Anda di halaman 1dari 9

Analisis Manajemen Strategi

PT. Telekomunikasi Indonesia Seluler Tbk. (Telkomsel)

1. BCG Matrix
BCG Matrix  merupakan tools manajemen untuk menentukan Strategi utama pada
Matching Stage (tahap 2). Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan
manajemen swasta yang berbasis di Boston, ini merupakan pertumbuhan pangsa pasar yang
dikembangkan dan dipopulerkan oleh seorang manajemen konsultan terkemuka. Metode analisis
Boston Consulting Group (BCG) merupakan metode yang digunakan dalam menyusun suatu
perencanaan unit bisnis strategic dengan melakukan pengklasifikasian terhadap potensi
keuntungan perusahaan (Kotler, 2002).
Dibawah ini merupakan tabel perbandingan jumlah pengguna dari tiga provider terbesar di
Indonesia yaitu Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo pada tahun 2020 dan 2021.
Jumlah Pelanggan Pangsa Pasar
Nama Pertumbuhan Pangsa Pasar Pangsa Pasar
Kompetitior
Perusahaan 2020 2021 Pasar 2021 Relatif
Tertinggi
Telkomsel 169,500,000 173,500,000 2.36% 58.94% 21.37% 2.76
XL Axiata 57,890,000 57,980,000 0.16% 19.70% 58.94% 0.33
Indosat
60,300,000 62,900,000 4.31% 21.37% 58.94% 0.36
Ooredoo
Total 287,690,000 294,380,000  

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Telkomsel memiliki jumlah pelanggan yang jauh
lebih besar ketimbanng dua provider pesaingnya yaitu XL Axiata, dan Indosat Ooredoo. Namun
untuk pertumbuhan pasarnya sendiri Telkomsel masih berada dibawah Indosat Ooredoo, yang
artinya bahwa Telkomsel memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi namun pertumbuhan
pasarnya masih tergolong rendah. Jika dibawa ke dalam matrix BCG maka Telkomel berada
pada kelas Cash Cow, seperti pada contoh di bawah ini:
tel

Perusahaan yang berada pada kelas cash cow memiliki posisi pangsa pasar relatif tinggi
tetapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan rendah. Disebut Cash Cow karena mereka
menghasilkan uang tunai melebihi kebutuhan mereka, mereka sering diperah. Divisi Cash Cow
harus dikelola untuk mempertahankan posisi kuat mereka selama mungkin. Pengembangan atau
diversifikasi produk mungkin merupakan strategi yang menarik untuk Cash Cow yang kuat.
Namun, karena divisi Cash Cow menjadi lemah, penghematan atau divestasi dapat menjadi lebih
sesuai.

2. SWOT Matrix
Analisis SWOT sangat berguna untuk memahami dan mengambil keputusan untuk semua
macam situasi dalam bisnis dan organisasi. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weakness,
Opportunities, dan Threats. Judul analisis SWOT memberikan gambaran kerangka kerja yang
baik untuk meninjau strategi, posisi dan arah perusahaan atau bisnis proposisi atau ide lainnya.
Matriks Strategi SWOT terdiri dari sembilan sel yaitu ada empat kunci sel faktor, empat sel
strategi, dan satu sel yang selalu dikosongkan (sel kiri atas). Itu empat sel strategi, berlabel SO,
WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan empat kunci sel faktor, berlabel S, W,
O, dan T.
Tabel dibawah ini menunjukan matrix SWOT dari provider Telkomsel.
Strength Weakness
1. Telkomsel merupakan operator nirkabel terbesar di Indonesia 1. Pertumbuhan basis pelanggan yang rendah
2. Basis pelanggan yang lebih besar dan loyal 2. Ketidakmampuan untuk memonetisasi bisnis digital
3. Kekurangan kemampuan baru untuk mendukung
3. Pelopor layanan digital di Indonesia
transformasi proses bisnis
4. Jaringan dan infrastruktur yang besar dan tersebar luas di 4. Jumlah pekerjanya terlampau besar sehingga kurang
seluruh Indonesia efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji pegawainya.

1. Industri telekomunikasi Indonesia adalah salah


SO Strategies WO Strategies
satu yang paling cepat berkembang di dunia

2. Terdapat banyak startup dengan tingkat unicorn 1. Memperbanyak kerjasama dengan outlet pembelanjaan agar
di Indonesia dapat melakukan transaksi dengan T-Cash (S3, O3)
Opportunities
1. Memperbanyak pilihan produk dengan harga yang bersaing
3. Adanya UU No. 11/2008 terkait dengan transaksi
dengan kompetitor namun memiliki kualitas yang lebih baik
dan informasi secara elektronik dapat meningkatkan 2. Menghadirkan pilihan kuota internet khusus untuk mengakses
(W1, O1)
inovasi di sektor pembayaran digital aplikasi yang digunakan oleh pelajar/mahasiswa dengan jaringan
yang stabil diseluruh wilayah Indonesia (S4,O4)
4. Adanya pergeseran sistem pembelajaran
ke pembelajaran elektronik

1. Kondisi persaingan menjadi semakin ketat,


para operator bertarung untuk mendapatkan ST Strategies WT Strategies
pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil.

Threats 2. Beragam peraturan dan regulasi dapat membuat


pengambilan keputusan strategis menjadi lamban
1. Membuat strategi promosi yang efisien untuk menarik
1. Memberikan diskon-diskon kepada pelanggan lama (S2,T1)
3. Berkurangnya pemasukan dari fixed telephone pelanggan baru (W1,T1)
karena kebanyakan pengguna kini menggunakan
mobilephone.

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT) adalah pencocokan penting yang


membantu manajer mengembangkan empat jenis strategi diantaranya:
1) Strategi SO (strengths-opportunities) menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi umumnya akan mengejar strategi
WO, ST, atau WT untuk masuk ke situasi di mana mereka dapat menerapkan SO
Strategi. Ketika sebuah perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha
untuk mengatasinya dan membuat mereka kekuatan. Ketika sebuah organisasi
menghadapi ancaman besar, ia akan berusaha untuk menghindarinya berkonsentrasi
pada peluang.
2) Strategi WO (weakness-opportunity) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang ada peluang
eksternal utama, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang mencegahnya
memanfaatkan peluang tersebut.
3) Strategi ST (strength-threats) menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari
atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang
kuat harus selalu menghadapi ancaman dari luar lingkungan secara langsung. Contoh
Strategi ST terjadi ketika Texas Instruments menggunakan departemen hukum yang
sangat baik (kekuatan) untuk mengumpulkan hampir $ 700 juta sebagai ganti rugi dan
royalti dari sembilan perusahaan Jepang dan Korea yang melanggar paten untuk chip
memori semikonduktor (ancaman).
4) Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi dihadapkan dengan
berbagai ancaman eksternal dan internal kelemahan mungkin memang dalam posisi
genting. Faktanya, perusahaan seperti itu mungkin harus bertarung untuk
kelangsungan hidupnya, merger, retrench, menyatakan pailit, atau memilih likuidasi.
3. Grand Strategy Matrix
Grand Matriks Strategi didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pasar
(industri) tumbuh. Sumbu x pada Grand Strategy Matrix merupakan nilai skor total dari IFE dan
sumbu y adalah skor total EFE.
Dibawah ini merupakan Tabel IFE dan EFE
Internal Bobot Rating Skor
Telkomsel merupakan operator nirkabel terbesar di
Indonesia 0.1 3 0.3
Basis pelanggan yang lebih besar dan loyal 0.24 4 0.96
Strength Pelopor layanan digital di Indonesia 0.1 2 0.2
Jaringan dan infrastruktur yang besar dan tersebar
luas di seluruh Indonesia 0.14 4 0.56
Pertumbuhan basis pelanggan yang rendah 0.13 3 0.39
Ketidakmampuan untuk memonetisasi bisnis digital 0.17 3 0.51
Kekurangan kemampuan baru untuk mendukung
Weakness
transformasi proses bisnis 0.09 2 0.18
Jumlah pekerjanya terlampau besar sehingga kurang
efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji
pegawainya. 0.03 2 0.06
    1.00 Skor Total 3.16
Eksternal   Bobot Rating Skor

Opportunities Industri telekomunikasi Indonesia adalah salah satu


yang paling cepat berkembang di dunia 0.2 4 0.8
Terdapat banyak startup dengan tingkat unicorn di
 
Indonesia 0.09 1 0.09
Adanya UU No. 11/2008 terkait dengan transaksi dan
  informasi secara elektronik dapat meningkatkan
inovasi di sektor pembayaran digital
0.16 3 0.48

  Adanya pergeseran sistem pembelajaran


ke pembelajaran elektronik 0.18 3 0.54
Kondisi persaingan menjadi semakin ketat,
Threats para operator bertarung untuk mendapatkan
pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil. 0.13 2 0.26

  Beragam peraturan dan regulasi dapat membuat


pengambilan keputusan strategis menjadi lamban 0.16 4 0.64
Berkurangnya pemasukan dari fixed telephone karena
  kebanyakan pengguna kini menggunakan
mobilephone. 0.08 2 0.16
    1.00 Skor Total 2.97
Jika dibawa ke Grand trategy Matrix maka hasilnya didabatkan matrix seperti dibawah:

Telkom berada pada kuadran dua, dimana perusahaan yang berada di kuadran dua
memiliki arti bahwa:
 Perusahaan yang diposisikan di Kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan
mereka saat ini terhadap pasar secara serius.
 Meskipun industri mereka berkembang, mereka tidak dapat bersaing secara
efektif, dan mereka membutuhkan untuk menentukan mengapa pendekatan
perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan dapat melakukan
yang terbaik perubahan untuk meningkatkan daya saing.
 Karena perusahaan Kuadran II berada dalam industri pertumbuhan pasar yang
cepat, strategi intensif (sebagai lawan dari integratif atau diversifikasi)
biasanya merupakan pilihan pertama yang harus dipertimbangkan.
 Jika perusahaan tidak memiliki kompetensi khusus atau keunggulan
kompetitif, maka horizontal integrasi seringkali merupakan alternatif yang
diinginkan.
 Sebagai upaya terakhir, divestasi atau likuidasi harus dipertimbangkan.
Divestasi dapat memberikan dana yang dibutuhkan untuk mengakuisisi bisnis
lain atau membeli kembali saham.
4. SPACE Matrix
Kerangka kerja empat kuadran Strategic Position and Action Evaluation Matriks (SPACE)
menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling tepat
untuk organisasi tertentu. Sumbu Matriks SPACE mewakili:
 Dua dimensi internal: kekuatan finansial [ FS] dan keunggulan kompetitif [ CA]
 Dua dimensi eksternal: stabilitas lingkungan [ ES] dan kekuatan industri [ IS]
Dibawah ini merupakan tabel SPACE Matrix dari perusahaan Telkom
Financial Strength (FS)  
Laba bersih Telkom sepanjang 2014 Rp 14,64T, tumbuh tipis 3% dari tahun 2013.  Sedangkan pada
kuartal pertama 2015 laba bersih Rp3,81T tumbuh 6,4% dibanding kuartal pertama 2014
5

Pendapatan 2014 sebesar Rp 89,70T, tumbuh 8% dari tahun 2013. Sedangkan pada kuartal pertama
2015 pendapatan Rp 23,61T tumbuh 11,13% di banding kuartal pertama 2014 Rp 21,25T
5
Peningkatan modal kerja bersih (asset lancar-liabilitas jangka pendek) 4
Adanya sumber likuiditas internal maupun eksternal 4
Biaya operation and maintenance meningkat 20,2% menjadiRp 6,23T 2
  4
Industry Strength (IS)  
Deregulasi meningkatkan persaingan antar penyedia jasa komunikasi semakin ketat 3
Telkom masuk  dalam 20 besar perusahaan terbaik dunia di bidang informatika dan teknologi oleh
majalah Business Week
4
Inisiatif strategis (membuka usaha lain) 4
Kualitas layanan yang stabil dan mampu menjangkau pelosok 4
  3.75
Environmental Stability (ES)  
Adanya inflasi (6,5%) dan ketidakstabilan politik -4
Persaingan harga yang sangat ketat antar operator -4
Resiko kegagalan system jaringan -2
Deregulasi CDMA mengakibatkan pergeseran sebagian pelanggan -2
Indonesia rentan akan bencana alam -3
  -3
Competitif Advantage (CA)  
Telekomunikasi adalah salah satu yang kuat menghadapi krisis -2
Potensi kenaikan jumlah pelanggan setiap tahun -1
Setiap operator selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan -3
  -2
Untuk mengetahui sumbu x dan y dari matrix SPACE maka perlu dilakukan perhitungan yaitu
Nilai x = CA+IS =-2+3,75=1,75
Nilai y = ES+FS = -3+4=1
maka akan menjadi seperti dibawah:

(1.75, 1)

Dilihat dari matrix diatas maka Telkom berada pada kuaran aggressive dengan kuat secara
finansial yang telah mencapai keunggulan kompetitif utama dalam industri yang tumbuh dan
stabil. Memiliki arti bahwa sebuah organisasi berada dalam posisi yang sangat baik untuk
menggunakan kekuatan internalnya untuk mengambil keuntungan peluang eksternal, mengatasi
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Oleh karena itu, penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi
horizontal, diversifikasi, atau kombinasi strategi semua layak, tergantung pada keadaan khusus
yang dihadapi perusahaan.
5. IE Matrix
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi utama: skor bobot total IFE pada sumbu x dan
skor bobot total EFE pada sumbu y. Total skor tertimbang yang diperoleh dari divisi
memungkinkan pembangunan Matriks IE tingkat perusahaan. Pada sumbu x atau sumbu y dari
Matriks IE, skor bobot total IFE 1,0 hingga 1,99 mewakili posisi internal yang lemah, skor 2,0
hingga 2,99 dianggap rata-rata, dan skor 3,0 hingga 4,0 dianggap kuat.
Tabel dibawah ini menunjukan matrix IE dari provider Telkomsel.
Internal Bobot Rating Skor
Telkomsel merupakan operator nirkabel terbesar di
Indonesia 0.1 3 0.3
Basis pelanggan yang lebih besar dan loyal 0.24 4 0.96
Strength Pelopor layanan digital di Indonesia 0.1 2 0.2
Jaringan dan infrastruktur yang besar dan tersebar
luas di seluruh Indonesia 0.14 4 0.56
Pertumbuhan basis pelanggan yang rendah 0.13 3 0.39
Ketidakmampuan untuk memonetisasi bisnis digital 0.17 3 0.51
Kekurangan kemampuan baru untuk mendukung
Weakness
transformasi proses bisnis 0.09 2 0.18
Jumlah pekerjanya terlampau besar sehingga kurang
efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji
pegawainya. 0.03 2 0.06
    1.00 Skor Total 3.16
Eksternal   Bobot Rating Skor

Opportunities Industri telekomunikasi Indonesia adalah salah satu


yang paling cepat berkembang di dunia 0.2 4 0.8
Terdapat banyak startup dengan tingkat unicorn di
 
Indonesia 0.09 1 0.09
Adanya UU No. 11/2008 terkait dengan transaksi dan
  informasi secara elektronik dapat meningkatkan
inovasi di sektor pembayaran digital
0.16 3 0.48

  Adanya pergeseran sistem pembelajaran


ke pembelajaran elektronik 0.18 3 0.54
Kondisi persaingan menjadi semakin ketat,
Threats para operator bertarung untuk mendapatkan
pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil. 0.13 2 0.26

  Beragam peraturan dan regulasi dapat membuat


pengambilan keputusan strategis menjadi lamban 0.16 4 0.64
Berkurangnya pemasukan dari fixed telephone karena
  kebanyakan pengguna kini menggunakan
mobilephone. 0.08 2 0.16
    1.00 Skor Total 2.97
Jika dibawa ke dalam matrix IE maka akan menjadi seperti dibawah:

Dari matrix IE diatas dapat dilihat bahwa Telkomsel berada pada blok IV yang
masuk kedalam perusahaan kelas Grow and Build. Strategi yang tepat bagi perusahaan kategori
ini adalah Backward, Forward, atau Horizontal Integration; Market Penetration; Market
Development; serta Product Development.

Anda mungkin juga menyukai