Anda di halaman 1dari 4

BAB 1I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2018, lLuas areal perkebunan kelapa
sawit di Indonesia selama lima tahun terakhir cenderung menunjukkan peningkatan. , kecuali
pada tahun 2016 yang mengalami penurunan. Kenaikan tersebut berkisar antara 2,77 sampai
dengan 10,55 persen per tahun dan mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 0,52
persen. Pada tahun 2014 lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia tercatat seluas 10,75 juta
hektar, meningkat menjadi 11,26 juta hektar pada tahun 2015 atau terjadi peningkatan 4,70
persen. Pada tahun 2016 luas areal perkebunan kelapa sawit menurun sebesar 0,52 persen
dari tahun 2015 menjadi 11,20 juta hektar. Selanjutnya, pada tahun 2017 luas areal
perkebunan kelapa sawit kembali mengalami peningkatan sebesar 10,55 persen dan
diperkirakan meningkat pada tahun 2018 sebesar 3,06 persen menjadi 12,76 juta hektar.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peran
cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia karena kemampuannya
menghasilkan minyak nabati yang banyak dibutuhkan oleh sektor industri. Sifatnya yang
tahan oksidasi dengan tekanan tinggi dan kemampuannya melarutkan bahan kimia yang tidak
larut oleh bahan pelarut lainnya, serta daya melapis yang tinggi membuat minyak kelapa
sawit dapat digunakan untuk beragam peruntukan, diantaranya yaitu untuk minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Sebagai negara penghasil minyak sawit
terbesar di dunia, Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk memasarkan minyak sawit
dan inti sawit baik di dalam maupun luar negeri. Pasar potensial yang akan menyerap
pemasaran minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) adalah industri
fraksinasi/ranifasi (terutama industri minyak goreng), lemak khusus (cocoa butter substitute),
margarine/shortening, oleochemical, dan sabun mandi.
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi berbagai macam kebutuhan, sudah pasti akan
meninggalkan residu yang dikenal dengan limbah sawit. Pelepah sawit dan batang kelapa
sawit merupakan salah satu limbah padat yang dihasilkan oleh industri sawit. Namun, untuk
saat ini pemanfaatan limbah pelepah sawit dan batang kelapa sawit belum dilakukan secara
optimal. Sejauh ini pelepah sawit sebagian besar hanya diolah menjadi pakan ternak dan
pupuk kompos, bahkan sebagian besar petani menumpuk pelepah sawit begitu saja di
perkebunan. Limbah hasil pengolahan dari kelapa sawit ini mempunyai potensi untuk dapat
dimaksimalkan jika dikelola dengan baik. Limbah kelapa sawit sebagai sumber selulosa yang
akan dimanfaatkan untuk penguat bioplastik, salah satunya dengan cara mengubah limbah
kelapa sawit sebagai bahan baku bioplastik yang bersifat mudah terurai dan ramah
lingkungan.. Hasil penelitian Padil [2010] melaporkan komposisi selulosa, hemiselulosa, dan
lignin pelepah sawit secara berturut-turut : 34,89%, 27,14%, dan 19,87%.
Pelepah sawit dan batang kelapa sawit mengandung selulosa yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan utama dalam pembuatan bioplastik. Selulosa menjadi penting untuk diekstraksi
sebagai bahan baku pembuatan bioplastik karena pemakaian plastik yang semakin besar akan
menyebabkan pencemaran lingkungan. Bahan plastik akan mengganggu kesehatan manusia
dan mencemari lingkungan karena plastik mempunyai sifat sulit terdegradasi dan
membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi dengan sempurna.
Sedangkan bioplastik dari selulosa memilki sifat biodegradable dan dapat terurai hingga 67%
dalam waktu 2 - 3 minggu (Dewanti, 2018).
Penelitian pembuatan bioplastik berbahan baku selulosa telah cukup banyak dilakukan.
Oleh karena itu, pada penelitian ini selulosa yang dihasilkan dari limbah kelapa sawit akan
digunakan untuk membuat microwaveable bioplastics. Microwaveable bioplastics merupakan
bioplastik yang bersifat termoseting (tahan panas) sehingga dapat digunakan sebagai
media/tempat untuk memanaskan makanan dalam microwave. Selain itu , bioplastik ini juga
dapat digunakan sebagai alternatif food packaging (kemasan makanan) sebagai pengganti
plastik dan styrofoam yang tentunya bersifat lebih aman untuk makanan dan memiliki sifat
lebih ramah lingkungan serta mudah terdegradasi.
Microwaveable bioplastics merupakan salah satu solusi dalam memecahkan
permasalahan lingkungan mengenai plastik. Seperti yang diketahui plastik microwave atau
microwaveable plastic merupakan salah satu wadah/tempat yang digunakan untuk
memanaskan makanan dalam microwave. Plastik yang berasal dari minyak bumi sebagai
bahan dasar pembuatan mirowaveable plastics merupakan bahan yang bersifat tidak ramah
lingkungan dan sulit untuk di daur ulang. Permasalahan tersebut menyebabkan banyaknya
plastik yang tertimbun dilingkungan sedangkan kebutuhan tentang plastik sebagai
pembungkus makanan semakin meningkat, oleh karena itu, plastik yang biasanya digunakan
dapat diganti dengan inovasi baru yaitu berupa bioplastik berbahan dasar selulosa yang
bersifat biodegradable dan lebih ramah lingkungan, serta dengan tetap memperhatikan sifat
utama nya sebagai pembungkus makanan yang mampu bertahan dalam kondisi panas (dalam
microwave).

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatakan daya guna
limbah kelapa sawit (pelepah kelapa sawit & batang kelapa sawit) dengan mengambil
kandungan selulosa sebagai bahan baku microwaveable bioplastics. Microwaveable
bioplastics yang dibuat dari limbah kelapa sawit ini diharapakan dapat digunakan sebagai
food packaging sebagai pengganti plastik dan styrofoam. Karakteristik bioplastik yang lebih
ramah lingkungan serta lebih mudah didegradasi diharapkan mampu mengurangi serta
mengatasi masalah lingkungan yang ada sekarang.

1.2. Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang akan dikemukakan pada penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana cara mengolah batang dan pelepah sawit yang sudah tidak produktif?
Apakah selulosa limbah kelapa sawit dapat digunakan untuk sintesis biokomposit
untuk microwaveable packaging?
2. Bagaimana cara memperoleh selulosa dari hasil crusher batang dan pelepah sawit?
3. Bagaimana karakteristik dari microwaveable packaging dari campuran selulosa
kelapa sawit dengan monomer XXXX (PP, PET atau yang lain sesuai dg yang akan
dilakukan)
4. Bagaimana cara mengolah selulosa menjadi microwaveable bioplastics?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Membuktikan bahwa selulosa limbah kelapa sawit dapat digunakan untuk sintesis
biokomposit untuk microwaveable packaging.ngetahui cara mengolah batang dan
pelepah sawit yang sudah tidak produktif.
2.
3. Mengetahui karakteristik dari microwaveable packaging dari campuran selulosa
kelapa sawit dengan monomer XXXX (PP, PET atau yang lain sesuai dengan yang
akan dilakukan)Memahami cara memperoleh selulosa dari hasil crusher batang dan
pelepah sawit.
4. Mengetahui cara mengolah selulosa menjadi microwaveable bioplastics.

1.4. Keutamaan Penelitian

Keutamaan dari penelitian yang akan dilakukan ini antara lain:

1. Pemanfaatan batang dan pelepah sawit pasca produktif.Penelitian ini belum pernah
dilakukan sebelumnya sehingga novelty nya tinggi
2. Memperoleh alternatif penggunaan bahan pengganti plastik.metode alternatif untuk
memanfaatkan limbah kelapa sawit
3. Pengembangan produktifitasMemperoleh material baru microwaveable bioplastics
packaging dari campuran selulosa batang dan pelepah sawit dan monomer XXXX.

1.5. Target Penelitian

Target penelitian yang akan dicapai yaitu:

1. Bioplastik yang dapat dimanfaatkan sebagai microwaveable bioplastic.Memperoleh


selulosa dari limbah kelapa sawit
2. Memperoleh material baru untuk microwaveable packaging dengan sifat unggul

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian antara lain:

1. Pemanfatan batang dan pelepah sawit pasca produktif menjadi plastik yang ramah
lingkungan.
2. Mengurangi penggunaan plastik yang berasal dari minyak bumi dengan plastik
biogradable.
3. Menghasilkan produk microwaveable bioplastics yang mudah terdegradasi dan
tahan panas.
4. Dapat digunakan sebagai packaging makanan.

1.7. Luaran

Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini yang berjudul “…..” adalah untuk
meningkatkan daya guna limbah kelapa sawit sebagai bahan microwaveable packaging baku
bioplastik dengan tujuan menekan serta mengurangi penggunaan plastik yang tidak mudah
terdegradasi dalam lingkungan. Data- data yang diperoleh dari penelitian ini akan
diseminarkan di seminar nasional dan/atau dipublikasikan di jurnal nasional/internasional.
Karena penelitian sebelumnya belum ada, hasil penelitian ini juga berpotensi menjadi paten.

Anda mungkin juga menyukai