Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

MATA KULIAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BISNIS

“Strategi Bisnis PT. Sri Rejeki Isman, Tbk (Sritex)

Disusun Oleh :

Nama : Stefanus Lawe Tukan

NIM : 152 130 113

Kelas :A

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2016
1. Analisis Internal PT.Sri Rejeki Isman, Tbk

Berikut merupakan analisis Internal (SWOT) dari PT. Sri Rejeki


Isman,Tbk :

Stregth (Kekuatan)
PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) adalah produsen tekstil dan
garmen ter-integrasi dan terbesar se-Asia Tenggara.
Pertama, yang menjadi kekuatan utama yang dimiliki Sritex
adalah bisnis mereka yang terintegrasi dari hulu ke hilir
(forward integration) dalam hal produksi, dari proses
pemintalan, penenunan, pencelupan/percetakan, hingga
produk garmen jadi dilakukan dalam satu kawasan pabrik
mereka. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan dalam
hal produksi dapat ditekan sehingga harga produk mereka
dipasaran dapat bersaing karena biaya produksi yang
rendah tadi. Kedua, dalam hal bahan baku, mereka
mendapat pasokan dari anak perusahaan mereka sendiri
yang memasok bahan berkualitas ke pabrik, dengan begitu
ketersediaan bahan baku akan terjamin sehingga tidak
berdampak pada proses produksi. Ketiga, Sritex sudah
memiliki pangsa pasar (market share) yang luas hingga ke
seluruh dunia, dengan jaringan yang luas tersebut, Sritex
dapat dengan mudah mengembangkan bisnisnya hingga
keseluruh dunia. Keempat, Sritex menggunakan teknologi
yang maju dalam kegiatan produksi mereka, sehingga
dapat memenuhi semua permintaan pasar secara efektif
dan efisien. Kelima, cara Sritex dalam memberdayakan
para karyawannya yang menurut saya dapat menjadi role
model bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, karena
seperti yang kita tahu bahwa dengan perkembangan
zaman yang semakin maju, aspek human capital menjadi
sangat penting karena aspek inilah yang menjalankan
fungsi dari perusahaan itu sendiri.
Weakness (Kelemahan)
Dari sekian banyak kekuatan yang dimiliki, Sritex juga
memiliki beberapa kelamahan. Pertama, hingga kini Sritex
memiliki kurang lebih 25.000 orang karyawan, namun
sebagian karyawan mereka masih harus disuplai dan
meminjam dari luar daerah seperti dari kota Semarang. Hal
ini dikarenakan perbedaan UMK (Upah Minimum
Kabupaten/Kota) di Sukoharjo yang masih rendah dan
merugikan industri padat karya seperti Sritex. Jika hal ini
terus berlanjut maka akan mengganggu kegiatan bisnis
dari Sritex. Kedua, ada beberapa bahan baku mentah (raw
material) yang masih di impor oleh Sritex yang
ketersediaannya tidak dapat dipastikan akan terus ada.

Opportunity (Peluang)
Sritex memegang peranan penting sebagai perusahaan
produsen tekstil dan garmen terintegrasi terbesar di Asia
Tenggara. Sritex dapat melakukan pengembangan pasar
(Market Development) dengan cepat, karena kawasan
Asia Tenggara adalah kawasan yang lagi berkembang
dengan penduduk mencapai 650 juta jiwa. Jumlah yang
besar ini dapat menjadi pasar potensial bagi Sritex,
ditambah lagi dengan diberlakukannya ASEAN Economic
Community yang menjadikan Sritex dapat secara bebas
melakukan ekspansi ke negara lain di Asia Tenggara.
Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara juga
menjadikan peluang industri garmen dapat berkembang
dengan pesat, selain itu juga diikuti dengan tren fashion
dunia yang semakin berkembang, sehingga industri
garmen pasti dibutuhkan oleh konsumen.
Threat (Ancaman)
Sritex memiliki beberapa ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan bisnis mereka. Pertama,
negara-negara tetangga baru membuka beberapa pabrik
garmen untuk memenuhi kebutuhan di negara mereka
masing-masing, ini juga didukung oleh upah buruh
dinegara tetangga yang masih lebih rendah dibandingkan
di Indonesia, hal ini tentunya menjadi ancaman akan
produk Sritex yang diekspor ke beberapa negara tetangga.
Kedua, upah tenaga kerja di Indonesia yang makin
meningkat karena adanya tuntutan dari buruh pabrik yang
lain, menjadikan biaya yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja menjadi makin membesar. Ketiga, Sritex juga
menghadapi meningkatnya ancaman dari kompetitor luar
negeri yang menawarkan harga lebih murah karena
mempunyai keunggulan dari sisi biaya produksi yang lebih
murah. Keempat, Sritex belum memiliki brand pakaian
sendiri yang mendunia, dengan ukuran bisnis yang sudah
meraksasa, agaknya cukup disayangkan ketika Sritex tidak
mempunyai lini merk pakaian yang terkenal, semacam
Zara atau Uniqlo, yang diharapkan akan mampu
memberikan margin yang lebih tinggi dibandingkan lini
bisnis perseroan saat ini. Diatas merupakan beberapa
kelamahan dari Sritex yang menurut saya perlu menjadi
perhatian dan dicarikan solusinya.
2. Analisis Strategi Unit Bisnis PT. Sri Rejeki Isman, Tbk

Sritex memiliki beberapa unit bisnis yang fokus dalam menunjang


kegiatan utama bisnis mereka. Saat ini Sritex memiliki 15 anak
perusahaan yang memiliki spesialisasi tersendiri dalam menunjang bisnis.
Seperti mendistribusikan produk kepada pelanggan, menyuplai
kebutuhan bahan baku, hingga pabrik rayon di tiap-tiap daerah. Selain
bertujuan untuk bersaing dengan perusahaan lain, dengan memiliki anak
perusahaan yang mendukung kegiatan bisnis, ditambah dengan kegiatan
produksi yang dilakukan dalam satu kawasan dari hulu hingga hilir, Sritex
telah mencapai keunggulan dari segi biaya, dengan biaya yang rendah
serta nilai terbaik (Best Values) yang diberikan untuk setiap produknya,
kegiatan bisnis dapat terus berjalan dan berkelanjutan.

Dalam memenuhi permintaan khusus yang datang dari beberapa


negara untuk memasok pakaian militer, Sritex juga fokus dalam
menjalankan bisnis untuk memenuhi permintaan tersebut (Focus
Strategy). Untuk segmen yang sempit semacam ini, Sritex berhasil
memberikan Best Values dalam produk yang mereka buat. Bahkan
mereka dapat memenuhi permintaan costum dari beberapa negara
seperti baju militer yang anti api, anti infra merah, bahkan anti nyamuk.

3. Analisis Strategi Tingkat Fungsional PT. Sri Rejeki Isman, Tbk.

Dalam analisa strategi level perusahaan, ada 8 fungsi yang


dijalankan, meliputi :

Strategi Marketing
Strategi yang diterapkan Sritex dalam pemasaran lebih
kepada pengembangan pasar baru (Market Development)
di beberapa negara, dengan penguasaan segala sumber
daya yang dimiliki serta reputasi yang dimiliki oleh Sritex,
agaknya tidak menjadi persoalan yang sukar dalam
mengembangkan pasar. Dalam memasuki pasar baru
dibeberapa negara tersebut, strategi penetapan harga
yang rendah (Penetration Pricing) sangat tepat dipilih
untuk menembus pasar.

Strategi Keuangan
Dengan bisnis yang sudah besar sekarang, agaknya Sritex
tidak terlalu khawatir akan kekurangan modal pada bisnis
mereka. Mereka saat ini memfokuskan pada investasi
akan pabrik-pabrik rayon baru yang dapat mendukung
usaha mereka.

Strategi Penelitian dan Pengembangan


Dengan didukung oleh teknologi termuktahir, Sritex selalu
mendedikasikan untuk selalu terdepan dalam hal desain
dengan bekerja sama secara intens dengan pelanggan-
pelanggannya, merupakan teknologi state of art didalam
penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk-
produk dan bahan-bahan termuktahir. Contohnya dalam
memenuhi segmen yang lebih sempit seperti memenuhi
kebutuhan pakaian militer seluruh dunia, Sritex harus
melakukan beberapa tahap penelitian dan pengembangan
untuk menemukan komposisi bahan baku yang pas untuk
membuat pakaian militer yang anti api, anti infra merah,
dan anti nyamuk.

Strategi Operasi
Operasi bisnis dijalankan dalam satu kawasan dari hulu ke
hilir, dari proses pemintalan benang hingga produk jadi.
Dengan demikian Sritex dapat menekan biaya produksi
dari kegiatan operasi mereka yang menjadi keunggulan
utama dari Sritex. Integrasi Vertikal yang diterapkan Sritex
telah membawa Sritex pada keunggulan biaya akan bisnis
mereka yang berdampak pada harga jual yang dapat
bersaing dengan kompetitor lain.
Strategi Pembelian
Dalam memenuhi kebutuhan akan bahan baku untuk
menunjang kegiatan operasi, Sritex memiliki beberapa
anak perusahaan yang khusus dan fokus dalam menjamin
ketersediaan bahan baku. Hal ini membuat Sritex hanya
bergantung pada anak perusahaannya dalam pengadaan
bahan baku (Sole Sourching), namun ada juga bahan
tertentu yang masih diimpor oleh Sritex dari luar negeri.

Strategi Logistik
Dalam mendistribusikan produk jadi mereka kepada
pelanggan, Sritex memiliki anak perusahaan sendiri yang
fokus dalam mendistribusikan produk kepada para retailer.
Strategi Outsourching Logistic yang diterapkan ini akan
menjamin barang datang secara tepat waktu kepada para
pelanggan.

Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia


Hingga saat ini, Sritex telah memiliki 25.000 karyawan
yang bekerja di Sritex. Jumlah ini terus meningkat tiap
tahunnya mengingat ekspansi yang dilakukan oleh Sritex
beberapa tahun belakangan. Pada saat melewati masa-
masa krisis ekonomi di Indonesia, Karyawan Sritex tidak
ada satupun yang di PHK, dan ini yang membuat saya
salut akan manajemen perusahaan Sritex dalam
memberdayakan karyawan. Selain itu karyawan juga
dipandang sebagai asset perusahaan yang perlu dijaga,
sehingga kesejahteraan karyawan menjadi hal yang perlu
diperhatikan.
Strategi Teknologi Informasi
Sritex menggunakan teknologi termutakhir dalam
menjalankan proses produksi mereka. Dengan standar
ISO bagi perusahaan Sritex maka tidak diragukan lagi
akan standar teknologi yang dimiliki. Hal ini dapat
mendukung kegiatan bisnis Sritex tentunya, produksi akan
menjadi lebih cepat sehingga lead time antar lini produksi
menjadi lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai