Pada saat itu, teknik alokasi anggaran yang tersedia adalah capital budgeting, yang
dinilai tidak memadai secara teknis dan politisi. Hingga kemudian lahir analisis baru
yang disebut matriks BCG, matriks BCG dinilai canggih dan sederhana, namun
matriks BCG memiliki kelemahan pada titik kesederhanaan matriks tersebut.
Alat analisis baru ini tampak canggih dan sederhana tetapi teknik tersebut juga
dinilai memiliki kelemahan structural yag melekat pada kesederhanaanya. Ketika itu
perusahaan telah menikmati keberhasilan implementasi strategi pertumbuhan, oleh
karena itu tidak heran jika berbagai teknik baru tersebut mendapatkan sambutan
yang luar biasa karena mereka lahir pada momentum yang tepat.
Salah satu perusahaan yang menerapkan strategi tersebut adalah PT Sinar Sakti
Union. PT Sinar Sakti Union adalah produsen narrow fabric yang berlokasikan di
Jakarta, berspesialisasi pada anyaman dan lini produk elastis, seperti pita – pita
yang digunakan pada topi, korset, pakaian dalam, dan bahkan pakaian – pakaian
militer.
Perusahaan ini berada dalam kategori bisnis yang memiliki daya tarik industri yang
rendah. Jumlah pesaingnya tidak banyak, dan jumlah pemain barunya juga tidak
banyak. Tidak seperti pada kategori bisnis seperti makanan, e-commerce, agency
dll.
Perusahaan ini merupakan B2B, dan sudah memiliki ratusan pelanggan tetap. PT
SSU selalu menjaga hubungan yang baik dengan para pelanggannya, menjaga
brand image dan terus memberikan kinerja perusahaan yang optimal.