Anda di halaman 1dari 3

BAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Farmasi Fisika "Kelarutan" dilaksanakan pada Sabtu, 5 November 2020, pukul
13.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Teknologi Farmasi, Jurusan Farmasi,
Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK), Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan yakni Batang Pengaduk, gelas beker, gelas ukur, kuvet, mikropipet,
neraca analitik, neraca mekanik, spektrofotometer dan vial.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu diantaranya Alkohol 70 %, Aquadest, Kertas Perkamen,
label kertas, Na-EDTA, Paracetamol, dan Tisu.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Larutan Standar
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70 %
3. Ditimbang sebanyak 0.01 gram
4. Dibuat larutan 1000 ppm
5. Dimasukkan dalam gelas beaker dan larutkan dalam aquadest lalu diaduk hingga
homogen
6. Dimasukkan dalam gelas beaker dan ditambahkan aquadest sampai 10 ml
7. Dibuat larutan 100 ppm
8. Diambil 1 ml larutan dan ditambahkan aquadest sampai 10 ml
9. Dibuat larutan 10 ppm , 20 ppm , dan 30 ppm
10. Dimasukkan dalam vial 10 ml dan diberi label setiap vial dengan 10 ppm , 20 ppm , 30
ppm , dan 100 ppm
11. Diambil lagi 1 ml larutan paracetamol dengan mikropipet dibuat menjadi 3 untuk
ditambahkan NaEDTA
12. Dimasukkan kedalam vial kemudian di beri label 10 ppm + NaEDTA 0,2, 0,4 dan
0,6 pada ke 3 vial.
3.3.2 Pembuatan Larutan Sampel
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70%
3. Ditimbang NaEDTA 0.2 gram, 0.4 gram, dan 0.6 gram
4. Dicampur NaEDTA dalam larutan paracetamol 10 ppm yang telah dibuat menjadi 3 yang
masing-masing akan dimasukkan NaEDTA 0.2 , 0.4 , 0.6 gram
5. Diuji masing-masing larutan menggunakan spektrometer untuk mengetahui cepat rambat
cahaya
3.3.3 Pembuatan larutan blanko

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Dimasukkan 10 ml aquadest kedalam gelas kimia
3. Diukur serapannya menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang yang
sesuai.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan NaEDTA
pada konsentrasi yang berbeda dapat mempengaruhi konsentrasi larutan parasetamol. Hasil yang
didapatkan bahwa absorbansi pada larutan standar parasetamol 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm berturut
turut ialah 0,313 nm, 0,431 nm, 0,511 nm. Pada larutan sampel yaitu parasetamol dengan 0,2 gr
NaEDTA, parasetamol dengan 0,4 gr NaEDTA, dan parasetamol dengan 0,6 gr NaEDTA
memiliki nilai absorbansi berturut turut ialah 0,574 nm, 0,668 nm, dan 0,743 nm. Sedangkan
larutan blanko memiliki absorbansi 0. 00 nm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan
reagen pengompleks NaEDTA dapat mempengaruhi konsentrasi, dimana hal ini berpengaruh
pada kelarutan. Karena konsentrasi menandakan kuantitas zat aktif dalam larutan, sedangkan
kelarutan menunjukkan kemampuan zat terlarut untuk melarut dalam sistem larutan.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Laboratoriun
Alat dan bahan sebaiknya dilengkapi dan jumlahnya diperbanyak agar praktikumdapat
berjalan dengan baik.
6.2.2 Untuk Asisten
Pertahankan keakraban dan keramahan terhadap praktikan.
6.2.3 Untuk Praktikan
Memahami tahapan kerja yang akan dilakukan sehingga praktikum dapat berjalan lancar
dan mendapatkan hasil maksimal.

Anda mungkin juga menyukai