Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

*Kepaniteraan Klinik Senior/G1A218117/ November 2020


**Preseptor

FIBROADENOMA MAMMAE
*Sisvanesa, S.Ked **dr. Hj. Sri Rosianti, M.Kes

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 2
PUSKESMAS PAAL X
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus

FIBROADENOMA MAMMAE

Oleh :
Sisvanesa, S. Ked
GIA218117

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Jambi, November 2020


Preseptor:

dr. Hj. Sri Rosianti, M.kes

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bismillah, Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas Laporan Kasus pada Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Tugas ini bertujuan agar penulis dapat memahami lebih dalam mengenai
teori-teori yang diberikan selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan melihat penerapannya secara langsung di
lapangan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Hj. Sri
Rosianti, M.Kes, selaku preseptor Puskesmas yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis dalam penyusunan laporan kasus.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan,
sehingga diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
yang membacanya. Semoga tugasini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Jambi, November 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman judul.........................................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Kata Pengantar......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................iv
Bab I Status Pasien.............................................................................................1
Bab II Tinjauan Pustaka......................................................................................7
Bab III Analisa Kasus.........................................................................................15
Daftar Pustaka .....................................................................................................17
Lampiran .............................................................................................................18

4
BAB I
DATA PASIEN

1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : An. D/ Perempuan / 14 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : SMP
c. Alamat : RT 29 Kenali Asam Bawah

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga


a. Status Perkawinan : Belum Menikah
b. Jumlah Anak/saudara : 2 orang dari 2 bersaudara
c. Status Ekonomi Keluarga : Cukup

3. Aspek Perilaku dan Psikologis dalam keluarga : Tidak ada masalah


psikologis dalam keluarga
4. Keluhan Utama
Terdapat benjolan pada ketiak kanan sejak ± 8 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan sudah sejak ± 8 bulan ini, pasien mengeluhkan
terdapat benjolan pada ketiak kanannya. Pasien awalnya mengeluhkan
ketiak sebelah kanannya terasa sakit, kemudian pasien melakukan
pemeriksaan sendiri terhadap payudaranya dan pasien menemukan adanya
benjolan pada payudara tersebut sebanyak satu buah sebesar kelereng.
Namun pasien merasa benjolannya semakin meluas. Pasien juga
mengeluhkan menstruasinya tidak lancar beberapa bulan terakhir. Keluhan
tidak disertai dengan demam, tidak ada cairan yang keluar dari puting,
kadang disertai dengan rasa nyeri. Pasien hanya menganggap benjolan
tersebut tidak masalah dan akan hilang dengan sendirinya. Namun ternyata
benjolan tersebut tidak menghilang.
5. Riwayat Penyakit Dahulu

5
 Riwayat penyakit yang sama sebelumnya di sangkal
 Riwayat demam tidak ada
6. Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita keluhan yang
sama dengan pasien.
 Riwayat keganasan dalam keluarga disangkal
7. Riwayat makan, alergi, obat-obatan, perilaku kesehatan yang relevan :
Merokok (-), mengkonsumsi jamu-jamuan (-), Minum alkohol (-)
8. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Nadi : 86x/ menit
Nafas : 22x/menit
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 36,5oC
BB : 65 kg
TB : 160 cm
IMT : 23,4 (Normal)
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-),
Kulit : warna sawo matang, Turgor kulit baik
Telinga : sekret (-), perdarahan (-)
Hidung : deviasi (-), sekret (-), pernafasan cuping
hidung (-)
Mulut : bibir lembab, selaput lendir basah, lidah
kotor (-), palatum utuh
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada :
paru

6
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, retraksi (-) Simetris, retraksi (-)
Palpasi Nyeri tekan (-), fremitus Nyeri tekan (-),fremitus
(+) normal (+) normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)
Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri, tidak
kuat angkat.
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II linea strenalis kiri
Kanan : ICS IV linea parasternalis kanan
Kiri : ICS V linea midclavicula kiri
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, sikatriks (-), dilatasi vena (-)
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Ekstremitas : akral hangat, oedem (-), CRT <2 detik
Status lokalis
Ketiak Payudara kanan :
Inspeksi : Tidak tampak benjolan, discharge (-), sikatrik (-)
Palpasi : terdapat benjolan, jumlah satu buah, konsistensi lunak,
permukaan rata, berbatas tegas, ukuran sebesar kelereng, mobile (-),
nyeri tekan (+), pembesaran KGB sekitar (-)
Ketiak kiri :
Inspeksi : Tidak tampak benjolan, discharge (-), sikatrik(-), areola
mammae hiperpigmentasi
Palpasi : tidak terdapat benjolan, nyeri tekan (-), pembesaran KGB
sekitar (-)

7
9. Laboratorium :
Tidak dilakukan
Pemeriksaan anjuran : USG payudara, Mammography
10. Diagnosis Kerja
Fibroadenoma Mammae dextra (D24.1)
11. Diagnosis Banding :
 Ca Mammae (C50.9)
 Intraductal Papilloma (D24.9)
 Fibrocystic disease mammae (N60)
12. Manajemen
a. Promotif :
 Melakukan penyuluhan mengenai cara melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi dini kelainan
pada payudara
 Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, bagaimana
cara pencegahannya
 Menjelaskan kepada pasien untuk memakan makanan bergizi
b. Preventif :
- Jangan sering memakan makanan cepat saji yang dapat menjadi
faktor resiko untuk timbulnya keganasan
- Menghindari asap rokok yang banyak mengandung zat-zat
karsinogen
c. Kuratif :
Non farmakologi
 Istirahat yang cukup
 Makan-makanan bergizi.
 Melakukan operasi pengangkatan benjolan
Farmakologi
 Tamoxifen tab 20 mg 2x1 tablet

8
d. Rehabilitatif :
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan
yang bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien dan
istirahat.
 Rutin melakukan SADARI untuk memastikan tidak terdapat
lagi benjolan dan dapat mendeteksi dini bila keluhan muncul
kembali.
 Keluarga memberi support kepada pasien
 Segera berobat ke pusat pelayanan bila mengalami keluhan
yang sama.

Resep Puskesmas Resep Ilmiah 1

9
Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Paal X Puskesmas Paal X
Dokter Sisvanesa Dokter Sisvanesa
SIP : G1A218117 SIP : G1A218117
Jl. Lintas Sumatera, Kenali Asam Bawah, Kec. Kota Jl. Lintas Sumatera, Kenali Asam Bawah, Kec. Kota
Baru, Kota Jambi, Jambi 36129 Baru, Kota Jambi, Jambi 36129

Jambi, 2020 Jambi, 2020

Pro : Pro :
Alamat : Alamat :
Resep tidak boleh ditukar tanpa Resep tidak boleh ditukar tanpa
sepengetahuan dokter sepengetahuan dokter

Resep ilmiah 2 Resep ilmiah 3


Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Paal X Puskesmas Paal X
Dokter Sisvanesa Dokter Sisvanesa
SIP : G1A218117 SIP : G1A218117
Jl. Lintas Sumatera, Kenali Asam Bawah, Kec. Kota Jl. Lintas Sumatera, Kenali Asam Bawah, Kec. Kota
Baru, Kota Jambi, Jambi 36129 Baru, Kota Jambi, Jambi 36129

Jambi, 2020 Jambi, 2020

Pro : Pro :
Alamat : Alamat :
Resep tidak boleh ditukar tanpa Resep tidak boleh ditukar tanpa
sepengetahuan dokter sepengetahuan dokter

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Fibroadenoma Mammae


Fibroadenoma tumbuh sebagai nodus bulat yang biasanya berbatas tegas
dan mudah digerakkan dari jaringan payudara sekitar. Fibroadenoma teraba
sebagai benjolan bulat atau berbenjol, dengan simpai licin, bebas. Fibroadenoma
mammae merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum ditemukan
pada wanita muda, dapat digerakkan dan konsistensinya kenyal padat.
Fibroadenoma terbentuk dari sel – sel epitel dan jaringan ikat , dimana komponen
epitelnya menunjukkan tanda-tanda aberasi yang sama dengan epitel normal.1,2

2.2 Etiologi
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun terdapat beberapa
faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak
aktivitas estrogen, yang diperkirakan berperan dalam pembetukannya. Selain itu,
diperkirakan terdapat prekusor embrional yang dormant di kelenjar mammaria
yang dapat memicu pembentukan fibroadenoma yang akan berkembang
mengikuti aktivitas ovarium.1,3

2.3 Patofisiologi
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Penyebab
proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel stroma neoplastik
mengeluarkan faktor pertumbuhan yang mempengaruhi sel epitel. Peningkatan
mutlak aktivitas esterogen diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Kira-
kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara spontan setiap tahunnya, dan
kebanyakan perkembangan fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2-
3cm.1

11
2.4 Gambaran Klinis
Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala
dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan fibroadenoma
relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan ukuran dan tekstur
dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala berupa benjolan dengan
permukaan yang licin dan merah. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi
terkadang nyeri bila ditekan, mobile, dan konsistensinya kenyal padat .2

2.5 Pemeriksaan Fisik


Teknik pemeriksaan payudara dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi payudara dan nipple, dilakukan dengan posisi
pasien duduk sambil tolak pinggang. Pada pemeriksaan ini yang dinilai adalah
perubahan kulit, simetris, kontur, retraksi. Begitu pula dilakukan dengan posisi
lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan membungkuk ke depan.
Juga dinilai kulit tiap axilla, apakah ada kemerahan, pigmentasi, dan infeksi.3,4,5
Pada pemeriksaan dengan cara palpasi membutuhkan waktu sekitar 3
menit untuk setiap payudara. Dengan menggunakan jari kedua, ketiga, dan
keempat, diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara pemeriksaan secara
melingkar atau pun sejajar dan beri tekanan, mulai dari tekanan yang ringan
hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Pada pemeriksaan
ini yang dinilai adalah konsistensi jaringan, rasa nyeri, dan adanya nodul. Bila
terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan,
dan mobilitas. Palpasi juga daerah axilla untuk mengetahui pembesaran KGB. 3,4,5

12
13
Gambar 2.1 Pemeriksaan Payudara

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Radiologis
a. Mammografi
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa
berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitar 4
– 100 mm. Fibroadenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan
jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi pada fibroadenoma yang besar, dapat
menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadang- kadang tumor terdiri
atas gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma di tepi atau di tengah
berbentuk bulat, atau berlobus-lobus. Pada wanita post menopouse,
komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya
meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen
jaringan ikat.6

Gambar 2.2 Mammografi

b. Ultrasonografi (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,
berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar
dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya
homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.
Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma

14
tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada USG
merupaka pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan
sekitarnya.7,8
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagai massa bulat atau
oval yang rata dibandingkan dengan menggunakan kontras gadoliniium-
based. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense jika
dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran T1-weighted
dan hypointense an hyperintense dalam gambaran T2-weighted.9

Gambar 2.3 MRI


d. Pemeriksaan Histopatologis
Pada pemeriksaan histopatologis pada fibroadenoma mammae yaitu
menggunakan teknik Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sel dari fibroadenoma
dengan menggunakan penghisap yaitu jarum suntik. Dari alat tersebut kita
akan memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil
pengambilan tersebut dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa
dibawah mikroskop. Pada gambaran histopatologis menunjukkan stroma
dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik
yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.1

15
Gambar 2.4 Histopatologi FAM

2.7 Diagnosis Banding


1. Cystosarcoma Phyllodes
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma
intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3-4 cm, tetapi sebagian
besar terus membesar sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini
terdapat pada semua usia, tetapi mayoritas pada usia 45 tahun.2

Gambar 2.5 Mammografi Cystosarcoma Phyllodes

Gambaran USG tumor ini, hiperechoic dengan batas yang masih tegas, echo-
internal dapat homogen atau sedikit in homogen serta adanya penyangatan

16
akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik pada
tumor tersebut.4
2. Kista Payudara
Kista ini berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini mengalami
dilatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mammografinya berupa massa bulat
atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan jaringan
fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.2

Gambar 2.6 Mammografi Kista Payudara


Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atauoval,
mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan
akustik posterior.
3. Papilloma
Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh
dibawah areola mammae. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan
serous atau berdarah, adanya tumor sub areola kecil dengan diameter
beberapa milimeter. Biasanya ukuran lesi papilloma sangat kecil.1,2,9
Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran
duktus laktiferus.10

Gambar 2.7 USG Papilloma


2.8 Tatalaksana

17
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma.
Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara
dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan
ukuran dan lokasi dari lesi di payudara. Terdapat 3 tipe insisi yang biasa
digunakan, yaitu:7
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareoral Incision
3. Curve / Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering adalah tipe radial. Tipe circumareolar,
hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya memberi
pembukaan yang terbatas. Tipe ini hanya digunakan untuk fibroadenoma
yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas areola.
Semicircular Incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang
besar dan berada di daerah lateral payudara

2.9 Prognosis
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai risiko yang
tinggi untuk menderita kanker payudara. Bagian yang tidak diangkat harus
diperiksa secara teratur.4

2.10
2.11 Pencegahan
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan salah satu cara untuk
mencegah dan mendeteksi secara dini kelainan dari payudara. Cara melakukannya
yang mudah diharapkan para wanita dapat mendeteksi dini bila terjadi kelainan
pada payudarahnya.

18
BAB III
ANALISIS KASUS

Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar:


Pada kasus ini tidak dilakukan kunjungan rumah
Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam
keluarga:
Diagnosis penyakit pasien saat ini tidak berhubungan langsung dengan
keadaan keluarga. Tetapi hubungan keluarga memiliki peranan dalam
perkembangan penyakit fibroadenoma mammae. Dimana faktor genetik bisa
menjadi faktor resiko untuk penyakit tersebut. Apabila ibu atau keluarga pasien
ada yang menderita keluhan yang sama atau penyakit keganasan lainnya, hal ini
bisa menjadi faktor resiko untuk timbulnya penyakit fibroadenoma. Namun dalam
hal ini tidak ada riwayat dalam keluarga dengan keluahan yang sama dan riwayat
keganasan.

Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan


lingkungan sekitar
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
perilaku kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Diantara faktor –

19
faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan
individu maupun keluarga sangatlah besar.
Lingkungan rumah dan lingkungan disekitar rumah pasien tidak
memberikan pengaruh terhadap terjadinya penyakit pada pasien. Hal tersebut
menunjukkan lingkungan rumah dan sekitarnya tidak memiliki peranan terhadap
perkembangan penyakit yang diderita oleh pasien. Kebiasaan hidup pasien dan
keluarga juga baik, sehingga tidak menjadi faktor resiko untuk timbulnya penyakit
tersebut.

Analisis kemungkinan faktor resiko atau etiologi penyakit pada pasien:


Etiologi timbulnya penyakit pada pasien ini belum dapat diketahui secara
pasti namun aktivitas hormon estrogen diduga sebagai etiologi timbulnya
fibroadenoma mammae.

Analisis untuk mengurangi paparan/memutuskan rantai penularan dengan


faktor resiko atau etiologi pada pasien ini
Untuk mengurangi resiko penyakit, pasien harus membiasakan hidup
sehat. Olahraga teratur, makan-makanan bergizi, menghindari rokok, menghindari
makanan cepat saji, makanan tinggi kolesterol, berlemak dan lainnya yang dapat
menjadi pemicu perkembangan penyakit keganasan. Dan mencegah masuknya zat
karsinogen yang bisa menjadi faktor resiko timbulnya tumor ataupun kanker.

Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga


Pasien kita edukasi mengenai penyakit yang dideritanya, menjelaskan
kepada pasien penyebab dari penyakitnya dan pencegahan untuk tidak terulangnya
penyakit tersebut seperti sering melakukan SADARI. Pasien dianjurkan olahraga
teratur, makan-makanan bergizi, menghindari rokok, menghindari makanan cepat
saji, makanan tinggi kolesterol, berlemak dan lainnya yang dapat menjadi pemicu
perkembangan penyakit keganasan

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Robbins Stanley L., Kumar Vinay., Cotran Ramzi S. Robbins Buku Ajar
Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC. 2010
2. Sjamsuhidajat R., De jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:
EGC. 2012.
3. Shirley S.E., Mitchell D.I.G., Soares D.p., James M. Clinicopathologic
Features of Breast Disease in Jamaica:Findings of Jamaican Breast Disease
Study. 2000-2002. Diunduh dari http://lib.bioinfo.pl/
4. Zieve David, Wetcher Debra G. Fibroadenoma Breast. Diunduh dari
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/
5. Snell, Richard S. Anatomi Klinik. Jakarta: EGC. 2006
6. Kirby I.B. The Breast. In: Brunicardi F.C et all, ed. Schwartz’s Principles of
Surgery. Eight edition. New York: McGraw-Hill Books Company. 2006.
7. Farrow Joseph H. Fibroadenoma of The Breast.
http://caonline.amcancersoc.org/
8. Gravelle I. H. Mammography. A Text Book of Radio Imaging. Churchill
Levingstone. London 2000.
9. Fleishur Arthur C, Cullinan Jeanne A. Ultrasographyin obstetrics and
Gynecology. A Text Book of Medical Imaging. Third Edition. 2003
10. Makes Daniel. Atlas Ultrasonografi Payudara dan Mamografi. Balai Penerbit
FKUI. 1992

21
22

Anda mungkin juga menyukai