Anda di halaman 1dari 19

Percobaan II

PENGUAT OP-AMP DENGAN


UMPAN BALIK
Sella Veralisa Simangunsong(14S18005)-S1 Teknik Elektro
Dosen: Alfriska Oktarina Silalahi, S.Pd, M.Si (0107109002)
Asisten : Waldo Owen Nainggolan, ST
Tanggal Percobaan : 09/10/2020
14S3112 – Praktikum Elektronika 2
Institut Teknologi Del

Abstrak— penguat amplifier diguakan untuk meningkatkan positif dapat didefinisikan sebagai ketika arus umpan balik jika
kekuatan sinyal. Saat meperkuat, kekuatan sinyal input dapat tegangan diterapkan untuk meningkatkan tegangan input daya.
ditingkatkan apakah itu termasuk informasi atau informasi Umpan balik negative dapat didefinisikan sebgai jika arus
dengan kebisingan atau noise. Penguat umpan balik dapat umpan balik jika tegangan dapat diterapkan untuk mengurangi
didefinisikan sebagai penguat yang memiliki umpan balik jalur penguat input daya. Ada empat topologi penguat dasar untuk
yang ada antara output daya input. Sistem dengan loop terbuka menghubungkan sinyal umpan balik. Baik arus maupun
tegangan dapat menjadi umpan balik ke input dalam seri atau
sangat rentan terhadap gangguan dari luar. Berapa pun
parallel. Yaitu: penguat umpan balik tegangan seri, tegangan
besarnya ketelitian sistem tersebut akan menghasilkan
shunt, arus seri, dan arus shunt.
keluaran yang buruk saat gangguan misalnya derau masuk Kelebihan dari penguat feedback ini adalah, gain penguat dapat
pada sistem, misalnya bercampur dengan input. Untuk penguat distabilkan oleh umpan balik negative, konfigurasi umpan balik
dengan umpan balik, G(s) merupakan fungsi penguatan A. tertentu dpat ditingkatkan oleh resistansi input, resistansi output
Fungsi transfer umpan baliknya H(s) merupakan fungsi skalar akan berkurang untuk konfigurasi umpan balik tertentu, titik
β. Sinyal yang diperkuat dalam elektronika dapat berupa operasi distabilkan, kekurangan dari penguat ini adalah
tegangan atau arus. Representasi sinyal tersebut dapat pengurangan gain.
dinyatakan dengan Rangkaian Thevenin atau Norton. Untuk
penguat dengan umpan balik maka ada empat kemungkinan II. LANDASAN TEORETIS
jenis penguat, yaitu: penguat tegangan, penguat arus, penguat 2.1. Pengertian op-amp
transkonduktasi, dan penguat transresistansi. Secara alamiah Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah
setiap penguat mempunyai penguatan dengan pada frekuensi satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai
terbatas. Perilaku ini seringkali dimodelkan dengan orde satu, aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling
misalnya untuk respons filter frekuensi rendah (LPF) satu pole. sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-
Umpan balik dapat digunakan untuk menekan nonlinieritas inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali
penguat. Salah satu contoh umpan balik untuk menekan cross ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling
over distortion yang muncul pada penguat push-pull kelas B dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting
seperti yang dilakukan pada percobaan penguat daya. Umpan differensiator dan integrator. Pada Op-Amp memiliki 2
balik juga dapat digunakan untuk menekan nonlinieritas rangkaian feedback (umpan balik) yaitu :feedback negatif dan
saturasi pada penguat feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp
memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif
Keyword: feedback, loop tertutup, loop terbuka, Av, kurva akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif
VTC, respon frekuensi, cut-off, saturasi menghasilkan penguatan yang dapat terukur.

I. PENDAHULUAN
Sebuah rangakaian penguat hanya digunakan untuk
meningkatkan kekuatan sinyal, meskipun saat memperkuat,
kekuatan sinyal input dapat ditingkatkan apakah itu termasuk
informasi atau infomasi dengan kebisingan atau noise.
Kebisingan ini dapat dimasukkan kedalam penguat karena
kecenderungan kuatnya jika tidak, medan magnet dan listrik
juga tersesat. Dengan demikian setiap penguat gain tinggi
bertanggung jawab dalam outputnya untuk memberikan noise
bersama dengan sinyal yang sangat diperlukan. Umpan balik gambar 1 simbol dan bentuk IC op-amp
2.2. Pengertian feedback op-amp eksternal yang terhubung diantara output dan
Umpan balik dalam suatu system penguat merupakan input pembalik (inverting input). Konfigurasi
mekanisme pengembalian sebagian sinyal keluaran ke terminal dengan umpan balik negative (negative feedback)
masukan. Penguat umpan balik dapat didefinisikan sebagai ini biasanya disebut dengan closed-loop
penguat yang memiliki umpan balik jalur yang ada antara configuration. Umpan balik negative ini akan
output daya input. Dalam penguat jenis ini, umpan balik adalah menyebabkan penguatan atau gain menjadi
batasan yang menghitung jumlah umpan balik yang diberikan berkurang dan menghasilkan penguatan yang
dalam penguat berikut. Faktor umpan balik adalah rasio sinyal dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan
umpan balik dan sinyal input. pengurangan gain dari op-amp ini adalah untuk
menghindari terjadinya noise yang berlebihan dan
juga untuk menghindari respon yang tidak
diinginkan. Sedangkan pada konfigurasi open-
loop , besar penguatannya adalah tak terhingga
sehingga besarnya tegangan output hampir atau
mendekati tegangan Vcc.

gambar 2 penguat umpan balik

2.3. Jenis penguat umpan balik


Prosedur memperkenalkan beberapa perangkat fraksi energi
output kembali ke input daya disebut sebagai Umpan Balik. Ini
terutama digunakan untuk mengurangi kebisingan serta gambar 4 open loop dan closed loop
membuat operasi penguat konstan. Penguat ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan pada sinyal 2.5. Penguat umpan balik tegangan seri
umpan balik membantu seperti penguat umpan balik positif & Dalam tipe rangkaian ini, sebagian dari tegangan output daya
negatif. dapat diterapkan ke tegangan input secara seri melalui
rangkaian umpan balik. Diagram blok dari penguat umpan balik
tegangan seri ditunjukkan di bawah ini, yang menunjukkan
bahwa rangkaian umpan balik terletak di shunt melalui output
meskipun seri melalui input.

Ketika rangkaian umpan balik dihubungkan secara shunt


melalui output, maka impedansi output daya akan berkurang
dan impedansi input daya diperbesar karena koneksi seri
dengan input.
gambar 3 penguat umpan balik positif dan negative
2.6. Penguat umpan balik Tegangan Shunt
Penguat umpan balik positif , Umpan balik positif dapat Dalam jenis rangkaian ini, sebagian dari tegangan output daya
didefinisikan sebagai ketika arus umpan balik jika tegangan dapat diterapkan ke tegangan input secara paralel dengan
diterapkan untuk meningkatkan tegangan input daya, maka itu melalui rangkaian umpan balik. Diagram blok penguat-umpan
dinamakan umpan balik positif. Umpan balik langsung adalah balik tegangan shunt ditunjukkan di bawah ini, dengan itu jelas
nama lain dari umpan balik positif ini. Karena umpan balik bahwa rangkaian umpan balik terletak di shunt melalui sarana
positif menghasilkan distorsi yang tidak perlu; itu tidak sering output maupun input.
digunakan dalam penguat. Tapi, itu memperkuat kekuatan
sinyal asli dan dapat digunakan dalam rangkaian Osilator. Ketika rangkaian umpan balik disatukan dalam shunt melalui
Penguat umpan balik negative, Umpan balik negatif dapat output daya serta input, maka baik impedansi output daya &
didefinisikan sebagai jika arus umpan balik jika tegangan dapat impedansi input daya akan berkurang.
diterapkan untuk mengurangi penguat input daya, maka itu
disebut umpan balik negatif. Umpan balik inverse adalah nama
lain dari umpan balik negatif ini. Umpan balik semacam ini
2.7. Penguat Umpan Balik Seri
secara teratur digunakan dalam rangkaian penguat.
Dalam tipe rangkaian ini, sebagian dari tegangan output daya
diterapkan pada tegangan input daya secara seri melalui
2.4. Karakteristik op-amp rangkaian umpan balik. Diagram blok dari penguat umpan balik
Karakteristik factor penguatan atau gain pad op- arus seri ditunjukkan di bawah ini, yang dengannya jelas bahwa
amp pada umumnya ditentukan oleh resistor rangkaian umpan balik terletak dalam rangkaian dengan cara
output serta input. Secara umum, analisis respons frekuensi dari suatu rangkaian
atau sistem ditunjukkan dengan memplot gainnya, yaitu ukuran
Ketika rangkaian umpan balik dihubungkan secara seri melalui sinyal outputnya ke sinyal inputnya, Output/Input terhadap
output daya dan juga input, maka impedansi output daya & skala frekuensi di mana rangkaian atau sistem diharapkan
impedansi input daya akan meningkat. beroperasi. Kemudian dengan mengetahui rangkaian gain, (atau
kerugian) pada setiap titik frekuensi membantu kita untuk
2.8. Penguat Umpan Balik Arus Shunt memahami seberapa baik (atau buruk) rangkaian dapat
Dalam jenis rangkaian ini, sebagian dari tegangan output daya membedakan antara sinyal frekuensi yang berbeda.Respons
diterapkan pada tegangan input daya yang dihubung-kan frekuensi dari rangkaian bergantung frekuensi yang diberikan
melalui rangkaian umpan balik. Diagram blok penguat-umpan dapat ditampilkan sebagai sketsa grafis magnitudo (gain)
balik arus shunt ditunjukkan di bawah ini, yang jelas bahwa terhadap frekuensi ( ƒ ).
rangkaian umpan balik terletak di shunt melalui output dan Sumbu frekuensi horizontal biasanya diplot pada skala
input. logaritmik sedangkan sumbu vertikal mewakili output atau gain
tegangan, biasanya digambarkan sebagai skala linier dalam
Ketika rangkaian umpan balik dihubungkan secara seri melalui divisi desimal. Karena penguatan sistem bisa positif atau
output daya namun secara paralel dengan input, maka negatif, sumbu y dapat memiliki nilai positif dan negatif.
impedansi output daya akan meningkat & karena koneksi
paralel dengan input daya, impedansi input daya akan
berkurang.
Karakteristik penguat yang dipengaruhi oleh berbagai umpan
balik negative

gambar 5 kurva respon frekuensi

2.10. Low Pass Filter


2.9. Respon Frekuensi Penguat (Amplifier) Low pass filter adalah sebuah rangkaian elektronika yang
Respon Frekuensi dari penguat atau filter menunjukkan digunakan untuk meloloskan sinyal berfrekuensi rendah
bagaimana gain dari output merespons sinyal input pada dibawah frekuensi cut-off dan meredam sinyal berfrekuensi
frekuensi yang berbeda. Penguat (Amplifier) dan Filter adalah tinggai diatas frekuensi cut-off.
rangkaian elektronik yang banyak digunakan dan memiliki sifat
penguatan dan penyaringan.
Penguat (Amplifier) menghasilkan penguatan
sementara Filter mengubah karakteristik amplitudo dan / atau
fase dari sinyal listrik sehubungan dengan frekuensinya.
Karena penguat dan filter ini menggunakan Resistor, Induktor,
Kapasitor atau jaringan (RLC) dalam desainnya, ada hubungan
penting antara penggunaan komponen reaktif ini dan
karakteristik respons rangkaian frekuensi. Ketika berhadapan gambar 6 low pass filter
dengan rangkaian AC, diasumsikan bahwa mereka beroperasi
2.11. High pass Filter
pada frekuensi tetap, misalnya 50 Hz atau 60 Hz.
High Pass Filter adalah sebuah rangkaian elektronika yang
Tetapi respon dari rangkaian AC linier juga dapat diperiksa
digunakan untuk meloloskan sinyal berfrekuensi tinggi di atas
dengan sinyal input AC atau sinusoidal dengan besaran konstan
frekuensi cut-off dan meredam sinyal berfrekuensi rendah di
tetapi dengan frekuensi yang bervariasi seperti yang ditemukan
bawah frekuensi cut-off.
pada rangkaian penguat (amplifier) dan filter. Ini kemudian
memungkinkan rangkaian tersebut untuk dipelajari
menggunakan analisis respons frekuensi.

Respon Frekuensi dari rangkaian listrik atau elektronik


memungkinkan kita untuk melihat dengan tepat bagaimana gain
output (dikenal sebagai respons magnitudo ) dan fase (dikenal
sebagai respons fase ) berubah pada frekuensi tunggal tertentu,
atau pada seluruh rentang frekuensi berbeda dari 0Hz, (dc) ke
ribuan mega-hertz, (MHz) tergantung pada karakteristik desain
rangkaian.
gambar 7 rangkaian HPF Sella simangunsong

III. PROSEDUR PERCOBAAN gambar 11 rangkaian closed loop S1C


3.1. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah laptop dengan aplikasi
multisim yang sudah berjalan dengan baik

3.2. Langkah – langkah Percobaan susunlah rangkaian


set generator sinyal
3.2.1. Percobaan low pass filter open loop dengan amplitudo 100
seperti pada rangkaian
mVrms dan frekuensi 1
8
KHz.

gunakan osiloskop setelah rangkaian


untuk mengamati tersusun dengan benar
Sella simangunsong
sinyal keluaran klik run pada multisim
gambar 8 rangkaian low pass filter open loop

setelah sinyal output


diperoleh, maka atur
frekuensi pada tegangan cut off yaitu
generator sinyal hingga sebesar 1.41 V
mencapai tegangan cut
off

Sella simangunsong

gambar 9 rangkaian closed loop S1A

perhatikan tegangan lalu catat nilai yang


output nya, kemudian diperoleh untuk
atur Rvar agar 1/2 mencapai tegangan cut-
tegangan awal off

Sella simangunsong
setelah mencapai
gambar 10 rangkaian closed loop S1B tegangan awal, ukurlah kemudian catat
berapa nilai Rvar hasilnya
dengan multimeter
3.2.2. Percobaan Low Pass Filter Closed loop

ulangi langkah
susunlah rangkaian
pada percobaan 1
seperti pada
dan catat hasil yang
gambar 9
diperoleh

ulangi langkah Sella simangunsong


susunlah rangkaian
pada percobaan 1 gambar 14 rangkaian high pass filter closed loop S1B
seperti pada
dan catat hasil yang
gambar 10
diperolah

ulangi langkah
susunlah rangkaian
pada percobaan 1
seperti pada
dan catat hasil yang
gambar 11
diperoleh

3.2.3. Percobaan High Pass Filter open loop Sella simangunsong

gambar 15 rangkaian high pass filter closed loop S1C

set generator sinyal


susunlah rangkaian
dengan amplitudo
seperti pada
100 mVrms dan
rangkaian 12
frekuensi 13 KHz.

Sella simangunsong
setelah rangkaian
gunakan osiloskop
tersusun dengan
gambar 12 rangkaian high pass filter open loop untuk mengamati
benar klik run pada
sinyal keluaran
multisim

maka atur frekuensi


pada generator sinyal tegangan cut off
hingga mencapai yaitu sebesar 1.41 V
tegangan cut off

perhatikan tegangan lalu catat nilai yang


Sella simangunsong output nya, kemudian diperoleh untuk
atur Rvar agar 1/2 mencapai tegangan
tegangan awal cut-off
gambar 13 rangkaian high pass closed loop filter S1A

setelah mencapai
tegangan awal,
kemudian catat
ukurlah berapa nilai
hasilnya
Rvar dengan
multimeter
3.2.4. Percobaan High Pass Filter closed loop

ulangi langkah
susunlah rangkaian
pada percobaan 1
seperti pada
dan catat hasil yang
gambar 13
diperoleh

Sella simangunsong

gambar 18 rangkaian closed loop S1B


ulangi langkah
susunlah rangkaian
pada percobaan 1
seperti pada
dan catat hasil yang
gambar 14
diperolah

ulangi langkah
susunlah rangkaian
pada percobaan 1
seperti pada
dan catat hasil yang
gambar 15
diperoleh
Sella simangunsong

gambar 19 rangkaian closed loop S1C

3.2.5. Percobaan linearisasi Open loop Rangkaian


umpan balik
set amplitudo 1 00
susunlah rangkaian
mVrms dan frekuensi
seperti pada gambar
1 KHz pada generator
16
sinyal

gunakan osiloskop
aturlah amplitudo,
untk mengamati
sehingga sinyal
sinyal output
output mengalami
Sella simangunsong kemudian klik Run
saturasi
gambar 16 rangkain open loop pada multisim

kemudian, ubah mode


menjadi mode XY
catat nilai dari
pada osiloskop untuk
amplitudo tersebut
mengamati
kelinearitasan sinyal

Sella simangunsong

gambar 17 rangkaian closed loop S1A


3.2.6. Percobaan linearisasi closed loop rangkaian
umpan balik
Pada percobaan ini akan diamati kelineritasan rangkaian pada
case S1A , S1B, dan S1C

Sella simangunsong
susunlah ulangi langkah
rangkaian seperti percobaan V dan
pada gambar 17 catat hasilnya Nilai frekuensi yang diperoleh adalah 15,4 KHz.
Gambar dibawah ini merupaka sinyal output saat
tegangan cut off. Yaitu dengan frekuensi 15,4 KHz.
Maka respon frekuensi pada rangkaian ini adalah untuk
menghasilkan tegangan cut-off nilai frekuensi yang
susunlah ulangi langkah dibutuhkan sangat besar. Maka semakin besar frekuensi,
rangkaian seperti percobaan V dan sinyal output juga akan semakin baik
pada gamabr 18 catat hasilnya

susunlah ulangi langkah


rangkaian seperti percobaan V dan
pada gambar 19 catat hasilnya

IV. Hasil dan Analisis


4.1. Percobaan I (Low Pass Filter open loop) Sella simangunsong
Pada percobaan ini, kita akan mengamati bagaimana
respon sinyal pada frekuensi dan pengaruh dari resistor Setelah diperoleh nilai frekuensi, maka akan diamati
variable sehingga menghasilkan ½ dari tegangan awal. bagaimana pengaruh dari Rvar sehingga menghasilkan
Terlebih dahulu kita hitung atau cari berapa tegangan tegangan awal/2. Untuk memperoleh nila Rvar, maka
cut off agar dapat dicari berapa nilai frekuensinya. Maka kita akan mengatur Rvar agar tegangan menjadi
tegangan cut-off yang didapat adalah 1,41 V. agar setengah dari tegangan awal. Maka untuk sinyal output
mencapai tegangan sebesar 1,41 V maka kita harus yang diperoleh setelah tegangan menjadi setengah
mengatur frekunsinya. Setelah rangkaian pada gambar 8 adalah sebagai berikut.
disusun pada multisim , maka sinyal output yang didapat
pada low pass filter open loop adalah sebagai berikut

Sella simangunsong

Untuk memperoleh nilai tegangan menjadi setangah


Sella simangunsong dari tegangan awal maka nilai Rvar yang diperoleh
adalah 51,005 kΩ. Dapat kita lihat pada tabel 1 berikut
Yang merupakan sinyal output adalah yang berwarna
biru. Kita akan mengatur frekuensi pada generator
sinyal agar mencapai tegangan cut-off sebesar 1,41 V.
maka didapat nilai frekuensi adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Data hasil open loop LPF
Frekuensi 15,4 KHz
Tegangan awal 1,4 V
Nilai Rvar 51,005 kΩ

4.2. Percobaan II (low pass filter closed loop


Sakelar 1A
Pada percobaan ini, kita akan mengamati bagaimana
respon sinyal pada frekuensi dan pengaruh dari resistor
variable sehingga menghasilkan ½ dari tegangan awal.
Terlebih dahulu kita hitung atau cari berapa tegangan
cut off agar dapat dicari berapa nilai frekuensinya. Maka
tegangan cut-off yang didapat adalah 1,41 V. agar
mencapai tegangan sebesar 1,41 V maka kita harus Sella simangunsong
mengatur frekuensinya. Pada kondisi ini yaitu closed
loop, pertama kita akan mengamatinya pada sakelar 1A. Setelah diperoleh nilai frekuensi, maka akan diamati
S1A posisi closed sedangkan S1B dan S1C posisi open bagaimana pengaruh dari Rvar sehingga menghasilkan
loop . Setelah rangkaian pada gambar 8 disusun pada tegangan awal/2. Untuk memperoleh nila Rvar, maka
multisim , maka sinyal output yang didapat pada low kita akan mengatur Rvar agar tegangan menjadi
pass filter S1A closed loop adalah sebagai berikut setengah dari tegangan awal. Maka untuk sinyal output
yang diperoleh setelah tegangan menjadi setengah
adalah sebagai berikut.

Sella simangunsong
Sella simangunsong
Yang merupakan sinyal output adalah yang berwarna
biru. Kita akan mengatur frekuensi pada generator Maka untuk memperoleh nilai tegangan menjadi
sinyal agar mencapai tegangan cut-off sebesar 1,41 V. setengah dari tegangan awal maka nilai Rvar yang
maka didapat nilai frekuensi adalah sebagai berikut. diperoleh adalah 50,359 kilo ohm.
Sakelar 1B
Pada percobaan ini, kita akan mengamati bagaimana
respon sinyal pada frekuensi dan pengaruh dari resistor
variable sehingga menghasilkan ½ dari tegangan awal.
Terlebih dahulu kita hitung atau cari berapa tegangan
Sella simangunsong cut off agar dapat dicari berapa nilai frekuensinya. Maka
tegangan cut-off yang didapat adalah 1,41 V. agar
Nilai frekuensi yang diperoleh adalah 552 Hz. Gambar mencapai tegangan sebesar 1,41 V maka kita harus
dibawah ini merupakan sinyal output saat tegangan cut mengatur frekuensinya. Pada kondisi ini yaitu closed
off. Yaitu dengan frekuensi 552 Hz. Maka respon loop, pertama kita akan mengamatinya pada sakela 1A.
frekuensi pada rangkaian ini adalah untuk menghasilkan S1A posisi closed sedangkan S1B dan S1C posisi open
tegangan cut-off nilai frekuensi yang dibutuhkan sedikit loop . Setelah rangkaian pada gambar 8 disusun pada
kecil. Maka pada rangkaian closed loop, jika semakin multisim , maka sinyal output yang didapat pada low
kecil nilai frekuensi maka tegangan akan mencapai cut- pass filter S1B closed loop adalah sebagai berikut
off. Maka sinyal output yang diperoleh untu tegangan
cut-off adalah sebagai berikut:
Sella simangunsong
Sella simangunsong
Maka untuk memperoleh nilai tegangan menjadi
Yang merupakan sinyal output adalah yang berwarna setengah dari tegangan awal maka nilai Rvar yang
biru. Kita akan mengatur frekuensi pada generator diperoleh adalah 51,005 kilo ohm
sinyal agar mencapai tegangan cut-off sebesar 1,41 V. Sakelar 1C
maka didapat nilai frekuensi adalah sebagai berikut. Pada percobaan ini, kita akan mengamati bagaimana
respon sinyal pada frekuensi dan pengaruh dari resistor
variable sehingga menghasilkan ½ dari tegangan awal.
Terlebih dahulu kita hitung atau cari berapa tegangan
cut off agar dapat dicari berapa nilai frekuensinya. Maka
tegangan cut-off yang didapat adalah 1,41 V. agar
Sella simangunsong mencapai tegangan sebesar 1,41 V maka kita harus
mengatur frekuensinya. Pada kondisi ini yaitu closed
Nilai frekuensi yang diperoleh adalah 12 kHz. Gambar loop, pertama kita akan mengamatinya pada sakela 1A.
dibawah ini merupakan sinyal output saat tegangan cut S1A posisi closed sedangkan S1B dan S1C posisi open
off. Yaitu dengan frekuensi 12 kHz. Maka respon loop . Setelah rangkaian pada gambar 8 disusun pada
frekuensi pada rangkaian ini adalah untuk menghasilkan multisim , maka sinyal output yang didapat pada low
tegangan cut-off nilai frekuensi yang dibutuhkan sangat pass filter S1C closed loop adalah sebagai berikut:
besar. Maka pada rangkaian closed loop, jika semakin
besar nilai frekuensi maka tegangan akan mencapai cut-
off. Maka sinyal output yang diperoleh agar mencapai
tegangan cut-off adalah sebagai berikut:

Sella simangunsong

Yang merupakan sinyal output adalah yang berwarna


biru. Kita akan mengatur frekuensi pada generator
sinyal agar mencapai tegangan cut-off sebesar 1,41 V.
maka didapat nilai frekuensi adalah sebagai berikut.
Sella simangunsong

Setelah diperoleh nilai frekuensi, maka akan diamati


bagaimana pengaruh dari Rvar sehingga menghasilkan
tegangan awal/2. Untuk memperoleh nila Rvar, maka
kita akan mengatur Rvar agar tegangan menjadi
Sella simangunsong
setengah dari tegangan awal. Maka untuk sinyal output
yang diperoleh setelah tegangan menjadi setengah Nilai frekuensi yang diperoleh adalah 13,9 kHz. Gambar
adalah sebagai berikut. dibawah ini merupakan sinyal output saat tegangan cut
off. Yaitu dengan frekuensi 13,9 kHz. Maka respon
frekuensi pada rangkaian ini adalah untuk menghasilkan Nilai 50, 51, 51,
Rvar 35 005 005
tegangan cut-off nilai frekuensi yang dibutuhkan sangat 9 kΩ kΩ
kΩ
besar. Maka pada rangkaian closed loop, jika semakin
besar nilai frekuensi maka tegangan akan mencapai cut-
off. Maka sinyal output yang diperoleh agar mencapai
tegangan cut-off adalah sebagai berikut: 4.3. Percobaan III (high pass filter open loop)
Pada percobaan high pass filter , kita akan mengamati
bagaimana respon sinyal pada frekuensi dan pengaruh
dari resistor variable sehingga menghasilkan ½ dari
tegangan awal. Terlebih dahulu kita hitung atau cari
berapa tegangan cut off agar dapat dicari berapa nilai
frekuensinya. Maka tegangan cut-off yang didapat
adalah 1,41 V. agar mencapai tegangan sebesar 1,41 V
maka kita harus mengatur frekuensinya. Pada kondisi
ini yaitu open loop. Maka sinyal output yang diperoleh
untuk open loop adalah sebagai berikut:
Sella simangunsong

Setelah diperoleh nilai frekuensi, maka akan diamati


bagaimana pengaruh dari Rvar sehingga menghasilkan
tegangan awal/2. Untuk memperoleh nila Rvar, maka
kita akan mengatur Rvar agar tegangan menjadi
setengah dari tegangan awal. Maka untuk sinyal output
yang diperoleh setelah tegangan menjadi setengah
adalah sebagai berikut:

Sella simangunsong

Yang merupakan sinyal output adalah yang berwarna


biru. Kita akan mengatur frekuensi pada generator
sinyal agar mencapai tegangan cut-off sebesar 1,41 V.
maka didapat nilai frekuensi adalah sebagai berikut

Sella simangunsong

Sella simangunsong
Maka untuk memperoleh nilai tegangan menjadi
setengah dari tegangan awal maka nilai Rvar yang Nilai frekuensi yang diperoleh adalah 43 KHz. Gambar
diperoleh adalah 51,005 kilo ohm. Nilai yang didapat dibawah ini merupaka sinyal output saat tegangan cut
sama dengan sakelar S1B. Agar lebih mudah dalam off. Yaitu dengan frekuensi 43 KHz. Maka respon
membandingkan nilai frekuesni, Rvar dan tegangan frekuensi pada rangkaian ini adalah untuk menghasilkan
maka dapat kita lihat pada tabel 2 tegangan cut-off nilai frekuensi yang dibutuhkan cukup
Tabel 2. Data hasil closed loop LPF besar. Maka untuk high pass nilai frekuensi yang
S1 S1 S1C
A B dibutuhkan tidak sebesar nilai frekuensi pada low pass
filter. Maka sinyal output yang diperoleh untuk
frekuensi 55 12 13.
2 Khz 9 tegangan cut-off adalah sebagai berikut:
Hz KH
x
Teganga 0,9 1.1 1.2
n awal/2 9V 6V 7V

Rvar 45 45 45
% % %
S1A posisi closed sedangkan S1B dan S1C posisi open
loop . Setelah rangkaian pada gambar 8 disusun pada
multisim , maka sinyal output yang didapat pada high
pass filter S1A closed loop adalah sebagai berikut

Sella simangunsong

Setelah diperoleh nilai frekuensi, maka akan diamati


bagaimana pengaruh dari Rvar sehingga menghasilkan
tegangan awal/2. Untuk memperoleh nila Rvar, maka
Sella simangunsong
kita akan mengatur Rvar agar tegangan menjadi
setengah dari tegangan awal. Maka untuk sinyal output Yang merupakan sinyal output adalah yang berwarna
yang diperoleh setelah tegangan menjadi setengah biru. Kita akan mengatur frekuensi pada generator
adalah sebagai berikut sinyal agar mencapai tegangan cut-off sebesar 1,41 V.
maka didapat nilai frekuensi adalah sebagai berikut

Sella simangunsong

Nilai frekuensi yang diperoleh adalah 7,36 kHz. Gambar


dibawah ini merupakan sinyal output saat tegangan cut
off. Yaitu dengan frekuensi 7,36 kHz. Maka respon
frekuensi pada rangkaian ini adalah untuk menghasilkan
tegangan cut-off nilai frekuensi yang dibutuhkan sangat
Sella simangunsong
besar. Maka pada rangkaian closed loop, jika semakin
Untuk memperoleh nilai tegangan menjadi setangah besar nilai frekuensi maka tegangan akan mencapai cut-
dari tegangan awal maka nilai Rvar yang diperoleh off. Maka sinyal output yang diperoleh untuk tegangan
adalah 51,006 kΩ. Dapat kita lihat pada tabel 3 berikut cut-off adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Data hasil open loop HPF
Frekuensi 2,09 KHz
Tegangan 70.5 mV
awal/2
Rvar 45 %
Nilai Rvar 51,006 kΩ

4.4. Percobaan IV (high pass filter closed loop)


Sakelar 1A
Pada percobaan ini, kita akan mengamati bagaimana
respon sinyal pada frekuensi dan pengaruh dari resistor
variable sehingga menghasilkan ½ dari tegangan awal. Sella simangunsong
Terlebih dahulu kita hitung atau cari berapa tegangan
cut off agar dapat dicari berapa nilai frekuensinya. Maka Setelah diperoleh nilai frekuensi, maka akan diamati
tegangan cut-off yang didapat adalah 1,41 V. agar bagaimana pengaruh dari Rvar sehingga menghasilkan
mencapai tegangan sebesar 1,41 V maka kita harus tegangan awal/2. Untuk memperoleh nila Rvar, maka
mengatur frekuensinya. Pada kondisi ini yaitu closed kita akan mengatur Rvar agar tegangan menjadi
loop, pertama kita akan mengamatinya pada sakelar 1A. setengah dari tegangan awal. Maka untuk sinyal output
yang diperoleh setelah tegangan menjadi setengah Nilai frekuensi yang diperoleh adalah 40 kHz. Gambar
adalah sebagai berikut: dibawah ini merupakan sinyal output saat tegangan cut
off. Yaitu dengan frekuensi 40 kHz. Maka respon
frekuensi pada rangkaian ini adalah untuk menghasilkan
tegangan cut-off nilai frekuensi yang dibutuhkan cukup
besar. Maka pada rangkaian closed loop, jika semakin
besar nilai frekuensi maka tegangan akan mencapai cut-
off. Berbeda jika S1A posisi closed , nilai frekuensi
yang diperoleh jauh lebih besar pada S1A. Maka sinyal
output yang diperoleh untuk tegangan cut-off adalah
sebagai berikut:

Sella simangunsong

Maka untuk memperoleh nilai tegangan menjadi


setengah dari tegangan awal maka nilai Rvar yang
diperoleh adalah 51,006 kilo ohm
Sakelar 1B
Pada percobaan ini, kita akan mengamati bagaimana
respon sinyal pada frekuensi dan pengaruh dari resistor
variable sehingga menghasilkan ½ dari tegangan awal.
Terlebih dahulu kita hitung atau cari berapa tegangan Sella simangunsong
cut off agar dapat dicari berapa nilai frekuensinya. Maka
tegangan cut-off yang didapat adalah 1,41 V. agar Setelah diperoleh nilai frekuensi, maka akan diamati
mencapai tegangan sebesar 1,41 V maka kita harus bagaimana pengaruh dari Rvar sehingga menghasilkan
mengatur frekuensinya. Pada kondisi ini yaitu closed tegangan awal/2. Untuk memperoleh nila Rvar, maka
loop, kita akan mengamatinya pada sakelar 1B. S1B kita akan mengatur Rvar agar tegangan menjadi
posisi closed sedangkan S1A dan S1C posisi open loop setengah dari tegangan awal. Maka untuk sinyal output
Setelah rangkaian pada gambar 8 disusun pada multisim yang diperoleh setelah tegangan menjadi setengah
, maka sinyal output yang didapat pada high pass filter adalah sebagai berikut:
S1B closed loop adalah sebagai berikut

Sella simangunsong
Sella simangunsong
Maka untuk memperoleh nilai tegangan menjadi
Yang merupakan sinyal output adalah yang berwarna setengah dari tegangan awal maka nilai Rvar yang
biru. Kita akan mengatur frekuensi pada generator diperoleh adalah 43,038 kilo ohm. Nilai yang didapat
sinyal agar mencapai tegangan cut-off sebesar 1,41 V. adalah sama.
maka didapat nilai frekuensi adalah sebagai berikut

Sella simangunsong
Sakelar 1C
Pada percobaan ini, kita akan mengamati bagaimana
respon sinyal pada frekuensi dan pengaruh dari resistor
variable sehingga menghasilkan ½ dari tegangan awal.
Terlebih dahulu kita hitung atau cari berapa tegangan
cut off agar dapat dicari berapa nilai frekuensinya. Maka
tegangan cut-off yang didapat adalah 1,41 V. agar
mencapai tegangan sebesar 1,41 V maka kita harus
mengatur frekuensinya. Pada kondisi ini yaitu closed
loop, kita akan mengamatinya pada sakelar 1C. S1C
posisi closed sedangkan S1A dan S1B posisi open loop Sella simangunsong

Setelah rangkaian pada gambar 8 disusun pada multisim Setelah diperoleh nilai frekuensi, maka akan diamati
, maka sinyal output yang didapat pada high pass filter bagaimana pengaruh dari Rvar sehingga menghasilkan
S1C closed loop adalah sebagai berikut: tegangan awal/2. Untuk memperoleh nila Rvar, maka
kita akan mengatur Rvar agar tegangan menjadi
setengah dari tegangan awal. Maka untuk sinyal output
yang diperoleh setelah tegangan menjadi setengah
adalah sebagai berikut

Sella simangunsong

Yang merupakan sinyal output adalah yang berwarna


biru. Kita akan mengatur frekuensi pada generator
sinyal agar mencapai tegangan cut-off sebesar 1,41 V.
maka didapat nilai frekuensi adalah sebagai berikut
Sella simangunsong

Maka untuk memperoleh nilai tegangan menjadi


setengah dari tegangan awal maka nilai Rvar yang
diperoleh adalah 53,61 kilo ohm. Nilai yang didapat
Sella simangunsong
adalah sama. Untuk mempermudah dalam
Nilai frekuensi yang diperoleh adalah 42 kHz. Gambar membandingkan nilai anatar respon frekuesni, Rvar, dan
dibawah ini merupakan sinyal output saat tegangan cut tegangan awal, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut
off. Yaitu dengan frekuensi 42 kHz. Maka respon Tabel 4. Data hasil closed loop HPF
S1 S1 S1C
frekuensi pada rangkaian ini adalah untuk menghasilkan A B
tegangan cut-off nilai frekuensi yang dibutuhkan cukup
frekuensi 7,9 2,7 2,3
besar. Maka pada rangkaian closed loop, jika semakin Hz Khz KH
besar nilai frekuensi maka tegangan akan mencapai cut- x
Teganga 0,5 0,5 0,5
off. Berbeda jika S1A posisi closed , nilai frekuensi n awal/2 5V 76 8V
yang diperoleh jauh lebih besar pada S1A. Maka sinyal V
Rvar 45 45 45
output yang diperoleh untuk tegangan cut-off adalah % % %
sebagai berikut:
Nilai 51, 43, 53,
Rvar 00 038 61k
6k kΩ Ω

4.5. Percobaam V (kelinearitasan rangkaian open
loop)
Pada percobaan ini, kita akan mengamati bagaimana
kelinearitasan rangkaian. Setelah rangkaian kita susun
dengan baik dan benar , set terlebih dahulu generator
sinyal dengan frekuensi 1 kHz dan amplitude 100
mVrms. Kemudian klik Run pada osiloskop sehingga
memperoleh sinyal output sebagai berikut.

Sella simangunsong

Dapat kita lihat bahwa kurva linearitas dengan keadaan


saturasi pada amplitude 480 mVrms
4.6. Percobaan VI (kelinearitasan rangkaian closed
loop)
Pada percobaan ini kita akan mengamati bagaimana
kelinearitasan rangkaian pada closed loop. Pertama kita
Sella simangunsong akan mengamati pada sakelar A, kemudian sakelar B,
dan sakelar C
Untuk mengecek kelinearitasan rangkaian maka terlebih Sakelar 1A
dahulu, sinyal output kita buat dalam keadaan saturasi. Setelah rangkaian kita susun dengan baik dan benar , set
saturasi artinya puncak dan lembah dari gelombang terlebih dahulu generator sinyal dengan frekuensi 1 kHz
sinyal menjadi lurus. Maka untuk memperoleh keadaan dan amplitude 100 mVrms. Sakelar A dalam keadaan
saturasi, kita akan mengatur amplitudonya. Sehingga closed loop sedangkan sakelar B dan C dalam keadaan
amplitude yang diperoleh adalah sebagai berikut. open loop. Kemudian klik Run pada osiloskop sehingga
memperoleh sinyal output sebagai berikut.

Sella simangunsong

Maka setelah didapat nilai amplitude yaitu sebesar 480


mVrms, maka sinyal yang didapat setelah sautrasi
adalah sebagai berikut.. sinyal yang berwarna biru
mengalami saturasi yang merupakan sinyal output nya.

Sella simangunsong

Untuk mengecek kelinearitasan rangkaian maka terlebih


dahulu, sinyal output kita buat dalam keadaan saturasi.
saturasi artinya puncak dan lembah dari gelombang
sinyal menjadi lurus. Maka untuk memperoleh keadaan
saturasi, kita akan mengatur amplitudonya. Sehingga
amplitude yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Sella simangunsong

Setelah sinyal output mengalami saturasi, maka kita


dapat memperoleh kurva linearitasannya. Dengan
mengubah tipe sinyal dari mode YT menjadi mode XY. Sella simangunsong
Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
Maka setelah didapat nilai amplitude yaitu sebesar 1,5 Untuk mengecek kelinearitasan rangkaian maka terlebih
Vrms, maka sinyal yang didapat setelah sautrasi adalah dahulu, sinyal output kita buat dalam keadaan saturasi.
sebagai berikut.. sinyal yang berwarna biru mengalami saturasi artinya puncak dan lembah dari gelombang
saturasi yang merupakan sinyal output nya. sinyal menjadi lurus. Maka untuk memperoleh keadaan
saturasi, kita akan mengatur amplitudonya. Sehingga
amplitude yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Sella simangunsong

Maka setelah didapat nilai amplitude yaitu sebesar 1,3


Vrms, maka sinyal yang didapat setelah sautrasi adalah
sebagai berikut.. sinyal yang berwarna biru mengalami
Sella simangunsong saturasi yang merupakan sinyal output nya.

Setelah sinyal output mengalami saturasi, maka kita


dapat memperoleh kurva linearitasannya. Dengan
mengubah tipe sinyal dari mode YT menjadi mode XY.
Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Sella simangunsong

Setelah sinyal output mengalami saturasi, maka kita


dapat memperoleh kurva linearitasannya. Dengan
mengubah tipe sinyal dari mode YT menjadi mode XY.
Sella simangunsong Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Dapat kita lihat bahwa kurva linearitas dengan keadaan


saturasi pada amplitude 1,5 Vrms
Sakelar 1B
Setelah rangkaian kita susun dengan baik dan benar , set
terlebih dahulu generator sinyal dengan frekuensi 1 kHz
dan amplitude 100 mVrms. Sakelar B dalam keadaan
closed loop sedangkan sakelar A dan C dalam keadaan
open loop. Kemudian klik Run pada osiloskop sehingga
memperoleh sinyal output sebagai berikut

Sella simangunsong

Dapat kita lihat bahwa kurva linearitas dengan keadaan


saturasi pada amplitude 1,3 Vrms

Sella simangunsong
Sakelar 1C
Setelah rangkaian kita susun dengan baik dan benar , set
terlebih dahulu generator sinyal dengan frekuensi 1 kHz
dan amplitude 100 mVrms. Sakelar C dalam keadaan
closed loop sedangkan sakelar A dan B dalam keadaan
open loop. Kemudian klik Run pada osiloskop sehingga
memperoleh sinyal output sebagai berikut

Sella simangunsong

Dapat kita lihat bahwa kurva linearitas dengan keadaan


saturasi pada amplitude 648 mVrms. Untuk dapat
melihat dengan jelas bagaimana perbandingan
amplutudo pada sakelar A, B, dan C. dapat kita lihat
pada Tabel 5 dibawah ini.
Sella simangunsong Tabel 5. Data hasil kelinearitasan S1A, S1B, dan S1C
S1A S1B S1C
Untuk mengecek kelinearitasan rangkaian maka terlebih
dahulu, sinyal output kita buat dalam keadaan saturasi. Vrm 1,5 1,3 648
saturasi artinya puncak dan lembah dari gelombang s Vrm Vrm mVrm
sinyal menjadi lurus. Maka untuk memperoleh keadaan s s s
saturasi, kita akan mengatur amplitudonya. Sehingga
amplitude yang diperoleh adalah sebagai berikut:
V. Simpulan
Setelah melakukan percobaan maka dapat saya
simpulkan bahwa:
1. prinsip pada umpan balik pada low pass filter,
untuk open loop frekuensi yang dibutuhkan agar
Sella simangunsong mencapai tegangan cut-off yaitu 15,4 kHz,
sedangkan pada closed loop untuk kondisi 552 Hz,
Maka setelah didapat nilai amplitude yaitu sebesar 648 12 kHz, dan 13,9 kHz. Dari data tersebut dapat kita
mVrms Vrms, maka sinyal yang didapat setelah sautrasi simpulkan bahwa nilai frekuensi mempengaruhi
adalah sebagai berikut.. sinyal yang berwarna biru kulaitas dari penguatan sinyal
mengalami saturasi yang merupakan sinyal output nya. 2. low pass filter dengan Rvar, pada open loop nilai
Maka sinyal yang diperoleh adalah sebagai berikut: Rvar sebesar 51, 005 kΩ dan untuk clsed loop nilai
Rvar 50,359 kΩ, 51,005 kΩ, dan 51,005 kΩ. dari
data tersebut dapat kita simpulkan semakin besar
frekuensi maka nilai Rvar juga akan semkin besar.
Dan nilai Rvar yang diperoleh antara open loop dan
closed loop adalah hampir sama
3. high pass filter, pada open loop frekuensi yang
dibutuhkan agar mencapai cut-off adalah sebesar 43
kHz sedangkan pada closed loop frekuensi yang
dibutuhkan sebesar 7,36 kHz, 40 kHz, dan 42kHz
maka dari data tersebut dapat saya simpulkan
bahwa nilai frekuensi hampir sama, namun nilai
Sella simangunsong frekuensi sangat tinggi pada closed loop S1A.
4. high pass filter dengan Rvar, pada open loop nilai
Setelah sinyal output mengalami saturasi, maka kita Rvar yang diperoleh agar mencapai tegangan
dapat memperoleh kurva linearitasannya. Dengan awal/2 adalah sebesar 51,006 kΩ dan pada closed
mengubah tipe sinyal dari mode YT menjadi mode XY. loop nilai Rvar adalah 51,006 kΩ, 43,038 kilo ohm,
Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut: 53,061 kohm.
5. Kelinearisasian pada rangkaian umpan balik
dipengaruhi amplitude. Pada open loop nilai
amplitude yang diperoleh 480 Vrms dan pada
closed loop nilai amplitude 1,5 Vrms, 1,3 Vrms dan
648 mVrms. Dari data tersebuta dapat saya
simpulkan bahwa untuk closed loop membutuhkan
amplitude yang besar sehingga penguat semakin
baik
6. Penguat umpan balik adalah rangkaian yang dapat
memperkecil noise pada sinyal output. Resistansi
dan frekuensi adalah factor utama agar kulaitas
penguat semakin baik.

VI. Referensi
1. A.S, Sedra et,al.Microelectronic circuit 5th Ed.
Oxford University Press, New York:2004.
2. Modul praktikum elektronika II
3. Buku teknik elktronika Terbitan
PPPTK/VEDC Malang
4. https://www.gammafisblog.com/2018/10/high
-pass-filter-pengertian-filter.html
5. https://herygunawans.blogspot.com/2014/09/o
peration-amplifier-op-amp.html
VII. Lampiran
Tabel perbandingan percobaan yang saya lakukan dengan percobaan dari video tutorial oleh Bang Waldo Nainggolan
1. Low pass filter
Percobaan saya Dari video youtube
frekuensi Persentasi Nilai Rvar Tegangan Frekuensi Persentasi Rvar Nilai Rvar Tegangan
Rvar awal/2 awal/2
Open loop 15,4 kHz 45 % 51,005 kΩ 1,4 V 17,1 kHz 2,49 kΩ
Closed loop
Sakelar A 552 Hz 45 % 50,359 kΩ 0,99 V 13,3 kHz 2,3 kΩ
Sakelar B 12 kHz 45 % 51,005 kΩ 1,16 V 12,1 kHz 2,4 kΩ
Sakelar C 13,9 kHz 45 % 51,005 kΩ 1,27 V 14,5 kHz 2,35 kΩ

2. High pass filter


Percobaan saya Dari video youtube
frekuensi Persentasi Nilai Rvar Tegangan Frekuensi Persentasi Rvar Nilai Rvar Tegangan
Rvar awal/2 awal/2
Open loop 43 kHz 45 % 51,006 kΩ 0,59 V 2,04 kHz 2,046 kΩ
Closed loop
Sakelar A 7,36 kHz 45 % 51,006 kΩ 0,55 V 7,2 kHz 2,015 kΩ
Sakelar B 40 kHz 45 % 48,038 kΩ 0,57 V 2,68 kHz 1,88 kΩ
Sakelar C 42 kHz 45 % 53,061 kΩ 0,585 V 2,29 kHz 2,11 kΩ

3. Linearisasi penguat umpan balik


Vrms
Percobaan saya Dari video youtube
Open loop 480 mVrms 790 mVrms
Closed loop
Sakelar A 1,5 Vrms 1,83 Vrms
Sakelar B 1,3 Vrms 1,53 Vrms
Sakelar C 648 mVrams 910 mVrms

Anda mungkin juga menyukai