C. Volume Sendok
Dibawah ini beberapa volume (ml) sendok, antara lain :
1. Sendok kecil bervolume 5 ml
2. Sendok besar bervolume 15 ml
3. Sendok teh bervolume 3 ml (dalam farmakope belanda
disebut sendok teh (cth))
4. Sendok bubur (c.p) bervolume 8 ml
5. Sendok makan bervolume 15 ml
D. Anak Timbangan
Anak timbangan yang dijual dipasaran adalah 50 mg, 100
mg, 200 mg, 500 mg, 1 g, 2 g, 5 g, 10 g, 50 g, dan 100 g.
Adapun jenis-jenis timbangan antara lain :
1. Timbangan kasar : Ketelitian 500 mg – 250 g
2. Timbangan halus : Ketelitian 50 mg – 500 mg
PERCOBAAN I
SERBUK BAGI
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan
mampu meracik dan menghitung dosis maksimum dari resep
serbuk sesuai dengan metode peracikan serbuk.
B. Teori Umum
Serbuk adalah campuran kering bahan-bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam atau
pemakaian luar.
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, serbuk adalah
campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Sedangkan menurut Farmakope Indonesia edisi IV, serbuk adalah
campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian dalam.
Secara Kimia Fisika, serbuk adalah partikel bahan padat yang
mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 mikrometer.
a. Keuntungan/Kerugian Serbuk
1. Keuntungan Serbuk
Sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan
Dosis lebih tepat, lebih stabil, dari pada sediaan
cair
Memberikan disolusi lebih cepat
2. Kekurangan Serbuk
Kurang baik untuk bahan obat yamg mudah rusak/terurai
dengan adanya kelembaban/kontak dengan udara
Bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya
Peracikannya membutuhkan waktu yang
lama
b. Karateristik Serbuk
Serbuk yang baik memiliki karateristik antara lain :
1. Homogen dan kering. Kering artinya tidak
boleh menggumpal atau mengandung air Homogenitas dari
suatu
sediaan serbuk dapat dipengaruhi oleh faktor :
Ukuran partikel
Densitas/berat
jenis
2. Memiliki derajat kehalusan tertentu, sehingga :
Sediaan lebih homogen
Disolusi makin cepat
Permukaan serbuk jadi luas dan daya absorpsi jadi
besar
c. Pembagian Serbuk
Serbuk dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Serbuk Terbagi (Pulveres)
Serbuk terbagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama, dibungkus dengan menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Untuk
serbuk terbagi yang mengandung bahan yang mudah
meleleh atau
atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas
yang mengandung lilin kemudian dilapisi lagi dengan kertas
logam.
2. Serbuk Tak Terbagi (Pulvis)
Serbuk tak terbagi adalah serbuk yang tidak dibagi
dalam jumlah banyak. Jika pada suatu serbuk dinyatakan
suatu cara pemakaian dalam takaran sendok teh atau
sendok lain,
maka selalu sesendok rata serbuk.
Serbuk tak terbagi/pulvis dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu :
a) Serbuk Tabur (Pulvis
Adspersorius)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus untuk memudahkan
penggunaan pada kulit. Pada umumnya serbuk tabor
harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh
agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Bahan yang digunakan dalam serbuk tabur :
1. Sebagai zat berkualitas : sulfur (antimikroba),
asam tanat, AlCl3 (adstringen), mentol-kamfer
(pendingin
dan anti gatal)
2. Zat yang bersifat absorben : bentonite, kaolin,
talk,
amilum
3. Pelincir dan pendispersi : Zn. stearate, Mg. stearate,
talk
4. Pelekat Zn. stearate, Al. stearat
b) Serbuk gigi (Pulvis Dentifricius)
Dalam serbuk ini kadang-kadang digunakan karmin
untuk memberi warna rosa. Untuk mendapatkan
pembagian yang rata dari zat warna, maka dianjurkan
untuk melarutkan zat warna ini dalam sedikit kloroform
atau etanol 90% kemudian dikeringkan dengan talk.
c) Pulvis Effervescent
Alasan penggunaan pulvis effervescent :
1. Menutup rasa pahit/tidak enak (karena mengandung
CO2)
2. Gas CO2 mempercepat penyerapan karena
merangsang cairan lambung karminatif
3. Serbuk lebih stabil dari pada potio effervescent
Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk
menyatakan kehalusan serbuk yang disesuaikan dengan
nomor pengayak sebagai berikut :
- Serbuk sangat kasar adalah serbuk 5/8
- Serbuk kasar adalah serbuk (10/40) : Coarse Powder
- Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60) : Moderately
Coarse Powder
- Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85) : Moderately Fine
Powder
- Serbuk halus adalah serbuk (85) : Fine powder
- Serbuk sangat halus adalah serbuk (120/200-300) : Very
fine powder
d. Pumbuatan Serbuk Dengan Bahan-Bahan
Cara mencampur bahan obat untuk serbuk :
1. Triturition, mencampurkan bahan obat dalam mortir dan
stamper
2. Spatulation, mencampurkan bahan obat langsung diatas
kertas
3. Sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam suatu
ayakan tertutup
4. Tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat
tertutup yang dilengkapi dengan bola logam sebagai
penggiling kemudian di goyang-goyangkan.
1. Lumpang 4. Gunting
2. Alu 5. Lap Kasar/halus
3. Sudip 6. Timbangan analitik
7.
o Bahan
D. Resep I
1. Bacalah resep dibawah ini dengan seksama
2. Hitung bahan baku yang harus diracik menjadi serbuk bagi
3. Pasien hanya ingin menebus setengah resep saja
4. Buatlah cara kerja dan etiketnya
9.
E. Resep II
1. Hitunglah jumlah bahan baku yang akan dibuat
2. Periksalah dosis atau aturan pakai resep dibawah ini. Jika
terdapat kekeliruan, hitunglah dosisnya dan berikan aturan
pakai yang rasional
3. Tuliskan cara kerja dan penimbangannya
10.
11.
12. PERCOBAAN II
13. KAPSUL
14.
A. Tujuan Percobaan
15. Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa
diharapkan mampu meracik serbuk dan mahir memasukkan
serbuk ke dalam kapsul yang sesuai dengan banyaknya serbuk.
16.
B. Teori Umum
17. Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang
terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat
juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
18. Macam-Macam Kapsul
19. Kapsul bercangkang keras (capsulae durae,
hard capsul) terdiri atas bagian wadah dan tutup (capsulae
overculateae)yang terbut dari metil selulosa, gelatin, pati atau
bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi
dari nomor paling 5 sampai nomor paling besar 000, kecuali
cangkang hewan. Biasanya cangkang kapsul ini diisi dengan
bahan padat atau serbuk, butiran atau granul. Campuran serbuk
yang cenderung meleleh dapat diisikan kedalam kapsul cangkang
keras jika digunakan absorben seperti MgCO 3 atau silicon
dioksida.
20. Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dapat
dilakukan dengan cara memberikan lekukan khas pada bagian
tutup dan induk atau dengan pemanasan langsung. Penutupan
cangkang kapsul pati keras dilakukan dengan cara pelekatan
dengan mengoleskan cairan campuran air, alkohol kemudian
dikeringkan. Membersihkan cangkang kapsul gelatin keras dapat
dilakukan dengan cara meletakkan kapusl di antara sepotong kain
(linen, wool) kemudian digosok-gosokkan.
21. Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft
capsul) merupakan suatu kesatuan berbentuk bulat atau silindris
atau bulat telur yang dibuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak);
biasanya lebih tebal dibandingkan dengan cangkang keras.
22. Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Kapsul
23. Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul :
1. Bentuknya menarik dan praktis
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat
yang berasa dan berbau tidak enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung
sehingga obat cepat diabsorpsi
4. Dokter dapat mengombinasikan beberapa macam obat dan
dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memrlukan
bahan zat tambahan seperti pada pembuatan pil dan tablet
24. Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul :
1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap kartena pori-
pori kapsul tidak dapat menahan penguapan
2. Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab)
3. Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat beraksi dengan cangkang
kapsul
4. Tidak bisa untuk balita
5. Tidak bisa dibagi-bagi
25. Penyimpangan kapsul sebaiknya dalam tempat atau
ruangan yang :
1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering
2. Terbuat dari botol gelas, tertutup rapat dan diberi bahan
pengering
3. Terbuat dari wadah botol plastik, tertutup rapat dan juga diberi
bahan pengering
4. Terbuat dari alumuniumfoil dalam blister atau strip
26. Cara Pengisian
Kapsul
27. Ada 3 cara pengisian kapsul yaitu :
1. Dengan tangan
28. Merupakan cara yang paling sederhana yaitu
dengan tangan tanpa bantuan alat lain. Cara ini sering
digunakan di apotek untuk melayani resep dokter. Untuk
memasukkan obat
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang
diminta
b. Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan kedalam
badan kapsul dan ditutup
2. Dengan alat bukan mesin
29. Alat yang dimaksud disini adalah alat yang
menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat
ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan
pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali buat dapat
dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri atas 2
bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
30. Cara Pengisian Kapsul
:
a. Buka bagian-bagian kapsul
b. Badan kapsul dimasukkan kedalam lubang pada
bgian
alat yang tidak bergerak/tetap
c. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul
d. Ratakan dengan bantuan alat kertas film
e. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau
menggerakkan bagian alat yang bergerak.
3. Dengan Mesin
31. Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran
dan menjaga keseragaman kapsul perlu digunakan alat yang
otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai
dengan
menutup kapsul
32
.
C. Alat dan Bahan
o Alat
A. Tujuan Percobaan
16. Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa
diharapkan mampu meracik sediaan salep atau krim yang terdapat
pada resep dengan memperhatikan metode pencampuran yang
sesuai.
17.
B. Teori umum
18. Salep (Unguenta Menurut FI ed III) adalah
sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai
obat luar.
19. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen
kedalam salep yang cocok.
20. Peraturan Pembuatan Salep Menurut F. Van Duin
1. Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan
kedalamnya jika perlu dengan panaskan
2. Bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada pelarut lain
dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air
yang dipergunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis
salep dan
jumlah air yang dipakai, dikurangi dari basis salepnya.
3. Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut
dalam lemak dan air harus diserbukkan lebih dahulu,
kemudian diayak dengan pengayak No. 60
4. Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan,
campurannya harus digerus sammpai dingin bahan-bahan
yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10 -20
% untuk mencegah kekurangan bobotnya.
o Bahan
1. Alkohol 70% 6. Chloramphenicol salep,
2. Kapas Miconazole Cr,Hidrocortison
3. Kertas perkamen Cr, Propylenglikol, Adeps
4. Copy Resep
Lanae, Vaselin Album,
5. Etiket
Lanolin, Acid Salicyl, LCD
7.
D. Resep I
1. Perhatikan resep dibawah ini dengan seksama
2. Pasien meminta setengah dari resep ini
3. Hitunglah bahan-bahan yang akan diracik
4. Buatkanlah etiket dan cara kerjanya
8.
dr.
SIK :
Jl.
Telp
.
R/ Chloramphenicolum200 mg
Miconazole1 tube
Lanolinq.s
Acid Salicyl0,5%
LCD3%
Pro: Indah
Umur: 20 tahun
E. Resep II
1. Hitunglah jumlah bahan baku yang akan dibuat
2. Tuliskan cara kerja dan etiket
9.
dr.
SIK :
Jl.
Telp
.
R/ Acid
Salicyl
Zno
Acid
boric
Talcum ad
Oleum
Rosari
m
.
f
.
P
u
l
v
31 Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar
.
Adsp
er da
in
Pot
No. I
∫
u
.
c
m
.
e
t
.
v
e
s
p
R/ Acid Salicyl0,5
Mentol0,1
Adeps Lanae2
Magnesii Oxydi2,5
Zinc Oxydi3
Talkum ad30
25.
C. Alat dan Bahan
o Alat
1. Panci infus 6. Kompor/penangas
2. Kain Flanel 7. Botol 60 ml dan 100 ml
3. Saringan 8. Lap kasar/halus
4. Pengaduk kayu 9. Gelas ukur
5. Cutter
10.
o Bahan
1. Aqudes
2. Etiket
3. Andrographis paniculata Flos 100 mg
4. Carica papaya Semen 75 mg
5. Areca catechu Semen ¼ kg
6. Sirup Simpleks 7 ml
7. Cinnamomun verum Caulis 250 mg
8. Solenostemon scutellarioides 1%
9.
D. Resep VI
1. Baca dan analisa resep dibawah ini dengan seksama
2. Hitung dosis obat yang akan diracik
3. Tuliskan cara kerja dari resep racikan tersebut
4. Tuliskan semua langkah-langkah cara pengerjaan resep
dibawah ini hingga siap untuk diserahkan kepada pasien
11.
12. dr.
SIK :
13. Jl.
14. Telp.
15. Gorontalo, 8 Desember
16. 2014