OSEANOGRAFI BIOLOGI
Nama:
Steny Maun
NIM:
201764016
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan kedalaman dan ketebalan lapisan termoklin sangat tergantung pada dinamika di
lapisan permukaan perairan. Bila stratifikasi suhu sangat kuat maka lapisan termoklin akan lebih
dalam dan lebih tebal namun sebaliknya bila terjadi percampuran massa air. Selain itu
pergerakkan massa air permukaan juga mengakibatkan terjadi pengangkatan dan
menenggelaman massa air. Hal ini akan mempengaruhi keberadaan lapisan termoklin dan lapisan
nutriklin dan akhirnya berdampak terhadap kedalaman konsentrasi klorofil maksimum.
Kedalaman nutriklin tergantung pada stratifikasi kolom perairan dan besarnya transfer energi
akibat tekanan angin. Ketika terjadi peningkatan percampuran massa air dan mencapai nutriklin,
maka nutriklin akan menyumpai nutrien ke zona eufotik dan terjadi pengkayaan nutrien pada
lapisan permukaan perairan. Sebaliknya jika stratifikasi suhu perairan kuat maka kolom lapisan
permukaan tercampur akan kekurangan nutrien (Cermeno, et al, 2008).
1.2 Tujuan
METODE
Kegiatan praktek direncanakan berlangsung selama 1 hari dan berlangsung secara daring.
Mahasiswa yang mengikuti praktek sebanyak 31 orang yang dikelompokkan dalam 6 kelompok.
T j+1−T j
Gj=
D j+1−D j
dimana:
3. Tentukan ketebalan lapisan termoklin dengan cara mengurangi nilai kedalaman batas
bawah dikurangi kedalaman batas watas lapisan termoklin.
4. Tentukanposisi dan kedalaman dimana konsentrasi klorofil maksimum
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambar sebaran vertikal suhu, salinitas, densitas, oksigen dan klorofil berdasarkan
stasiun pengamatan
A. Suhu
B. Salinitas
C. Densitas
D. Oksigen
E. Klorofil
3.2 Tabel batas atas, batas bawah, ketebalan dan karkteristik massa air lapisan
termoklin dan lapisan tercampur serta gradiennya per lapisan
1. Lapisan Permukaan Tercampur
2. Lapisan Termoklin
St 1 Kedalama
n suhu salinitas Densitas
Batas Atas 36 26.9922 33.9369 1022.077
Batas Bawah 277 9.8105 34.5487 1027.891
Ketebalan 241 -17.18 0.61 5.814
0.00253
Gradien -0.07129 9 0.024124
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 277 9.8105 34.5487 1027.891
St 2 Batas Bawah 838 5.2714 34.6258 1031.22
Ketebalan 561 -4.54 0.08 3.3287
0.00013
Gradien -0.00809 7 0.005934
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 5 25.4323 33.941 1022.433
St 3 Batas Bawah 876 5.2391 34.625 1031.398
Ketebalan 871 -20.19 0.68 8.9652
0.00078
Gradien -0.02318 5 0.010293
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 3 26.0498 33.9387 1022.232
St 4 Batas Bawah 662 7.2014 34.6293 1030.134
Ketebalan 659 -18.85 0.69 7.902
0.00104
Gradien -0.0286 8 0.011991
2. Kedalaman
Kedalaman pada lapisan termoklin untuk stasiun 1 berkisar dari kedalaman 36m sampai
277m, stasiun 2 berkisar dari kedalaman 277m sampai 838m, stasiun 3 berkisar dari
kedalaman 5m sampai 876m, dan stasiun 4 berkisar pada kedalaman 3m sampai 662m.
Perbedaan kedalaman lapisan permukaan tercampur untuk setiap stasiun menunjukan
bahwa pada stasiun 3 memiliki lapisan permukaan tercampur yang lebih dalam
dibandingkan dengan stasiun lainnya.
3. Gradien Suhu
Gradien suhu pada lapisan termoklin untuk stasiun 1 yaitu -0.07129°C, stasiun 2 yaitu
-0.00809°C, stasiun 3 yaitu -0.02318°C, dan stasiun 4 yaitu -0.0286°C. Hal ini
menunjukan adanya perbedaan suhu pada lapisan permukaan tercampur di setiap
stasiun, dimana semakin besar perubahan suhu pada lapisan permukaan tercampur
maka gradien suhu yang diperoleh juga akan semakin besar.
4. Salinitas
Salinitas pada lapisan termoklin pada stasiun 1 berkisar antara 33.9299-34.5487 ppm.
Pada stasiun 2 berkisar antara 33.8992-34.6801 ppm, pada stasiun 3 berkisar antara
33.8963-34.6851 ppm, dan stasiun 4 berkisar antara 33.9302-34.7027 ppm.
Salinitas tertinggi ditemukan pada stasiun 4 dengan nilai 34.7027 ppm dan nilai
salinitas terendah ditemukan pada stasiun 2 dengan nilai 33.8963 ppm. Salinitas tinggi
pada lapisan permukaan umumnya dijumpai di perairan yang jauh dari pantai,
sebaliknya salinitas yang lebih rendah berada pada perairan dekat daratan karena
dipengaruhi oleh masukan masukan dari daratan seperti masukan air sungai . Sehingga
kemungkinan perolehan nilai salinitas tertinggi pada stasiun 3 dikarenakan stasiun
tersebut terletak jauh dari pantai.
5. Densitas
Densitas pada lapisan termoklin stasiun 1 berkisar antara 1022.077-1027.891 kg/m3.
Pada stasiun 2 yaitu berkisar antara 1022.952-1031.22 kg/m3, pada stasiun 3 yaitu
berkisar antara 1022.433-1031.398 kh/m3 dan pada stasiun 4 berkisar antara 1022.232-
1030.134 kg/m3. Hal ini menunjukan adanya hubungan antara densitas dengan
kedalaman, dimana secara vertical nilai densitas akan semakin meningkat dengan
bertambahnya kedalaman suatu perairan.
3.4 Bandingkan pola, ketebalan, kedalaman dan karakteristik massa air antar
stasiun pengamatan, Jelaskan mengapa demikian
Pola ketebalan, kedalaman dan karakteristik massa air antara stasiun pengamatan
berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini disebabkan oleh factor yang mempengaruhi
tiap stasiun berbeda seperti factor dasar laut perairan pada tiap stasiun yang berbeda
yang dapat mempengaruhi kedalaman dan ketebalan juga mempengaruhi karakteristik
massa air pada tiap stasiun. Factor lainnya juga seperti factor fisik, kimia dan biologi
seperti upwelling dan downwelling yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi
perbedaan pola dari tiap stasiun tersebut. Dan juga Gradien suhu berbanding terbalik
dengan ketebalan lapisan termoklin, makin tebal lapisan termoklin maka gradien suhu
akan semakin kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gradien suhu sangat
ditentukan oleh ketebalan lapisan termoklin.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dan pembahasan diatas adalah Nilai salinitas, suhu,
densitas, oksigen dan klorofil dri setiap stasiun memiliki perbedaan yang signifikan. Adanya
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai-nilai tersebut seperti kedalaman, ketebalan, angin,
arus, upwelling, downwelling, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Purwandana, 2012. Transformasi dan Percampuran Massa Air di Perairan Selat Alor Pada
Bulan Juli 2011. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Effendi, H. 2003. Kualitas Air Pengolahan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Putri G A, Zainuri M, Priyono B, 2016, Sebaran Ortofosfat dan Klorofil di Perairan Karimata,
Buletin Oseanografi Marina, Vol 5., No 1, Hal 44-51