Askep G
Askep G
OLEH
RIKARDUS BAEK
011100165
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan bimbingannya, penulis bisa menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini penulis ajukan sebagai salah satu persyaratan unutk mendapat
nilai tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah keperawatan sistem persyaratan
pada fakultas ilmu-ilmu kesehatan. program studi S1 keperawatan, sekaligus sebagai
ajang latihan bagi kami dalam penyusunan makalah. Di mana makalah ini
mengajukan serangkaian penjelasan tentang “Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Sistem Persarafan” Guillain Barre Syndrom.
Penulisan sebagai penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon maaf bila pembaca
menemukan berbagai bentuk kesalahan dan juga bila ada sarapan dan kritik yang
bersifat yang bersifat membangun sangat dinantikan dengan lapang dada.
Akhir kata penulis berharap, semoga makalah itu dapat mermanfaat, bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................
i
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHU1LUAN..................................................................................................
1
1.1. Latar
Belakang....................................................................................................
1
1.2. Tujuan...................................................................................................
.............. 1
1.3. Manfaat
Penulisan..............................................................................................
2
1.4. Metode
Penulisan...............................................................................................
2
1.5. Sistematika
Penulisan.........................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................
3
A. Konsep Dasar
Medis........................................................................................... 3
1. Pengertian.........................................................................................
........... 3
2. Etiologi.............................................................................................
........... 3
3. Patofisiologi......................................................................................
........... 3
4. Tanda dan
Gejala.........................................................................................
4
B. Asuhan
Keperawatan..........................................................................................
7
1. Pengkajian........................................................................................
............ 7
2. Pemeriksaan
Fisik........................................................................................ 7
3. Pemeriksaan
Psikososial............................................................................... 7
4. Diagnosa dan Intervensi
Keperawatan........................................................ 8
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................
11
1.1. Kesimpulan............................................................................................
............. 11
1.2. Saran......................................................................................................
............. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sindrom Guillain Barre (SGB) merupakan suatu sindromm klinis yang
ditandai adanya parasilis flasid yang terjadi secara akut berhubungan dengan
proses automun di mana targetnya adalah saraf perifer, radiks dan servus
krantalis.
Pada tahun 1859, seorang neurologis Perancis, Jean-Batiste Landry pertama
kali menulis tentang penyakit ini. sedangkan istilah Landry Scending Paralisis
diperkenalkan oleh Westphal. Asler menyatakan terdapatnya hubungan GBS
dengan kejadian infeksi akut. Pada tahun 1916, Guillain barre dan Strohl
menjelaskan tentang adanya perubahan khas berupa peninggian protein
cairan serebral (CSS) tanpa disertai peninggian jumlah sel. Nama GBS
dipopulerkan oleh Digonesca dan Claudin. Menurut Lambert dan Murder
mengatakan bahwa unutk menegakkan diagnosa GBS selain berdasarkan gejala
klinis. Pemeriksaan CSS, juga adanya kelainan pada pemeriksaan EMG dapat
membantu menegakkan diagnosa. Terdapat perlambatan kecepatan hantar saraf
pada EMG.
Insiden sindrom Guillain Barre bervariasi antara 0,6-1,9 per 100.000 orang
pertahun. Selama periode 42 tahun central medical mayo clinic melakukan
penelitian mendapatkan insidensi rate 1,1/100.000 orang. Data di Indonesia
mengenai gambaran epidemologi belum banyak penelitian chandra menyebutkan
bahwa insiden terbanyak di Indonesia adalah dibawah usia 35 tahun dengan
jumlah penderita laki-laki dan wanita hampir sama.
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu agar memperoleh
nilai tugas
1.2.2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian, penyebab perjalanan
penyakit, dan pencegahan dari sindrom Guillain Barre.
1.3.Manfaat Penulisan
1.3.1. Bagi penyusun
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Sindrom Guillain Barre
(GBS)
1.3.2. Bagi pembaca
Menambah referensi sumber bacaan singakt tentang Sindrom Guillain
Barre (GBS)
1.4.Metode Penulisan
Penulis menulisakan makalah ini dengan metode kepustakaan
1.5.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan terdiri dari III Bab:
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Metode
BAB II : Landasan Teori, terdiri Konsep Dasar Askep dan Konsep Dasar
Medis
BAB III : Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2. Etiologi
Secara pasti pnyebab GBS tidak diketahui, namun diduga berkaitan dengan :
· Penyakit akut, trauma, pembedahan, dan imunisasi 1-4 minggu
sebelum tanda dan gejala.
· Infeksi saluran pernapasan akut, penyakit gastrointestinal
· Reaksi Imunologi.
· Infeksi virus : meosis, mumps, rubella, influenza A, influenza B.
· Vaksin : rabies swine flu.
3. Patofisiologi
Adanya kerusakan myelin diantara Node Of ranvier ditemukan pada sebagian
besar kasus GBS, sehingga konduksi impuls akan lambat dan terganggu. Seperti
diketahui myelin berfungsi menghantarkan impuls yang pada respon motorik berasal
dari otak. Keadaan ini yang mengakibatkan kelemahan/paralisis pada ekstermitas
bawah kemudian berjalan ke tubuh bagian atas. Bila terjadi kompresi dan demyelin
pada saraf bagian interkosta dan diafragma maka berpotensi terhadap gangguan
pernapasan.
Kerusakan myelin menurut beberapa teori disebabkan karena infltrasi virus ke
spinal dan terkadang pada akar-akar saraf cranial, yang kemudian menimbulkan
respon peradangan. Teori lain mengatakan bahwa kerusakan myelin karena respon
auto imun dari tubuh yang disebabkan oleh toksin atau agen infeksi.
2. Gangguan Sensorik
· Parasthesia
· Nyeri (kram)
5. Komplikasi
· Kegagalan jantung
· Kegagalan pernapasan
· Infeksi dan sepsis (adanya mikroorganisme di dalam darah)
· Trombosis vena
· Emboli paru
· Hipokalemia
· Kelumpuhan otot pernapasan
· Dekubitus
6. Test Diagnostik
· Cairan serebrospinalis : meningkatnya kadar protein limposit normal
· Elektromyografi : menurunya konduksi saraf
· Test fungsi paru : menurunya kapasitas vital, perubahan nilai AGD
(penurunan PaO2, meningkatnya PaO2 atau peningkatan (PH))
7. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan GBS adalah pencegahan komplikasi
imobilitas, infeksi dan kegagalan pernapasan.
· Perawatan pernapasan : antisipasi kegagalan pernapasan, persiapan
ventilator, pemeriksaan AGD
· Monitoring hemodinamik dan kardiovaskuler
· Managemen bowel dan bladder
· Support nutrisi
· Perawatan imobilisasi
· Plasmopheresis : penggantian plasma untuk meningkatkan
kemampuan motorik.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas Klien : meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, status.
Keluhan Utama : Kelumpuhan dan kelemahan, lemas, parastesia
Riwayat Keperawatan : sejak kapan memburuknya kondisi/kelumpuhan upaya
yang dilakukan selama menderita penyakit.
2. Pemeriksaan Fisik
· B1 (Breathing)
Kesulitan bernapas/sesak pernapasan abdomen, apneu, menurunya kapasitas
vital atau paru, reflek batuk turun, resiko akumulasi secret.
· B2 (Brain)
kesemutan, kelemahan, kelumpuhan, ekstresmitas sensasi nyeri turun,
perubahan ketajaman penglihatan, gangguan keseimbangan tubuh,
afasis(kemampuan bicara turun), fluktuasi suhu badan.
· B3 (Bleeding)
Hipotensi/hipertensi, takikardi, wajah kemarahan.
· B4 (Bladder)
Menurunkan fungsi kandung kemih, retensi urine, hilangnya sensasi saat
berkemih.
· B5 (Bowel)
kesullitan menelan, mengunyah, kelemahan otot abdomen. Peristaltik usus
turun, konstipasi sampai hilangnya sensasi anal.
· B6 (Bone)
Gangguan mobilitas resiko-resiko cedera/injuri fraktur tulang, hemiplegi,
paraplegi.
· Refleks
Tidak adanya refleks tendon dalam.
3. Pemeriksaan psikososial
· Rasa kecemasan ketakutan dan panik
· Intonasi bicara yang lambat
· Penampilan fisik
· Kemampuan kognitif
napas.
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan otot.
Ø Rencana tindakan
· Kaji fungsi motorik dan sensorik setiap 4 jam
R/ Paralisis otot dapat terjadi dengan cepat dengan pola yang
makin naik
· Kai derajat ketergangtungan pasien
R/ Mengidentifikasi kemampuan pasien dalam kebutuhan
ADL
· Monitor intake dan output nutrisi
R/ Nutrisi yang adekuat mengurangri resiko dekubitus ADL
· Lakukan message pada daerah yang tertekan
R/ Memperlancar aliran darah
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah suatu sindrom klinis dari
kelemahan akut ekstremitas tubuh. Yang disebabkan oleh kelainan saraf tepi dan
bukan oleh penyakit sistemik. Penyakit ini merupakan suatu kelainan kekebalan
tubuh manusia yang menyerang bagian dari susunan saraf tepi dirinya sendiri
dengan karakterisasi berupa kelemahan atau arefleksia juga dari saraf metorik
yang sifatnyaprogesif. Kelainan ini kadang-kadang juga menyerang saraf sensori,
otonom maupun susunan saraf pusat. Guillain barre Syndrome (GBS) dapat
terjadi pada semua orang tanpa membedakan usia maupun ras. GBS diduga
disebabkan oleh respon imunilogik baik secara primary imune maupun secara
meddiated process.
Pada umumnya sindrom ini didahului oleh penyakit influensa atau infeksi
saluran pernapasan atas atau saluran pencernaan.
Penyebab infeksi pada umumnya adalah kelompok virus dan kelompok
herfes. Sindrom ini dapat didahului pula oleh vaksinasi, gangguan endokrin,
anastesi, tindakan operasi dan sebagainya.
3.2. Saran
3.2.1. Bagi Pasien
Diharapkan kepada pasien agar selalu bekerja sama dalam melakukan
tindakan keperawatan.
3.2.2. Bagi Perawat
Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai kebutuhan
klien, baik bio, psiko, sosio dan spiritual klien.