Disusun oleh :
P27903118033
TLM 2A
BANTEN
2019/2020
Eritropoesis
A. Pengertian
Eritropoiesis adalah proses pembentukan eritrosit yang terjadi di sumsum tulang hingga
terbentuk eritrosit matang dalam darah tepi yang dipengaruhi dan dirangsang oleh
hormon eritropoietin.
Eritropoietin adalah hormon glikoprotein yang terutama dihasilkan oleh sel-sel
interstisium peritubulus ginjal, dalam respon terhadap kekurangan oksigen atas bahan
globulin plasma, untuk digunakan oleh sel-sel induk sumsum tulang. Eritropoietin
mempercepat produksi eritrosit pada semua stadium terutama saat sel induk membelah
diri dan proses pematangan sel menjadi eritrosit.
Bentuknya Irreguler.
Ukurannya mencapai 2x eritrosit ( 7 – 14 u ).
Berinti besar dengan benang kromatin padat berwarna gelap dan sering tersusun
seperti terali sepeda, kadang ada nucleoli.
Sitoplasma menempati 60 – 70 % bagian sel, lebih banyak dari sitoplasma
pronormoblast namun lebih kurang basofilik.
Tidak bergranula.
4. Metarubrisit / Normoblast Ortokromatik / Eritroblast Ortokromatik
Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut :
Bentuknya regular.
Ukurannya sedikit lebih besar dari eritrosit (7 – 10 u).
Intinya pknotik, kadang terletak eksentrik.
Sitoplasma menempati 50 – 80 % bagian sel.
5. Retikulosit
Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut :
Sel Darah Merah (SDM) yang masih muda tidak berinti berasal dari proses
pematangan normoblas di sumsum tulang.
Setelah dilepaskan dari sumsum tulang sel normal akan beredar sebagai
retikulosit selama 1-2 hari.. Retikulosit akan masuk ke sirkulasi darah tepi dan
bertahan kurang lebih selama 24 jam sebelum akhirnya mengalami pematangan
menjadi eritrosit.
6. Eritrosit
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Berwarna merah muda seluruhnya.
Bentuknya adalah cakram bikonkaf tak berinti.
Tak mempunyai mitokondria,ribosom dan tidak dapat bergerak.
C. Faktor Pembentukan Eritropoesis
1. Eritropoietin
2. Kemampuan respon sumsum tulang (anemia, perdarahan )
3. Intergritas proses pematangan elektrolit
2) Anemia
Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah
dari jumlah normal. Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-
sel darah merah tidak cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan
warna merah darah.
Granulapoesis
A. Pengertian Granulopoesis
Granulosit adalah sel darah putih yang jumlahnya terbanyak yaitu sekitar duapertiga
dalam keadaan normal dan sisanya sebesar sepertiga berupa agranulosit (limfosit dan
monosit). Namun demikian, jumlah total sel darah putih dan presentase masing-
masing jenisnya dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Sel darah putih granulosit adalah yang sel darah putih yang mempunyai granula dalam
sitoplasmanya. Sel granulosit meliputi eosinofil, basofil dan neutrofil yang diberi
nama sesuai kekhasannya menurut pewarnaan di laboratorium. Eosinofil yang
mengikat warna eosin (asam), basofil yang mengikat warna biru (basa), dan neutrofil
yang bersifat netral memiliki sitoplasma berwarna keunguan. Sel-sel tersebut juga
memiliki banyak bentuk nukleus sehingga disebut pula polimorfonuklear (PMN).
Granulopoiesis meliputi enam tahapan, mulai dari mieloblas di sumsum tulang sampai
tahapan segmen yang berada di darah tepi.
1. Mieloblas
Sel muda dengan ukuran yang besar dan hanya terdapat di dalam sumsum tulang
saja pada kondisi normal.
Ciri-ciri mieloblas adalah sebagai berikut ;
Ukuran sel: 15 - 25 (m, bentuk sel: oval, kadang-kadang bulat.
Warna sitoplasma: biru, tanpa halo perinuklear jelas atau dengan halo dengan
halo perinuklear melebar.
Granularitas: sitoplasma nongranular atau sedikit granula azurofilik atau
tanpa granula azzurofilik.
Bentuk inti: biasanya oval, kadang-kadang tidak teratur, jarang bulat.
Tipe kromatin: halus, dengan tampilan reticular, nukleolus: tampak, ukuran
sedang atau besar 1 sampai 4; lebih terang dari kromatin.
Rasio inti/sitoplasma: tinggi atau sangat tinggi . Keberadaan di darah tepi tidak
ada, keberadaan di sumsum tulang: < 5% .
2. Promielosit
Promielosit masih merupakan sel muda dan hanya berada di sumsum tulang saja. Sel
ini sudah dapat dibedakan serinya dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran
granula.
Promielosit memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
ukuran sel 15 – 30
bentuk sel oval atau bulat
warna sitoplasma biru muda, dengan halo jelas, granularitas pekat, azurofilik
banyak.
Bentuk inti oval, tipe kromatin awal kondensasi, nucleolus tampak ukuran
sedang atau besar ,lebih terang, kromatin, 1-2, kadang-kadang tak terlihat,
Ratio inti/sitoplasma tinggi.
Keberadaan di peredaran darah tidak ada, sementara di sumsum tulang: < 5 %
(netrofil), < 1% (eosinofil), < 1% (basofil).
3. Mielosit
stadium muda dari leukosit agranular dan normalnya hanya ditemukan di
sumsum tulang saja.
Ciri-ciri mielosit adalah sebagai berikut ;
Ukuran sel 15 - 25
bentuk sel oval, kadang-kadang bulat, warna sitoplasma biru, tanpa halo
perinuklear jelas atau dengan halo perinuklear melebar.
Sitoplasma nongranular atau sedikit granula azurofilik, bentuk inti biasanya
oval, kadang-kadang tidak teratur, jarang bulat.
Tipe kromatin halus, dengan tampilan reticular, nucleolus tampak, ukuran
sedang atau besar 1 sampai 4; lebih terang dari kromatin.
Rasio inti/sitoplasma sedang. Keberadaan di darah tidak ada, sementara di
sumsum tulang sumsum tulang: < 5% .
4. Metamielosit
Metamielosit juga masih merupakan stadium muda dari sel granulosit, sama
seperti mielosit. Metamielsoit sudah dapat dibedakan jenisnya dengan melihat warna
sitoplasma dan ukuran granula. Metamielosit normalnya hanya berada pada sumsum
tulang saja.
Ciri-ciri metamielosit adalah sebagai berikut ;
ukuran sel: 14 – 20
bentuk sel: oval atau bulat, warna sitoplasma pink, granula sedikit azurofilik
dan neutrofilik, berbeda dalam jumlah.
Bentuk inti lonjong, semicircular, tipe kromatin padat , nucleolus tidak
terlihat.
Rasio inti/sitoplasma sedang. Keberadaan darah tidak ada, sementara di
sumsum tulang: 10 - 25 %
5. Staf/ Batang
Ciri-ciri staf adalah sebagai berikut ; ukuran sel: 14 - 20 (m, bentuk sel oval
atau bulat, warna sitoplasma sesuai dengan jenis granulosit (basofil : biru, eosinofil
: merah, netrofil : jernih atau pink), granularitas sedikit azurofilik. Bentuk inti:
lonjong, semicircular, tipe kromatin padat, nucleolus tidak terlihat. Rasio
inti/sitoplasma rendah atau sangat rendah. Keberadaan di peredaran darah < 5% ,
sementara di sumsum tulang: 5 - 20 % (netrofil) , < 2 % (eosinofil)
6. Segmen
Segmen merupakan stadium dewasa/matur dari sel granulosit, dan lebih banyak
ditemukan dalam peredaran darah dibanding pada sumsum tulang. Segmen dapat
dibedakan dengan jelas dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran granula
Ciri-ciri segmen adalah sebagai berikut ; ukuran sel: 14 - 20 (m bentuk sel oval
atau bulat. Bentuk inti berlobus (normal kurang dari 5 lobus), tipe kromatin padat,
rasio inti/sitoplasma rendah atau sangat rendah,, nukleolus tak terlihat.
A. Pengertian Trombopoiesis
Trombosit adalah fragmen atau keping – keping tidak berinti dari sitoplasma
megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10
hari. Ukuran trombosit bervariasi dari sekitar 1 sampai 4 mikron sebagaian sel
berbentuk piringan dan tidak berinti. Garis tengah trombosit 0,75-2,25 mm. meskipun
trombosit ini tidak berinti tetapi masih dapat melalkukan sintesis protein, walaupun
sangat terbatas, karena didalam sitoplasma masih terdapat sejumlah RNA. Fungsi
utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selamarespons hemostasis
normal terhadap cedera vascular.