Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

KOSMETIKA HERBAL DAN AROMATERAPI


PERKEMBANGAN AROMATERAPI DI DUNIA (BARAT DAN TIMUR)

Oleh:
KELOMPOK I/ A3D FARMASI KLINIS

Ngurah Putra Pastiya (18021106)


Ketut Mery Virgoyani (18021107)
Kadek Yuni Artini (18021108)
Kadek Tiffanie Laksmi Arasta P (18021109)
Ni Putu Sunariningsih (18021110)
I Putu Hendra JuliArtawan (18021111)
Ni KadekWahyuning Kristina Dewi Andika (18021112)
Dewa GedeAgungYogastha M.Y (18021113)
Ni Made Swariyani (18021114)
Ni PutuIntanSarasmitha dewi (18021115)
Alma LystiaSavitriMahayasa (18021116)
Made FloretaAsriSanjiwati (18021117)
Ni Kadek Indira Indrayani (18021118)
PutuSanithaJayanti (18021119)
WianggaAlmatinFauzi (18021120)
I Dewa AgungAyuDiah Oka Putri (18021121)
Made Rama Ananda (18021122)

Dosen Pengampu :
Apt. I Gusti Ngurah Agung Windra W.P., S.Farm.,M.Sc.

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Perkembangan Aromaterapi di Dunia (Barat dan Timur)” tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka mengikuti Pembelajaran mata
kuliah Kosmetika Herbal dan Aromaterapi. Penulisan Makalah ini dapat
terselesaikan berkat dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu apt. Ida Ayu Manik Partha Sutema, S.Farm., M.Farm. selaku Kepala
Program Studi Farmasi Klinis Universitas Bali Internasional yang selalu
mendukung dalam penulisan Makalah ini.
2. apt. I Gusti Ngurah Agung Windra W.P., S.Farm., M.Sc. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Kosmetika Herbal dan Aromaterapi
3. Kedua orang tua penyusun yang telah memberikan bimbingan dan
motivasi, sehingga penyusun dapat sampai ke masa kuliah serta dapat
menyelesaikan penulisan Makalah ini
4. Segenap pihak yang telah ikut andil dan mendukung dalam proses
penyelesaian penulisan Makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberi
manfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca.

Denpasar, 15 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Definisi Aromaterapi....................................................................................3
2.2. Sejarah Aromaterapi.....................................................................................3
2.2.1. Sejarah Aromaterapi di Negara Barat................................................3
2.2.2. Sejarah Aromaterapi di Negara Timur...............................................4
2.3. Waktu Kejadian/Peristiwa............................................................................6
2.3.1. Waktu Kejadian/Peristiwa di Negara Barat.......................................6
2.3.2. Waktu Kejadian/Peristiwa di Negara Timur......................................7
2.4. Perkembangan Aromaterapi.......................................................................10
2.4.1. Perkembangan Aromaterapi di Negara Barat...................................10
2.4.2. Perkembangan Aromaterapi di Negara Timur.................................11
2.5. Bukti Sejarah Penggunaan Aromaterapi/Artefak.......................................16
2.5.1. Bukti Sejarah Penggunaan Aromaterapi/Artefak di Negara Barat...16
2.5.2. Bukti Sejarah Penggunaan Aromaterapi/Artefak di Negara Timur. 17
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................................30
3.2. Saran...........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aromaterapi merupakan suatu metode pengobatan alternatif melalui media
bau-bauan yang berasal dari bahan tanaman mudah menguap, dikenal pertama
kali dalam bentuk minyak esensial. Aromaterapi sering digabungkan dengan
praktek pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan yang sudah ada sejak
ribuan tahun yang lalu. Awalnya hanya terdapat dalam bentuk cairan esensial.
Seiring perkembangan zaman, ada berbagai bentuk aromaterapi, mulai dari
minyak esensial, dupa, lilin, garam, minyak pijat, dan sabun. Sesuai bentuk-
bentuknya aromaterapi dapat dipergunakan sebagai pewangi ruangan, aroma
minyak saat dipijat, berendam, bahkan untuk aroma badan setelah mandi
(Primadiati, 2002)
Ada berbagai jenis wewangian aromaterapi yang ada, yaitu basil,
lavender, jasmine, sandalwood, peppermint, ginger, lemon, orange, geranium,
dan masih banyak lagi. Setiap wangi-wangian tersebut memiliki kelebihan positif
yang bermacam-macam. Misalnya, aroma lavender dipercaya dapat mengurangi
rasa stres dan mengurangi kesulitan tidur (insomnia). Sedangkan aroma
sandalwood dapat mengurangi stress saat menstruasi dan sebagai penunjang
untuk berkonsentrasi. Aroma jasmine dapat meningkatkan gairah seksual,
kesuburan wanita, dan anti depresi (Koensoemardiyah, 2009)
Diketahui bahwa menghirup aromaterapi selain berperan sebagai media
relaksasi dan mengurangi rasa stres, juga memiliki pengaruh yang positif terhadap
beberapa fungsi kognitif, yaitu memori, atensi, bahasa, visuospasial, dan
eksekutif. Atensi merupakan salah satu bagian fungsi kognitif penting yang dapat
diukur secara langsung dengan melibatkan rangsangan visual. Suatu proses
kognitif yang melibatkan berbagai macam aspek psikologis dan neurologis.
Dimana atensi sendiri memiliki definisi suatu proses untuk memilih suatu objek
dan mempertahankan untuk tetap memperhatikan objek tersebut serta
menyelesaikan masalah atau rintangan dalam prosesnya. Atensi sangat berguna
dalam proses belajar seseorang. Orang yang memiliki gangguan atensi, akan

1
mengalami kesulitan belajar terutama yang muncul pada masa kanak-kanak.
Atensi merupakan suatu sistem spesifik secara anatomis, terbagi ke dalam
beberapa area di otak yang memiliki fungsi alerting, orienting dan executive
attention. Bagian pada otak yang mengatur alerting yaitu : frontal area (lymbic
sistem), posterior area, dan thalamic. Orienting terletak pada : superior parietal
lobe, frontal eye field, pulvinar, colliculi superior, dan temporoparietal junction.
Dan executive attention diatur pada prefrontal cortex dan anterior cingulate gyrus.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi aromaterapi secara umum?
2. Bagaimanakah sejarah aromaterapi di dunia (barat dan timur)?
3. Bagaimanakah peristiwa/waktu kejadian penggunaan aromaterapi di
dunia (barat dan timur)?
4. Bagaimanakah perkembangan aromaterapi di dunia (barat dan timur)?
5. Bagaimanakah bukti-bukti penggunaan aromaterapi di dunia (barat
dan timur)?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuannya
sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi aromaterapi secara umum
2. Mengetahui sejarah aromaterapi di dunia (barat dan timur)
3. Mengetahui peristiwa/waktu kejadian penggunaan aromaterapi di
dunia (barat dan timur)
4. Mengetahui perkembangan aromaterapi di dunia (barat dan timur)
5. Mengetahui bukti-bukti penggunaan aromaterapi di dunia (barat dan
timur)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI AROMATERAPI


Kata aromaterapi secara berarti terapi dengan memakai minyak esensial
yang ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian
dari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006). Sedangkan menurut (Sharma
2009) aromaterapi berarti pengobatan menggunakan wangi wangian. Istilah ini
merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk
memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan
keseimbangan badan. Terapi komplementer (pelengkap), seperti homoeopati,
aromaterapi dan akupuntur harus dilakukan seiring dengan pengobatan
konvensional (Jones, 2006).
Tumbuhan aromatik menghasilkan minyak aromatik. Apabila disuling
senyawa yang manjur ini perlu ditangani secara hati-hati. Sebagian besar senyawa
ini akan menimbulkan reaksi kulit, tetapi jika digunakan secara tepat, senyawa ini
memiliki nilai teraupetik. Senyawa ini dapat dihirup dan digunakan dalam
kompres, dalam air atau dalam minyak pijat (Jones, 2006).

2.2 SEJARAH AROMATERAPI


2.2.1. Sejarah Aromaterapi di Negara Barat
Pengetahuan tentang aromaterapi diadopsi oleh masyarakat Jerman
segera setelah Latin (Roma). Sekitar tahun 100 Masehi, seorang dokter
Persia bernama Ibn Sina, yang juga dikenal dengan nama Avicenna,
menemukan sebuah cara menyuling minyak esensial dan ia menulis
beberapa buku tentang proses penyulingan tersebut. Alkitab Kristen juga
menyebutkan praktik aromaterapi dimana minyak esensial juga digunakan
oleh Mary Magdalen untuk mengolesi kaki Jesus dengan salep yang
beraroma. Selama pertengahan abad, herbal dan minyak esensial sering
digunakan (Tiainen, 2014).

Seorang ahli kimia Perancis bernama René-Maurice Gattefossé. Dia


lebih fokus dalam menggunakan distilasi minyak esensial untuk keperluan

3
kedokteran. Pada suatu kejadian lengannya terbakar, dan secara reflek
mencelupkan ke minyak aroma terapi, aroma lavender. Lengan yang
terbakar sembuh dengan cepat dan hanya menyisakan sedikit bekas luka.
Pada tahun 1937, René-Maurice Gattefossé menulis buku bahasa Perancis
berjudul “Aromathérapie: Les Huiles Essentielles Hormones Yégétales”
yang kemudian di alih-bahasakan bahasa Inggris menjadi “Gattefossé’s
Aromatherapy”.

Pada tahun 1960, seorang dokter Jeandan seorang ahli biokimia


Valnet Madame Maury di Perancis, yang keduanya memahami pekerjaan
Gattefoss itu, menindaklanjuti masa depan aromaterapi dengan penelitian
mereka sendiri. Dr Valnet telah sukses menggunakan minyak esensial
dalam pengobatan luka bakar dan luka selama Perang Dunia II, bersama
dengan berbagai aroma dalam pengobatan psikiatri masalah. Dia menulis
sebuah buku, berjudul “Aromatherapie”, yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dan berjudul “The Practice of Aromatherapy”, dan yang
masih menjadi populer dan dihormati sampai saat ini. (Arnita, 2011)

2.2.2. Sejarah Aromaterapi di Negara Timur


Aromaterapi adalah istilah modern untuk praktik yang sudah
dilakukan ribuan tahun lalu, seperti yang dilakukan orang Mesir kuno.
Sejarah aromaterapi sudah setua sejarah peradaban. Aromaterapi sudah
dikenal dan digunakan oleh penduduk dari Yunani, Romawi, dan Mesir
kuno sejak 6000 tahun yang lalu. Para tabib Imhotep di Mesir menggunakan
minyak esensial (minyak atsiri) untuk mandi, pijat, serta pembalseman
mayat (Rifkia, V 2015).
Di zaman Mesir kuno untuk pertama kalinya membakar dupa dari
kayu dan herbal beraroma. Perkembangan aromatik sebagai obat menjadi
dasar dari pertumbuhan aromaterapi. Selama tiga dinasti (2650-2575 SM) di
Mesir, proses pembalseman dan pemumian telah berkembang.
Frankincense, myrrh, galbanum, cinnamon, cedarwood, juniper berry dan
spikenard digunakan saat persiapan pemumian.
Herbal dan rempah-rempah berharga yang sangat mereka butuhkan
didatangkan oleh para pedagang Arab. Herbal dan rempah-rempah yang

4
mereka datangkan berasal dari Assyria, Babylon,China, Egypt, Greece,
Rome dan Persia. Yang dianggap paling berharga adalah frankincense dan
myrrh. Pada awal perdagangan permintaan melebihi persediaan dengan
demikianharga herbal dan rempah-rempah sebanding dengan harga permata
dan logam mulia. Imhotep adalah dewa Mesir yang berperan dalam
pengobatan dan penyembuhan. Kemudian Hippocrates, yang dikenal
sebagai bapak kedokteran modern, juga menggunakan aromaterapi untuk
mandi dan pijat (Rifkia, V 2015).
Selain itu, Hippocrates menggunakan aromatic fumigations untuk
menyingkirkan wabah penyakit yang terjadi di Athena.Suatu ketika wabah
pes melanda kota Athena kuno. Ketika itu tentu belum ada antiseptik untuk
membasmi kuman. Hippocrates, yang sekarang dikenal sebagai Bapak
Kedokteran Modern, menggunakan mandi aromaterapi dan penyemprotan
wewangian untuk membebaskan Athena dari wabah penyakit. Sama dengan
di Yunani kuno, ahli fisika Mesir kuno menggunakan minyak dengan
keharuman tertentu untuk pengobatan, wangi-wangian, mengurapi jenazah,
dan meningkatkan gairah (Rifkia, V 2015).
Dari Mesir, aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta Timur
Tengah sebelum masuk ke Eropa di abad pertengahan (Adethia, 2015). Pada
abad ke 19 dimana ilmu kedokteran mulai terkenal, beberapa dokter pada
zaman itu tetap memakai minyak esensial dalam praktek sehari-hari mereka.
Pada zaman aromaterapi modern, aromaterapi digali oleh Robert Tisserand
yang menulis buku The Art of Aromatherapy (Adethia, 2015 dalam
Poerwadi, 2006, hlm.1). Dewasa ini, riset membuktikan aneka penggunaan
minyak aroma. Riset kedokteran pada tahun-tahun belakangan ini
mengungkapkan fakta bahwa bau yang kita cium memiliki dampak penting
pada perasaan kita. Menurut hasil penelitian ilmiah, bau berpengaruh secara
langsung terhadap otak seperti obat. Misalnya, mencium lavender
meningkatkan frekuensi gelombang alfa terhadap kepala bagian belakang
dan keadaan ini dikaitkan dengan relaksasi (Adethia, 2015 sharma, 2009,
hlm. 13).

5
2.3 WAKTU KEJADIAN / PERISTIWA
2.3.1. Waktu Kejadian / Peristiwa di Negara Barat
Pada awal abad ke-20 ilmu pengetahuan semakin kompleks dalam
memisahkan minyak-minyak esensial yang digunakan untuk membuat bahan
kimia sintetis dan obat-obatan. Hal ini menjadikan pemisahan anatara obat
dan aroma terapi lebih menguntungkan, dan disebut sebagai “kedokteran
modern”. Seorang ahli kimia Perancis bernama René-Maurice Gattefossé.
Dia lebih fokus dalam menggunakan distilasi minyak esensial untuk
keperluan kedokteran. Pada suatu kejadian lengannya terbakar, dan secara
reflek mencelupkan ke minyak aroma terapi, aroma lavender. Lengan yang
terbakar sembuh dengan cepat dan hanya menyisakan sedikit bekas luka.
Pada tahun 1937, René-Maurice Gattefossé menulis buku bahasa Perancis
berjudul Aromathérapie: Les Huiles essentielles hormones végétales yang
kemudian di alih-bahasakan bahasa Inggris menjadi Gattefossé’s
Aromatherapy. (Poerwadi, 2006)

Tokoh lain yang berjasa bagi perkembangan aromaterapi adalah Jean


Valnet, Madam Marguerite Maury, and Robert B. Tisserand. Jean Valnet
dikenal sebagai orang yang mendedikasikan hasil kerjanya dalam
menggunakan minyak esensial untuk membantu menyembuhkan prajurit
perang yang terluka dan dikenal karena bukunya, “The Practice of
Aromatherapy”. Robert B. Tisserand dikenal sebagai aromaterapist Inggris
yang bertanggung jawab dalam membawa masuk aromaterapi ke Negara-
negara berbahasa Inggris. The art of Aromatherapy adalah buku yang
terbitkan pada tahun 1977, dan menjadi buku aromaterapi pertama yang
berbahasa Inggris.(Sharma, 2009)

Pada akhir abad ke-20 dan memasuki awal abad ke-21, menunjukkan
semakin tinggi minat dan keinginan untuk menggunakan produk-produk
natural termasuk minyak-minyak esensial untuk terapi, kosmetik dan
wewangian aromatik. Akhir-akhir ini, peningkatan perhatian terhadap
penggunaan aroma terapi di tambah dengan semakin mudahnya informasi
aroma terapi di buku dan internet menjadikan penggunaan aromaterapi
semakin meningkat sebagai terapi, kosmetik dan wewangian (parfum).

6
2.3.2. Waktu Kejadian / Peristiwa di Negara Timur
Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut
Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai
Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang
disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta
Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa
zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant,
Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun
Barat (terpusat pada beberapa oasis).Peradaban Mesir Kuno berkembang
selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal
kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban
ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu
Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir
Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah
pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi
menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah
Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban
independen Mesir. (Kaskus, 2011)
Aromaterapi adalah istilah modern untuk praktik yang sudah
dilakukan ribuan tahun lalu, seperti yang dilakukan orang Mesir kuno.
Sejarah aromaterapi sudah setua sejarah peradaban. Aromaterapi sudah
dikenal dan digunakan oleh penduduk dari Yunani, Romawi, dan Mesir
kuno sejak 6000 tahun yang lalu. Para tabib Imhotep di Mesir menggunakan
minyak esensial (minyak atsiri) untuk mandi, pijat, serta pembalseman
mayat. Sejarah Aromaterapi dapat kita telusuri kembali lebih dari 3.500
tahun sebelum masehi, ketika wewangian untuk pertama kali dicatat dalam
sejarah peradaban manusia. Pada kenyataannya, sejarah aromaterapi
berkaitan dengan perkembangan pengobatan aromatik, yang pada mulanya
digabungkan dengan kepercayaan. Di jaman Mesir kuno untuk pertama
kalinya membakar dupa dari kayu dan herbal beraroma. Perkembangan
aromatik sebagai obat menjadi dasar dari pertumbuhan aromaterapi. Selama
tiga dinasti (2650-2575 SM) di Mesir, proses pembalseman dan pemumian

7
telah berkembang. Frankincense, myrrh, galbanum, cinnamon, cedarwood,
juniper berry dan spikenard digunakan saat persiapan pemumian.
Herbal dan rempah-rempah berharga yang sangat mereka butuhkan
didatangkan oleh para pedagang Arab. ( Kaskus, 2011)
Herbal dan rempah-rempah yang mereka datangkan berasal dari
Assyria, Babylon, China, Egypt, Greece, Rome dan Persia. Yang dianggap
paling berharga adalah frankincense dan myrrh. Pada awal perdagangan
permintaan melebihi persediaan dengan demikian harga herbal dan rempah-
rempah sebanding dengan harga permata dan logam mulia.(Kaskus, 2011)
Imhotep adalah dewa Mesir yang berperan dalam pengobatan dan
penyembuhan. Kemudian Hippocrates, yang dikenal sebagai bapak
kedokteran modern, juga menggunakan aromaterapi untuk mandi dan pijat.
(Kaskus,2011)
Selain itu, Hippocrates menggunakan aromatic fumigations untuk
menyingkirkan wabah penyakit yang terjadi di Athena. Suatu ketika wabah
pes melanda kota Athena kuno. Ketika itu tentu belum ada antiseptik untuk
membasmi kuman. Hippocrates, yang sekarang dikenal sebagai Bapak
Kedokteran Modern, menggunakan mandi aromaterapi dan penyemprotan
wewangian untuk membebaskan Athena dari wabah penyakit. Sama dengan
di Yunani kuno, ahli fisika Mesir kuno menggunakan minyak dengan
keharuman tertentu untuk pengobatan, wangi-wangian, mengurapi jenazah,
dan meningkatkan gairah. (Kastus,2011)
Kosmetik Mesir: Parfum, lotion tabir surya, exfoliant, obat perontok,
lip gloss, krim anti-kerut dll merupakan kosmetik dan industri yang
digunakan untuk kulit saat ini, tetapi sebenarnya Mesir kuno sudah
mengetahui tentang semua ini. Mereka menggunakan banyak produk
perawatan kulit dan wewangian untuk menjaga tubuh mereka agar tetap
bersih, harum dan untuk menangkal penyakit. Dalam peradaban kosmetik
telah memainkan bagian penting dalam kehidupan sosial seperti di Mesir.
Dan sumber dari semua industri kosmetik ini adalah minyak esensial. Mesir
menggunakan herbal, aromatik dan penyembuhan dengan rempah-rempah

8
dari negeri lain (seperti Persia) yang disuling menjadi uap dan akhirnya
menjadi minyak esensial. (Primidiarti, 2002)
Cinta mereka untuk membuat mereka menjaga wangi dan harum di
bawah kerucut hiasan kepala mereka selama festival. Kerucut, terdiri dari
minyak aromatik, akan melebur di kepala dan melepaskan wewangian yang
manis. Setelah mandi, mereka akan mengoles tubuh mereka dengan minyak
untuk melembabkan kulit dan mengangkat sel-sel mati. Mereka telah
menciptakan eyeshadows, eyeliner dan kosmetik lainnya dari minyak
esensial sebelum dunia barat menggunakan dan memberi mereka nama
danlabel (Kaskus, 2011)
Fir'aun dan mumifikasi: Dalam pencarian mereka untuk keabadian,
mereka menguburkan Firaun mereka dengan banyak minyak di dalam
piramida. Ketika makam Raja Tutankhamen dieksplorasi pada tahun 1922,
itu berisi sekitar 50 botol alabaster dirancang untuk menampung sekitar 350
liter minyak esensial. Pencuri telah menjarah semua minyak bukan emas
dan batu, yang menunjukkan nilai Mesir kuno dengan minyak esensial.
Minyak yang terbuat dari kemenyan, myrrh, galbanum, kayu manis,
cedarwood, juniper berrydan spikenard dikuburkan dengan orang mati di
Mesir. Hal ini dalam praktek 2650-2575 SM, menggambarkan kemajuan
Mesir di aromaterapi sebagai ilmu.(Kaskus, 2011)
Minyak esensial Mesir: Myrrh adalah ramuan yang paling populer
digunakan untuk memproduksi minyak esensial. Selain Myrrh, minyak
lainnya yang terbuat dari kemenyan, spikenard, cedarwood, kayu manis dll
juga populer digunakan. Magister kosmetik dan wewangian, orang Mesir
perlahan-lahan dibawa ke dalam praktik aromaterapi obat juga. Ebers
Papyrus (ditemukan pada tahun 1817 oleh Ebers), kembali ke 1500 SM,
adalah sebuah medis yang mendaftar lebih dari 800 obat medis yang
berbeda dan resep yang sebagian besar dari mereka menggunakan minyak
esensial. Banyak digunakan campuran myrrh dan madu digunakan untuk
mengurangi infeksi kulit dan tenggorokan dan untuk regenerasi jaringan
tenggorokan. Candi Edfu hieroglif telah menggambarkan penggunaan

9
Kyphi, zat aromatik untuk menginduksi tidur, mengurangi kecemasan dan
sebagai penangkal racun.(Kaskus, 2011)

2.4 PERKEMBANGAN AROMATERAPI


2.4.1. Perkembangan Aromaterapi di Negara Barat
Aromaterapi adalah istilah generik yang merujuk ke salah satu
dari berbagai tradisi yang menggunakan minyak esensial yang kadang-
kadang dikombinasikan dengan praktik pengobatan alternative dan
kepercayaan spiritual. Penggunaan popular dari produk ini termasuk untuk
produk memijat, obat-obatan, atau aplikasi topikal yang menggabungkan
penggunaan minyak esensial untuk produk mereka. Perawatan medis yang
melibatkan senyawa aromatik mungkin ada di luar (Barat), tetapi mungkin
atau tidak termasuk dalam istilah aromaterapi (Julia Lawless. 1993).

Aromaterapi adalah bentuk penyembuhan yang memanfaatkan


aspek aromatik tanaman alami seperti minyak esensial untuk aroma dan
kandungan inherean yang bersifat obat. Minyak aromatik ini dapat
ditemukan diberbagai spesies diekstrak dari biji, kulit kayu, daun, kayu,
akar atau resin sesuai dengan jenis tanaman (Julia Lawless. 1993).

Berdasarkan sejarah, dasar aromaterapi dan aromatology tak


terpisahkan dengan pengembangan tanaman obat dan obat-obatan modern.
Aromaterapi adalah istilah yang diciptakan pada tahun 1920 oleh seorang
ahli kimia Perancis bernama Gattefosse dan kemudian terapi minyak
esensial dipisahkan dengan nama fitoterapi. sejak saat itu, di Perancis,
praktek dari semua metode menggunakan minyak esensial sebagai
aromaterapi berefek positif dan sukses (Arnita Yeyen. 2011)

Di Perancis, minyak esensial dikelola secara internal oleh dokter


medis dan fitoterapis sebagai metode yang sangat efektif untuk mengobati
gangguan pencernaan dan dari sistem ekskretoris, mencapai lokasi masalah
dengan rute langsung. Aplikasi topikal (bukan pijat), inhalasi dan
kompres adalah metode yang paling umum digunakan dipraktekkan di
Perancis. (Arnita Yeyen. 2011)

10
Di Amerika Serikat pada tahun 1930, American Medical
Association terdaftar publikasi minyak tertentu untuk penggunaan oral,
sebagai obat yang bermanfaat. Munculnya erafarmasi, penggunaan
internal dari minyak atsiri, bersama dengan jamu, hampir punah.
Untungnya, makanan dan minuman industri terus menggunakan minyak
murni untuk bumbu, sampai salinan sintetik diciptakan. Pada tahun 1993,
Mark Pendergrast menerbitkan resep yang diyakini resep asli John
Pemberton untuk Coca-Cola. Selain beberapa bahan lainnya, Coke asli
mengandung Jeruk, Lemon, Pala, Kayu Manis, Ketumbar, dan minyak
esensial Neroli. (Arnita Yeyen. 2011)

Saat ini, aromaterapi paling sering ditemukan dalam lingkup


terapis pijat serta disiplin ilmu kesehatan alternatif. Penggunaan modern
yang berasal dari metode dikembangkan pada tahun 1950 oleh Marguerite
(Margaret) Maury, seorang ahli biokimia dan asosiasi Micheline Arcier
(atau Archer) di Perancis, yang berkolaborasi dengan Mauri. Mereka
mendirikan klinik di Eropa untuk penggunaan minyak sebagai pengobatan
untuk penyakit tertentu. Telah banyak penelitian dilakukan di Eropa
sebelum aromaterapi dibawa ke Amerika. (Tamar Goldstein et al. 2006).

2.4.2. Perkembangan Aromaterapi di Negara Timur


Aromaterapi telah digunakan sejak zaman Mesir kuno yang
memang terkenal dengan ilmu pengetahuan yang tinggi. Merekalah yang
menciptakan dan meramaikan dunia pengobatan, farmasi, parfum serta
kosmetik. Dari Mesir, aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta
Timur Tengah sebelum masuk ke Eropa di abad pertengahan (Rifkia,Via
2011)
Mesir (Rifkia,Via 2011)Kuno adalah suatu peradaban kuno di
bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan
hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2
SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya
mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak
Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas
hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah,

11
Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis)
(Rifkia,Via 2011) (Rifkia,Via 2011)
Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga
setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang
ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional
dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal
menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian
provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama
terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan
politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif
menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir
(Rifkia,Via 2011).
Aromaterapi adalah istilah modern untuk praktik yang sudah
dilakukan ribuan tahun lalu, seperti yang dilakukan orang Mesir kuno.
Sejarah aromaterapi sudah setua sejarah peradaban. Aromaterapi sudah
dikenal dan digunakan oleh penduduk dari Yunani, Romawi, dan Mesir
kuno sejak 6000 tahun yang lalu. Para tabib Imhotep di Mesir
menggunakan minyak esensial (minyak atsiri) untuk mandi, pijat, serta
pembalseman mayat (Rifkia,Via 2011).

Sejarah Aromaterapi dapat kita telusuri kembali lebih dari 3.500


tahun sebelum masehi, ketika wewangian untuk pertama kali dicatat dalam
sejarah peradaban manusia. Pada kenyataannya, sejarah aromaterapi
berkaitan dengan perkembangan pengobatan aromatik, yang pada mulanya
digabungkan dengan kepercayaan (Rifkia,Via 2011)

12
Di jaman Mesir kuno untuk pertama kalinya membakar dupa dari
kayu dan herbal beraroma. Perkembangan aromatik sebagai obat menjadi
dasar dari pertumbuhan aromaterapi. Selama tiga dinasti (2650-2575 SM)
di Mesir, proses pembalseman dan pemumian telah berkembang.
Frankincense, myrrh, galbanum, cinnamon, cedarwood, juniper berry dan
spikenard digunakan saat persiapan pemumian (Rifkia,Via 2011).
Herbal dan rempah-rempah berharga yang sangat mereka butuhkan
didatangkan oleh para pedagang Arab. Herbal dan rempah-rempah yang
mereka datangkan berasal dari Assyria, Babylon, China, Egypt, Greece,
Rome dan Persia. Yang dianggap paling berharga adalah frankincense dan
myrrh. Pada awal perdagangan permintaan melebihi persediaan dengan
demikian harga herbal dan rempah-rempah sebanding dengan harga
permata dan logam mulia (Rifkia,Via 2011).
Imhotep adalah dewa Mesir yang berperan dalam pengobatan dan
penyembuhan. Kemudian Hippocrates, yang dikenal sebagai bapak
kedokteran modern, juga menggunakan aromaterapi untuk mandi dan pijat
(Rifkia,Via 2011).

Selain itu, Hippocrates menggunakan aromatic fumigations untuk

13
menyingkirkan wabah penyakit yang terjadi di Athena. Suatu ketika
wabah pes melanda kota Athena kuno. Ketika itu tentu belum ada
antiseptik untuk membasmi kuman. Hippocrates, yang sekarang dikenal
sebagai Bapak Kedokteran Modern, menggunakan mandi aromaterapi
dan penyemprotan wewangian untuk membebaskan Athena dari wabah
penyakit. Sama dengan di Yunani kuno, ahli fisika Mesir kuno
menggunakan minyak dengan keharuman tertentu untuk pengobatan,
wangi-wangian, mengurapi jenazah, dan meningkatkan gairah
(Rifkia,Via 2011).

Kosmetik Mesir: Parfum, lotion tabir surya, exfoliant, obat


perontok, lip gloss, krim anti-kerut dll merupakan kosmetik dan industri
yang digunakan untuk kulit saat ini, tetapi sebenarnya Mesir kuno sudah
mengetahui tentang semua ini. Mereka menggunakan banyak produk
perawatan kulit dan wewangian untuk menjaga tubuh mereka agar tetap
bersih, harum dan untuk menangkal penyakit. Dalam peradaban kosmetik
telah memainkan bagian penting dalam kehidupan sosial seperti di Mesir.
Dan sumber dari semua industri kosmetik ini adalah minyak esensial.
Mesir menggunakan herbal, aromatik dan penyembuhan dengan rempah-
rempah dari negeri lain (seperti Persia) yang disuling menjadi uap dan
akhirnya menjadi minyak esensial (Rifkia,Via 2011)
Cinta mereka untuk membuat mereka menjaga wangi dan harum di
bawah kerucut hiasan kepala mereka selama festival. Kerucut, terdiri dari
minyak aromatik, akan melebur di kepala dan melepaskan wewangian
yang manis. Setelah mandi, mereka akan mengoles tubuh mereka dengan

14
minyak untuk melembabkan kulit dan mengangkat sel-sel mati. Mereka
telah menciptakan eyeshadows, eyeliner dan kosmetik lainnya dari minyak
esensial sebelum dunia barat menggunakan dan memberi mereka nama
dan label (Rifkia,Via 2011).
Fir'aun dan mumifikasi: Dalam pencarian mereka untuk keabadian,
mereka menguburkan Firaun mereka dengan banyak minyak di dalam
piramida. Ketika makam Raja Tutankhamen dieksplorasi pada tahun 1922,
itu berisi sekitar 50 botol alabaster dirancang untuk menampung sekitar
350 liter minyak esensial. Pencuri telah menjarah semua minyak bukan
emas dan batu, yang menunjukkan nilai Mesir kuno dengan minyak
esensial. Minyak yang terbuat dari kemenyan, myrrh, galbanum, kayu
manis, cedarwood, juniper berry dan spikenard dikuburkan dengan orang
mati di Mesir. Hal ini dalam praktek 2650-2575 SM, menggambarkan
kemajuan Mesir di aromaterapi sebagai ilmu (Rifkia,Via 2011).
Minyak esensial Mesir: Myrrh adalah ramuan yang paling populer
digunakan untuk memproduksi minyak esensial. Selain Myrrh, minyak
lainnya yang terbuat dari kemenyan, spikenard, cedarwood, kayu manis dll
juga populer digunakan. Magister kosmetik dan wewangian, orang Mesir
perlahan-lahan dibawa ke dalam praktik aromaterapi obat juga. Ebers
Papyrus (ditemukan pada tahun 1817 oleh Ebers), kembali ke 1500 SM,
adalah sebuah medis yang mendaftar lebih dari 800 obat medis yang
berbeda dan resep yang sebagian besar dari mereka menggunakan minyak
esensial. Banyak digunakan campuran myrrh dan madu digunakan untuk
mengurangi infeksi kulit dan tenggorokan dan untuk regenerasi jaringan
tenggorokan. Candi Edfu hieroglif telah menggambarkan penggunaan
Kyphi, zat aromatik untuk menginduksi tidur, mengurangi kecemasan dan
sebagai penangkal racun. (Rifkia,Via 2011)

2.5 BUKTI SEJARAH PENGGUNAAN AROMATERAPI / ARTEFAK

15
2.5.1. Bukti Sejarah Penggunaan Aromaterapi / Artefak di Negara
Barat

Orang Yunani, memperoleh sebagian besar pengetahuan medis


mereka dari Mesir. Penggunaan minyak zaitun sebagai minyak dasar yang
menyerap aroma dari tumbuh-tumbuhan atau bunga kemudian digunakan
untuk kosmetik dan obat. Bangsa Romawi belajar dari Yunani dan menjadi
terkenal dengan ritual mandi beraroma diikuti dengan pemijatan
menggunakan minyak aromatik. Seiring keruntuhan Kekaisaran Romawi,
penggunaan aromaterapi memudar dan pengetahuan ini hampir hilang di
Eropa pada zaman kegelapan. (Trish Kershaw, 2011)

Perancis menjadi perintis utama dalam memulihkan peran bahan


pewangi sebagai unsur pengobatan. Rene Maurice Gattefose menemukan
minyak laverder dapat menyembuhkan luka bakar dengan cepat tanpa
meninggalkan bekas, kemudian ia mengembangkannya. Tahun 1960,
biokimiawan austria Marguerita Maury mengggunakan minyak esensial

16
thyme, cengkeh, lemon, dan chamomile untuk mengobati luka bakar dan
luka robek. (Trish Kershaw, 2011)
2.5.2. Bukti Sejarah Penggunaan Aromaterapi / Artefak di Negara
Timur
Jejak peradaban kuno yang berkenaan dengan tradisi pembuatan
parfum pada bangsa Mesir, Yunani dan daerah timur lainnya dapat
ditemukan pada gambar-gambar dan beberapa artefak kuno. Artefak-
artefak tersebut secara visual dapat dibaca dengan menggunakan
bahasarupa, menceritakan bahwa tradisi parfum telah berkembang dalam
peradaban bangsa-bangsa kuno tersebut.
1. Relief Mesir Kuno

(Gambar Tutankhamun menuangkan parfum pada permaisurinya)


Parfum dan wewangian dapat ditelusuri ke beberapa budaya
kuno, terutama untuk peradaban Mesir kuno. Bahkan, Mesir terkait
parfum mereka dengan dewa. Wewangian dianggap sebagai
keringat dewa matahari Ra. Tutankhamun menuangkan minyak
parfum ke tangan tunggu ratunya Ankhesena- mun , seperti yang
ditunjukkan relief emas dari kuil Nekhbet (Arthur, 2005).

2. Gagang Cermin Bangsa Etruscan

17
(Gambar Dewi Cinta “Lassa” Bangsa Etruscan)
Perempuan Etruria sangat mengagungkan dewi cinta Lassa, yang
mana parfum adalah bagian dari penghormatannya. Oleh karena itu
perempuan bangsa Etruscan tidak pernah lepas dari parfum. Dewi
Lassa digambarkan sebagai perempuan bersayap, telanjang,
membawa sebotol parfum. Dia diukir pada gagang cermin terbuat
dari perunggu. Bahkan ketika perempuan Etruscan mati, cermin
bergagang dewi Lassa turut dikuburkan dengannya untuk
menemani mereka ke alam baka. Artefak yang ditemukan adalah
pegangan Perunggu dari patera ritual dalam bentuk dewi cinta
Lassa memegang botol parfum dibuat sekitar 350-300 SM
(Susann, 1990).
3. Lukisan Dinding Kota Pompeii

(Gambar Lukisan dinding pembuatan parfum kota Pompeii)

18
Lukisan dinding bangsa Romawi dari kota Pompeii dan
Herculaneum menampilkan proses pembuatan parfum. Parfum
merupakan komoditas perdagangan dan industri yang terkenal
dikala itu. Dimana juga banyak ditemukan wadah-wadah parfum
kuno Sekelompok Cupids digambarkan membuat parfum dalam
toko parfum pada lukisan dinding fragmen Romawi ini. Di sebelah
kiri, dua Cupids membuat campuran parfum dalam mangkuk putih
besar. Di belakang mereka, lemari memajang botol memajang
produk parfum maupun bahannya. Di sebelah kanan, sebuah Cupid
memegang alabastron, sementara duduk memegang lengannya
untuk mencium parfum. Cupids dan Psyche digambarkan terlibat
dalam kegiatan sehari-hari adalah figur yang populer dalam seni
Romawi, terutama lukisan dinding. Fragmen lukisan ini adalah
bagian dari gambar dinding yang lebih besar dari dekorasi dinding
di rumah orang kaya. Lukisan dinding sangat banyak ditemukan
dalam reruntuhan kota ketika gunung berapi Vesuvius meletus di
tahun 79 Masehi, menghancurkan kota Pompeii dan Herculaneum.
Panel seperti ini merupakan elemen kecil dari dekorasi tembok
(Woorwood, 1995).

19
4. Botol Parfum Kuno Yunani 520 SM

(Gambar Botol Parfum 1)

Botol parfum kuno dengan bentuk pria gendut berpose lucu


memegang perutnya yang buncit, berpose sedikit jongkok, berasal
dari Kameiros di pulau Rhodes, Yunani, pembuatannya sekitar 520
SM. Rhodes adalah sebuah pulau Yunani yang relatif besar dan
makmur di zaman kuno karena memiliki posisi strategis secara
geografis. Pulau tersebut terletak dekat dengan laut Asia Kecil,
yang memberi peluang penduduk untuk kontak dan perdagangan.
Selama abad ke 6 SM perdagangan parfum sangat penting,
kemungkinan pengadaannya telah diimpor, tetapi botol
kemasannya dibuat di pulau tersebut dalam berbagai bahan dan
bentuk. Berbagai macam bentuk botol parfum dibuat baik dalam
sosok manusia dan kepala serta berbagai macam hewan. Pengrajin
lokal mengembangkan gaya natural botol parfum ini dalam bentuk
seorang pria gemuk dalam posisi sedikit jongkok, dengan tangan
memegang perutnya. Gaya yang sedikit humoris karikatural sosok
pria gendut memancing perhatian dan membuat senang
memandang maupun mengkoleksinya bagi pembeli parfum dari
kalangan laki-laki (Purhita, 2017)

20
5. Botol Parfum Yunani Kuno 500 SM

(Gambar Botol Parfum 2)

Botol parfum yunani kuno dengan penggambaran seorang wanita


sedang menyunggi vase. Fungsi vase yang diatas sebagai mulut
tuang cairan parfum. Wadah parfum yang mencerminkan gender
penggunanya, yaitu wanita. (Purhita, 2017).

6. Botol Parfum Yunani Kuo 550 SM

(Gambar Botol Parfum 3)


Botol parfum terbuat dari tembikar. Bagian atas berupa bentuk kepala,
badan dan lengan dari seorang wanita, di dadanya ia memegang burung

21
merpati. Bentuk botol parfum menunjukkan bahwa perempuan adalah
pengguna utamanya. Botol kemasan cantik yang digunakan juga sebagai
buah tangan (sovenir) bagi wanita. Botol ini juga digunakan sebagai
persembahan dalam upacara penguburan (Purhita, 2017).

7. Botol Parfum Kuno Yunani 640 SM

(Gambar Botol Parfum 4)


Botol parfum dihiasi gambar prajurit bertameng dan penungga kuda. Para
prajurit tampak berada dalam pertempuran, menyodorkan tombak
mereka, berdesak-desakan dalam formasi atau sebagian ada yang jatuh ke
tanah. Setiap prajurit dipersenjatai dengan helm berbulu, tombak dan
perisai. Beberapa senjata tampak bernoda darah. Bagian atas botol
berbentuk kepala singa, mulutnya terbuka untuk menampilkan deretan
gigi yang menakutkan dan lidah merah. Botol parfum ini berisi parfum
cair. Bagian mulut singa tersebut merupakan bagian yang berfungsi
megisi dan menuangkan cairan parfum. Bentuk dan hiasan botol parfum
tersebut menunjukkan digunakan untuk laki-laki dengan semangat juang
yang digelorakan (Purhita, 2017).

22
8. Botol Parfum Kuno Mesir 1300 SM

(Gambar Botol Parfum 5)

Botol parfum firaun yang menyampaikan simbolisme bahwa Dewi Nil


akan memberikan perlindungan kepada raja dan ratu (yang namanya
tertulis di vas) dengan kandungan isinya. Mengapit botol dua orang dewi
keduanya bernama Hapi, yang mempersonifikasikan Nil dan
kesuburannya. Mereka dibedakan dengan mahkota bunga lily dan papirus
di kepala mereka . Mereka adalah Hapi Mesir Hulu dan Hapi Mesir Hilir.
Dua wilayah dari kerajaan dan selanjutnya dilambangkan dengan bunga
lily dan batang papirus. Keduanya diikatkan ke leher vas dan dipegang
oleh dua Hapi. Masing-masing juga memegang kolom yang merupakan
batang papyrus dan batang bunga lily, diatasnya kepala ular kobra
bermahkota Hulu dan Hilir Mesir. Dalam panel kerawang dudukan
bawah vas adalah figur elang dengan cakram surya dipasang dengan
tanda hieroglif untuk "emas". Figur elang melindungi dengan
mengembangkan sayapnya dengan kartu bertuliskan nama-nama raja dan
diapit oleh tongkat kekuasaan yang melambangkan "kekuasaan" (Purhita,
2017).

23
9. Botol Parfum Kuno Mesir 1300 SM

(Gambar Botol Parfum 6)


Wadah salep aromatik berbentuk rusa Ibex anggun. Wadah salep
aromatik tersimpan dalam badannya . Bertuliskan huruf hieroglip”
Firaun” namun tidak terdapat tulisan bermakna mantra magis. Wadah
ini tidak ada hubungani dengan ritual pemujaan terhadap dewa. Salah
satu barang pribadi kepunyaan Tutankhamun. Wadah salep aromatik
ini menarik mencerminkan selera lugas seorang remaja yang
menyukai permainan berburu. Hal ini merupakan karakter khas untuk
anak laki-laki seusianya (Purhita, 2017).

24
10. Botol Parfum Kuno Mesir 1300 SM

(Gambar Botol Parfum 7)

Bentuk botol parfum ini menyerupai bentuk vase wadah air dengan
dudukan panjang pada baian bawahnya. Pada badan botol terdapat
hiasan timbul yang menempel. Hiasan botol berbentuk seorang anak
perempuan berambut panjang, berdiri diatas bunga teratai berwarna
biru. Posisi gambar putri sedang menyambut datang hari yang cerah.
Dalam pepercayaan mesir, gambar gadis dan bunga merupakan simbol
yang bermakna kelahiran kembali dan peremajaan (Purhita, 2017).

25
11. Botol Parfum Kuno Mesir 2200 SM

(Gambar Botol Parfum 8)


Botol parfum yang indah berbentuk kera sedang mendekap anaknya.
Perwujudan yang melambangkan kesuburan, menggambarkan hubungan
erat antara ibu dan anak. Botol yang bertuliskan huruf hieroglif yang
mereferensikan raja. Botol berisikan cairan parfum untuk pemberian
kepada putri-putri raja (Purhita, 2017).

26
12. Botol Parfum Kuno Romawi Abad 1 – 2 Masehi

(Gambar Botol Parfum 9)


Terakota aroma-botol dalam bentuk kepala seorang prajurit, Yunani,
sekitar 600-550 SM, berasal dari Kamiros, Rhodes, Aegean Sea.
Pembuatan jumlah besar botol parfum kecil dilakukan di Pulau
Rhodes antara sekitar 600 dan 540 SM. Bentuk kepala helm adalah
salah satu bentuk yang paling populer disamping bentuk patung
perempuan dan kaki berspatu tentara. Sejumlah besar botol ini telah
ditemukan di Rhodes itu sendiri, tetapi banyak yang diekspor jauh
sampai Italia dan Sisilia. Botol biasanya dibuat dalam dua cetakan,
bagian depan dan belakang, dengan mulut botol yang dibuat secara
terpisah. Mereka dihiasi dengan tanah liat encer yang warnanya
berbeda, dibubuhkan sebelum pembakaran (Purhita, 2017).

27
13.Botol Parfum Kuno China Tahun 1644-1911

(Gambar Botol Parfum 10)

(Gambar Botol Parfum 11)

Banyak teks yang terkait dengan aromaterapi yang diterbitkan di Cina.


The Hsian Pu sebuah catatan oleh Hung Chu (tahun 1100 M)
menjelaskan tentang pembuatan wewangian. Pen Cao seorang tabib
terkenal Cina abad ke-16, membahas hampir 2.000 herbal, termasuk
bagiannya 20 minyak atsiri. Minyak Melati digunakan sebagai tonik
secara umum; Minyak Mawar untuk memperbaiki pencernaan, hati
dan darah; chamomile mengurangi sakit kepala, pusing dan pilek; jahe
diperlakukan batuk dan malaria. Parfum merupakan bagian dari

28
kemewahan Kelas atas bangsa Cina dinasti T'ang abad ke-7 akhir
dinasti Ming pada abad ke-17. Parfum digunakan pada tubuh, mandi,
pakaian, rumah dan kuil-kuil peribadatan. Wewangian juga
dibubuhkan dalam tinta, kertas, sachet yang terselip dalam pakaian
dan kosmetik. Selop kayu yang terbuat dari kayu cendana wangi.
Patung Buddha harum yang diukir dari kayu kamper. Penonton dalam
pertunjukan tarian dan upacara lainnya berharap akan dilempari sachet
wewangian. China mengimpor minyak melati dari India, air mawar
Persia melalui jalur sutra dan juga aromatik cengkeh, jahe, pala dan
nilam dari kepulauan Nusantara (Purhita, 2017)

29
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Aromaterapi adalah bagian dari ilmu herbal (herbalism) yang
menggunakan wewangian. Aromaterapi sudah dikenal dan digunakan oleh
penduduk dari Yunani, Romawi, dan Mesir kuno sejak 6000 tahun yang lalu. Dan
juga Negara barat yaitu Jerman yang menggunakan aromaterapi sejak 100 masehi.
Pada awal abad ke-20 ilmu pengetahuan semakin kompleks dalam memisahkan
minyak-minyak esensial yang digunakan untuk membuat bahan kimia sintetis dan
obat-obatan. Seorang ahli kimia Perancis bernama René-Maurice Gattefossé. Dia
lebih fokus dalam menggunakan distilasi minyak esensial untuk keperluan
kedokteran. Aromaterapi telah digunakan sejak zaman Mesir kuno yang memang
terkenal dengan ilmu pengetahuan yang tinggi. Merekalah yang menciptakan dan
meramaikan dunia pengobatan, farmasi, parfum serta kosmetik. Dari Mesir,
aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta Timur Tengah sebelum masuk ke
Eropa di abad pertengahan. Banyak sekali bukti-bukti sejarah dari Negara barat
dan timur yang telah menggunakan aromaterapi.

3.2 SARAN
Mengembangkan aromaterapi sebagai metode pengobatan alternatif yang
sejak zaman peradaban Mesir Kuno sudah digunakan untuk berbagai macam
keperluan termasuk untuk pengobatan serta perawatan kulit.

30
DAFTAR PUSTAKA

Adethia K. 2015. Aromaterapi. Universitas Indonesia : Depok

Arnita Yeyen. 2011. Pemakaian Aromaterapi Secara Internal. Universitas


Indonesia : Depok

Arnita, 2011. Pemakaian Aromaterapi Secara Internal. Jakarta: Universitas


Indonesia

Arthur, Asa Berger. 2005. Tanda-tanda dalam kebudayaan kontemporer, suatu


pengantar semiotika. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Jones. 2006. Buku Ajar Gastroenterology-Hepatologi. Jakarta : IDAI.

Julia Lawless. (1993). Home Aromatherapy. Kyle Cathie Limited.London;

Kaskus. 2011. Sejarah Singkat Aromaterapi. Universitas Indonesia : Depok

Koensoemardiyah. 2009. A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan,Kebugaran, dan


Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher.

Poerwadi . 2006. Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat.

Primadiati, Rachmi. 2002. Aromaterapi Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Purhita, Edi Jagotama. 2017. Analisa Bahasa Rupa Representasi Gender Dalam
Botol Parfum. Bandung : Universitas Komputer Indonesia

Rifkia, V. (2011). Sejarah Aromaterapi di Mesir Kuno. Diakses pada, 26


September 2016. dari: Universitas Indonesia.

Rifkia, Via. 2011. Sejarah Aromaterapi Di Mesir Kuno. Jakarta: Universitas


Indonesia

Sharma. 2009. Aroma Therapy. Jakarta: Kharisma Publishing Group.

Susann, Vihma. 1990. Sematic Visions and Design. Finlandia : Helsinky UIAH

Tamar Goldstein et al. 2006. The Aromatherapy Handbook. Australia

Tiainen, 2014. Using Aromatherapy And Hydrotherapy In Obstetric Care:


Study On Labouring Women\'S Perceptions.Finland : University Of
Eastern Finland.

Trish Kershaw. 2011 . History of Aromatherapy. New Age Articles.

Via Rifkia. 2011. Sejarah Aromaterapi Di Mesir Kuno. Jakarta: Universitas


Indonesia Fakultas Farmasi Magister Herbal.
Worwood, S. (1995). Essential aromatherapy : A pocket guide to essential oils &
aromatherapy. California : New World Library

Anda mungkin juga menyukai