekul unsur adalah O2, N2, H2, dan P4.
2. Contoh molekul senyawa adalah CO2, H2O, dan CaCO3.
3. Contoh ion adalah Na+, Cl–, dan Ca2+.
3. Sifat materi
Sifat materi yang dimaksud lebih mengarah ke sifat-sifat kimia suatu zat, misalnya mudah
terbakar, mudah mengalami korosi, mudah bereaksi dengan zat lain, dan sebagainya.
4. Perubahan materi
Perubahan materi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, contohnya lilin yang
dibakar, es mencair, dan sebagainya.
2. Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru akibat adanya reaksi kimia,
contohnya besi berkarat, kayu dibakar menjadi abu, dan nasi menjadi basi.
B. Prinsip Dasar Hakikat Ilmu Kimia
Prinsip dasar yang menjadi acuan perkembangan ilmu Kimia adalah adanya perubahan bentuk atau
susunan partikel menjadi bentuk lain dengan sifat yang berbeda. Contohnya zat A direaksikan
dengan zat B, reaksi antara keduanya pasti menghasilkan zat baru, sebut saja zat C, di mana sifat zat
C ini berbeda dengan sifat zat A maupun B.
C. Ruang Lingkup Kimia
Ruang lingkup Kimia meliputi susunan, struktur, sifat, serta perubahan materi dan yang menyertainya.
Secara umum, kimia dibedakan menjadi dua, yaitu kimia deskriptif dan kimia teoritis.
1. Kimia deskriptif adalah ilmu Kimia yang didapatkan melalui pengamatan sifat zat.
2. Kimia teoritis adalah ilmu kimia yang membahas tentang materi. Adapun contoh Kimia teoritis
adalah sebagai berikut.
a. Kimia Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara Kimia dan Fisika.
Bahasan dalam Kimia Fisika adalah zat secara makroskopis, atomik, maupun subatomik
ditinjau berdasarkan hukum-hukum dalam Fisika.
b. Kimia Organik adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan komposisi
senyawa organik.
c. Kimia anorganik adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan komposisi
senyawa anorganik.
d. Kimia Analitik adalah ilmu yang mempelajari tentang kandungan suatu zat.
e. Kimia Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang dampak pencemaran
lingkungan, metode penghitungan kadar pencemaran, dan sebagainya.
f. Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi-materi di dalam proses
metabolisme tubuh.

D. Hubungan antara Ilmu Kimia dan Ilmu Lain


Sebagai salah satu ilmu terapan, Kimia masih membutuhkan ilmu-ilmu pendukung lainnya. Adapun
hubungan antara ilmu Kimia dan ilmu lainnya adalah sebagai berikut.
1. Bidang kedokteran
Ilmu Kimia digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit, teknologi rekayasa genetika, dan radiologi.
2. Bidang farmasi
Di bidang farmasi, ilmu Kimia dijadikan dasar dalam pembuatan obat.
3. Bidang kriminologi
Ilmu Kimia juga berperan di bidang kriminologi, lho. Contoh kegunaan Kimia di bidang kriminologi
adalah untuk proses visum, pemeriksaan urine, dan sebagainya.
4. Bidang pertanian
Di bidang pertanian, Kimia berfungsi sebagai dasar pembuatan pupuk, pestisida, dan pemulihan
tanaman.
5. Bidang biologi
Kimia ternyata juga berperan di bidang Biologi, lho. Contohnya untuk mempelajari reaksi-reaksi dalam
tubuh makhluk hidup.
6. Bidang seni
Siapa bilang seni itu anti ilmu pengetahuan. Untuk menentukan keaslian suatu lukisan ternyata
dibutuhkan ilmu Kimia.
7. Bidang arkeologi
Peran Kimia di bidang arkeologi adalah untuk menentukan umur fosil melalui peluruhan inti radioaktif.

E. Manfaat Mempelajari Kimia


Jangan menganggap bahwa ilmu Kimia hanya digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan nilai di
sekolah. Lebih dari itu, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari Kimia. Apa saja
manfaatnya?
1. Memahami alam beserta prosesnya, sebagai contoh saat bernapas oksigen akan masuk ke dalam
tubuh. Di dalam tubuh, oksigen akan mengalami proses pembakaran agar dihasilkan energi.
2. Memahami produk-produk yang berguna dalam kebutuhan sehari-hari, contohnya detergen,
sabun, obat-obatan, dan sebagainya.
3. Memahami berbagai jenis produk teknologi, contohnya pesawat terbang, mobil, kulkas, dan
sebagainya.
4. Memahami produk Kimia yang dapat menimbulkan masalah, contohnya DDT, CFC, unsur-unsur
radioaktif, dan merkuri.
5. Memahami bahan-bahan Kimia beracun, contohnya formalin.

III. Uji Kompetensi 1


1. Jelaskan pengertian ilmu kimia !
2. Apa yang dimaksud dengan :
a. Susunan materi
b. Struktur materi
c. Sifat materi
3. Sebutkan dan jelaskan 2 perubahan materi !
4. Bagaimana peran ilmu kimia dalam bidang :
a. Kedokteran
b. Farmasi
c. Biologi
d. Arkeologi
e. Pertanian
5. Apa manfaat mempelajari ilmu kimia ?

PERTEMUAN 2

I. Tujuan Pembelajaran 2
1. Peserta didik dapat menjelaskan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dengan tepat
2. Peserta didik dapat menjelaskan keselamatan kerja di laboratorium dengan benar.

II. Uraian Materi


A. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan
atau mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian sendiri
merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
 Ada beberapa syarat yang dibutuhkan dalam penulisan metode ilmiah, diantaranya sistematis,
konsisten dan operasional.
1. Sistematis, yang artinya unsur-unsur yang terdapat dalam metode ilmiah harus tersusun
dalam urutan yang logis;
2. Konsisten, artinya terdapat kesesuaian diantaranya unsur-unsurnya. Misalnya tujuan harus
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan; serta
3. Operasional, yang berarti metode ilmiah dapat menjelaskan bagaimana penelitian tersebut
dilakukan.
 Karakteristik Metode Ilmiah
1. Bersifat kritis dan analitis
Metode ilmiah berarti peneliti dengan rinci melakukan observasi dan eksperimen untuk
mendapatkan hasil yang relevan dan akurat.
2. Bersifat logis
Metode ilmiah berarti langkah-langkah yang dilakukan peneliti dapat dijelaskan dengan logis,
bukan berdasar firasat atau hal lain yang tidak dapat dijelaskan dengan logika.
3. Bersifat obyektif
Hasil-hasil yang didapat harus merupakan hasil yang objektif, artinya hasil itu tidak eksklusif
hanya bisa dilakukan oleh peneliti dan bukan merupakan hasil rekayasa.
4. Bersifat empiris
Hasil didapatkan dari kejadian nyata yang benar-benar terjadi, bukan karangan atau berbasis
hanya dari opini peneliti sendiri atau orang lain.
5. Bersifat konseptual
Berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan konsep-konsep suatu fenomena. Penelitian
bukan terbatas hanya pada fakta-fakta yang dapat dirasakan atau dilihat secara nyata, tetapi
juga penjelasan konsep bagaimana fakta-fakta tersebut terjadi dan kaitan diantaranya.
 Langkah – langkah Metode Ilmiah
1. Merumuskan masalah dengan cara fokus pada bahasan tertentu atau tema tertentu.
2. Mengkaji teori atau penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk menghindari tumpang tindih
penelitian. Artinya, jangan sampai penelitian yang dilakukan ternyata sudah pernah dilakukan
sebelumnya oleh orang lain.
3. Mengajukan hipotesis bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan sementara berdasarkan analisis
yang telah dilakukan.
4. Melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis.
5. Mengumpulkan data.
6. Mengolah dan menganalisis data-data hasil penelitian.
7. Membuat kesimpulan.
8. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk laporan ilmiah.
B. Keselamatan Kerja di Laboratorium
Sebagai seorang yang bekerja di bagian laboratorium, penting kiranya untuk memperhatikan
keselamatan kerja di laboratorium. Adapun tata tertib dan peringatan lainnya adalah sebagai
berikut.
1. Tata tertib di laboratorium
Tata tertib di laboratorium yang harus dipatuhi adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan jas laboratorium, kacamata pengaman, dan sepatu tertutup.
2. Membaca petunjuk praktikum dengan cermat.
3. Tidak makan dan minum di laboratorium.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan setelah praktikum.
5. Tidak menggaruk kulit yang terkena bahan kimia.
2. Penggunaan bahan kimia
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan bahan-bahan kimia adalah sebagai
berikut.
1. Jangan menggunakan bahan kimia yang tidak jelas labelnya.
2. Jangan menyentuh bahan kimia dengan tangan.
3. Gunakan pipet untuk mengambil larutan.
4. Dilarang memanaskan atau menguapkan cairan organik di tempat terbuka.
5. Dilarang mencium aroma zat kimia secara langsung.
3. Penanganan alat dan bahan kimia
1. Jika bahan kimia atau uap beracun telah memenuhi ruangan, segera lakukan evakuasi.
2. Zat kimia yang tumpah di meja praktikum atau lantai harus segera dinetralkan sebelum
dibersihkan.
3. Untuk membaca tinggi larutan pada buret, posisi mata harus sejajar.
4. Mengambil bahan-bahan yang menghasilkan gas berbahaya harus dikerjakan di lemari
asam.
5. Bahan kimia yang diambil, tidak boleh dikembalikan ke wadah penyimpanan.
4. Alat-alat laboratorium
Adapun alat-alat yang biasa ada di laboratorium adalah sebagai berikut.
1. Gelas kimia, untuk menyiapkan larutan.
2. Labu erlenmeyer, untuk mereaksikan larutan dan titrasi.
3. Gelas ukur, untuk mengukur volume larutan.
4. Bunsen, untuk memanaskan larutan.
5. Buret, digunakan untuk titrasi.
6. Pipet tetes, untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.
7. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi, digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
8. Statif, untuk menegakkan buret, corong, dan peralatan gelas lainnya.
5. Simbol-simbol berbahaya pada bahan kimia
Inilah arti simbol yang biasa kita lihat di bahan kimia.
1. Simbol eksplosif (mudah meledak)

2. Simbol mudah terbakar

3. Simbol toksik atau beracun


4. Simbol korosif (mudah berkarat)

5. Simbol iritatif (mudah menyebabkan iritasi)

III. Uji Kompetensi 2


1. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah ?
2. Sebutkan dan jelaskan karakteristik metode ilmiah !
3. Tuliskan langkah – langkah metode ilmiah !
4. Sebutkan lima hal yang harus dilakukan selama bekerja di laboratorium berkaitan dengan
keamanan dan keselamatan diri !
5. Jelaskan arti dari simbol – simbol berikut :
a c e

b d

Anda mungkin juga menyukai