Menyadari arti penting TI, manajemen puncak PT. ASTRA memantapkan diri untuk menerapkan TI, termasuk di unit
bisnisnya yang terkait dengan research and development (R&D). Persoalan muncul terkait dengan teknik pengukuran
kinerja para karyawan di unit R&D. Sebagian manajemen puncak menyarankan penggunaan model konvensional
yang berorientasi pada ukuran keuangan, sedangkan sebagian lainnya menyarankan penggunaan model
kontemporer, yang berawal dari pengukuran non-keuangan dan diakhiri dengan pengukuran keuangan.
Profil Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan
umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, telah dilakukan perubahan nama menjadi PT
Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat,
yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker
ASII. Nilai kapitalisasi pasar Astra pada akhir tahun 2019 adalah sebesar Rp280,3 triliun
2. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perusahaan mencakup :
○ perdagangan umum,
○ perindustrian,
SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI, 2020
○ pertambangan,
○ pengangkutan,
○ pertanian,
○ pembangunan,
○ jasa dan konsultasi.
3. Segmen Usaha
Pada tahun 2019, Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang
berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari:
● Otomotif.
● Jasa Keuangan.
● Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi.
● Agribisnis.
● Infrastruktur dan Logistik.
● Teknologi Informasi.
● Properti.
Berilah uraian terkait dengan penerapan TI di Astra. Direkomendasikan untuk menyajikan dalam bentuk video baik
di Astra maupun di industri sejenis di entitas lain
PT Astra Internasional telah menerapkan SAP pada kegiatan bisnis yang dilakukan. PT Astra International mempunyai
kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang berjumlah melebihi 235 kantor cabang. PT Astra
International biasa menyebut modul - modul tersebut sebagai Human Resource, Finance, Service, Finished Unit,
Spare Part dan CRM.
PT Astra International mempunyai banyak kantor cabang yang memiliki persamaan dan perbedaan bisnis
proses sehingga settingnya pun berbeda - beda pada Sistem SAP yang mereka terapkan. Kantor cabang yang dikelola
memiliki jenis yang berbeda-beda yaitu 4 wheelers (Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, Peugeot, BMW), 2 wheelers
(Honda), Tentu saja antara kantor cabang yang satu dengan yang lain memiliki kebutuhan informasi dan
peraturan-peraturan yang berbeda-beda, dan akan mempengaruhi pengaturan pada menu SAP yang ada.
Di setiap kantor cabang yang ada pasti memiliki pengaturan berbeda. Pengaturan dilakukan tidak hanya
bersifat setting standard SAP saja, tetapi sudah merupakan setting dari PT Astra International. Maka dari itu, proses
bisnis yang terjadi pada PT Astra International harus diketahui secara jelas dan lengkap terlebih dahulu, sehingga
proses pencarian kesalahan (dalam bentuk tidak konsisten) dan melakukan pembetulan bisa dilakukan dengan baik
dan benar.
PT Astra Honda Motor merupakan salah satu contoh anak perusahaan yang telah memanfaatkan internetworking
dalam sistem informasi. AHM sudah menerapkan database oracle dengan sistem terintregasi. Manfaat yang
dirasakan oleh AHM melalui sistem ini dengan mengaplikasikan ERP (enterprise resources planing) adalah, setelah
pertengahan bulan AHM sudah memperoleh informasi dari bagian pemasaran mengenai jumlah motor yang akan
dijual bulan depan. Dengan kondisi seperti ini bagian produksi dapat merencanakan tipe apa saja yang akan di
produksi termask komponen yang akan dibutuhkan. Dalam mengaplikasikan ERP, AHM menggunakan email sebagai
media untuk mengetahui informasi yang diberikan oleh bagian pemasaran karena lokasi pabrik berada di cikarang
dan bagian pemasaran AHM berada di Jakarta. Ini merupakan bagian dari enterprise collaborative system. Dalam
hubungan AHM dengan vendor ternyata masih ada yang dilakukan tanpa online. Dokumen pemesanan (purchasing
order/PO) diberikan setiap kali vendor mengirimkan komponen ke pabrik.
Melalui sistem terintegrasi yang digunakan, dalam hal ini menggunakan ERP, pada setiap periode AHM akan
memperoleh informasi dari divisi Keuangan, Operasi dan Human Resource mengenai aktivitasnya masing-masing.
Sebagai contoh, divisi operasi menyajikan informasi mengenai produksi jumlah motor yang akan dijual untuk satu
bulan kedepan. Dengan demikian, bagian produksi dapat merencanakan tipe apa saja yang akan diproduksi dan juga
jumlah komponen yang dibutuhkan. Selanjutnya, informasi tersebut disampaikan kepada perusahaan pemasok
komponen mengenai kebutuhan tersebut. Selanjutnya pada divisi keuangan menyajikan anggaran biaya yang
dibutuhkan. Sedangkan untuk divisi HR menyiapkan kebutuhan tenaga kerja. Semua informasi tersebut
diintegrasikan dalam satu database, sehingga setiap divisi dapat menghasilkan informasi yang real time.Sistem akan
langsung menghitung jumlah suku cadang komponen yang telah digunakan. Secara otomatis, persediaan suku
cadang komponen langsung dihitung. Untuk selanjutnya, sistem akan memberitahu kebutuhan persediaan baru
untuk pemesanan. Aplikasi ERP tersebut mendukung sistem Just in Time (JIT) yang diterapkan oleh perusahaan.
Melalui ERP informasi kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan dalam JIT akan bergulir cepat, sebab sistem
menghadirkan otomatisasi dan integrasi pada sistem bisnis yang akan diolah melalui software secara online.
Dalam hal Transformasi Digital, PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk menerapkan tiga jenis pendekatan yang dilakukan
secara bertahap, yaitu Defend – Extend – Transform. Tujuan akhir dari pendekatan ini adalah untuk menciptakan
sebuah ekosistem milik Astra yang dapat memperkuat jaringan usahanya. Strategi Defend, dimana Astra mulai
membangun landasan digital yang dapat memperkuat pangsa pasar saat ini. Selanjutnya, Astra akan menggunakan
strategi Extend dengan tujuan mengembangkan ekosistem digital perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, Astra
dengan giat membangun kapabilitas digital yang baru berbasis teknologi, misalnya blockchain dan advanced
analytics. Pada tahap Transform, Astra akan menggarap bisnis digital yang baru dan juga membentuk ekosistem
digital yang berkelanjutan, Selain itu astra juga menerapkan teknologi yang kami sebut ABCDS yang berperan dalam
kemajuan bisnis Grup. Teknologi tersebut adalah:
1. Artificial Intelligence; sebuah simulasi mesin yang menirukan intelijensia manusia. Teknologi ini membantu
melayani pelanggan dalam mencari produk atau jasa.
2. Blockchain; Teknologi ini akan mengubah cara kita menyimpan data dengan konsep distributed ledger
dimana akan membantu mengurangi proses manual dan meningkatkan data security.
3. Cloud Computing; sebuah praktik dalam menggunakan remote network untuk menyimpan dan mengelola
data tanpa harus bergantung kepada local I T infrastructure y ang mungkin terbatas.
4. Data Analytics; analisis data digunakan untuk menggali informasi dan memberikan data yang membantu
pengambilan kesimpulan.
5. Security; keamanan merupakan hal yang krusial dalam teknologi yang semakin terbuka. Perlindungan
terhadap data konsumen adalah prioritas bagi Grup.
Jelaskan advantages vs disadvantages penggunaan model penilaian kinerja yang diusulkan (Conventional vs.
Contemporer).
Menurut kelompok kami, berikut adalah kekurangan dan kelebihan masing-masing strategi penilaian kinerja :
Conventional Contemporer
Advantage ● Dalam pengukuran kinerja konvensional ● Mencakup perspektif yang luas, tidak
basis yang digunakan adalah ukuran hanya keuangan tetapi juga
keuangan, sehingga lebih mudah pertumbuhan dan keberlangsungan
dilakukan perusahaan
● Dapat mengarahkan perusahaan dalam
mencapai tujuan jangka panjang
Disadvantage ● Kinerja terkait dengan pelayanan, ● Membutuhkan proses yang lama karena
komitmen personal, kedekatan dengan banyak aspek yang harus diukur, tidak
mitra, dan hal lain terkait dengan hanya aspek non keuangan tetapi juga
hubungan dan personal sulit diukur keuangan
● Tidak dapat mengukur aset intangible
(tidak berwujud) dan harta intelektual
perusahaan (SDM)
● Adanya kemungkinan manipulasi data
karena kinerja hanya dilihat dari aspek
keuangan saja
Jika harus memilih atau mengajukan solusi alternatif, model manakah yang lebih layak untuk diterapkan dalam
kasus ini? Ajukan argumen yang mendukung.
Model yang lebih layak diterapkan untuk kasus ini adalah model kontemporer karena manajemen konvensional
menilai kinerja pegawai hanya berorientasi pada ukuran keuangan. Dalam mengukur kinerja secara konvensional
terlihat lebih mudah karena pengukuran hanya didasarkan pada hal yang berkaitan dengan keuangan, sedangkan
apabila ingin menilai kinerja pegawai tidak cukup jika hanya dilihat dengan ukuran keuangan saja. Sebab apabila
berorientasi pada ukuran keuangan tidak dapat menilai dan menggambarkan hal-hal yang menjadi sebab dari
perubahan kekayaan tersebut, dan cenderung hanya mengarahkan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
jangka pendek. Sedangkan definisi kinerja sendiri merupakan prestasi yang ada dalam diri tiap individu anggota
organisasi untuk menjalankan berbagai kegiatan manajerial seperti investigasi, perencanaan, pengorganisasian,
mengevaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan (menurut Mahoney dalam Supomo dan
Indriantoro, 1998). Penggunaan metode kontemporer yang menilai kinerja dari sisi pengukuran non keuangan dan
dilanjutkan dengan pengukuran, maka dari data yang diperoleh akan diserahkan kepada pihak manajemen dan dapat
Mengacu pada opsi yang kelompok Anda, rekomendasikan strategi disertai 3 langkah taktis agar proses
pengukuran dapat berlangsung optimal.
Strategi yang kami rekomendasikan agar proses pengukuran dapat berlangsung optimal yakni dengan menerapkan
Sistem Manajemen Kinerja, dengan membuat portal Performance Appraisal, berikut 3 langkah taktis nya :
A. Menyusun dan monitoring pelaksanaan Individual Performance Plan (IPP)
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan indikator dan dasar penilaian kinerja secara jelas.
Quantity of work, Quality of work, Job Knowledge, Creativeness, Cooperative, Dependability,
Initiative, Personal Qualities.
1. Quantity of work, yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
2. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan
kesiapannya.
3. Job Knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
4. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul
5. Cooperative, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi)
6. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja
7. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung
jawabnya
8. Personal Qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas
pribadi
B. Mengevaluasi kinerja dengan memberikan karyawan gambaran dan feedback atas pekerjaan
yang sudah ia kerjakan
Menilai perkembangan skill, prestasi-prestasi yang dicapai, inovasi dan ide yang dihasilkan oleh
karyawan dalam bentuk rapot kinerja sebagai landasan pemberian reward and punishment.
Pelaporan secara formal dalam bentuk rapor kinerja ini akan memberikan gambaran kepada penerima
informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai karyawan dalam organisasi. Informasi capaian
kinerja dapat dijadikan :
1. Sebagai pertanggungjawaban atas hasil yang dicapai, proses yang dilakukan dan sumber daya yang
telah dipercayakan untuk dikelola. Hasil pengukuran terhadap pencapaian kinerja dijadikan dasar
bagi manajemen atau pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Bisa
dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi.
2. Sebagai umpan balik. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat
bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai organisasi.
C. Melakukan penilaian setiap 2 bulan sekali
Hal ini bertujuan agar karyawan mengetahui kelebihan dan kekurangannya sebagai landasan
pengembangan kompetensi karyawan
Mengakses website :
https://media.neliti.com/media/publications/220935-analisis-pengukuran-kinerja-secara-konve.pdf diakses pada 24
November 2020 pukul 06.10
Mengakses website :
https://docplayer.info/58484750-Pengujian-setting-dan-testing-transaksi-erp-berbasis-sap-pada-pt-astra-internation
al.html pada 24 November 2020 pukul 15.12
Mengakses website :
https://www.kajianpustaka.com/2020/02/pengukuran-kinerja-pengertian-tujuan-syarat-model-dan-proses.html
pada 13 November 2020 pukul 17.00
Mutia, Nila. 2009. Tesis: Usulan Rancangan Indikator Pengukuran Kinerja Service Scorecard untuk Kualitas Jasa
pada Diklat Pelayaran. Jakarta: Universitas Indonesia.