Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

(MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MENURUT BETTY


NEUMAN)

NAMA KELOMPOK

1. HAMZAH NAUFAL
2. HERNI HERYANTI
3. LAELUL HIDAYAH
4. MUZDALIFAH
5. MUHAMMAD WAHIDIN
6. PUTRI INDAH PRAMESTI
7. YASTAFIFI IRJANA HAKIKI

TINGKAT 3A

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON

TAHUN AJARAN 2020/2021

Jl. Walet No.21, Kertawinangun,Kedawung,Cirebon Jawa Barat 45153


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BABI PENDAHULUAN.................................... ................................................
A. LATAR
BELAKANG............................................................................................
B. TUJUAN..................................................................................................
C. MANFAAT..............................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI......................................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................
SARAN....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang Model Konseptual
Keperawatan Menurut Betty Neuman dapat diselesaikan. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kami mahasiswa
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Cirebon dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Cirebon, 08 September 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan


suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososio dan spiritual yang komprehensif
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Ada 4 skenario masa depan yang diprediksikan akan terjadi dan harus di
antisipasi dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia (Ma’arifin Husin,
1999) antara lain : a. masyarakat berkembang disini masyarakat akan lebih
berpendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, menuntut berbagai jenjang
pelayanan kesehatan/ keperawatan yang professional serta rentang kehidupan
daya ekonomi masyarakat semakin melebar. b. Rentang masalah kesehatan yang
semakin melebar mulai dari yang sederhana sampai pada masalah yang komplek
c. IPTEK yang terus berkembang, dimana penggunaan teknologi dari yang
sederhana sampai pada teknologi yang sangat canggih. d.Tuntutan profesi terus
meningkat.
Tantangan tersebut tentunya harus dapat dikelola dengan baik oleh profesi
keperawatan keperawatan. Namun disisi lain ada permasalahan pokok yang
dihadapi perawat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan, seperti yang
dikemukakan oleh Azrul Anwar, 1999 dikutip oleh Nursalam, 2002 adalah
sebagai berikut : peran perawat professional yang belum optimal, terlambatnya
pengakuan body of knowledge profesi keperawatan, terlambatnya pengembangan
pendidikan keperawatan professional, terlambatnya pengembangan sistem
pelayanan asuhan keperawatan professional.
Langkah strategik yang harus dilakukan dalam mengahadapi tantangan dan
permasalahan diatas adalah “the nurse should do no harm to your self“
(Nigthtingale, dikutip oleh Nursalam 2002 ) artinya semua tindakan keperawatan
harus dapat memenuhi kebutuhan pasien tanpa ada resiko negative yang
ditimbulkan. Hal ini ditegaskan oleh Lynn Basford dan Oliver Slevin ( 2006 )
yang menyatakan profesi keperawatan menginginkan adanya perawat yang
berpikir, yaitu perawat yang tidak hanya melakukan tugasnya tanpa berpikir,
namun yang memikirkan dengan cermat tentang apa yang dilakukannya dan
bertindak bijaksana demi kepertingan pasien atau klien. Salah satu strategi adalah
penerapan model keperawatan yang merupakan aplikasi praktek keperawatan
berdasarkan teori, disamping itu peningkatan pendidikan, pengembangan Ilmu
keperawatan, pelaksanaan riset keperawatan. Untuk dapat menerapkan model
keperawatan yang merupakan aplikasi praktek keperawatan berdasarkan teori
maka perlu dipahami dahulu konsep dan teori model keperawatan
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, keperawatan harus selalu
mengembangkan ilmunya berdasarkan pemahaman konsep model dan teori
keperawatan yang sudah ada agar tidak terjadi penyimpangan didalam
mengaplikasikan ilmu keperawatan, sehubungan dengan hal tersebut maka pada
kesempatan ini kami mencoba untuk membahas salah satu teori konsep model
yang sudah ada yaitu model keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman
Model sistem Betty Neuman memberikan perspektif keperawatan yang
felsibel, holistik dan komprehensif. Model tersebut berfokus pada respon sistem
klien terhadap stressor aktual maupun potensial. Model tersebut digunakan dalam
intervensi keperawatan yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier dalam
upaya mencapai dan memelihara sistem kesehatan klien yang optimal.
Model sistem Neuman (1970) memberikan gambaran baru tentang cara
pandang terhadap manusia sebagai mahluk Wholistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal (Asmadi, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah mampu menganalisa model
keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman dalam penerapan
pelayanan asuhan keperawatan.

2. Tujuan Khusus :
a. Memahami model konseptual keperawatan menurut Betty Neuman
b. Apa pengertian model konseptual keperawatan Betty Neuman?
c. Bagaimana ruang lingkup model konseptual keperawatan Betty
Neuman?
d. Bagaimana penerapan model konseptual keperawatan Betty
Neuman?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Konseptual Neuman

Neuman model system didasarkan pada system teori umum dan refleksi
kehidupan alami mahluk hidup (manusia) sebagai system terbuka dalam
berinteraksi degan yang lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya. Modelnya
mengambil dari teori Gestalt, yang menggambarkan keseimbangan sebagai suatu
proses dimana organisme (mahluk hidup) memelihara keseimbangan dan
konsekuensinya adalah sehat, dengan berbagai kondisi.
Neuman menggambarkan bahwa penyesuaian sebagai proses dimana
kepuasan dalam mahluk hidup adalah suatu kebutuhan. Banyaknya kebutuhan
dan adanya gangguan keseimbangan atau stabilitas. Kemudian proses penyesuaian
adalah suatu yang dinamis dan terus menerus. Seluruh kehidupan ditandai oleh
adanya saling mempengaruhi antara kesimbangan dan ketidakseimbangan dalam
mahluk hidup. Ketika proses stabilisasi gagal pada beberapa tingkatan , atau
ketika mahluk hidup berada dalam kondisi yang tidak harmonis dalam waktu lama
konsekuensinya yaitu ketidakmampuan memuaskan kebutuhan, timbulnya suatu
penyakit. Ketika sakit sebagai proses kompensasi gagal , mahluk hidup dapat
meninggal.
Neuman telah menggunakan definisi Selye’s tentang stress sebagai suatu
respon non spesifik tubuh terhadap kebutuhan pada saat itu. Stress meningkatkan
kebutuhan untuk menyesuaikan kembali. Kebutuhan ini tidak spesifik, itu
membutuhkan adaptasi terhadap suatu masalah.
Neuman mengadaptasi konsep tahapan pencegahan dari konsep model
Kaplan (1964) kemudian menghubungkan tahapan pencegahan ini dalam
keperawatan. Primary prevention digunakan oleh mahluk hidup sebelum itu
terjadi sebagai stressor yang berhahaya.
Pencegahan primer meliputi pengurangan pertemuan dari stressor atau
memperkuat garis pertahanan normal klien untuk mengurangi reaksi terhadap
stressor. Pencegahan sekunder dan tertier digunakan ketika klien mendapatkan
stressor yang berbahya. Pencegahan sekunder berupaya untuk mengurangi efek
atau kemungkinan efek dari stressor melalui early diagnosis dan pengobatan
efektif terhadap gejala suatu penyakit. Neuman mendeskripsikan hal ini sebagai
kekuatan garis pertahanan internal. Pencegahan tertier berusaha untuk mengurangi
efek residual stressor dan mengembalikan pasien ke kondisi sehat setelah
pengobatan.
System model Neuman merefleksikan perawat tertarik terhadap manusia
sehat dan sakit sebagai system yang holistic dan lingkungan mempengaruhi
kesehatan. Klien dan perawat berpendapat stressor dan sumber-sumber adalah
penting, dan klien bertindak sebagi parter perawat untuk menentukan tujuan dan
mengidentifikasi tindakan pencegahan yang relevan. Individu, keluarga,
kelompok lain, masyarakat dan isu social semuanya merpakan system klien,
dimana digambarkan sebagai gabungan interaksi fisiologi, psikologi, social
cultural, perkekembangan dan variable-variabel spiritual.
Konsep utama yang teridentifikasi dalam model ini seperti yang
dilukiskan pada skema Neuman System Model (gambar 1-1) adalah pedekatan
holistic, system terbuka (meliputi fungsi, input dan out put, feed back,
negentropy, egentropy dan stbilias), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat,
sakit, system klien (meliputi lima variable klien , struktur dasar, garis pertahanan ,
garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel,), stressor, tingkat reaksi,
pencegahan dan intervensi dan reconstitution. Adapun maksud dari konsep-
konsep utama tersebut adalah :
 Pendekatan Holistik, Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan
sebagai orang , keluarga, kelompok, masyarakat atau sosial issu. Klien
telah digambarkan sebagai sesuatu yang utuh bagian dari interaksi
dinamis. Model ini mempertimbangkan semua variable yang secara
simultan mempengaruhi klien : fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
 Open System, elemen-elemen system tersebut secara kontinu bertukar
informasi dan energi dalam suatu oragisasi yang kompleks. Stress dan
reaksi terhadap stress adalah komponen dasar pada suatu system terbuka.
 Fungsi atau Proses, klien sebagai system bertukar energi , informasi,
berbagai hal dengan lingkungannya dan menggunakan sumber energi
yang didapat untuk bergerak kearah stabilitas yang utuh.
 Input dan Out Put, klien sebagai suatu system , input dan output adalah
zat-zat, energi, informasi yang saling bertukar antara klien dan
lingkungan .
 Feed Back, sistem out put dalam bentuk zat, energi, dan informasi
memberikan sebagai feed back untuk input selanjutnya untuk
memperbaiki tindakan untuk merubah, meningkatkan, atau menstabilkan
system.
 Negentropy, yaitu suatu proses pemanfaatan energi konservasi yang
membantu kemajuan system kearah stabilitas atau baik
 Entropy, suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang
mengerakan sistem ke arah sakit atau kemungkinan kematian
 Stability, adalah suatu keinginan keadaan seimbang antara
penanggulangan system dan stressor untuk memelihara tingkat kesehatan
yang optimal dan integritas.
 Enviromen, kekuatan internal dan ekternal disekitarnya dan
mempengaruhi klien setiap saat sebagai bagian dari lingkungan.
 Created Enviroment, yaitu suatu pengembangan yang tidak disadari oleh
klien untuk mengekpresikan system secara simbolik dari keseluruhan
system. Tujuannya adalah menyediakan suatu arena aman untuk system
fungsi klien. Dan untuk membatasi klien dari stressor
 Client System, lima variable ( fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual) klien dalam berinteraksi dengan lingkungan
bagian dari klien sebagai system.
 Basic Clien Structure, Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang
dikelilingi oleh lingkaran terpusat. Pusat diagram dari lingkaran
menghadirkan factor kehidupan dasar atau sumber energi klien. Inti
struktur ini terdiri dari factor kehidupan dasar yang umum untuk seluruh
anggota spesies. Seperti sebagai factor bawaan atau genetic.
 Lines Of Resistance, serangkaian yang merusak lingkaran disekitar
struktur inti dasar disebut Garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan
sumber sumber yang membantu klien mempertahankan melawan suatu
stressor. Sebagai contoh adalah respon system imun tubuh. Ketika garis
pertahanan efektif , klien system dapat menyusun kembali. Jika tidak
efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah pertahanan terhadap stressor
ditentukan oleh interrelationship kelima variable pada system klien.
 Normal line defence, Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar
lingkaran padat. Hal itu menghadirkan suatu keadaan stabil untuk
individu atau system. Itu dipelihara dari waktu ke waktu dan melayani
sebagai suatu standar untuk mengkaji penyimpangan dari kebiasaan baik
klien. Itu semua meliputi variable system dan perilaku seperti kebiasaan
pola koping seseorang , gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebaran
dari garis normal merefleksikan suatu penigkatan keadaan
sehat.pengecilan, suatu penyusutan keadaan kesehatan.
 Garis Pertahanan Fleksibel, garis lingkaran patah-patah terluar
dinamakan garis pertahanan fleksibel. Hai ini dinamis dan dapat berubah
dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal ini dipersepsikan sebagai
penahan yang melindungi terhadap stresor dari pecahnya/ berubahnya
kondisi kesehatan yang stabil yang dipresentasikan sebagai garis
pertahanan normal. Hubungan antara variabel (fisiologi, psikologi,
sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat
kemampuan individu untuk mengguanakan pertahanan garis fleksibel
untuk melawan kemungkinan dari reaksi stressor seperti gangguan
tidur.Neuman menggambarkan pertahanan garis fleksibel sebagai
mekanisme pertahanan sistem pertama. Ketika pertahana garis fleksibel
meluas, hal ini akan memberikan pertahanan yang lebih besar dalam
waktu yang singkat terhadap invasi stresor. Demikian sebaliknya, akan
memberikan lebih sedikit pertahanan.
 Kesejahteraan (Wellness), Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika
tiap bagian dari sistem klien berinteraksi secara harmoni dengan seluruh
sistem. Kebutuhan sistem terpenuhi.
 Sakit (Illness), Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang
mengakibatkan keadaan tidak seimbang dan penurunan energi.
 Stressor, Sresor adalah kekuatan yang secara potensial dapat
mengakibatkan gangguan pada system yang stabil. Stresor dapat berupa:
 Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon
kondisional seseorang.
 Kekutan intrapersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu,
seperti harapan peran.
 Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluar individu, seperti keadaan
financial.
 Tingkat reaksi, Tingkat reaksi merupakan jumlah energi yang diperlukan
oleh klien untuk menyesuaikan terhadap stressor.
 Pencegahan sebagai intervensi, Intervensi adalah tindakan yang
bertujuan untuk membantu klien menahan, mencapai, atau
mempertahankan stabilitas system. Intervensi dapat terjadi sebelum dan
sesudah garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan pasa fase
reaksi dan rekonstitusi. Intervensi dimulai ketika stresor dicurigai atau
diidentifikasi. Intervensi didasarkan pada kemungkinan atau faktual dari
tingkat reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil antisipasi. Neuman
mengidentifikasi tiga level intervensi: (1) primer, (2) sekunder, (3)
tersier.
1. Pencegahan primer, Pencegahan primer dilakukan ketika stresor
dicurigai atau diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat
resiko diketahui. Neuman menyatakan sebagai berikut:
Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk mengurangi
kemungkinan pertemuan individu dengan stresor, atau dengan
kata lain usaha untuk memperkuat seseorang bertemu dengan
stresor, atau menguatkan garis pertahanan fleksibel untuk
menurunkan kemungkinan reaksi.
2. Pencegahan sekunder, Pencegahan sekunder meliputi intervensi
atau tretmen awal sesudah gejala dari stress telah terjadi.
Sumber daya internal dan eksternal digunakan agar sistem stabil
dengan menguatkan garis internal resistensi, mengurangi reaksi,
dan meningkatkan faktor resistensi.
3. Pencegahan tersier, Pencegahan tersier terjadi sesudah tretmen
aktif atau pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan
pada penyesuaian kearah kestabila sistem yang optimal. Tujuan
utamanya yaitu meningkatkan resistensi terhadap stresor untuk
membantu mencegah terjadinya kembali reaksi atau regresi.
Proses ini mendorong untuk kembali pada tipe siklus ke
pencegahan primer. Sebagai contoh akan dihidarinya suatu
stressor yang telah diketahui akan membahayakan klien.
 Rekosnstitusi, Rekosnstitusi terjadi mengikuti tretmen reaksi stressor.
Hal ini menggambarkan kembalinya sistem stabil dimana tingkat
kesejahteraannya lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya untuk
melawan stresor. Hal ini mencakup faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal, dan lingkungan yang berhubungan dengan variabel
sistem klien (fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan
spiritual).

B. Pengertian Model Konseptual Keperawatan Betty Neuman (Health


Care System)

Model konseptual keperawatan Betty Neuman (Health Care


Sistem) merupakan model konseptual keperawatan memberi penekanan
pada penurunan stres dengan cara memperkiuat garis pertahanan diri yang
bersifat fleksibel, normal, dan resisten. Intervensi diarahkan terhadap
ketiga garis pertahanan tesebut ysng terkait dengan tiga level prevensi
(Sumijatun, 2005).
Teori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang
terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Focus
kepelayanan keperawatan adalah klien yang berinteraksi dengan
lingkungan. Yang terpenting adalah menjaga agar klien dapat berinteraksi
dengan perubahan yang ada. Model ini berdasarkan kepada teori Gestalt
teori Stress dari Selye dan teori sistem secara umum. Sistem Neuman
lebih melihat pada hubungan individu terhadap stress, reaksi terhadap
stress serta factor rekonstruksi yang dinamis (Sumijatun, 2005).
Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah
berdasarkan pendekatan perorangan total untuk memandang masalah
pasien di sekolah perawat di University of California, Los Angeles. Sistem
yang digunakan adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi
yang dinamis. Variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis,
psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Neuman
terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang
berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara
dimensional. Model fokus pada klien terhadap stress serta faktor
pemulihan (adaptasi) (Sumijatun, 2005).
Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem
yang unik dengan respon yang berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan
lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosio
kultural, perkembangan dan spiritual). Individu dalam memberikan respon
harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan
internal dan eksternal dapat menyebabkan stress. Untuk itu individu akan
bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan
diri (Sumijatun, 2005).
Gambar II.1. Model Sistem Teori Betty Neuman

Empat Komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut Teori


Betty Neuman
1. Manusia
Manusia sebagai klien atau sistem klien, Model sistem Neuman
menyatakan konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, komunitas, atau kelompok sosial tertetu. Sistem klien adalah
gabungan hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psikologi,
sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan sebagai
perubahan atau pergerakan konstan yang hidup sebagai system terbuka dalam
hubungan timbal balik dengan lingkungan.

2. Kesehatan
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia
memandang kesehatan sebagai kondisi yang terus menerus dari sehat menuju
sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang berubah
untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang diindikasikan
seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat merupakan
akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi
dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan pada waktu
itu.

3. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua
aspek manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi
yang unik yang memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon
individu terhadap stres. Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan
yang diberikan sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi antara pemberi
pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan instrumen pengkajian
dan intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut.

4. Lingkungan
Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model
sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah
hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor
internal dan eksternal yang berada disekeliling manusia dan berinteraksi
dengan manusia dan klien. Stresor (intrapersonal, interpersonal, dan
ekstrapersonal) adalah signifikan terhadap konsep lingkungan dan
digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan
secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem.

C. Ruang Lingkup Model Konseptual Keperawatan Komunitas Betty


Neuman (Health Care System)
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri
keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut
dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
1. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang
bersifat fleksibel yang berupa pendidikan kesehatan dan
mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapa dilakukan
klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
2. Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu yaitu deteksi dini
gangguan kesehatan. Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga,
dan lain-lain. Selain itu, memberikan zat kekebalan pada klien yang
bersifat individu misalnya : konseling pra nikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
4. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan
resisten yang terganggu.

Tabel II. 1. Definisi Dan Contoh Variable Komunitas

Variable Definisi Contoh


Fisiologi Struktur dan fungsi 1. Urban, pedesaan.
komunitas 2. Lokasi geografi
3. Air, sistem limbah
4. Sistem keamanan
5. Pemerintah
6. Sistem transportasi

Psikologi Kognitif, afektif, dan 1. Bahagia, depresi


karakteristik 2. Tingkatan
komunikasi intelegensia
3. Pola komunikasi
4. Liberal awal
konservatif
5. Isolasi vs overload
sensor.

Sosio-kultural Pola social, ekonomi, 1. Kelas ekonomi


demografi, politik, tingkat bawah sampai
rekreasi, dan atas
karakteristik 2. Suku
kesehatan. 3. Tipe industry
4. Perawatan sehari-hari
untuk anak dan lansia
5. Pelayanan ambulasi
6. Klinik/rumah sakit
Spiritual Moral, agama, dan 1. Tempat ibadah
sistem nilai pada 2. Kepercayaan yang
komunitas berkaitan dengan
kesehatan
3. Praktik pemakaman
4. Buku cerita/sejarah

Pengembangan Sejarah, tahapan 1. Pendataan rumah


evolusi dari subsistem 2. Populasi usia
dan kelompok yang 3. Perkembangan kota
ada.

Reaksi individu terhadap stressor bergantung pada tingkat kekuatan garis


pertahanan. Apabila garis pertahanan gagal maka yang reaksi yang muncul
tergantung dari kekuatan garis pertahanan itu sendiri, yaitu bagian dari reaksi
sistem individu yang beradaptasi terhadap stressor. Efek ini dikenal sebagai
proses rekonstruksi (Sumijatun, 2005).
Tabel II. 2. Pengaruh Stressor Terhadap Variable Klien

Fisik Psikologis Social-kultural Pengembanga Spiritual


n
Intrakomunitas
 Peningkatan  Kelemahan  Perumahan yang  Tingginya  Jumlah
kematian bayi. pendidikan padat ibu hamil tempat
 Bencana akibat kesehatan  Taman yang pada usia ibadah
timbunan sampah. tentang tidak dijual oleh belasan  Kepercaya
 Air yang AIDS. pengembang tahun an
terkontaminasi.  Peningkatan (developer)  Kebutuhan kesehatan
angka  Rendahnya potensial yang
perceraian. penghasilan untuk berhubung
 Potensial keluarga perawatan an dengan
untuk anak kebijaksan
penurunan  Buruknya aan.
emosi pada suasana kota
area yang ada
perumahan
masyarakat.

Interkomunitas
 Buruknya jalan  Marah pada  Adanya tekanan  Riwayat yang Perbedaan
yang salah satu rasial pada bermakna sistem nilai
menghubungkan partai kelompok untuk sebuah yang dianut
kota dengan pusat  Potensial tertentu di kota kota antara
pengobatan untuk  Bis sekolah  Usia dari penduduk
 Distribusi dokter isolasi pada untuk usia 4-6 penduduk. desa dan
yang tidak merata. kelompok tahun. kaum urba.
lansia pada
suatu desa
 Tidak
adekuatnya
komunikasi
antara
penduduk
desa dan
pendatang.

Ekstrakomunikasi
 Sistem perencanaan  Sistem  Potensial untuk  Munculnya  Nilai
jalan raya yang kepercayaan PHK karena industri baru. moral
menghubungkan nasional industry/pabrik  Potensial yang
antar tempat. yang yang akan meningkatny muncul
 Epidemi flu. bersebranga ditutup. a keluarga dan
 Penurunan dana n dengan  Banyaknya muda untuk bersebran
pelayanan. oposisi. tamu dengan bekerja pada gan
 Kekawatiran aneka budaya industry baru. dengan
pada yang  Potensial nilai yang
lingkungan dating//berkunju tumbuhnya dianut
yang akan ng. sekolah. komunitas
terancam .
 Seleksi
komunitas
untuk
menduduk
i satu
golongan
tertentu.

Tujuan dari keperawatan model Neuman adalah menjaga agar sistem tetap
dapat stabil dengan cara melakukan pengkajian terhadap stressor, baik yang actual
maupun potensial. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang
ditujukan pada pertahanan kestabilan sistem yang meliputi tiga hal penting, yaitu
prevensi primer, sekunder, dan tersier. Prevensi primer adalah suatu cara yang
mengidentifikasi factor-faktor risiko dan berusaha untuk mengurangi stressor serta
berfokus pada perlindungan garis normal dan memperkuat garis
fleksibel/pertahanan. Prevensi sekunder, berkaitan dengan penatalaksanaan aktif
setelah gejala terjadi. Fokusnya adalah memperkuat garis internal perlawanan
dengan cara mengurangi reaksi dan meningkatkan factor perlawanan. Prevensi
tersier, mengarah pada intervensi selanjutnya yang telah diberikan pada tingkat
sekunder dan berfokus pada adaptasi ulang serta stabilitas dalam melindungi
penetalaksanan selanjutnya.
Pada model Neuman, promosi kesehatan mengacu pada tujuan sehat untuk
semua pada tahun 2000, terutama yang berkaitan dengan upaya preventif terhadap
penderita dan penyakit, serta upaya untuk menurunkan biaya pengobatan yang
telah ditetapkan untuk decade 1990-an. Selanjutnya, model sistem dari Neuman
diadopsi oleh keperawatan dari 14 negara untuk mengembangkan kurikulum dan
praktik mereka pada individu, keluarga, dan komunitas. Selain itu, model Neuman
juga digunakan sebagai kerangka kerja dalam pusat pelayanan keparawatan
komunitas. Pada model Neuman, pendekatan dilakukan secara komprehensif yaitu
dengan memfasilitasi multidisiplin lain, seperti pekerja social dan pekerja
kesehatan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dan menurunkan biaya sehingga lebih efisien.
Pada level administrative dapat menggunakan tiga tingkatan prevensi,
yakni primer, sekunder, dan tersier. Prevensi primer yang digunakan adalah
komunikasi tentang perubahan kesehatan yang dibutuhkan. Prevensi sekunder
merupakan tindakan pengorganisasian sehari-hari pada core dan tenaga
pelayanan. Sedangkan prevensi tersier mempunyai fokus pada perencanaan jangka
pnjang dengan mengoordinasikan sistem tujuan pada pencapaian tujuan jangka
pendek. Pada tingkatan administrative, garis pertahanan fleksibel merupakan alat
untuk melindungi dan mendukung perawatan pada kelompok inti (Sumijatu,
2005).
Konsep-konsep utama yang diidentifikasi dalam model Betty Neuman adalah
sebagai berikut :
1. Basic Struture dan Energy Resources
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar
yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik.
Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, karakteristik masyarakat, dan
kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem. Contohnya kemampuan dalam
mempertahankan adanya stressor di masyarakat (misal : adanya penyakit
menular), masyarakat berupaya agar penyakit tersebut tidak menular ke
anggotanya secara luas. Disamping itu, ada juga karakteristik dasar yang
berhubungan dengan variabel tersebut, yaitu : kekuatan, kemampuan kognitif
dan sistem nilai yang ada di masyarakat. Perubahan pada satu arah akan
menimbulkan gerakan kompensasi ke arah yang lain. Jika sistem terganggu
dari keadaan normal atau stabil, maka timbul kebutuhan energi yang cepat
untuk mengatasi disorganisasi akibat gangguan tersebut.
2. Lines of Resistance
Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur
dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi
jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan
(normal line of defense). Misalnya adalah mekanisme sistem nilai atau
keyakinan masyarakat, mekanisme koping masyarakat. Jika lines of resistance
efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika
tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.
3. Normal Lines of Defense
Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk
masyarakat, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya
stressor yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar
untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien.
Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of
defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem
klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau
sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor
tambahan. Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan prilaku
seperti pola koping masyarakat, gaya hidup dan tahap perkembangan.
4. Flexible Lines of Defense
Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan
memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor.
Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada
normal line of defense. Bila jarak antara flexible lines of defense dan normal
lines of defense meningkat maka tingkat proteksipun meningkat.
Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk
mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien. Bersifat dinamis dan dapat
berubah dalam waktu yang relatif singkat. Hubungan dari berbagai variabel
(fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat
mempengaruhi tingkat penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai
reaksi terhadap stressor.
5. Stressor
Stressor kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut :
a. Stressor Intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga/masyarakat dan
berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : kondisi geografis
b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga/masrakat
yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga/masyarakat tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem daripada
stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik
d. Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan
eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.
6. Reaksi
Merupakan ketidakstabilan sistem yang diakibatkan adanya invasi stressor
pada normal lines of defense. Reaksi dan hasilnya bisa positif atau negatif
yang selanjutnya dapat bergerak ke arah negetropy atau entropy.
7. Pendekatan klien secara Wholistik
Model sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka
dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu
kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari
interaksi klien dengan lingkungannya. Klien sebagai sistem bisa individu,
keluarga, kelompok, komunitas atau issue.
8. Konsep Wholistic
Klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada
dalam suatu interaksi dinamis. Konsep ini melibatkan seluruh variabel yang
mempengaruhi klien secara simultan, yang mencakup fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Perubahan istilah dari Holistik
menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara
keseluruhan.
9. Sistem Terbuka
Elemen-elemen yang ada dalam sistem mengalami pertukaran energi
informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres
merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.
10. Proses atau Fungsi
Pertukaran energi, substansi dan informasi dengan lingkungan dan
interaksi dari elemen-elemen dalam sistem. Suatu sistem kehidupan cenderung
untuk bergerak kearah keseluruhan, stabilitas, kesehatan dan negentrophy.
11. Input dan Output
Substansi, energi dan informasi yang masuk atau keluar dari sistem
12. Feed Back
Proses dimana substansi, energi dan informasi yang merupakan output
sistem diberikan umpan balik untuk perbaikan guna perubahan, peningkatan
atau stabilitasasi sistem.
13. Negentrophy
Suatu proses penggunaan energi yang membantu sistem untuk maju ke
arah stabilitas atau sehat.
14. Entropy
Suatu proses pengurangan energi yang menggerakkan sistem ke arah sakit
atau kematian.
15. Stabilitas
Klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau
harmonis menjaga keutuhan integritas sistem.
16. Wellness
Wellness terjadi jika bagian-bagian dari klien berinteraksi secara
harmonis. Kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi.
17. Illness
Terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari sistem karena
adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
18. Prevention atau Pencegahan sebagai Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
 Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor,
meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan.
Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of
defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor
risiko. Intervensi dilakukan jika risiko atau masalah sudah diidentifikasi
tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi,
pendidikan kesehatan, olahraga dan perubahan gaya hidup.
 Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah
ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada
penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan
meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar
melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah
untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara
energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan
intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
 Pencegahan Tersier. Dilakukan setelah sistem ditangani dengan
strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan
pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal.
Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor
untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat
mempertahankan energy. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada
pencegahan primer.
19. Rekonstitusi
Rekonstitusi suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal
dan eksternal. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi
stressor. Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan
energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor.
Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya,
menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya
pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-
faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang
berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan
dan spiritual (Sumijatun, 2005).

D. Dasar Asumsi Sistem Model Neuman (Tomey, 2006 )

1. Klien sebagai individu atau kelompuk merupakan system yang unik,


setiap sistem adalah gabungan dari faktor-faktor yang umum diketahui,
atau karakteristi normal
2. Keberadaan stressor baik yang diketahui maupun tidak , masing-masing
memiliki potensi untuk merusak tingkat stabilitas klien atau garis
pertahanan normal klien. Pada dasarnya hubungan antara klien dengan
variabel-variabel : fsiologis, psikologis, sosiokulturan, perkembangan
dan siritual kadang-kadang mempengari tingkat kemampuan klien
untuk melindungi dalam berespon terhadap stress.
3. Setiap individu atau klien system telah ditingkatkan respon rentang
normalnya terhadap lingkungan yang telah ditunjuk sebagai garis
normal petahanan atau stabilitas kondisi sehatnya.
4. Perlindungan diri muncul sasat menghadapi stressor.
5. Klien sebagai bagian dari status kesehatan atau kesakitan sebagai
komposisi dinamis yang dipengaruhi
fisio,psiko,sosiokultural,perkembangan dan spiritual.
6. Secara implicit factor pengetahuan sebagai dasar mekanisme
perlindungan
7. Preventif primer berhubungan dengan system pengkajian, intervensi,
identifikasi dalam berespon terhadap stressor.
8 Preventif sekunder meliputi gejala terhadap stressor dan pengobatan.
9. Preventif tersier berhubungan dengan pengalaman sebelumnya.
10. klien sebagai system dalam keadaan dinamis, terjadi pertukaran energi
dengan lingkungan.

E. Penerapan Model Konseptual Keperawatan Komunitas Betty


Neuman (Health Care System)
Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses
keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan :
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan komunitas atau keluarga
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi (Potter dan Perry, 2005)
Model Sistem Neuman (1982) dapat digunakan untuk menjelaskan
kerangka konsep duka cita. Variabel yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem
klien, yaitu : fisiologis, psikilogis, rohani, perkembangan, dan sosial budaya,
dapat digunakan untuk menguraikan atribut dari duka cita. Kehilangan di
masa lalu dapat dijelaskan sebagai sebuah stressor, dan akibat dari duka cita
diartikan sebagai suatu proses yang serupa dengan konsep Neuman yaitu
rekonstitusi. Intervensi untuk membantu klien dalam menghadapi
pengalaman duka cita dapat dikatagerikan sebagai upaya pencegahan primer,
sekunder, dan tersier (Mubarak, 2005).
Bentuk logika teori Betty Neuman menggunakan logika deduktif dan
induktif dalam mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan
terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai
teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil pengamatan dan
pengalaman selama bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan. Teori
Betty Neuman pertama kali dipublikasikan tahun 1972. Model keperawatan
menurut Betty Neuman disebut The Neuman Health Care Sistem yaitu model
konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan diri secara fleksibel (flexible line of difense) adalah dinamis dan
dapat secara cepat berubah pada periode singkat waktu atau normal (normal
line of difense) mempresentasikan kondisi kesetimbangan personal / kondisi
adaptasi yang dikembangkan atau dikelola tiap waktu dan dianggap normal
oleh personal tersebut maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah
komunitas Mubarak, 2005).
Pada tahun 1989 Betty Neuman berpendapat bahwa ”Stressor
mempengaruhi keseimbangan homeostatis jika keseimbangan ini terganggu
maka energi dikeluarkan untuk mengatasinya”. Untuk membuat kehidupan
menjadi seimbang, maka rangkaian sistem tersebut harus menjadi interaksi
antara sesama manusia. Interaksi ini akan membuat seseorang meningkatkan
ketahanan dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari individu selalu
berusaha mempertahankan dan memenuhi kebutuhan biologi, psikologi dan
sosial kultural.
Adanya stress sebagai penyakit menyebabkan seseorang bereaksi
untuk mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan
masalah atau koping tertentu. Penyebab stressor dapat berasal dari diri
sendiri, dari luar individu atau karena interaksi dengan prang lain. Pada
hubungan individu dengan stres, reaksinya atas stres, dan faktor-faktor
pemulihan kembali yang dinamis secara alamiah. Pemulihan kembali
(rekonstitusi) adalah kondisi adptasi terhadap terhadap stressor. Model
keperawatan Betty Neuman yang diterima secara luas adalah komunitas
keperawatan, secara nasional atau internasional Mubarak, 2005)
Penggunaan terminologi dari teori Neuman untuk menguraikan
konsep duka cita dimulai dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang muncul sebelumnya. Dalam terminologi
Neuman, kejadian di masa lalu merupakan stressor, dan dalam kasus duka
cita, stressor adalah perasaan kehilangan. Perasaan kehilangan mugkin
bersifat intra-personal (misalnya : kehilangan salah satu anggota badan.
Kehilangan peran atau fungsi), interpersonal (misalnya : berpisah dengan
pasangannya, anak, atau orangtua), atau ekstra-personal (misalnya :
hilangnya pekerjaan, rumah, atau hilangnya limgkungan yang
dikenal).Neuman (1995) menyatakan bahwa dampak dari stressor dapat
didasarkan pada dua hal, yaitu : kekuatan stressor dan banyaknya stressor
(Mubarak, 2005).
Modifikasi terhadap respon duka cita diidentifikasi sebagai kombinasi
dari beberapa pengalaman yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh
banyak faktor yang terdiri dari hubungan antara orang yang berduka dengan
objek yang hilang, sifat alami dari kehilangan, dan kehadiran sistem
pendukung (support sistem). Faktor-faktor lain memiliki efek yang kuat pada
perasaan duka cita, seeperti penglaman individu yang sama
sebelumnya,kepercayaan spiritual dan budaya yang dianut. Penjelasan
mengenai modofikasi respon duka cita sama halnya dengan gagasan Neuman
mengenai interaksi antar variabel (fisik, psikologis, sosial budaya,
perkembangan , dan rohani). Kombinasi beberapa variabel yang unik pada
diri seseorang (pengalaman sebelumnya dengan duka cita, nilai-nilai,
kepercayaan spiritual, status fisiologis, batasan sosial budaya, dan yang
lainnya) dapat dibandingkan dengan variabel-variabel yang menyusun garis
pertahanan normal (normal lines of defense) dan garis perlawanan. Masing-
masing garis pertahanan dan garis perlawanan memodifikasi pada tingkatan
tertentu dimana stressor mempumyai efek yang negatif pada diri seseorang.
Garis pertahanan normal membantu sistem klien untuk menyeduaikan dengan
stres akibat kehilangan ; garis perlawanan bertindak sebagai kekuatan untuk
membantu klien kembali ke kondisi yang stabil. Faktor yang lain, seperti
pengalaman individu sebelumnya dengan perasaan kehilangan dan duka cita,
budaya, dan kepercayaan religius menjadibagian dari struktur dasar individu.
Garis pertahanan dan perlawanan melindungi struktur dasar dari gangguan
stres yang menimpa individu (Mubarak, 2005).

F. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Model Konseptual Betty Neuman :

A. Kekuatan

1. Kekuatan model ini terletak pada adanya pencegahan, pendidikan


kesehatan dan kesejahteraan sebagaimana mengelola sehat sakit
dan pendekatan interdisiplin.
2. Model keperawatan ini selama perkembangannya telah banyak
diterima dan diaplikasikan oleh beberapa pakar-pakar keperawatan
dandiaplikasikan pada berbagai tempat perawatan meliputi
intensive care, gawat darurat, perawatan mental, perawatan anak,
perawatan dewasa dan keperawatan komunitas. Kemudian peran
keperawatan anastesi.
3. Model ini banyak digunakan di bidang penelitian dan pendidikan
keperawatan
4. Model Neuman ini fleksibel sehingga dapat bekerja sama dengan
tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
5. Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan
dalam semua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori
terlihat menarik. Diagram ini mempertinggi kejelasan dan
menyediakan perawat dengan tantangan – tantangan untuk
pertimbangan
6. Tujuan mudah dicapai pada sistem yang sudah mantap dan solid
dan Mekanisme sistem lebih jelas dan terarah
7. Neuman mengemukakan bahwa lingkungan sebagai kekuatan
eksternal dan internal yang berada disekitar klien. Dimana
lingkungan diciptakan untuk menjaga homeostasis. Lingkungan
sebagai sistem terbuka yang dipengaruhi oleh stressor
8. Adanya pengakuan bahwa individu mempunyai kemampuan
belajar dan berkembang
9. Tingkat adaptasi klien tinggi, dan adanya kontuinitas serta
peningkatan kualitas
10.Model Neuman terus menerus dikembangkan oleh lembaga
Neuman dan mendapatkan umpan balik dari seluruh dunia sehingga
Model Neuman terus-menerus mengalami perbaikan.
B. Kelemahan
1. Model Neuman berawal dari sintesis berbagai disiplin ilmu, tidak
berdasarkan riset empiris murni keperawatan sehingga perlu teori
keperawatan lain sebagai pendukung agar dapat di terapkan
didalam keperawatan secara praktis.
2. Karena Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan,
teori ini gagal mengidentifikasi kontribusi unik perawat terhadap
pelayanan kesehatan
3. Hubungan antara perawat dan klien dianggap sebagai domain
keperawatan tidak teridentifikasi, dan peran dari individu sendiri
kurang karena lebih banyak melibatkan sistem
4. Intervensi keperawatan berfokus pada upaya pencegahan ( primer,
sekunder, tersier ), yang harus melibatkan orang banyak,
penangananya multidimensional dan membutuhkan biaya yang
banyak.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam praktik pelayanan keperawatan, penggunaan model keperawatan akan


membantu perawat dalam mendefinisikan area panilaian dan memberikan
pedoman untuk menentukan standar outcome yang sesuai. Ketika perawat
melakukan sebuah riset keperawatan, maka model konseptualakan membantu
dalam menyusun struktur yang logis dan konsisten dengan asumsi-asumsi yang
sudah ada, terutama dalam menyusun berbagai instrumen, metode, dan indikator
hadil pengukuran

Berdasarkan teori Betty Neuman diatas maka dapat kita simpulkan sebagai
berikut ;

1. Keperawatan klien adalah dinamis, mereka mempunyai


karakteristik yang unik dan universal dan berada dalam pertukaran energi
yang konstan dengan lingkungan.
2. Hubungan antara variable-variabel klien: fisiologis, psikologis,

sosio kultural, perkembangan dan spiritual mempengaruhi mekanisme

pertahanan klien dan menentukan respon klien.

3. Klien berada pada rentang respon yang normal terhadap

lingkungan yang diperlihatkan pada keadaan baik dan sehat.

4. Stressor menyerang garis pertahanan flexible kemudian garis

pertahanan normal.
DAFTAR PUSTAKA

McEwen, Melanie; Wills, Evelyn. (2007). Theoretical Basis for Nursing. 2nd
edition.Philadelphia. Lippincot Williams & Wilkins.

Pearson A., Vaughan B.(1986). Nursing Models for Practice. London : William
Heinemann Medical Books.

Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6
Ed. USA : Mosby Inc.

Ali, H. Zaidin. 2000. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya


Mediks

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Mediks

Machfoedz, Ircham dan Eko suryani. 2008. Pendidikan kesehatan bagian dari
promosi kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya

McKenzie J.M., Robert R. P., dan Jerome E.K. 2006. Kesehatan Masyarakat
Suatu Pengantar. Jakarta: EGC.

Mubarak, W. I.2005. Pengantar  Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: CV.     


Sagung Seto

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume I. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC

Sumijatun. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai