Anda di halaman 1dari 4

Nama : Steny Maun

NIM : 201764016
Program studi : Ilmu kelautan
Mata Kuliah : Ekologi Bentik

1. Pantai berbatu, pantai berpasir, dan pantai berlumpur berada di zona intertidal yang di
pengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sama, persamaan dari ketiga substrat tersebut
ialah sebagai berikut :

Persamaan dari 3 tipe pantai substrat


Berbatu Berpasir Berlumpur
a. Dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (faktor fisika) antara lain :
1. Pasang surut : Adalah naik dan turunnya permukaan air laut secara
periodik selama interval waktu tertentu. Pengaruh pasang surut yang paling
jelas terhadap organisme dan komunitas intertidal adalah yang
menyebabkannya terkena udara terbuka secara periodik dengan kisaran
parameter fisik yang cukup lebar. Oleh karena itu, organisme intertidal
memerlukan adaptasi agar dapat menempati zona ini.
2. Suhu : Daerah intertidal biasanya dipengaruhi oleh suhu udara selama
periode yang berbeda-beda, dan suhu ini mempunyai kisaran yang luas, baik
secara harian maupun musiman.
3. Salinitas : Perubahan salinitas yang dapat mempengaruhi organisme
terjadi di zona intertidal melalui dua cara. Pertama, karena zona intertidal
terbuka pada saat pasang turun kemudian digenangi air atau aliran air akibat
hujan lebat, akibatnya salinitas akan sangat turun. Kedua, ada hubungannya
dengan genangan pasang surut, yaitu daerah yang menampung air laut ketika
pasang turun.
4. Gerakan ombak : Aktivitas ombak mempengaruhi kehidupan pantai.
Pengaruh mekanik dari gerakan ombak dapat menghancurkan dan
menghanyutkan benda yang terkena. Kegiatan ombak juga dapat
membongkar substrat disekitarnya, terutama pada pantai yang terdiri dari
pasir atau kerikil. Selain itu, kegiatan ombak dapat memperluas batas zona
intertidal.
b. Waktu mencari makan : Bagi kebanyakan organisme intertidal, mereka
akan berhenti makan saat pasang turun dan akan aktif kembali mencari
makan saat pasang naik. Pasang surut air laut ini menimbulkan irama
mencari makan
c. Berdarah dingin : Semua organisme intertidal berdarah dingin
(poikiloterm) yang memungkinkan mereka untuk inaktif selama periode
tertentu. Selain itu, organisme ini tidak memiliki energi yang cukup untuk
selalu tetap hangat.
d. Alat pernapasan : Agar dapat bertahan selama terendam air waktu
pasang, organisme perlu bernapas di dalam air melalui insang. Mereka
memiliki tonjolan organ pernapasan yang mampu mengambil oksigen dari
air. Biasanya tonjolan itu tipis, merupakan perluasan dari permukaan tubuh,
berfungsi saat hewan berada dalam air, dan berada dalam rongga
perlindungan saat kondisi lingkungan kering.
e. Reproduksi : Kebanyakan organisme intertidal hidup melekat atau bahkan
menetap, sehingga mereka menghasilkan telur atau larva yang terapung
bebas sebagai plankton. Selain itu, hampir semua organisme mempunyai
daur perkembangbiakan yang seirama dengan munculnya arus pasang-surut
tertentu.
f. Tekanan salinitas : Zona intertidal juga mendapat limpahan air tawar,
yang dapat menimbulkan masalah tekanan osmotik bagi organisme
didalamnya. Hampir semua organisme intertidal tidak mempunyai
mekanisme untuk mengontrol kadar garam cairan tubuhnya atau disebut
osmokonfrormer
g. Zonasi : Pembagian zonasi di daerah intertidal yang meliputi pantai
berbatu, pantai berpasir, dan pantai berlumpur umumnya mengikuti skema
Stephenson, dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu upper zone (bagian teratas/tepi
supralitoral), middle zone (bagian tengah daerah intertidal), dan lower zone
(bagian bawah/tepi infralitoral)

2. Perbedaan dari pantai substrat berbatu, berpasir dan berlumpur

Perbedaan dari 3 tipe pantai substrat


Berbatu Berpasir Berlumpur
a. Substrat penyusunnya
pantai ini biasanya terletak substrat penyusunnya mempunyai ukuran pertikel
pada tempat yang lebih tinggi merupakan bagian kecil yang lebih kecil dan
dan seluruhnya terbentuk dari batu/kerikil, atau partikel butirannya paling halus
batu granit berukuran besar, yang berukuran 2 - 0,062 mm diantara pantai berbatu dan
batuan dasar atau lapisan yang mana organisme dapat pantai berpasir. Ukuran
tanah yang keras. Pada pantai menggali kedalamnya dengan partikelnya lebih kecil dari
berbatu ini, terbentuk banyak mudah. 0,062 mm.
tebing-tebing, cerukan, dan
gua, yang merupakan habitat
yang sangat mengakomodasi
organisme sedimenter.
b. Gerakan Ombak
gerakan ombak di pantai gerakan ombak di pantai pantai berlumpur tidak
berbatu dapat mempengaruhi berpasir berpengaruh pada dapat berkembang dengan
pola penyebaran lokal pergerakan substrat. Partikel- hadirnya gerakan
organisme tertentu. Gerakan partikel pasir atau kerikil tidak gelombang. Karena itu,
ombak yang bersifat merusak cukup besar untuk tetap stabil pantai berlumpur hanya
dan benda yang dibawa jika ada ombak. Akibatnya, terbatas pada daerah
ombak yang dapat dilontarkan setiap ombak memukul, intertidal yang benarbenar
ke pantai, menabrak daerah partikel-partikel substrat akan terlindung dari aktivitas
sempit dan menyapu terangkut, teraduk, dan gelombang laut terbuka.
organismenya terdeposit kembali. Setiap
perubahan intensitas
gelombang suatu pantai akan
berarti perubahan tidak saja
dalam ukuran butir pasir, tetapi
juga dalam profil atau bentuk
pantai.
c. Pembagian zonasi
pembagian pada zona berbatu karena tidak ada organisme informasi mengenai zonasi
terdiri atas pembagian secara yang terlihat di permukaan di dataran lumpur ini sangat
horizontal dan pembagian pantai pasir, maka daerah ini sedikit. Lereng yang
secara vertikal. Zona tidak memperlihatkan pola mendatar pada daerah ini
Horizontal, tersusun keatas zonasi yang nyata menyebabkan bagian
secara tegak lurus mulai dari dibandingkan dengan pantai intertidal biasanya sangat
permukaan pasang turun berbatu. Ada zonasi organisme luas dan lebih luas daripada
terendah sampai kedaratan di pantai pasir, tetapi tidak pantai berbatu atau pantai
yang sebenarnya. Zona sejelas dan semudah yang berpasir.
vertikal, pada zona intertidal terdapat di pantai berbatu.
berbatu amat beragam,
bergantung pada kemiringan
permukaan berbatu, kisaran
pasang-surut, dan
keterbukaannya terhadap
gerakan ombak.
d. Faktor Biologis
Hal ini mungkin karena luas Faunanya sangat jarang dan peranan faktor biologis pada
daerah yang terbatas di tidak menempati semua ruang pembentukan pola zonasi di
lingkungan lautan yang yang tersedia. Hal ini karena pantai ini masih sedikit
berkaitan dengan dimensi persaingan ruang bukan dipelajari. Belum ada
fisik; pada waktu yang sama merupakan hal penting dalam informasi jelas mengenai
populasi organisme menjadi pengamatan pola penyebaran. interaksi yang membentuk
padat, paling tidak di daerah Persaingan terhadap makanan pola di pantai ini.
beriklim sedang. Akibatnya juga diabaikan, karena
terjadi persaingan ruang yang jarangnya populasi dan
intensif, sehingga plankton berlimpah sehingga
menghasilkan pola zonasi tidak memungkinkan terjadi
seperti yang telah diamati. persaingan.
e. Kepadatan Organisme
pantai berbatu yang tersusun pantai pasir memperlihatkan Di permukaan pantai
dari bahan yang keras perbedaan yang nyata dari berlumpur juga dihuni
merupakan daerah yang pantai berbatu. Di pantai pasir sedikit hewan, karena
paling padat kelihatannya tidak dihuni oleh kebanyakan organisme ini
mikroorganismenya dan kehidupan makroskopik. menggali atau menempati
mempunyai keragaman Organisme tentu saja tidak saluran permanen dalam
terbesar baik untuk spesies tampak karena faktor-faktor substrat.
hewan maupun tumbuhan. lingkungan yang beraksi di
pantai ini membentuk kondisi
dimana seluruh organisme
mengubur dirinya dalam
substrat.

Referensi :

https://www.academia.edu/9274203/perbedaan_pantai_berbatu_berpasir_dan_berlumpur

Widyastuti, Ernawati (2012). Pantai Berbatu: Organisme Dan Adaptasinya. Oseana, Volume
XXXVII, No.4, hlm.1 – 12

Nugroho, S. H (2012). Morfologi Pantai, Zonasi Dan Adaptasi Komunitas Biota Laut Di
Kawasan Intertidal. Oseana, Volume XXXVII, No.3, hlm.11 - 2

Anda mungkin juga menyukai