Kekuatan(Strengths) Kelemahan(weaknesses)
- Pengalaman panjang di industri tekstil - Sebagian besar bahan baku berasal
- Salah satu perusahaan tekstik dari luar negeri. Sehingga essposur
terintegrasi vertikal di asia tenggara memiliki kekurangan bahan baku
- Basis pelanggan yang kuat di 55 - Kemumgkinan menanggung biaya
negara buga lebih besar. Di karenakan
- Memiliki bisnis yang memiliki sifat penerbitan senior graduateed notes
sebagai “natural hedge”
- Struktur biaya yang rendah
Peluang(Opportunities) Ancaman(Threats)
- Perdagangan tekstil dan garmen - Menghadapi kompetisi di setiap
teloah pulih sejak krisis ekonomi 2002 lini usaha, baik global maupun
- Diuntungkan dari kenaikan biaya domesik
pekerja di tiongkok dan maasalah - Mengalirnya impor kain tenun dari
pekerja di banglaesh Tiongkok ke pasar Indonesia
- Ekspor tekstik dan garmen Indonesia - Belum teraftar sebagai anggota
sedang berlari kencang Trans-Pacific Partnership,
membuat tingginya hambatan bagi
perusahaan Indonesaia untuk
menembus pasar AS dan EU
Porter 5 forces
Kekuatan
pemasok
Kekuatan
pembeli
a. Masuknya pesaing baru terdapat ancaman dari para pesaing baru bagi perusahaan ini,
yang menyebabkan ancaman ini kuat, diantaranya: Ada banyak pemodal baru yang
sanggup memenuhi persyaratan modal dan barrier masuk industri ini dikarenakan margin
keuntungan yang tinggi untuk industri ini. Permintaan pasar terhadap pakaian yang
merupakan produk turunan Garment juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah
dalam industri ini semakin naik. Perusahaan dalam industri ini sedang melakukan
ekspansi usaha, baik untuk memproduksi rayon, kapas, polyester dan benang maupun
ekspansi produk turunannya (Industri Hilir). Pesaing baik nasional maupun internasional
dapat memilih dengan mudah darimana mereka membeli bahan baku, karena bahan baku
seperti kapas sebagai input untuk menciptakan benang dapat diperoleh dari beberapa
Negara seperti Tiongkok, Australia, Timur Tengah dan Amerika Serikat. Mengingat
struktur pasar produk tekstil adalah persaingan sempurna dan adanya produsen dari
negara Myanmar, China, Vietnam yang memiliki performa lebih baik dalam hal waktu
produksi yang lebih singkat dan waktu pengiriman lebih cepat dan tepat. Dengan
demikian, kehadiran mereka patut diperhitungkan walaupun hasil produksi mereka dalam
arti kualitas produk tekstil yang dihasilkan mereka masih dibawah hasil produk tekstil
PT. A ataupun PT. B, maka hasil produksi mereka banyak mengarah pada pasar 13
menengah kebawah seperti pemasaran ke negara India, Turki, Agfanistan,Colombo,
Srilangka dan Afrika. Setiap transaksi pasar tidak memiliki pengaruh dominan terhadap
harga pasar, tetapi ditentukan oleh jenis, kualitas dan desain produk tekstil yang akan
dijual. Ancaman pendatang baru ditentukan oleh skala ekonomi, diferensiasi produk,
kebutuhan modal, biaya pengalihan, akses ke saluran distribusi, keunggulan relatif dan
kebijakan pemerintah. Dalam struktur biaya tetap yang paling besar (fixed cost) ialah
depresiasi dan nilai mesin serta kelengkapannya. Dalam kondisi perekonomian sekarang
ini sampai dua tahun kedepan ancaman pendatang baru diduga relatif kecil dan dapat
diantisipasi dengan cara segera mengisi produk tekstilnya dipasar Internasional untuk
meningkatkan pangsa pasar barang impor di negara yang dituju dan meningkatkan akses
kesaluran distribusi sehingga akan menjadi barrier to entry bagi pemasok asing (produk
barang impor milik perusahaan asing).
b. Kekuatan penawaran dari pembeli Sritex memiliki jaringan dan pelanggan internasional
yang terdiversifikasi, Dari 212 negara dunia, Sritex mampu berpenetrasi hingga ke 55
negara. Dengan memiliki basis pelanggan yang kuat di 55 negara tersebut, Sritex
memiliki kekuatan dalam menghadapi penawaran dari pembeli.
Ditentukan oleh jumlah pemasok, ciri produk, biaya pengalihan, nilai produk dalam
struktur biaya pembeli, kesempatan integrasi kebelakang, tingkat kepentingan kualitas
produk bagi pembeli dan informasi yang dimiliki pembeli. Intensitas kekuatan tawar
menawar pembeli pada industri tekstil termasuk kategori "sedang" karena: a. Tergantung
pada besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli. b. Tingkat kepentingan kualitas
produk bagi pembeli masih rendah. Sekalipun perusahaan pembeli tersebut berbasis
dinegaranya seperti Hongkong, Jeddah, Jepang tapi mereka juga memiliki kantor cabang
di beberapa negara lainnya, disamping itu barang yang dibeli dari Perusahaan Tekstil
tidak terbatas untuk tujuan negara tersebut, melainkan dapat ke negara Eropa dan negara
lainnya. Importir-importir tersebut merupakan agen pembelian dan mereka memiliki agen
penjualan. Selain itu mereka juga mempunyai jaringan pemasaran dan lebih aktif mencari
pasar sasaran untuk produksi yang diimpornya. Hal tersebut menguntungkan Perusahaan
yang memiliki jaringan yang luas diluar negeri tetapi untuk pengembangan pemasaran
dan peningkatan pangsa pasar harus mulai dilakukan pemasaran secara langsung terutama
pada konsumen industri (garmen), sehingga perusahaan tekstil dapat mengurangi
ketergantungan terhadap para agen atau distributor, selain itu posisi para agen dan
distributor dapat dikendalikan oleh perusahaan. Distributor terbesar Perusahan Tekstil
Indonesia ialah Monash yang berkantor pusat di Dubai, pasar utamanya adalah Dubai,
Jerman dan Perancis. Sedangkan distributor lainnya adalah Castel yang berkantor pusat
dinegara Jepang tapi pengiriman barangnya selalu kenegara Eropa dan Timur Tengah
seperti Jerman, Perancis, Dubai dan Jeddah.. Distributor ketiga besar adalah SGR yang
berkantor pusat di Paris. Posisi mereka dipasar sangat membantu Perusahaan Tekstil
karena selain membeli produk tekstil dari Perusahaan mereka juga berfungsi sebagai
distributor yang mengatur siklus hidup produksi suatu jenis kain pada booking season
tertentu. Sehingga setiap pedagang dipasar internasional yang membeli barang dari
mereka akan mendapatkan dua keuntungan dalam arti keuntungan jaminan mutu dan
desain produk tekstil 15
c. Ancaman produk pengganti Ditentukan oleh produk yang memiliki fungsi yang sama,
perkembangan teknologi, tingkat harga produk substitusi, Ancaman barang substitusi
pada lingkungan industri tekstil termasuk dalam kategori sedang. Khusus untuk pasar
negara India dan Afrika bila ada produk tekstil yang memiliki desain yang sama, maka
produk substitusi yang berharga murah yang lebih mudah dipasarkan. Bahan baku
substitusi untuk produk tekstil pasar negara Amerika, Jerman, Perancis dan Inggris relatif
hampir tidak ada. Karena distributor sangat menekankan keutuhan kontruksi dan material
kain yang selalu diikuti dari saat diperkenalkan, dipesan dan pada saat pengiriman.
Sehingga bila ada perbedaan kontruksi kain sebaiknya diinformasikan terlebih dahulu
Perilaku konsumen negara - negara tersebut sangat mengutamakan keterbukaan dari
pihak produser.
d. Kekuatan penawaran dari pemasok Sritex memerlukan bahan baku, terutama rayon,
kapas, polyester dan benang untuk proses produksinya. Sekitar 57% dari bahan baku
Sritex adalah rayon, sementara kapas dan polyester memberikan kontribusi sekitar 21%,
dan 22%. Khusus untuk kapas, 100% dari kebutuhan Sritex didatangkan dari luar negeri,
yaitu Tiongkok, Australia, Timur Tengah dan Amerika Serikat. Dengan cukup banyaknya
sumber pemasok bahan baku, Sritex mempunyai kekuatan untuk menekan harga
pemasok.
e. Persaingan antar perusahaan sejenis Di dalam negeri, ekspor tekstil Indonesia juga
menunjukkan peningkatan siginifikan pasca krisis ekonomi. Dari hanya 4,1% CAGR
(Compound Annual Growth Rate) pertumbuhan ekspor tekstil Indonesia, melonjak
signifikan menjadi 12,0% CAGR selama tahun 2009-2012. Kondisi makro ekonomi yang
kuat, produk dan layanan yang berkualitas mendorong pertumbuhan yang signifikan
tersebut. Dengan semakin meningkatnya jumlah ekspor tekstil Indonesia, menunjukkan
bahwa persaingan antar industri tekstil semakin kuat, dan tergantung pada kemampuan
dan strategi perusahaan untuk dapat tetap menjalankan operasi usahanya dalam industri
tersebut.
Sritex memiliki beberapa unit bisnis yang fokus dalam menunjang kegiatan
utama bisnis mereka. Saat ini Sritex memiliki 15 anak perusahaan yang memiliki
spesialisasi tersendiri dalam menunjang bisnis. Seperti mendistribusikan produk
kepada pelanggan, menyuplai kebutuhan bahan baku, hingga pabrik rayon di tiap-tiap
daerah. Selain bertujuan untuk bersaing dengan perusahaan lain, dengan memiliki
anak perusahaan yang mendukung kegiatan bisnis, ditambah dengan kegiatan
produksi yang dilakukan dalam satu kawasan dari hulu hingga hilir, Sritex telah
mencapai keunggulan dari segi biaya, dengan biaya yang rendah serta nilai terbaik
(Best Values) yang diberikan untuk setiap produknya, kegiatan bisnis dapat terus
berjalan dan berkelanjutan.
Dalam memenuhi permintaan khusus yang datang dari beberapa negara, Sritex
juga fokus dalam menjalankan bisnis untuk memenuhi permintaan tersebut (Focus
Strategy). Untuk segmen yang sempit semacam ini, Sritex berhasil memberikan Best
Values dalam produk yang mereka buat. Bahkan mereka dapat memenuhi permintaan
costum dari beberapa negara seperti baju militer yang anti api, a nti infra merah,
bahkan anti nyamuk.