Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arnoldus Isak Yumame

NIM : 2017 63 041


Prodi : S1 Teknik Pertambangan

Soal !!!
1. Jika terjadi swabakar pada tambang bawah tanah, maka bagaimana cara penanganan
swabakar pada tambang bawah tanah
2. Contoh kasus : Jika pada suatu tambang bawah tanah dilakukan peledakan maka langkah-
langkah apa saja yang dilakukan sebelum dan sesudah peledakan dilakukan yang
berhubungan dengan ventilasi dan udara segar bawah tanah
3. Gambarkan situasi pada tambang bawah tanah yang menggunakan sistem ventilasi alami dan
buatan, dengan mencantumkan arah aliran udara yang masuk dan keluar

Jawab :
1. Ada 3 cara penanganan swabakar pada tambang bawah tanah:
A. Penyiraman air ke lapisan batubara terbakar untuk mengikat oksigen yang dilakukan
dengan cara menginjeksi air dari atap terowongan di daerah titik api dan flushing air dari
permukaan melalui lubang pemboran ke lapisan batubakar terbakar.
B. Semen grouting untuk menutup pori-pori, cleat, dan retakan yang terdapat pada lapisan
batubara dengan maksud mencegah suplai aliran oksigen.
C. Sealing atap untuk menutup rapat lubang guna mencegah runtuhnya batuan atap.

2. Sebelum peledakan :
A. Memeriksa sistem ventilasi bekerja dengan baik atau tidak
B. Memastikan tidak terjadi kebocoran pipa ventilasi

Sesudah peledakan :
A. Memastikan gas-gas beracun sudah di bawa keluar oleh sistem ventilasi dan tergantikan
dengan udara segar
3. Ventilasi Alami adalah suatu tambang memiliki dua shaft yang saling berhubungan pada
kedalaman tertentu, sejumlah udara akan mengalir masuk ke dalam tambang meskipun tanpa
alat mekanis. Ventilasi alami terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan luar stope.
Sistem ventilasi ini sdh tdk dapat diandalkan pada terowongan, karena tidak dapat memenuhi
kebutuhan udara segar.
Ventilasi Buatan adalah Adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke dalam
tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh alat mekanis. Ventilasi
ini menggunakan fan yang digerakkan arus listrik, fan dapat mengeluarkan udara segar ke
dalam terowongan atau membuang udara kotor dari terowongan. Pergerakan udara di
tambang bawah tanah dibangkitkan dan diatur oleh pembangkit tekanan yang disebut
ventilator atau mesisn angin.

A. Forcing System

Sistem hembus (forcing system) akan memberikan hembusan udara bertekanan positif
kepermuka kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar
dibanding udara di atmosfir. Karena bertekanan positif, maka dapat digunakan flexible duct
(pipa/saluran ventilasi fleksibel). Pipa/saluran ventilasi ini menghubungkan fan (kipas)
dengan permuka kerja sebagaimana terlihat pada gambar. Kelemahan terbesar sistem
hembus, seluruh permuka kerja akan teraliri dengan udara kotor seperti ditunjukkan dengan
tanda panah berwarna merah (panah biru menunjukkan aliran udara bersih).

B. Exhausting system
exhausting system (sistem hisap) akan lebih disukai.  Dengan sistem ini, udara kotor tidak
lagi mengalir di sepanjang bukaan, melainkan terhisap masuk ke duct (pipa/saluran
ventilasi). Berkebalikan dengan sistem hembus, sistem hisap akan memberikan aliran udara
negatif. Itu sebab, dibutuhkan pipa/saluran ventilasi dari bahan yang rigid. Pipa/saluran
ventilasi fleksibel tidak dapat digunakan karena akan kempot ketika dihisap oleh fan (lihat
arah tanda panah).

C. Overlap System

Dari ulasan sebelumnya jelas terlihat bahwa tiap sistem punya kelebihan sekaligus
kekurangan masing-masing. Berdasarkan hal ini, dikembangkan sistem ketiga yang
merupakan gabungan sistem hembus dan hisap. Sistem gabungan ini disebut sebagai overlap
system seperti ditunjukkan pada gambar 3. Sistem ini umumnya diterapkan pada bukaan
panjang dengan ukuran lebih dari 500 m. Overlap system membutuhkan 2 fan (kipas). Dua
kipas ini akan memberikan tenaga lebih untuk memasok udara di bukaan-bukaan panjang
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai