Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

OSEANOGRAFI BIOLOGI

Nama:

Steny Maun

NIM:

201764016

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedalaman klorofil maksimum adalah suatu kedalaman di dimana konsentrasi klorofil


dalam kondisi maksimum. Letak kedalaman klorofil maksimum tergantung pada ketersediaan
cahaya matahari dan nutrien. Ketersediaan cahaya matahari di dalam kolom perairan menentukan
kedalaman maksimum distribusi organisme. Organisme sangat tergantung kepada cahaya
matahari. Migrasi dan periode perkembangbiakan sangat ditentukan oleh perubahan periode
cahaya. Laju pertumbuhan maksimum fitoplankton akan mengalami penurunan bila perairan
berada pada kondisi ketersediaan cahaya yang rendah (Heyman dan Lundgren, 1988).
Ketersediaan cahaya hingga kedalaman tertentu dalam perairan tergantung pada material-
material terlarut serta penghamburan oleh partikel-partikel tersuspensi (Lalli dan Parsons, 1997).

Kedalaman konsentrasi klorofil maksimum juga berkaitan dengan lapisan nutriklin.


Lapisan nutriklin adalah lapisan dimana gradien nutrien meningkat secara tajam dengan
bertambahnya kedalaman. Kedalaman konsentrasi klorofil maksimum umumnya berada pada
kedalaman yang sama dengan lapisan nutriklin (Estrada et al 1993). Keberadaan lapisan nutriklin
juga sangat tergantung dari stratifikasi suhu perairan. Sebaran vertikal suhu yakni lapisan
termoklin memperlihatkan keadaan yang bersesuaian dengan lapisan nutriklin (Purwardana et al,
2014).

Perubahan kedalaman dan ketebalan lapisan termoklin sangat tergantung pada dinamika di
lapisan permukaan perairan. Bila stratifikasi suhu sangat kuat maka lapisan termoklin akan lebih
dalam dan lebih tebal namun sebaliknya bila terjadi percampuran massa air. Selain itu
pergerakkan massa air permukaan juga mengakibatkan terjadi pengangkatan dan
menenggelaman massa air. Hal ini akan mempengaruhi keberadaan lapisan termoklin dan lapisan
nutriklin dan akhirnya berdampak terhadap kedalaman konsentrasi klorofil maksimum.
Kedalaman nutriklin tergantung pada stratifikasi kolom perairan dan besarnya transfer energi
akibat tekanan angin. Ketika terjadi peningkatan percampuran massa air dan mencapai nutriklin,
maka nutriklin akan menyumpai nutrien ke zona eufotik dan terjadi pengkayaan nutrien pada
lapisan permukaan perairan. Sebaliknya jika stratifikasi suhu perairan kuat maka kolom lapisan
permukaan tercampur akan kekurangan nutrien (Cermeno, et al, 2008).

1.2 Tujuan

Praktek ini bertujuan agar mahasiswa dapat:


1. Menjelaskan karakteristik massa air (suhu, salinitas, densitas, klorofil dan oksigen)
secara vertikal
2. Mengidentikasi lapisan termoklin yang meliputi batas atas, batas bawah dan ketebalan
lapisan termoklin serta karaketristik massa airnya.
3. Menganalisis kedalaman maksimum konsentrasi klorofil
BAB II

METODE

2.1 WAKTU DAN LOKASI PRAKTEK

Kegiatan praktek direncanakan berlangsung selama 1 hari dan berlangsung secara daring.

2.2 JUMLAH MAHASISWA

Mahasiswa yang mengikuti praktek sebanyak 31 orang yang dikelompokkan dalam 6 kelompok.

2.3 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yanag digunakan dalam praktek ini adalah:

1. Data hasil pengukuran CTD


2. Peta Lokasi Penelitian
3. Lembaran Kerja
4. Komputer dan fasilitas internet
5. Perangkat lunak Microsoft Excel, Surfer 13 dan ODV

2.4 METODE PRAKTEK


Presedur Pengolahan Data
A. Kelompok Praktikum dan stasiun yang diamati.
Setiap kelompok mengerjakan data 4 stasiun pengamatan.
B. Stratifikasi massa air perairan
1. Data yang ada disajikan dalam format *xlxs dan *nc
2. Data dalam format excel dan *nc selanjutnya ditabulasi berdasarkan paramater yakni
suhu, salinitas dan densitas berdasarkan stasiun dan kedalaman
3. Dengan bantuan perangkat lunak Surfer, Microsoft Excell, atau ODV buatlah sebaran
vertikal suhu, salinitas, densitas, oksigen dan klorofil.
C. Penentuan lapisan perairan
1. Dengan menggunakan perangkat lunak excel, data suhu, salinitas, densitas
ditabulasikan berdasarkan stasuin per kedalaman.
2. Tentukan batas atas lapisan termoklin dan batas bawah lapisan termoklin dengan
berpedoman pada Bereau of technical surpervision of P. R. Of China (1992) yang
mengatakan bahwa lapisan termoklin sebagai suatu kedalaman atau posisi dimana
gradien suhu lebih besar atau sama dengan 0,05oC/m. Dalam hal ini, kedalaman dimana
pertama kali ditemukan gradien suhu besar atau sama dengan 0,05oC/m disebut sebagai
kedalaman batas atas dan kedalaman dimana terakhir kali ditemukan gradien suhu
besar atau sama dengan 0,05oC/m disebut kedalaman batas atas lapisan termoklin..
Penetuan gradien suhu ditentukan dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan
oleh Song et al. (2007), yaitu:

T j+1−T j
Gj=
D j+1−D j

dimana:

Gj = gradien suhu vertikal antara kedalaman standar Dj dan Dj+1

Tj = suhu perairan pada kedalaman standar Dj

Dj = kedalaman perairan ke- j

3. Tentukan ketebalan lapisan termoklin dengan cara mengurangi nilai kedalaman batas
bawah dikurangi kedalaman batas watas lapisan termoklin.
4. Tentukanposisi dan kedalaman dimana konsentrasi klorofil maksimum

2.5 ANALISA DATA


a. Karakteristik massa air secara vertikal
1. Dengan memperhatikan sebaran suhu, salinitas, densitas, oksigen dan klorofil, maka
jelaskan karakteristik massa air pada lapisan permukaan tercampur, lapisan termoklin
dan lapisan dalam
2. Jelaskan variasi ketebalan lapisan permukaan tercampur dan lapisan termoklin pada
antar stasiun pengamatan.
3. Jelaskan posisi dan kedalaman ditemukan konsentrasi klorofil maksimum
4. Jelaskan variasi klorofil pada setiap lapisan dan kaitkannya dengan karakteristik suhu,
salinitas, densitas dan oksiden.
5. Bandingkan antar stasiun pengmatan.
2.6 PETA LOKASI PENGAMATAN

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambar sebaran vertikal suhu, salinitas, densitas, oksigen dan klorofil berdasarkan
stasiun pengamatan

A. Suhu
B. Salinitas

C. Densitas

D. Oksigen
E. Klorofil

3.2 Tabel batas atas, batas bawah, ketebalan dan karkteristik massa air lapisan
termoklin dan lapisan tercampur serta gradiennya per lapisan
1. Lapisan Permukaan Tercampur

Stasiun Paramter Suhu Salinitas Densitas Oksigen Klorofil


Nilai
maksimu
n 27.4213 33.9342 1022.015 2.95857 0.407
Nilai
1
Minimum 27.1529 33.8448 1021.729 2.74295 0.2178
Rata-Rata 27.3223294 33.8949 1021.865 2.85051 0.337459
Standar
deviasi 0.0865949 0.030442 0.092049 0.050102 0.062796
2 Nilai
maksimu
n 25.4843 33.9254 1022.919 4.78346 0.825
Nilai
Minimum 24.6014 33.8837 1022.381 2.67124 0.4314
Rata-Rata 25.06625909 33.91801 1022.649 2.899645 0.592048
Standar
deviasi 0.209066842 0.00829 0.140173 0.404886 0.079573
3 Nilai
maksimu
n 25.4869 33.9424 1022.413 2.88958 0.3902
Nilai 25.4869 33.9424 1022.413 2.88958 0.3902
Minimum
Rata-Rata 25.4869 33.9424 1022.413 2.88958 0.3902
Standar
deviasi 0 0 0 0 0
4 Nilai
maksimu
n 26.1094 33.9419 1022.212 3.44476 0.3581
Nilai
Minimum 26.1094 33.9419 1022.212 3.44476 0.3581
Rata-Rata 26.1094 33.9419 1022.212 3.44476 0.3581
Standar
deviasi 0 0 0 0 0

2. Lapisan Termoklin

Stasiun Paramter Suhu Salinitas Densitas Oksigen Klorofil


Nilai
maksimu
n 26.9922 34.5487 1027.891 2.78166 0.6191
Nilai
1
Minimum 9.8105 33.9299 1022.077 1.41237 0.1256
Rata-Rata 17.9192901 34.26579 1025.293 2.105215 0.234752
Standar
deviasi 5.6301303 0.212129 1.863576 0.456469 0.09117
2 Nilai
maksimu
n 24.5187 34.6801 1031.22 2.78075 0.4457
Nilai
Minimum 5.2714 33.8992 1022.952 1.16847 0.1077
Rata-Rata 9.46213904 34.56415 1028.7 1.445121 0.139165
Standar
deviasi 3.958335647 0.138009 1.818932 0.382718 0.037243
3 Nilai
maksimu
n 25.4323 34.6851 1031.398 3.00213 1.01
Nilai
Minimum 5.2391 33.8963 1022.433 1.23946 0.1092
Rata-Rata 11.05624599 34.51054 1028.248 1.598946 0.180284
Standar
deviasi 5.640581056 0.217615 2.439343 0.491914 0.156053
4 Nilai
maksimu
n 26.0498 34.7027 1030.134 3.11868 1.1896
Nilai
Minimum 7.2014 33.9302 1022.232 1.17936 0.1117
Rata-Rata 12.83538 34.46914 1027.381 1.654329 0.180456
Standar
deviasi 5.620972 0.23089 2.253275 0.525909 0.149688
3. Gradien Suhu, Salinitas. dan Densitas pada Lapisan Permukaan Tercampur
Kedalama
n suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 2 27.4079 33.8451 1021.729
St 1 Batas Bawah 35 27.1529 33.9273 1022.015
Ketebalan 33 -0.26 0.08 0.2861
-
Gradien 0.00773 0.002491 0.00867
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 2 25.4843 33.9105 1022.381
St 2 Batas Bawah 67 24.6014 33.8944 1022.919
Ketebalan 65 -0.88 -0.02 0.5375
-
Gradien 0.01358 -0.00025 0.008269
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 4 25.4869 33.9424 1022.413
St 3
Batas Bawah 4 25.4869 33.9424 1022.413
Ketebalan 0 0.00 0.00 0
Gradien 0 0 0
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 2 26.1094 33.9419 1022.212
St 4
Batas Bawah 2 26.1094 33.9419 1022.212
Ketebalan 0 0.00 0.00 0
Gradien 0 0 0

4. Gradien Suhu, Salinitas dan Densitas pada Lapisan Termoklin

St 1 Kedalama
n suhu salinitas Densitas
Batas Atas 36 26.9922 33.9369 1022.077
Batas Bawah 277 9.8105 34.5487 1027.891
Ketebalan 241 -17.18 0.61 5.814
0.00253
Gradien -0.07129 9 0.024124
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 277 9.8105 34.5487 1027.891
St 2 Batas Bawah 838 5.2714 34.6258 1031.22
Ketebalan 561 -4.54 0.08 3.3287
0.00013
Gradien -0.00809 7 0.005934
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 5 25.4323 33.941 1022.433
St 3 Batas Bawah 876 5.2391 34.625 1031.398
Ketebalan 871 -20.19 0.68 8.9652
0.00078
Gradien -0.02318 5 0.010293
Kedalama
n Suhu Salinitas Densitas
Batas Atas 3 26.0498 33.9387 1022.232
St 4 Batas Bawah 662 7.2014 34.6293 1030.134
Ketebalan 659 -18.85 0.69 7.902
0.00104
Gradien -0.0286 8 0.011991

5. DCM (kedalaman klorofil maksimum)

Stasiun DCM Klorofil Suhu Salinitas Densitas Oksigen


(m)
1 78 0.6191 25.0145 33.9436 1022.879 2.62844

2 35 0.825 25.1052 33.9251 1022.651 2.71779

3 33 0.9198 25.0418 33.9241 1022.661 2.92011

4 14 1.1896 25.7099 33.9333 1022.381 2.97194


3.3 Jelaskan pola stratifikasi massa air. Ketebalan, kedalaman dan karakteristik lapisan
massa air, dan gradien suhu, salinitas dan densitas untuk setiap lapisan baik itu
lapisan permukaan tercampur maupun lapisan termoklin.
A. Lapisan Permukaan Tercampur
1. Ketebalan
Ketebalan pada lapisan permukaan tercampur untuk stasiun 1 yaitu 34m, stasiun 2 yaitu
66 m, stasiun 3 hanya pada 4m, dan stasiun 4 hanya pada kedalaman 2m. Perbedaan
Ketebalan lapisan permukaan tercampur pada setiap stasiun menunjukan bahwa adanya
perbedaan dari factor-faktor yang mempengaruhi tiap stasiun.
2. Kedalaman
Kedalaman pada lapisan permukaan tercampur untuk stasiun 1 berkisar dari kedalaman
2 m sampai 35m, stasiun 2 berkisar dari kedalaman 2m sampai 67m, stasiun 3 hanya
pada kedalaman 4 m, dan stasiun 4 hanya pada kedalaman 2 m. Perbedaan kedalaman
lapisan permukaan tercampur untuk setiap stasiun menunjukan bahwa pada stasiun 2
memiliki lapisan permukaan tercampur yang lebih dalam dibandingkan dengan stasiun
lainnya.
3. Gradien Suhu
Gradien suhu pada lapisan permukaan tercampur untuk stasiun 1 yaitu -0.00773°C,
stasiun 2 yaitu -0.01358°C, stasiun 3 yaitu 0°C, dan stasiun 4 yaitu 0°C. Hal ini
menunjukan adanya perbedaan suhu pada lapisan permukaan tercampur di setiap
stasiun, dimana semakin besar perubahan suhu pada lapisan permukaan tercampur
maka gradien suhu yang diperoleh juga akan semakin besar. Terlihat pada stasiun 3 dan
4 bahwa yang diperoleh adalah 0 itu dikarenakan hanya 1 kedalaman saja berbeda
dengan stasiun yang lain seperti 1 dan 2.
4. Salinitas
Salinitas pada lapisan permukaan tercampur pada stasiun 1 berkisar antara 33.8448-
33.9342 ppm. Pada stasiun 2 berkisar antara 33.8837-33.9254 ppm, pada stasiun 3
berkisar pada 33.9424 ppm, dan stasiun 4 berkisar pada 33.9419 ppm.
Salinitas tertinggi ditemukan pada stasiun 3 dengan nilai 33.9424 ppm dan nilai
salinitas terendah ditemukan pada stasiun 1 dengan nilai 33.8448 ppm. Salinitas tinggi
pada lapisan permukaan umumnya dijumpai di perairan yang jauh dari pantai,
sebaliknya salinitas yang lebih rendah berada pada perairan dekat daratan karena
dipengaruhi oleh masukan masukan dari daratan seperti masukan air sungai . Sehingga
kemungkinan perolehan nilai salinitas tertinggi pada stasiun 3 dikarenakan stasiun
tersebut terletak jauh dari pantai.
5. Densitas
Densitas pada lapisan permukaan tercampur stasiun 1 berkisar antara 1021.729-
1022.015 kg/m3. Pada stasiun 2 yaitu berkisar antara 1022.381-1022.919 kg/m 3, pada
stasiun 3 yaitu berkisar pada 1022.413 kh/m3 dan pada stasiun 4 berkisar pada 1022.212
kg/m3. Hal ini menunjukan adanya hubungan antara densitas dengan kedalaman,
dimana secara vertical nilai densitas akan semakin meningkat dengan bertambahnya
kedalaman suatu perairan.
B. Lapisan Termoklin
1. Ketebalan
Ketebalan pada lapisan termoklin untuk stasiun 1 yaitu 241m, stasiun 2 yaitu 561m,
stasiun 3 yaitu 871m, dan stasiun 4 yaitu 659m. Perbedaan Ketebalan lapisan
permukaan tercampur pada setiap stasiun menunjukan bahwa adanya perbedaan dari
factor-faktor yang mempengaruhi tiap stasiun.

2. Kedalaman
Kedalaman pada lapisan termoklin untuk stasiun 1 berkisar dari kedalaman 36m sampai
277m, stasiun 2 berkisar dari kedalaman 277m sampai 838m, stasiun 3 berkisar dari
kedalaman 5m sampai 876m, dan stasiun 4 berkisar pada kedalaman 3m sampai 662m.
Perbedaan kedalaman lapisan permukaan tercampur untuk setiap stasiun menunjukan
bahwa pada stasiun 3 memiliki lapisan permukaan tercampur yang lebih dalam
dibandingkan dengan stasiun lainnya.

3. Gradien Suhu
Gradien suhu pada lapisan termoklin untuk stasiun 1 yaitu -0.07129°C, stasiun 2 yaitu
-0.00809°C, stasiun 3 yaitu -0.02318°C, dan stasiun 4 yaitu -0.0286°C. Hal ini
menunjukan adanya perbedaan suhu pada lapisan permukaan tercampur di setiap
stasiun, dimana semakin besar perubahan suhu pada lapisan permukaan tercampur
maka gradien suhu yang diperoleh juga akan semakin besar.
4. Salinitas
Salinitas pada lapisan termoklin pada stasiun 1 berkisar antara 33.9299-34.5487 ppm.
Pada stasiun 2 berkisar antara 33.8992-34.6801 ppm, pada stasiun 3 berkisar antara
33.8963-34.6851 ppm, dan stasiun 4 berkisar antara 33.9302-34.7027 ppm.
Salinitas tertinggi ditemukan pada stasiun 4 dengan nilai 34.7027 ppm dan nilai
salinitas terendah ditemukan pada stasiun 2 dengan nilai 33.8963 ppm. Salinitas tinggi
pada lapisan permukaan umumnya dijumpai di perairan yang jauh dari pantai,
sebaliknya salinitas yang lebih rendah berada pada perairan dekat daratan karena
dipengaruhi oleh masukan masukan dari daratan seperti masukan air sungai . Sehingga
kemungkinan perolehan nilai salinitas tertinggi pada stasiun 3 dikarenakan stasiun
tersebut terletak jauh dari pantai.
5. Densitas
Densitas pada lapisan termoklin stasiun 1 berkisar antara 1022.077-1027.891 kg/m3.
Pada stasiun 2 yaitu berkisar antara 1022.952-1031.22 kg/m3, pada stasiun 3 yaitu
berkisar antara 1022.433-1031.398 kh/m3 dan pada stasiun 4 berkisar antara 1022.232-
1030.134 kg/m3. Hal ini menunjukan adanya hubungan antara densitas dengan
kedalaman, dimana secara vertical nilai densitas akan semakin meningkat dengan
bertambahnya kedalaman suatu perairan.

3.4 Bandingkan pola, ketebalan, kedalaman dan karakteristik massa air antar
stasiun pengamatan, Jelaskan mengapa demikian
Pola ketebalan, kedalaman dan karakteristik massa air antara stasiun pengamatan
berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini disebabkan oleh factor yang mempengaruhi
tiap stasiun berbeda seperti factor dasar laut perairan pada tiap stasiun yang berbeda
yang dapat mempengaruhi kedalaman dan ketebalan juga mempengaruhi karakteristik
massa air pada tiap stasiun. Factor lainnya juga seperti factor fisik, kimia dan biologi
seperti upwelling dan downwelling yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi
perbedaan pola dari tiap stasiun tersebut. Dan juga Gradien suhu berbanding terbalik
dengan ketebalan lapisan termoklin, makin tebal lapisan termoklin maka gradien suhu
akan semakin kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gradien suhu sangat
ditentukan oleh ketebalan lapisan termoklin.

BAB IV

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dan pembahasan diatas adalah Nilai salinitas, suhu,
densitas, oksigen dan klorofil dri setiap stasiun memiliki perbedaan yang signifikan. Adanya
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai-nilai tersebut seperti kedalaman, ketebalan, angin,
arus, upwelling, downwelling, dll.

DAFTAR PUSTAKA
Adi Purwandana, 2012. Transformasi dan Percampuran Massa Air di Perairan Selat Alor Pada
Bulan Juli 2011. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Effendi, H. 2003. Kualitas Air Pengolahan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.

Putri G A, Zainuri M, Priyono B, 2016, Sebaran Ortofosfat dan Klorofil di Perairan Karimata,
Buletin Oseanografi Marina, Vol 5., No 1, Hal 44-51

Tubalawony S, Kusmanto E, Muhadjirin, 2012, Suhu dan Salinitas Permukaan Merupakan


Indikator Upwelling Sebagai Respon Terhadap Angin Muson Tenggara di Perairan Bagian Utara
Laut sawu, Ilmu Kelautan.

Anda mungkin juga menyukai