Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS KRITIS ATAS

LAPORAN KEUANGAN
KELOMPOK 6:
M.FARHAN ADIYATMA
(1701103010038)
RAJULUT TAQWA
(1701103010040)
SATRIA ERLANGGA
(1701103010077)

PT Astra International Tbk


Jakarta
Bab 1
Profil Perusahaan
1. SEJARAH PERSEROAN
PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah
perusahaan perdagangan umum dengan nama PT. Astra International Incorporation
(AII) oleh Bapak Drs. Tjia Kian Tie, Bapak William Soerdjaya (Tjia Kian Liong),
dan Bapak E. Harman (Liem Peng Hong). Pada mulanya perusahaan ini bergerak di
bidang perdagangan umum, mulai dari menjual soft drink, merek Prem Club dan juga
ekspor-impor hasil bum. Pada tahun 1990, telah dilakukan perubahan nama menjadi
PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham
Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan
di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker ASII. Nilai kapitalisasi pasar
Astra pada akhir tahun 2018 adalah sebesar Rp333,0 triliun.
Sesuai anggaran dasar Perseroan, kegiatan usaha yang dapat dijalankan oleh
Perusahaan mencakup perdagangan umum, perindustrian, pertambangan,
pengangkutan, pertanian, pembangunan, jasa dan konsultasi. Hingga tahun 2018,
Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang
berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari:
 Otomotif.
 Jasa Keuangan.
 Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi.
 Agribisnis.
 Infrastruktur dan Logistik.
 Teknologi Informasi.
 Properti.
 Dengan bisnis yang beragam, Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan
bangsa melalui produk dan layanan yang dihasilkan. Dalam keseharian hidup,
masyarakat Indonesia menggunakan sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer,
hingga layanan pembiayaan, perbankan dan asuransi milik Astra. Pelaku bisnis
bermitra dengan Astra memanfaatkan berbagai kendaraan komersial, alat berat,
layanan logistik, sistem teknologi informasi dan jasa pertambangan dari Astra.
Berbagai produk yang dihasilkan, antara lain minyak kelapa sawit, batu bara dan
kendaraan bermotor, senantiasa diekspor sehingga Astra dapat berkontribusi dalam
menyumbangkan devisa bagi negara.

 Pada akhir tahun 2018, kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia
dikelola melalui 229 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosiasi, dengan
didukung oleh 224.488 karyawan. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional
saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat melalui penawaran rangkaian
produk dan layanan berkualitas, dengan memperhatikan pelaksanaan tata kelola
perusahaan dan tata kelola lingkungan yang baik.

 Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang


berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang
berimbang pada aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui program
tanggung jawab sosial yang berkelanjutan di bidang pendidikan, lingkungan,
pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) serta kesehatan.
2. USAHA PERSEROAN DAN PROSPEKNYA

Umum
 PT Astra International Tbk (Astra) merupakan salah satu konglomerat terdiversifikasi terbesar
di Indonesia. Perusahaan induk investasi ini sering dianggap sebagai barometer perekonomian
Indonesia karena kehadirannya di berbagai sektor (otomotif, agribisnis, alat berat,
pertambangan, energi, jasa keuangan, teknologi informasi, dan infrastruktur & Logistik).

 Ruang lingkup PT Astra International


perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan,pertanian, pembanguna
n dan jasa konsultasi.Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan p
enyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyertaan alatalat ber
at, pertambangan dan jasa terkait, pengebangan dan jasaterkait pengembangan perkebunan.

 Produksi
Perusahaan ini merupakan grup otomotif terbesar di Asia Tenggara dan menyediakan
berbagai produk mobil dan sepeda motor, meskipun dalam beberapa tahun terakhir ini telah
mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada industri otomotif dengan melakukan ekspansi
ke sektor lain untuk menumbuhkan aliran pendapatan lainnya.
 Dalam industri otomotif, bisnis inti Astra International, perusahaan ini menguasai
pangsa pasar domestik antara 50 dan 60 persen. Melalui badan hukum yang
dikendalikan bersama (jointly-controlled entity) dengan Toyota Motor
Corporation, Astra memegang hak eksklusif untuk menjual kendaraan Toyota di
pasar Indonesia. Merek Toyota ini menjadi pemimpin dominan di pasar mobil
grosir di Indonesia. Astra juga bekerjasama dengan Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel,
Peugeot, mobil BMW, dan sepeda motor Honda.

 Selain produksi dan distribusi lini mobil, Astra menawarkan layanan konsultasi
untuk pembelian mobil baru, serta asuransi dan layanan pembiayaan untuk
mendukung penjualan otomotif, sepeda motor dan alat berat. Untuk pertambangan,
perkebunan, konstruksi dan kehutanan, Astra menjual alat berat, suku cadang
terkait dan memberikan layanan purna jual.

 Sektor lain yang mulai digeluti Astra (melalui anak perusahaannya)


adalah pertambangan batu bara, agribisnis (minyak sawit), teknologi informasi,
infrastruktur (jalan tol, penyediaan air di Jakarta dan terminal penimbunan minyak
di Gresik), serta layanan solusi TI.
Pemasaran

Strategi pemasaran PT. Astra InternationalTbk:


1. Menerapkan strategi CRM (Customer Relationship
Management)
Faktor Penentu Keberhasilan
ketersediaan peralatan ( tlpn dan lain lain)
memiliki banyak tenaga ahli dibidangnya
pelayanan pelanggan

Aktifitas Yang dilakukan


Follow up 1 yaitu melakukan pendekatan melalui telepon
terhadap pelangganyang akan melakukan pembelian pada
showroom.
Apabila telah terjadi pembelian mobil, maka 3 hari setelah
pengiriman mobilpelanggan akan dihubungi melalui
telepon oleh Auto 2000 TSOkertajaya, untuk
menanyakan dan memastikan kembali apakah mobil telah
sampai kepada pelanggan dan kondisi kendaraan baik.
 Follow up 2 yaitu mengingatkan pelanggan untuk melakukan service perawatan
pertama yang dilakukan satu bulan setelah mobil dikirim kepada pelanggan atau
mobil telah mencapai 1000km.Dan kegiatan tersebut akan dilakukan hingga
service berkala 5000km, 10000km, 20000km, dst.

 Follow up 3 yaitu kegiatan yang dilakukan melalui telepon kepada pelanggan yang
telah melakukan service mobil pada Auto 2000 TSO kertajaya untuk memastikan
bahwa kendaraan yang telah di service 3 hari yang lalu telah kembali dalam
kondisi yang baik, apabila masih terdapat masalah pada kendaraan maka
pelanggan dapat kembali ke bengkel untuk perbaikan ulang.
Output : Mempertahankan pelanggan dan menetapkan loyalitas
pelanggan
Outcame : Profit, baik financial maupun non financial, loyalitas
pelanggan
Impact : Image terhadap perusahaan akan meningkat sehingga akan
Menjadi Dealer Otomotif yang terbaik di Indonesia
2. Memperkuat pelayanan dengan menambah jaringan atau network distribusi yang luas.
Faktor Penentu Keberhasilan
Kemudahan pelayanan
Networking
Aktifitas Yang dilakukan
bekerjasama dengan anggota leasing Astra yaitu Astra kredit Company dan Toyota Astra
Finance Service menyediakan program kredit yang dapat disesuaikan dengan keinginan dan
kebutuhan pelanggan.
bekerjasama dengan mobil 88 memberikan kemudahan dengan layanan Trade In (tukar
tambah). Mobil 88 akan melakukan appraisal (menghitung harga kendaraan) dan memberikan
harga yang kompetitif bagi pelanggan sehingga pelanggan tidek repot lagi untuk menjual
kendaraannya.
Memperkuat layanan aftersales
Membuka outlet diberbagai tempat
Output : mempermudah pelanggan untuk membeli dan menjual kendaraan
Outcame : Profit, baik financial maupun non financial, dapat memperlebar sayap
perusahaan
Impact : Kepuasan pelanggan dan kesetiaan para konsumen AUTO 2000
Riset dan Pengembangan

 Dengan komitmen pada kepuasan dan keamanan konsumen, Astra memantau dan
mengevaluasi perkembangan teknologi serta input konsumen secara berkelanjutan
sehingga terus bergulir berbagai pembaharuan dan perbaikan pada produk-produk
Astra dari berbagai lini bisnis kami secara berkesinambungan.

 Astra senantiasa menciptakan dan memproduksi standar produk kendaraan yang


tinggi, ditunjang dengan teknologi terkini untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan.
Dalam aspek keamanan yang menjadi hal terpenting bagi Astra, komitmen tersebut
terlihat pada standar desain dan fitur yang melengkapi produk otomotif salah satu
contohnya PT Astra Daihatsu Motor, yang mengaplikasikan berbagai macam
teknologi seperti SRS Airbag yang membantu melindungi pengendara dari cedera
jika terjadi tabrakan/kecelakaan.

 Kemajuan teknologi juga diaplikasikan pada proses pengembangan produk yang


lebih ramah lingkungan, melalui peluncuran produk Komatsu Excavator Hybrid
HB205-1 yang telah diperkenalkan oleh anak perusahaan Astra yaitu PT United
Tractors Tbk. Salah satu keunggulan produk Excavator Hybrid HB205-1 adalah
rendahnya konsumsi bahan bakar dan emisi CO2 yang dihasilkan, dapat mereduksi
sebanyak 10 kg CO2 selama masa operasional 1 jam untuk tiap unit, maka jika
seluruh excavator Komatsu kelas 20 Ton dengan tipe HB205-1, maka dampak yang
dihasilkan akan setara dengan menanam pohon sebanyak 2.192.000 pohon.
Astra memiliki pusat pembelajaran yang dikenal dengan nama Astra
Management Development Institute (AMDI). Adapun beberapa program
pengembangan kompetensi sebagai berikut:

Astra Leadership Development Programs (oleh AMDI)


Menyelenggarakan program pengingkatan kompetensi mulai dari Astra Basic
Management Program (ABMP), Astra Firstline Management Program (AFMP),
Astra Middle Management Program (AMMP), Astra Senior Management
Program (AsrMP), Astra General Management Program (AGMP), Astra
Executive Program (AEP) dan Astra Advance Executive Program (AAEP).

Integrated Talent Development (ITD)


Sebuah pola pengembangan SDM yang terintegrasi bagi karyawan Astra
khususnya para talenta dengan mengkombinasikan unsur pelatihan (training),
coaching/ mentoring dan job assignment/rotasi.

Expert Management & Development Pengembangan SDM Astra untuk


para specialist yang dikembangkan pada area-area tertentu yang telah
disepakati bersama.
Industrial Relation Development Program
Sebuah program pengembangan SDM dalam bidang hubungan industrial
(IR) yang terintegrasi dan komprehensif. Program-program tersebut
antara lain IR Talent Development Program, IR Clinic, IR Strategy
Enhancement dan IR Certification.

Industrial Relation Update


Sebuah mekanisme yang terstruktur untuk memberikan update kondisi
ketenagakerjaan terkini. Forum-forum yang dipergunakan antara lain IR
Executive forum, IR Society Forum dan IR Branch Forum.
Karyawan

Astra berhasil tumbuh menjadi satu grup perusahaan terkemuka di Indonesia. Astra selalu
percaya bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling berharga bagi
perusahaan. Sebuah keberlanjutan tidak akan bisa berjalan jika tidak ada andil dari sumber
daya manusia. Untuk itu, kami senantiasa berusaha menciptakan kondisi dan pengalaman
bekerja terbaik untuk seluruh karyawan. Pada akhir tahun 2018, kegiatan operasional bisnis
yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui 229 anak perusahaan, ventura bersama
dan entitas asosiasi, dengan didukung oleh didukung oleh 226.504 karyawan, berdasarkan
data September 2019. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, besarnya
jumlah karyawan tersebut menunjukkan bahwa Astra merupakan salah satu perusahaan
nasional terbesar yang telah ikut membangun perekonomian bangsa dengan terus
menciptakan lapangan pekerjaan. Astra menyadari bahwa karyawan adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari keberlanjutan bisnis.
Prospek
 Astra International kemungkinan akan mempertahankan posisinya sebagai perusahaan papan
atas Indonesia di masa mendatang. Dengan memperluas usaha terversifikasinya, perusahaan
ini hadir di hampir setiap sektor utama perekonomian Indonesia sehingga tidak banyak
bergantung pada volatilitas salah satu sektor tertentu seperti kebanyakan perusahaan
Indonesia lainnya. Bisnis otomotif masih menjadi bisnis inti Astra meskipun sudah banyak
mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada penjualan mobil. Pada awal 2000-an, sekitar
80 persen dari pendapatan Astra berasal dari bisnis otomotif namun saat ini angka ini
menurun menjadi 50 persen. Perubahan haluan ini dilakukan secara sengaja karena prospek
industri mobil semakin terpukul oleh kebijakan pemerintah.

 Pemerintah berusaha memangkas subsidi bahan bakar yang cukup besar, menaikkan pajak
untuk pemilikan lebih dari satu mobil dan membatasi pinjaman yang berlebihan untuk
pembelian kendaraan (dengan menetapkan pembayaran uang muka lebih tinggi untuk
pembelian mobil). Hal ini dapat menyebabkan keuntungan dari industri otomotif menjadi
berkurang di masa depan. Di sisi lain, rendahnya rasio mobil per kapita saat ini di Indonesia
ditambah dengan meningkatnya daya beli membuat penjualan mobil masih menjanjikan.

 Grup Astra secara finansial cukup sehat dan memiliki eksistensi yang kuat di banyak pasar.
Dengan demikian, perusahaan punya posisi yang tepat untuk memperoleh manfaat dari
pertumbuhan ekonomi Indonesia, sumber daya alam dan pembangunan infrastruktur.
Bab II
Situasi Ekonomi
1. SITUASI INDUSTRI PT ASTRA INTERNATIONAL TBK
Dalam dekade terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup
pesat. Dengan penduduk hampir mencapai 269 juta merupakan pasar yang amat
besardengan daya beli yang terus meningkat. Konsumsi pemakaian produk PT Astra
International Tbk diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan perkembangan mode.

2. SITUASI EKONOMI NASIONAL


Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 terus mengalami perlambatan .
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II 2019 hanya
5,05 persen secara tahunan atau melambat dibandingkan periode yang sama tahun
lalu 5,27 persen. PDB kuartal II 2019 tercatat Rp 3.963 Triliun.

3. SITUASI EKONOMI INTERNASIONAL


Perkembangan ekonomi global belum menunjukkan perbaikan. Yang ada
justru perlambatan di tengah terjangan perang dagang antara AS dan Cina.
Berlanjutnya ketegangan hubungan dagang dan sejumlah risiko geopolitik
makin menekan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia.
Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh melambat akibat menurunnya
ekspor dan juga investasi nonr esidensial. Pertumbuhan ekonomi Eropa,
Jepang, Tiongkok dan India juga lebih rendah dipengaruhi penurunan kinerja
sektor eksternal serta permintaan domestik.
Bab III
Reability
 Laporan keuangan PT Astra International Tbk pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2018, telah diaudit dan dipublikasikan. Laporan keuangan
tersebut di audit oleh Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan
Rekan dengan opini “wajar tanpa pengecualian’’.

Adapun tujuan laporan keuangan tersebut disusun adalah menilai segi


financial perusahaan, terutama analisis tentang arus dana. Dengan
demikian, dapat diambil kesimpulan apakah perusahaan layak untuk
diberikan kredit atau tidak.
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
UMUM
 Periode 31 Desember 2018, perseroan memiliki aset Rp
83.544.000.000.000 , terjadi pertumbuhan sebesar 7,12 % dibandingkan
tahun 2017. Perubahan posisi aset tersebut akibat perubahan pada aktiva
lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain yang relatif konservatif.
 Pada sisi pasiva terjadi kenaikan sebesar 7,12% akibat perubahaan posisi
kewajiban dan modal. Posisi kewajiban lancar mengalami penurunan
sebesar 3,98% atau senilai Rp 787.000.000.000. Perubahan posisi liabilitas
jangka pendek yang cukup besar terjadi pada pos pinjaman jangka pendek,
dimana perusahaan melunasi sebagian pinjaman jangka pendek ( terjadi
penurunan sebesar 2.041.000.000.000 atau 21,59%). Pada sisi ekuitas
terjadi perubahan saldo laba yang belum dicadangkan
Rp5.997.000.000.000 atau 12,39%.

1. ANALISIS KOMPARATIF
 Per 31 Desember 2018, perseroan memiliki aset Rp 83.544.000.000.000
terjadi pertumbuhan 7,12% dibanding tahun 2017. Perubahan posisi aset
tersebut akibat perubahan pada aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-
lain yang relatif konservatif.
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
1. ANALISIS KOMPARATIF (sambungan)
 Perubahan posisi yang cukup besar terjadi pada pos piutang lain-lain
setelah dikurangi penyisihan untuk pihak ketiga, yaitu 83,33% (tumbuh
sebesar 44.194.000.000.000). Sedangkan pada sisi aktiva tetap dan aktiva
lain-lain terdapat kenaikan 6,42%.
 Pada sisi pasiva terjadi kenaikan sebesar 7,12% akibat perubahaan posisi
kewajiban dan modal. Posisi kewajiban lancar mengalami penurunan
sebesar 3,98% atau senilai Rp 787.000.000.000. Perubahan posisi liabilitas
jangka pendek yang cukup besar terjadi pada pos pinjaman jangka pendek,
dimana perusahaan melunasi sebagian pinjaman jangka pendek ( terjadi
penurunan sebesar 2.041.000.000.000 atau 21,59%). Pada sisi ekuitas
terjadi perubahan saldo laba yang belum dicadangkan
Rp5.997.000.000.000 atau 12,39%.
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
1. ANALISIS KOMPARATIF (sambungan)
 Perubahan posisi yang cukup besar terjadi pada pos piutang lain-lain
setelah dikurangi penyisihan untuk pihak ketiga, yaitu 83,33% (tumbuh
sebesar 44.194.000.000.000). Sedangkan pada sisi aktiva tetap dan aktiva
lain-lain terdapat kenaikan 6,42%.
 Pada sisi pasiva terjadi kenaikan sebesar 7,12% akibat perubahaan posisi
kewajiban dan modal. Posisi kewajiban lancar mengalami penurunan
sebesar 3,98% atau senilai Rp 787.000.000.000. Perubahan posisi liabilitas
jangka pendek yang cukup besar terjadi pada pos pinjaman jangka pendek,
dimana perusahaan melunasi sebagian pinjaman jangka pendek ( terjadi
penurunan sebesar 2.041.000.000.000 atau 21,59%). Pada sisi ekuitas
terjadi perubahan saldo laba yang belum dicadangkan
Rp5.997.000.000.000 atau 12,39%.
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
1. ANALISIS KOMPARATIF (sambungan)

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk


PERTUMBUHAN
2017 - 2018

Aktiva Lancar 1.10


Aktiva Tetap 1.06
Total Aktiva 1.07
Kewajiban Lancar 0.96
Kewajiban Jangka Panjang 1.05
Total Kewajiban 0.98
Total Ekuitas 1.11
Total Pasiva 1.07
Penjualan Bersih 1.11
HPP 1.11
Laba Kotor 1.10
Jumlah Beban Usaha 1.07
Pendapatan Lain-lain 0.98
Laba Sebelum Pajak 0.99
Laba Bersih 1.04
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
2. ANALISIS COMMON SIZE
 analisis bentuk awam berdasarkan nilai aktiva menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar19,97% pada tahun 2017 dan
20,49% pada tahun 2018. Komposisi aktiva lancar tersebut sebagian besar
terdiri dari persediaan, yaitu pada 2017sebesar 7,93% dan pada tahun 2018
sebesar 7, 21%. Pada posisi aktiva jangka panjang komposisi terbesar pada
investasi pada entitas anak, ventura bersama entitas asosiasi sebesar
51,94% pada 2017 dan 56,74% pada 2018.
 Pada analisis laporan bentuk awam berdasarkan nilai pasiva menunjukkan
bahwa kurang lebih 28,33% dari pasiva perusahaan bersumber dari utang.
Komposisi tersebut bagian terbesar adalah pinjaman jangka pendek ,
sebesar kurang lebih 8,87% dari pasiva.
 Total ekuitas menunjukkan modal saham sebesar kurang lebih 2,42%,
tambahan modal disetor sebesar 1,32%, laba ditahan sebesar 65,61% yang
terdiri atas saldo laba (dicadangkan) sebesar 0,51% dan saldo laba (belum
dicadangkan 65,10%, serta komponen ekuitas lainnya sebesar 2,32%.
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
2. ANALISIS COMMON SIZE (sambungan)
 Berdasarkan analisis tersebut terjadi penurunan laba bersih dari 36,43%
pada tahun 2017 menjadi 34,14% pada tahun 2018, keadaan itu karena oleh
penjualan padatahun 2018 lebih tinggi daripada tahun 2017.
 Komposisi aktiva yang sebagian besar terdiri dari investasi pada entitas
anak dan persediaan karena perusahaan bergerak di bidang dagang.

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk.


NERACA COMMON SIZE ( AKTIVA)
PER 31 DESEMBER 2018

Tahun 2017 19.97 80.03

Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Tahun 2018 20.49 79.51

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00


Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
2. ANALISIS COMMON SIZE (sambungan)

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk.


NERACA COMMON SIZE ( LIABILITAS & EKUITAS
PER 31 DESEMBER 2018

25.38 5.71 68.91


Tahun 2017

Kewajiban Lancar
Kewajiban Jk. Panjang
Ekuitas

23.25 5.58 71.67


Tahun 2018

0 20 40 60 80 100 120
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
2. ANALISIS COMMON SIZE (sambungan)

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk.


LAPORAN LABA RUGI COMMON SIZE
PER 31 DESEMBER 2018

Tahun 2018

100 90.41 9.599.4315.62 34.65 34.14 Penjualan Bersih

HPP

Laba Kotor

Jumlah Beban Usaha

Jumlah Pendapatan Lain - lain

Laba Sebelum Pajak

Laba Bersih

Tahun 2017

100.00 90.34 9.669.75 17.74 37.16 36.43


Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
3. ANALISIS INDEKS BERSERI
 Dari analisis indeks berseri berdasarkan tahun dasar 2017, posisi aktiva
mengalami peningkatan 7,12%, peningkatan tersebut terjadi pada total
aktiva lancar sebesar 10% dan terjadi peningkatan pada total aktiva tetap
6%
 Peningkatan aktiva lancar terjadi pada kas sebesar 19%, piutang usaha
setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar nihil pihak berelasi
28%, piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang rahu-ragu sebesar
nihil pihak ketiga19%, piutang lain-lain setelah dikurangi penyisihan
pihak berelasi 14%, piutang lain-lain setelah dikurangi penyisihan pihak
ketiga 83%, pajak dibayar dimuka 19%, dan pembayaran dimuka lainnya
mengalami penurunan 40%.
 Terjadi peningkatan aktiva tetap 6%
 Terjadi penurunan laba bersih sebesar 0,15% akibat peningkatan dari beban
usaha
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk.


NERACA INDEKS BERSERI DAN TREN
PER 31 DESEMBER 2018

Tahun Dasar 2017 = 100%


0 20 40 60 80 100 120 140

Aktiva Lancar 110


120

Aktiva Tetap 106


113

Total Aktiva 107


114

96 Tahun 2018
Kewajiban Lancar
92 Tahun 2019

Kewajiban Jk. Panjang 105


109

Total Kewajiban 98
95

Total Ekuitas 111


123

Total pasiva 107


114
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk.


NERACA INDEKS BERSERI DAN TREN
PER 31 DESEMBER 2018

108
Laba Bersih
104

107
Laba Sebelum Pajak 103

95
Pendapatan Lain - lain 98

115
Jumlah Beban Usaha 107
Tahun 2019
120 Tahun 2018
Laba Kotor 110

122
HPP 111

122
Penjualan Bersih 111

0 20 40 60 80 100 120 140


Tahun Dasar 2017 = 100%
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
4. ANALISIS TREN
 Jika pertumbuhan 2018 diasumsikan sama dengan pertumbuhan 2017
maka ditaksir akan mengalami peningkatan aktiva sebesar 7,12% yang
berasal dari peningkatan aktiva lancar yaitu 10% dan peningkatan
aktiva tidak lancar sebesar 7%. Akan terjadi peningkatan pasiva sebar
7% dibnding tahun 2017. peningkatan tersebut berasal dari kewajiban
lancar mengalami penurunan 4% dan
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
4. ANALISIS RASIO
 CURRENT RATIO tahun 2017 adalah 0,79 kali menunjukkan bahwa
perusahaan mungkin mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban
lancarnya atau relatif beresiko, jika perusahaan menjual persediaan akan
menyebabkan kewajiban lancar tidak terbayar.
 CURRENT RATIO tahun 2018 adalah 0,90 kali dan mendekati angka 1
yang menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan melunasi kewajiban
lancar relatif beresiko, jika perusahaan menjual persediaan akan
menyebabkan kewajiban lancar tidak terbayar.
 QUICK RATIO tahun 2017 yang relatif kecil, kurang lebih 47%
menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban lancarnya
dengan aset lancar tanpa menggunakan persediaannya perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki resiko karena tidak dapat
menjual persediaannya secara lebih cepat.
 QUICK RATIO tahun 2018 juga relatif kecil, kurang lebih 58%
menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar kurang lebih setengah
kewajiban lancarnya dari total aset lancar. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki resiko karena tidak dapat menjual persediaannya
secara lebih cepat.
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
4. ANALISIS RASIO (sambungan)
 TOTAL DEBT TO TOTAL ASSET 2017 yaitu 31%. Hal tersebut
menunjukkan 31% dari aset berasal dari utang. Hal ini berarti jumlah aset
perusahaan yang berasal dari utang lebih kecil dibandingkan modal, sehingga
perusahaan mampu membayar utang serta relatif lebih mudah untuk meminta
tambahan kredit untuk pembiayaan.
 TOTAL DEBT TO TOTAL ASSET 2018 yaitu 28%. Hal tersebut
menunjukkan 28% dari aset berasal dari utang. Hal ini menunjukkan komposisi
asetnya sebagian besar bukan diperoleh dari utang.Hal ini, perusahaan mampu
membayar utangnya serta relatif lebih mudah untuk meminta tambahan kredit
untuk pembiayaan.
 TOTAL DEBT TO TOTAL EQUITY 2017 45%, hal tersebut menunjukkan
45% dari total pasiva berasal dari utang. Hal ini menunjukkan jumlah utang
lebih kecil dibandingkan modal, sehingga perusahaan mampu membayar utang
serta relatif lebih mudah untuk meminta tambahan kredit untuk pembiayaan.
 TOTAL DEBT TO TOTAL EQUITY 2018 40%, hal tersebut menunjukkan
40% dari total pasiva berasal dari utang. Hal ini menunjukkan jumlah utang
lebih kecil dibandingkan modal, sehingga perusahaan mampu membayar utang
serta relatif lebih mudah untuk meminta tambahan kredit untuk pembiayaan.
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
4. ANALISIS RASIO (sambungan)

 TOTAL EQUITY TO TOTAL ASSET 2017 adalah 69%, Hal ini


menunjukkan bahwa 69% aset berasal dari modal sendiri , jadi pemilik
modal menginvestasikan 69% aset kas dan non kas kepada perusahaan.

 TOTAL EQUITY TO TOTAL ASSET 2018 adalah 72%, Hal ini


menunjukkan bahwa 72% aset berasal dari modal sendiri , jadi pemilik
modal menginvestasikan % aset kas dan non kas kepada perusahaan.

 GROSS PROFIT MARGIN cendrerung stabil karena hanya mengalami


penurunan sebesar 0.07%, untuk NET PROFIT MARGIN juga mengalami
penurunan sebesar 2.29% , hal ini diakibatkan oleh`peningkatan beban
usaha. Return on networth juga menurun 3,68% hal ini dikarenakan oleh
penurunan laba bersih , sehingga dapat mengurangi pendapatan investasi
Bab IV
Analisis Laporan Keuangan
5. ANALISIS DU PONT
Hasil analisis berdasarkan model analisis DuPont adalah sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan laba setelah pajak akibat peningkatan penjualan.
2. Terjadi peningkatan total aset akibat peningkatan kas dan aset lainnya.
3. Terjadi peningkatan total aset turnover akibat peningkatan aset yang
diikuti peningkatan sales.
4. Terjadi penurunan net profit margin akibat terjadi penigkatan
Penjualan yang cukup tajam
5. Berbagai keadaan tersebut menyebabkan penurunan ROI dari 38%
pada tahun 2017 menjadi 37% pada tahun 2018

6. ANALISIS GROSS PROFIT


Persentase gross profit sebesar 96%, memang mengalami penurunan
tetapi hanya sekitar 0.07% ,jadi bisa dikatakan relatif konstan. Maka
hal ini menunjukkan bahawa PT Astra International Tbk berusaha
mempertahankan variabel cost nya agar tidak berubah besar.
KESIMPULAN
• Berdasarkan hasil analisis secara
keseluruhan efisiensi dari perusahaan PT
ASTRA INTERNATIONAL Tbk. Mengalami
penurunan hal ini disebabkan oleh
penurunan pada laba bersih meskipun
penjualan bersih tinggi tetapi tidak sebanding
dengan peningkatan beban pada penjualan.

Anda mungkin juga menyukai