Anda di halaman 1dari 43

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................
TATA TERTIB LABORATORIUM ..................................................
TEORI RESEP................................................................................
JUDUL PERCOBAAN :
PERCOBAAN I : SERBUK BAGI...................................
PERCOBAAN II : KAPSUL.............................................
PERCOBAAN III : SALEP................................................
PERCOBAAN IV : SERBUK TABUR...............................
PERCOBAAN V : INFUS/DEKOK...................................

1 Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar


TEORI RESEP

1. PETUNJUK UMUM PEMBUATAN RESEP RACIKAN


Sebelum meracik sebuah resep harus diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut :
a. Bacalah resep racikan tersebut secara keseluruhan dan
periksalah apakah resep racikan tersebut telah lengkap.
b. Buatlah persiapan, perhitungan, penimbangan bahan,
perhitungan dosis maksimal (DM) jika ada, bagilah waktu dan
urut kegiatan bekerja dengan cermat, teliti, cepat dan bersih.
c. Periksalah timbangan sebelum anda menimbang, apakah
timbangan berada pada permukaan yang datar dan seimbang.
d. Waktu mengambil anak timbangan, harus diingat bahwa anak
timbangan gram dapat diambil dengan tangan, sedangkan
anak timbangan miligram diambil dengan pinset, sebelum
menggunakan anak timbangan miligram cocokkan terlebih
dahulu dengan daftar yang ada pada kotak anak timbangan.
e. Waktu mengambil, menimbang dan mengembalikan bahan
obat, wadah bahan obat harus menghadap pada kita dan
segera kembalikan ketempatnya semula setelah menimbang.
f. Bahan obat yang berbentuk kristal besar, sebelum ditimbang
terlebih dahulu digerus halus.
g. Bahan padat/serbuk ditimbang diatas kertas perkamen
sedangkan bahan higroskopis ditimbang diatas gelas arloji
termasuk bahan-bahan yang bersifat oksidator (argentii nitrat,
kalii permanganate, iodium) dengan menggunakan sendok
porselin, bahan yang lembek sama dengan serbuk
menggunakan spatel sedangkan bahan kental menggunakan
batang pengaduk.
h. Bahan cair yang bobotnya kurang dari 1 gram dapat diteteskan
dengan menggunakan penetes baku.
i. Bahan yang mudah menguap (bromoform, ammonia, asam
klorida) dapat menggunakan botol timbangan tertutup atau
wadah lainnya yang bertutup.
j. Bahan yang berbau keras menggunakan sendok porselin dan
sekali pakai.
k. Gunakanlah alat sesedikit mungkin dalam bekerja dan
bersikanlah sebelum dan sesudah digunakan serta kembalikan
ketempat semula.
l. Sebelum mengerjakan resep berikutnya bersikanlah lumpang
dan alunya serta alat-alat yang digunakan.
2. TEORI UMUM
A. Resep
1) Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk
membuat/meracik, menyiapkan, dan menyerahkan obat
kepada pasien yang disertai dengan pemberian informasi
terkait cara penggunaan obat.
Resep yang sesuai menurut undang-undang
adalah
berwarna putih dengan ukuran 11 x 17
cm
2) Syarat Resep yang Baik
Menurut PP Menkes No. 26/Menkes/Per/1981 Pasal 10
resep yang baik terdiri dari :
a) Nama, alat, no telepon, nomor izin praktek dokter
b) Tempat dan tanggal penulisan resep
c) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan
resep
(inscriptio)
d) Nama obat atau komposisi resep (bentuk sediaan,
dosis,
jumlah obat) (Prescriptio)
e) Petunjuk pemakaian (Signature)
f) Tanda tangan/paraf dokter (Subcriptio)
g) Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis
maksimum (DM)
h) Nama pasien
i) Umur dan alamat pasien (jika perlu)
Sebuah resep dikatakan rasional apabila :
a. Tepat
dosis
b. Tepat obat
c. Tepat bentuk sediaan
d. Tepat cara pemberian
e. Tepat waktu pemberian
f. Tepat pasien
3) Resep Narkotika
Resep yang mengandung obat narkotika perlu
penanganan khusus dalam penyiapannya, diantaranya :
a. Tidak boleh diulang (iter)
b. Nama pasien tidak boleh ditulis m.i (mihi ipsi) atau u.p
(usum propium) atau pemakaian sendiri
c. Alamat pasien harus jelas
d. Aturan pakai harus jelas tidak boleh ditulis u.c (usus
cognitus) atau sdah tahu cara pakai
e. Apotek hanya dapat memberikan obat narkotik jika ada
resep asli dari dokter
f. Jika obat narkotika belum diserahkan semuanya maka
apotek dapat memberikan copy resepnya. Sisa obat
narkotika yang belum diserahkan hanya dapat dibeli
diapotek yang mengeluarkan copy resep tersebut.
g. Apotek tidak boleh memberikan obat narkotika
berdasarkan copy resep apotek lain
h. Resep narkotika dipisahkan dari resep lainnya (diberi
garis merah dibawah nama obatnya)
Contoh obat narkotik : Codein 10 mg, 15 mg, dan 20
mg Doveri 100 mg dan 150 mg
Codipront kapsul dan sirup
Morfin dan Pethidin injeksi
Salinan resep/copy resep/apographum
Diberikan jika :
- Pasien memintanya/menginginkannya
- Pasien baru mengambil obatnya
- Pasien harus mengulang obatnya (tercantum iter)
Salinan resep : memuat semua keterangan yang termuat
dalam resep asli
B. Suhu
Kecuali dinyatakan lain, semua suhu dalam Farmakope
Indonesia dinyatakan dalan derajat Celcius dan semua
pengukuran dilakukan pada suhu 250C.
1. Suhu kamar terkendali adalah suhu 150C dan 300C
2. Suhu penyimpanan dingin adalah suhu tidak lebih dari 80 0C
3. Lemari pendingin suhunya antara 20C dan 80C
4. Lemari pembeku mempunyai sihu antara 2 0C-10C
5. Sejuk adalah suhu antara 80C-150C
6. Hangat adalah suhu 300C dan 400C
7. Panas berlebih adalah suhu diatas 40 0C

C. Volume Sendok
Dibawah ini beberapa volume (ml) sendok, antara lain :
1. Sendok kecil bervolume 5 ml
2. Sendok besar bervolume 15 ml
3. Sendok teh bervolume 3 ml (dalam farmakope belanda
disebut sendok teh (cth))
4. Sendok bubur (c.p) bervolume 8 ml
5. Sendok makan bervolume 15 ml
D. Anak Timbangan
Anak timbangan yang dijual dipasaran adalah 50 mg, 100
mg, 200 mg, 500 mg, 1 g, 2 g, 5 g, 10 g, 50 g, dan 100 g.
Adapun jenis-jenis timbangan antara lain :
1. Timbangan kasar : Ketelitian 500 mg – 250 g
2. Timbangan halus : Ketelitian 50 mg – 500 mg
PERCOBAAN I
SERBUK BAGI

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan
mampu meracik dan menghitung dosis maksimum dari resep
serbuk sesuai dengan metode peracikan serbuk.

B. Teori Umum
Serbuk adalah campuran kering bahan-bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam atau
pemakaian luar.
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, serbuk adalah
campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Sedangkan menurut Farmakope Indonesia edisi IV, serbuk adalah
campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian dalam.
Secara Kimia Fisika, serbuk adalah partikel bahan padat yang
mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 mikrometer.
a. Keuntungan/Kerugian Serbuk
1. Keuntungan Serbuk
 Sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan
 Dosis lebih tepat, lebih stabil, dari pada sediaan
cair
 Memberikan disolusi lebih cepat
2. Kekurangan Serbuk
 Kurang baik untuk bahan obat yamg mudah rusak/terurai
dengan adanya kelembaban/kontak dengan udara
 Bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya
 Peracikannya membutuhkan waktu yang
lama
b. Karateristik Serbuk
Serbuk yang baik memiliki karateristik antara lain :
1. Homogen dan kering. Kering artinya tidak
boleh menggumpal atau mengandung air Homogenitas dari
suatu
sediaan serbuk dapat dipengaruhi oleh faktor :
 Ukuran partikel
 Densitas/berat
jenis
2. Memiliki derajat kehalusan tertentu, sehingga :
 Sediaan lebih homogen
 Disolusi makin cepat
 Permukaan serbuk jadi luas dan daya absorpsi jadi
besar
c. Pembagian Serbuk
Serbuk dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Serbuk Terbagi (Pulveres)
Serbuk terbagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama, dibungkus dengan menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Untuk
serbuk terbagi yang mengandung bahan yang mudah
meleleh atau
atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas
yang mengandung lilin kemudian dilapisi lagi dengan kertas
logam.
2. Serbuk Tak Terbagi (Pulvis)
Serbuk tak terbagi adalah serbuk yang tidak dibagi
dalam jumlah banyak. Jika pada suatu serbuk dinyatakan
suatu cara pemakaian dalam takaran sendok teh atau
sendok lain,
maka selalu sesendok rata serbuk.
Serbuk tak terbagi/pulvis dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu :
a) Serbuk Tabur (Pulvis
Adspersorius)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus untuk memudahkan
penggunaan pada kulit. Pada umumnya serbuk tabor
harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh
agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Bahan yang digunakan dalam serbuk tabur :
1. Sebagai zat berkualitas : sulfur (antimikroba),
asam tanat, AlCl3 (adstringen), mentol-kamfer
(pendingin
dan anti gatal)
2. Zat yang bersifat absorben : bentonite, kaolin,
talk,
amilum
3. Pelincir dan pendispersi : Zn. stearate, Mg. stearate,
talk
4. Pelekat Zn. stearate, Al. stearat
b) Serbuk gigi (Pulvis Dentifricius)
Dalam serbuk ini kadang-kadang digunakan karmin
untuk memberi warna rosa. Untuk mendapatkan
pembagian yang rata dari zat warna, maka dianjurkan
untuk melarutkan zat warna ini dalam sedikit kloroform
atau etanol 90% kemudian dikeringkan dengan talk.
c) Pulvis Effervescent
Alasan penggunaan pulvis effervescent :
1. Menutup rasa pahit/tidak enak (karena mengandung
CO2)
2. Gas CO2 mempercepat penyerapan karena
merangsang cairan lambung karminatif
3. Serbuk lebih stabil dari pada potio effervescent
Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk
menyatakan kehalusan serbuk yang disesuaikan dengan
nomor pengayak sebagai berikut :
- Serbuk sangat kasar adalah serbuk 5/8
- Serbuk kasar adalah serbuk (10/40) : Coarse Powder
- Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60) : Moderately
Coarse Powder
- Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85) : Moderately Fine
Powder
- Serbuk halus adalah serbuk (85) : Fine powder
- Serbuk sangat halus adalah serbuk (120/200-300) : Very
fine powder
d. Pumbuatan Serbuk Dengan Bahan-Bahan
Cara mencampur bahan obat untuk serbuk :
1. Triturition, mencampurkan bahan obat dalam mortir dan
stamper
2. Spatulation, mencampurkan bahan obat langsung diatas
kertas
3. Sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam suatu
ayakan tertutup
4. Tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat
tertutup yang dilengkapi dengan bola logam sebagai
penggiling kemudian di goyang-goyangkan.

C. Alat dan Bahan


o Alat

1. Lumpang 4. Gunting
2. Alu 5. Lap Kasar/halus
3. Sudip 6. Timbangan analitik

7.
o Bahan

1. Alkohol 70% 6. Copy Resep


2. Kapas 7. Plastik Obat
3. Kertas Perkames
4. Obat 8.
5. Etiket

D. Resep I
1. Bacalah resep dibawah ini dengan seksama
2. Hitung bahan baku yang harus diracik menjadi serbuk bagi
3. Pasien hanya ingin menebus setengah resep saja
4. Buatlah cara kerja dan etiketnya

9.
E. Resep II
1. Hitunglah jumlah bahan baku yang akan dibuat
2. Periksalah dosis atau aturan pakai resep dibawah ini. Jika
terdapat kekeliruan, hitunglah dosisnya dan berikan aturan
pakai yang rasional
3. Tuliskan cara kerja dan penimbangannya
10.

11.
12. PERCOBAAN II
13. KAPSUL
14.
A. Tujuan Percobaan
15. Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa
diharapkan mampu meracik serbuk dan mahir memasukkan
serbuk ke dalam kapsul yang sesuai dengan banyaknya serbuk.
16.
B. Teori Umum
17. Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang
terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat
juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
18. Macam-Macam Kapsul
19. Kapsul bercangkang keras (capsulae durae,
hard capsul) terdiri atas bagian wadah dan tutup (capsulae
overculateae)yang terbut dari metil selulosa, gelatin, pati atau
bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi
dari nomor paling 5 sampai nomor paling besar 000, kecuali
cangkang hewan. Biasanya cangkang kapsul ini diisi dengan
bahan padat atau serbuk, butiran atau granul. Campuran serbuk
yang cenderung meleleh dapat diisikan kedalam kapsul cangkang
keras jika digunakan absorben seperti MgCO 3 atau silicon
dioksida.
20. Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dapat
dilakukan dengan cara memberikan lekukan khas pada bagian
tutup dan induk atau dengan pemanasan langsung. Penutupan
cangkang kapsul pati keras dilakukan dengan cara pelekatan
dengan mengoleskan cairan campuran air, alkohol kemudian
dikeringkan. Membersihkan cangkang kapsul gelatin keras dapat
dilakukan dengan cara meletakkan kapusl di antara sepotong kain
(linen, wool) kemudian digosok-gosokkan.
21. Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft
capsul) merupakan suatu kesatuan berbentuk bulat atau silindris
atau bulat telur yang dibuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak);
biasanya lebih tebal dibandingkan dengan cangkang keras.
22. Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Kapsul
23. Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul :
1. Bentuknya menarik dan praktis
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat
yang berasa dan berbau tidak enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung
sehingga obat cepat diabsorpsi
4. Dokter dapat mengombinasikan beberapa macam obat dan
dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memrlukan
bahan zat tambahan seperti pada pembuatan pil dan tablet
24. Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul :
1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap kartena pori-
pori kapsul tidak dapat menahan penguapan
2. Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab)
3. Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat beraksi dengan cangkang
kapsul
4. Tidak bisa untuk balita
5. Tidak bisa dibagi-bagi
25. Penyimpangan kapsul sebaiknya dalam tempat atau
ruangan yang :
1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering
2. Terbuat dari botol gelas, tertutup rapat dan diberi bahan
pengering
3. Terbuat dari wadah botol plastik, tertutup rapat dan juga diberi
bahan pengering
4. Terbuat dari alumuniumfoil dalam blister atau strip
26. Cara Pengisian
Kapsul
27. Ada 3 cara pengisian kapsul yaitu :
1. Dengan tangan
28. Merupakan cara yang paling sederhana yaitu
dengan tangan tanpa bantuan alat lain. Cara ini sering
digunakan di apotek untuk melayani resep dokter. Untuk
memasukkan obat
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang
diminta
b. Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan kedalam
badan kapsul dan ditutup
2. Dengan alat bukan mesin
29. Alat yang dimaksud disini adalah alat yang
menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat
ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan
pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali buat dapat
dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri atas 2
bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
30. Cara Pengisian Kapsul
:
a. Buka bagian-bagian kapsul
b. Badan kapsul dimasukkan kedalam lubang pada
bgian
alat yang tidak bergerak/tetap
c. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul
d. Ratakan dengan bantuan alat kertas film
e. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau
menggerakkan bagian alat yang bergerak.
3. Dengan Mesin
31. Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran
dan menjaga keseragaman kapsul perlu digunakan alat yang
otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai
dengan
menutup kapsul
32
.
C. Alat dan Bahan
o Alat

19 Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar


1. Cetakan Kapsul 5. Timbangan analitik
2. Lumpang 6. Lap kasar/halus
3. Alu 7. Gunting
4. Sudip
8.
9.
o Bahan 10.
1. Alkohol 70%
2. Kapas 5. Obat
3. Kertas perkamen 6. Plastic obat
4. Cangkang Kapsul 7. Copy Resep
8. Etiket
No.00
11.

20 Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar


D. Resep I
1. Bacalah resep dibawah ini dengan seksama
2. Pasien hanya ingin menebus setengah dari resep
3. Hitung bahan yang akan digunakan
4. Tuliskan cara kerja dan etiketnya
9.
10.

21 Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar


E. Resep II
1. Hitunglah jumlah bahan baku yang akan dibuat
2. Pasien minta dibuatkan copy resep meskipun sudah semua
obatnya diambil
3. Tuliskan cara kerja dan etiket
11.
12.
13. PERCOBAAN III
14. SALEP
15.

A. Tujuan Percobaan
16. Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa
diharapkan mampu meracik sediaan salep atau krim yang terdapat
pada resep dengan memperhatikan metode pencampuran yang
sesuai.
17.
B. Teori umum
18. Salep (Unguenta Menurut FI ed III) adalah
sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai
obat luar.
19. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen
kedalam salep yang cocok.
20. Peraturan Pembuatan Salep Menurut F. Van Duin
1. Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan
kedalamnya jika perlu dengan panaskan
2. Bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada pelarut lain
dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air
yang dipergunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis
salep dan
jumlah air yang dipakai, dikurangi dari basis salepnya.
3. Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut
dalam lemak dan air harus diserbukkan lebih dahulu,
kemudian diayak dengan pengayak No. 60
4. Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan,
campurannya harus digerus sammpai dingin bahan-bahan
yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10 -20
% untuk mencegah kekurangan bobotnya.

21. Persyaratan Salep (Farmakope Indonesia III)


1. Pemerian : Tidak boleh berbau tengik
2. Kadar : Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang
mengandung obat keras atau obat narkotik, kadar bahan obat
adalah 10%
3. Dasar salep : Kecuali dinyatakan lain sebagai bahan dasar
salep digunakan vaselin putih (vaselin album) Contohnya :
a. Basis salep hidrokarbon : Vaselin putih, Vaselin kuning
(vaselin flavum), malam putih (cera album), cera kuning
(cera flavum) atau campurannya.
b. Basis salep absorpsi : lemak bulu dommba (adeps lanae)
c. Basis salep yang dicuci dengan air contoh emulsi minyak
dalam air,.
d. Basis yang larut dalam air, misal PEG atau campurannya.
4. Homogenitas : Jika dioleskan pada sekeping kaca atau
bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan
susunan yang homogen
5. Penandaan : Pada etiket harus tertera “obat luar”

22. Penggolongan Salep


1. Menurut konsistensinya slep dapat dibagi :
a. Unguenta : Salep yang mempunyai konsistensi seperti
mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi
mudah
dioleskan tanpa memakaii tenaga.
b. Cream (krim) : Salep yang banyak mengandung air,
mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan
air
c. Pasta : Salep yang mengandung lebih dari 50 %zat padat
(serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup
atau pelindung bagian kulit yang diolesi
d. Cerata : Salep berlemak yang mengandung persentase
lilin yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras.
2. Menurut sifat farmakologi/terapeutik dan penetrasinya, salep
dapat dibagi ;
a. Salep epidermis untuk melindungi kulit dan menghasilkan
efek lokal, tidak diabsorpsi, kadang-kadang ditambahkan
antiseptik, astringen untuk meredakan rangsangan
b. Salep endoodermis : salep yang bahan obatnya
menembuh dalam kulit, tetapi tidak melalui
kulit,
terabsorpsi sebagian, digunakan untuk melunakkan kulit
c. Salep diadermis : salep yang bahan obatnya
menembus kedalam tubuh melalui kulit dan mencapai
efek yang
diinginkan.
3. Menurut dasar salepnya salep dibagi ;
a. Salep hidrofobik yaitu salep yang tidak suka air atau salep
dengan dasar salep berlemak, misalnya campuran lemak,
lemak minyak dan lemak malam.
b. Salep hidrofilik, yaitu salep yang suka air atau kuat
menarik air biasanya basisi tipe m/a.
23.
C. Alat dan Bahan
o Alat
1. Lumpang 5. Gunting
2. Alu 6. Sudip
3. Pot salep/Tube Kosong 7. Lap kasar/halus
4. Timbangan analitik
12. 13.

o Bahan
1. Alkohol 70% 6. Chloramphenicol salep,
2. Kapas Miconazole Cr,Hidrocortison
3. Kertas perkamen Cr, Propylenglikol, Adeps
4. Copy Resep
Lanae, Vaselin Album,
5. Etiket
Lanolin, Acid Salicyl, LCD
7.
D. Resep I
1. Perhatikan resep dibawah ini dengan seksama
2. Pasien meminta setengah dari resep ini
3. Hitunglah bahan-bahan yang akan diracik
4. Buatkanlah etiket dan cara kerjanya

8.
dr.
SIK :
Jl.
Telp
.

Gorontalo, 16 Januari 2014

R/ Chloramphenicolum200 mg
Miconazole1 tube
Lanolinq.s
Acid Salicyl0,5%
LCD3%

m.f.Ungt da in Pot No. II


∫ u.e m.et.vesp

Pro: Indah
Umur: 20 tahun
E. Resep II
1. Hitunglah jumlah bahan baku yang akan dibuat
2. Tuliskan cara kerja dan etiket

9.
dr.
SIK :
Jl.
Telp
.

Gorontalo, 20 Januari 2014

R/ Hidrokortison Cream1 tube


Propylenglikol1
Adeps lanae1
Vaselinum album10
Acid Salicyl1%

m.f.Ungt da in Pot No. I


∫ u.e t d.d I

Pro: Ny. Ifa


Umur: 39 tahun
10. PERCOBAAN IV
11. SERBUK TABUR
12.
A. Tujuan Percobaan
13. Mahasiswa diharapkan mampu meracik bedak tabur
untuk pemakaian luar dan mengetahui cara penggunaannya
14.
B. Teori Umum
15. Sebuk tabur termasuk dalam serbuk tidak terbagi
(pulvis), dimana pulvis ini digunakan untuk pemakaian dalam (oral)
dan serbuk tabur atau pulvis adspersorius yaitu serbuk ringan
yang bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk pemakaian
luar.
16. Aturan pembuatan serbuk tabur yaitu :
1. Serbuk tabur yang mengandung lemak diayak dengan ayakan
No. 44
2. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan
ayakan No. 100
3. Seluruh serbuk harus terayak semua
17. Cara membuat serbuk tabur yang mengandung :
- Adeps lanae, vaselin, emplastrum, oxydipumblici dengan cara
dilarutkan dalam eter atau aseton kemudian dikeringkan
dengan talk
- Ichytyol dengan cara encerkan dengan eter cum spiritus atau
etanol 96% kemudian dikeringkan dengan talk
- Paraffin cair, minyak jarak, dibuat dengan cara dicampur
dengan talk sama banyak kemudian sisa talk ditambahkan
sedikit demi sedikit
29 Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar
- Kamfer, methanol, timol, asam salisilat, balsam peru, dibuat
dengan cara dilarutkan dengan etet atau etanol 96%
- Larutan formaldehid, dibuat dengan cara jika dalam jumlah
kecil dicampur terakhir dan jika dalam jumlah banyak
dibuat dengan mengganti formaldehid dengan para formaldehid
padat
1/3 x bobotnya
- Minyak atsiri dibuat dengan cara campur terakhir ke dalam
campuran serbuk yang telah diayak
C. Alat dan Bahan
o Alat
1. Lumpang 5. Ayakan
2. Alu 6. Sudip
3. Pot serbuk tabur 7. Lap kasar/halus
4. Timbangan Analitik
14.
o Bahan
1. Alkohol 70% 5. Acid Salicyl, Zno, Acid
2. Kapas boric, Talcum, Oleum.
3. Copy Resep Rosari, Menthol, Adeps
4. Etiket
Lanae, Magnesi Oxydi,
Talkum
6. 3. Tuliskan cara kerja,
D. Resep I etiket, dan copy
1. Perhatikan resep ini dengan seksama resepnya
2. Hitunglah bahan baku yang harus diambil 7.
dr.
8.
SIK :
Jl.
Telp.
Gorontalo
, 28
November
2014

R/ Acid
Salicyl
Zno
Acid
boric
Talcum ad
Oleum
Rosari
m
.
f
.
P
u
l
v
31 Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar
.
Adsp
er da
in
Pot
No. I

u
.
c

m
.
e
t
.
v
e
s
p

Pro : Bayi Wahyu

32 Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar


E. RESEP II
1. Hitunglah jumlah bahan baku yang akan diracik
2. Tuliskan cara kerja dan etiket
9.
10.
11. dr.
SIK :
12. Jl.
13. Telp
.

Gorontalo, 28 November 2014

R/ Acid Salicyl0,5
Mentol0,1
Adeps Lanae2
Magnesii Oxydi2,5
Zinc Oxydi3
Talkum ad30

m.f.Pulv. Adsper da in Pot No. I


∫ u.c o.v bedak purol

Pro: Bayi Wahyu


Umur: 10 Bulan
14. PERCOBAAN VI
15. INFUS/DEKOK
16.
A. Tujuan Percobaan
17. Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa
diharapkan mampu meracik dan membuat infus/dekok yang
terdapat pada resep dengan memperhatikan
metode
pencampuran yang sesuai.
18
.
B. Teori
Umum
19. Sediaan galenika adalah sediaan yang dibuat
dari simplisia nabati atau hewani yang disari zat-zat berkhasiatnya.
Zat berkhasiat antara lain : alkaloid, glikosida, karbohidrat,
minyak lemak, minyak atsiri, dammar
20. Infus adalah sediaan cair, dibuat dengan
menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 0nciC selama
15 menit menggunakan panci infuse.
21. Cara membuat infus yaitu :
1. Memasukkan simplisia dengan derajat halus yang cocok
ke dalam panci infus
2. Basahi dengan air 2x bobot simplisia
3. Tambahkan air 100 ml, panaskan diatas tangas air selama
15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900C sambil
sekali-kali diaduk
4. Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga 100 ml
22. Catatan :
- Infus yang mengandung minyak atsiri dapat diserkai setelah
dingin
- Infus daun sena, asam jawa, dan dengan mengandung lender
tidak boleh diperas
- Asam jawa sebelum dibuat infus harus dibuang bijinya dan
remas dengan air sampai massa seperti bubur.
23. Sari infus tidak stabil dan mudah
tercemar mikroorganisme dimana tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam
(dibuat segar / r.p = rescen paratus)
24. Dekok dibuat dengan cara :
1. Pembuatan sama seperti infus
2. Lama penyarian 30 menit
3. Cocok untuk menyari simplisia yag keras seperi batang
(lignum), akar (radix)
4. Tidak boleh/tidak cocok jika bahan aktifnya mudah
menguap atau terurai/rusak oleh pemanasan

25.
C. Alat dan Bahan
o Alat
1. Panci infus 6. Kompor/penangas
2. Kain Flanel 7. Botol 60 ml dan 100 ml
3. Saringan 8. Lap kasar/halus
4. Pengaduk kayu 9. Gelas ukur
5. Cutter
10.
o Bahan
1. Aqudes
2. Etiket
3. Andrographis paniculata Flos 100 mg
4. Carica papaya Semen 75 mg
5. Areca catechu Semen ¼ kg
6. Sirup Simpleks 7 ml
7. Cinnamomun verum Caulis 250 mg
8. Solenostemon scutellarioides 1%
9.
D. Resep VI
1. Baca dan analisa resep dibawah ini dengan seksama
2. Hitung dosis obat yang akan diracik
3. Tuliskan cara kerja dari resep racikan tersebut
4. Tuliskan semua langkah-langkah cara pengerjaan resep
dibawah ini hingga siap untuk diserahkan kepada pasien
11.
12. dr.
SIK :
13. Jl.
14. Telp.
15. Gorontalo, 8 Desember
16. 2014

R/ Andrographis paniculata Flos 100 mg


Carica papaya Semen 75 mg
Areca catechu Semen ¼ kg
Sirup Simpleks 7 ml
m.f.Infus No. I btl (60 ml)
∫ 2 dd 1 cth p.c

R/ Cinnamomun verum Caulis 250 mg


Solenostemon scutellarioides 1%
m.f.dekok No. I btl (100 ml)
∫ 3 dd 1 cth a.c

Pro : Pro Mayu

Anda mungkin juga menyukai