Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ADINDA ANISA

PRODI : S1 FARMASI TINGKAT 1 (PAGI)

MATA KULIAH : AGAMA

TUGAS : KE-1

Akhir perjalanan hidup manusia tidak ada yang bisa mengetahuinya meski saat dilahirkan diciptakan
dalam keadaan memiliki fitrah yang sama. Berbagai faktor bisa menjadi penyebab seseorang keluar dari
fitrahnya yang suci. Perubahan itu bisa terjadi secara perlahan-lahan bisa pula secara cepat. Salah satu
faktor yang kini makin banyak membawa manusia tergelincir ke lembah kehancuran adalah harta. Untuk
urusan satu ini, mayoritas manusia kini telah “menunjukkan” watak asli mereka: tidak akan pernah puas,
berapa pun harta yang telah dimiliki. Sehingga untuk menghentikan nafsu mereka ini, hanya kematian
yang bisa melakukannya.

Setiap orang diberi fitrah oleh Allah subhanahu wa ta’ala berupa kesucian (jiwa yang lurus). Ia akan
mengawali kehidupannya dengan fitrah suci ini. Setelah itu bisa terjadi perubahan yang sangat cepat
dan drastis tanpa bisa diduga arahnya. Para penyeru kerusakan fitrah ini jumlahnya sangat banyak
sehingga jangan heran bila orang yang keluar dari jalur kesucian jiwa ini lebih banyak daripada yang
istiqamah.

tunas-tanaman-muda

Lingkungan, teman, keluarga, masyarakat, dan pendidikan memiliki andil besar dalam hal ini. Media
massa juga tidak kalah hebat memberikan andil terjadinya kerusakan tersebut. Keinginan untuk
mengubah diri (menjadi baik) telah hilang dari kebanyakan orang, sementara bola api yang ditendang
oleh para penyeru kerusakan itu membakar di sana sini. Bila terkena percikannya akan menjadi abu yang
siap ditiup angin, sementara hampir tidak ada orang yang tampil membantu dan membela karena orang
yang ingin menolong pun tidak lepas pula dari mangsa bola api tersebut. Di saat kritis seperti inilah
setiap insan sangat butuh kepada wahyu yang akan menyirami, menyejukkan dan memelihara dirinya.
Setelah itu akan sangat jelas lagi siapa yang akan selamat di atas wahyu tersebut dan yang akan binasa
selama-lamanya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ي ع َۢن بَيِّن ٖ َۗة‬


َّ ‫ك ع َۢن بَيِّن َٖة َويَ ۡحيَ ٰى َم ۡن َح‬ َ ِ‫لِّيَ ۡهل‬
َ َ‫ك َم ۡن هَل‬

“Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu
hidupnya dengan keterangan yang nyata pula.” (Al-Anfal: 42)

Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah mengatakan (dalam menafsirkan ayat di atas), “(Yaitu)
agar menjadi hujah dan penjelas bagi setiap penentang saat dia memilih jalan kekafiran daripada ilmu,
sehingga ia tidak lagi memiliki alasan (tidak bisa berkilah) di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala dan
(sebaliknya) akan terus menambah ilmu bagi orang-orang yang beriman. Karena Allah subhanahu wa
ta’ala telah memperlihatkan di hadapan kedua kelompok tersebut segala yang menjadi bukti yang benar
dan nyata. Semua ini menjadi peringatan bagi orang yang berakal.” (Tafsir as-Sa’di, 283)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫َار ٖج ِّم ۡنهَ ۚا‬ ُّ ‫اس َك َمن َّمثَلُ ۥهُ فِي‬


ِ ‫ٱلظلُ ٰ َم‬
َ ‫ت لَ ۡي‬
ِ ‫س بِخ‬ ٗ ُ‫أَ َو َمن َكانَ َم ۡي ٗتا فَأ َ ۡحيَ ۡي ٰنَهُ َو َج َع ۡلنَا لَ ۥهُ ن‬
ِ َّ‫ورا يَمۡ ِشي بِِۦه فِي ٱلن‬

“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya
yang terang yang dengan cahaya itu, dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia serupa
dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya?”
(Al-An’am: 122)

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah subhanahu wa ta’ala menghimpun (memberi) bagi
orang tersebut cahaya dan kehidupan sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menghimpun bagi orang
yang berpaling dari Kitab-Nya antara kematian dan kegelapan.

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, ‘Seluruh ahli tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud oleh
ayat ini adalah seseorang yang kafir kepada Allah subhanahu wa ta’ala lalu Dia memberikan kepadanya
hidayah.” (Tafsir al-Qayyim, 290)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

ۖۡ‫ُول إِ َذا َدعَا ُكمۡ لِ َما ي ُۡحيِي ُكم‬ ْ ‫ٱست َِجيب‬


ِ ‫ُوا هَّلِل ِ َولِل َّرس‬ ْ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ۡ ‫وا‬

“Hai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian
kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kalian.” (Al-Anfal: 24)

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kehidupan yang bermanfaat akan terwujud
apabila kita memenuhi seruan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Barang siapa tidak
memenuhinya, dia tidak mendapatkan kehidupan. Dan jika dia memiliki kehidupan yang selalu
melampiaskan hawa nafsu maka kehidupannya sama dengan kehidupan binatang yang paling rendah.
Maka kehidupan yang hakiki adalah kehidupan dalam memenuhi panggilan Allah subhanahu wa ta’ala
dan Rasul-Nya, baik lahiriah maupun batiniah. Mereka hidup walaupun jasad mereka telah mati dan
selain mereka (orang-orang yang tidak memenuhi seruan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya) mati
walaupun jasad mereka hidup.” (Tafsir al-Qayyimah, 288)

Dengan kejelasan hujah Allah subhanahu wa ta’ala ini, masih saja ada manusia yang berusaha mengelak
bila hujah itu mengenai dirinya, pemikiran, keyakinan, amalannya dan sebagainya. Muncullah orang-
orang yang fobi terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia
bagaikan mendengar suara halilintar yang akan menyambar dan memecah gendang telinga.

Namun, ada orang yang menjadikan ayat-ayat yang didengar dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang dibacakan bagaikan siraman kesejukan atas kegersangan hidupnya. Dia bisa mengambil
manfaat untuk keselamatan diri dan menjadikannya sebagai tameng dari murka Allah subhanahu wa
ta’ala. Di sinilah terlihat betapa mahalnya hidayah dan Mahabijaksana Allah subhanahu wa ta’ala di
dalam ketentuan-Nya.

Oleh karena itu manusia di hadapan wahyu tidak terlepas dari dua keadaan yang telah disebutkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sabda beliau,

َ‫َو ْالقُرْ آنُ ُح َّجةٌ لَكَ أَوْ َعلَ ْيك‬

“Dan al-Qur’an akan menjadi hujah bagimu atau menjadi penggugat atas dirimu.” (HR. Muslim dari Abu
Malik al-Harits bin ‘Ashim al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu)

Anda mungkin juga menyukai