VINISHING CREAM
30 April 2013-05-04
Anggota Kelompok 2
1. Ida Fitriana (15120893B)
2. Mooriena (15120894B)
3. Bernadeta Pertiwi Jati (15120895B)
4. Febri Natalia (15120896B)
5. Antonia Djarawula (15120897)
Di buat oleh
Ida Fitriana (15120893B)
D3 FARMASI
\FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIABUDI
2013/2014
DASAR TEORI
I. KRIM
Menurut Farmakope Indonesia III definisi krim adalah sediaan setengah
padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar. Dan menurut Farmakope IV krim adalah bentuk sediaan
setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai. Sedangkan menurut fomularium Nasional krim
adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar..
II. TIPE KRIM
Ada dua tipe krim, krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak
(A/M). Krim tipe M/A (vanishing cream) adalah suatu krim yang dibuat dengan
mendispersikan komponen minyak ke dalam komponen air, sifatnya mudah dicuci
dengan air, jika digunakan pada kulit, maka akan terjadi penguapan dan
peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut dalam air sehingga mendorong
penyerapannya ke dalam jaringan kulit. Sedangkan tipe air dalam minyak (A/M)
suatu krim yang dibuat dengan mendispersikan komponen air ke dalam komponen
minyak, sifatnya sukar dicuci dengan air.
Sedangkan pengertian krim pelembab adalah suatu krim yang tujuan utamanya
adalah melembabkan kulit pemakainya. Pada umumnya untuk krim pelembab
orang lebih menyukai tipe A/M, karena penyebarannya lebih baik, walaupun
sedikit berminyak tetapi penguapan airnya dapat mengurangi rasa panas di kulit.
Pada pembuatan krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-
surfaktan anionik, kationik, dan nonionik. Untuk krim tipe A/M digunakan sabun
polivalen, span, adeps lanae, cholesterol, cera. Sedangkan untuk krim tipe M/A
digunakan sabun monovalen (Triethanolaminum stearat, Natrium stearat, Kalium
stearat, Ammonium stearat); tween; natrium lauril sulfat; kuning telur; gelatin;
caseinum.
III. KUALITAS DASAR KRIM
1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari
inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen.
3. Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit.
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-
asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan
air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe
krim, yaitu:
2. Praktis
8. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup
Beracun.
3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem
campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi
disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.
VI. Bahan-bahan Penyusun Krim
1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam.
Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum,
minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan
sebagainya.
2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH,
KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na
lauril sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan
sebagainya).
Zat berkhasiat
Minyak
Air
Pengemulsi
Bahan Pengemulsi
Bahan Pengawet
et sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,12-0,18%,
propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar, untuk mempertahankan pH
sediaan Pelembab. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi
oleh cahaya pada minyak tak jenuh.
VIII. PENGEMASAN
Sediaan krim dikemas sama seperti sediaan salep yaitu dalam botol atau tube.
A. FORMULA 1
R/ Asam Stearat 3
TEA 0,4
Aquadest 17
Prosedur
R1/
1. Basis minyak (as. Stearat + cera alba + vaselin putih + nipasol) dalam cawan
penguap di lebur diatas waterbad, kemudian masukkan kedalam mortir panas,
aduk ad homogen.
2. Basis air ( trietanolamin + propilen glikol + aquadest + nipagin ) dalam
bekerglass dipanaskan diatas waterbad, kemudian masukkan kedalam morti
yang berisi basis minyak, aduk ad homogen. ( hati-hati mengaduk, jangan
sampai berbusa)
3. Setelah dingin masukkan kedalam wadah cream.
FORMULA 2
Cetil Alkohol 1
Parafin Liq. 5
Asam Stearat 9
Propilen Glikol 5
Aquadest 78
Prosedur.
R2/
1. Basis minyak (Adeps lanae + Cetil alkohol + parafin liq + asam stearat +
Nipasol) dalam cawan penguap dilebur diatas waterbad, masukkan dalam
mortir panas , aduk sampai homogen.
Catatan : basis minyak, basis air, dan mortir harus dalam keaadaan panas
waktu pencampuran (suhu ± 70 o C)
FORMULA 3
Borax 1.94
Trietanolamin 6.06
Aquadest 17.41
Prosedur
1. Basis minyak (Parafin Liq+ Cera Alba + As. Oleat+ Cetil Alkohol + Nipasol)
dalam cawan penguap dilebur diatas waterbad, masukkan dalam mortir panas ,
aduk sampai homogen.
2. Basis air (Borax+ Trietanolamin + Nipagin + Aquadest) dalam bekerglass
dipanaskan diatas waterbad, kemudian dimasukkan kedalam mortir yang berisi
basis minyak, aduk ad homogen. Hati-hati saat pengadukan, jangan sampai
berbus.
B. PENIMBANGAN BAHAN
Formula I
Asam stearat = 3g
TEA = 0,4 g
Aquades = 17 ml
Formula II
Formula III
C. PEMERIAN
Cera Alba Zat padat, lapisan Zat Praktis tidak larut dalam air,
tipis bening tambahan agak sukar larut etanol 95 %
Warna : putih larut dalam chloroform p,
kekuningan dalam eter p hangat. Dalam
minyak lemak dan minyak
Bau : khas lemah
atsiri
TEA Cairan kental, tidak Zat Mudah larut dalam air, dan
berwarna hingga tambahan dalam etanol 95% p, larut
kuning pucat, bau dalam cloroform p.
lemah mirip
amoniak,
higroskopik.
Adeps Zat serupa lemak, Zat Praktis tidak larut dalam air,
lanae liat, lekat, kuning tambahan agak sukar larut dalam
muda / kuning etanol 95% p, mudah larut
pucat, agak tembus dalam chloroform p dan eter
cahaya, bau lemah p.
dan khas.
Asam oleat Cairan kental, Zat Praktis tidak larut dalam air,
kekuningan sampai tambahan mudah larut dalam etanol 95
coklat muda, bau % p, dalam chloroform p,
dan rasa khas. eter p, eter minyak tanah p.
2. Pemeriksaan Ph
3. Uji Homogenitas
Salep dioleskan tipis dan rata pada objek glass, diamati homogenitasnya.
4. Uji Vikositas
Lepaskan beban seberat 80 gram, catat waktunya hingga kedua objek glass
tersebut terlepas.
Kaca lainnya ditimbang, diletakkan diatas masa salep dan biarkan 1 menit.
Pada kertas saring yang lain dibuat suatu area (2.5 x 2.5 cm), dan buat
pematangan pada pinggir area tersebut dengan parafin padat yang
dilelehkan (B).
Tempelkan kertas B pada kertas A, lalu ditetesi dengan larutan KOH 0,1
N.
Kertas A diamati pada waktu 15 , 30 , 45 , 60, 3 menit dan 5 menit, apakah
ada noda merah ?.
Kalau tidak ada noda berarti salep dapat memberikan proteksi terhadap
larutan KOH
E. UJI FISIK
Berat bahan
105
Formula 55 gram gram 155 gram
1 5,9 cm 7 cm 7,4 cm
5,6 cm 6,7 cm 7,1 cm
5,5 cm 6,5 cm 7 cm
5,9 cm 7 cm 7,5 cm
Σ5.7 cm Σ 6,8 cm Σ 7,25
2 4 cm 4,5 cm 4,9 cm
4 cm 4,7 cm 4,8 cm
4,5 cm 4,6 cm 4,8 cm
4,5 cm 4,7 cm 4,7 cm
Σ 4,25 Σ 4,6 Σ4,8
3 5,5 cm 6 cm 6,5 cm
5,5 cm 6 cm 6,7 cm
5,8 cm 6 cm 6 cm
6 cm 6,3 cm 6,6 cm
Σ 5.7 cm Σ 6,075 Σ 6.45
F. PEMBAHASAN
Prinsip pembuatan krim ini adalah penyabunan yaitu reaksi antara asam lemak
suku tinggi (misal asam stearat, ol. sesami) dengan suatu basa (misal TEA,
Emulgid) yang dilakukan pada suhu ± 700C.
Pada praktikum ini, ada 2 macam pengawet (Nipasol dan Nipagin)karena ada 2
fase yaitu fase minyak dan fase air.
Pada melakukan uji fisik terhadap vinishing cream, saat melakukan uji Ph didapat
ph masinh masing formula yaitu formula 1 :6, formula 2 : 6 dan formula 3 : 7. Ini
berarti Ph cream ini hampir mendekati normal.
Pada waktu uji daya lekat formula 1: 1 menit 45 detik, formula 2: 1 menit 33
detik, dan formula 3 hanya 7 detik. Untuk pengujian proteksi didapatkan hasil
untuk formula 1 : 10 detik, untuk formula 2 : 07 detik,dan untuk formula 3 : 3
detik.
Untuk uji daya sebar didapatkan hasil rata-rata sebesar, dengan beban 55 gram
didapatkan untuk formula satu 5,7 cm, formula 2 :4,25 cm, dan formula 3: 5.7 cm,
dengan beban 105 gram , untuk formula 1 : 6,8 cm, formula 2 : 4.6 cm dan untuk
formula 3 : 6,075 cm, sedangkan dengan beban 155 formula 1: 7,25 cm, formula 2
: 4.8 cm, dan formula 3 : 6.45 cm. Uji stabilitas fisik untuk semua formula sama
yaitu homogen, warna putih dan bau spesifik.
G. KESIMPULAN
1) Uji stabilitas fisik untuk semua formula sama yaitu homogen, warna putih
dan bau spesifik. Uji homogenitas sama semua rata.
DAFTAR PUSTAKA
15:26