Anda di halaman 1dari 82

MODUL

MAPABA-III

“Revolusi Mental Guna Mengoptimalkan


Potensi Mahasiswa”

PK. PMII RADEN SEGORO


STAI NATA KETAPANG
CABANG SAMPANG

ii Taqwa, Intelektual, Profesional.


MODUL MAPABA-III

“Revolusi Mental
Guna Mengoptimalkan Potensi Mahasiswa”

3Th Edition
Copyright © 2017
PMII Raden Segoro

Composer
Steering Committee Team MAPABA-III

Design Cover
Muhlis
Indah alfiana

Layout
Iis dahlia
Sofiayana

Editor
Sahlan
Faizah

Printing Office
Komisariat PMII Raden Segoro

BIODATA ANGGOTA PMII

Name :........................................
D.O.B :........................................
Fak/Jur/Smt :........................................

iii Taqwa, Intelektual, Profesional.


NIM :........................................
Address :........................................
.........................................
.........................................
Phone :........................................
E-Mail :........................................
Motto :........................................
.........................................

Sampang, 11-14 Desember 2017

( ___________________________ )
NAMA LENGKAP

STRUKTUR PANITIA
MASA PENERIMAAN ANGGOTA BARU (MAPABA) 2017
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)
KOMISARIAT RADEN SEGORO
STAI NAZHATUT THULLAB KETAPANG

Pelindung : PC. PMII Sampang


Penanggung Jawab : PK. PMII Raden Segoro STAI NATA Ketapang

Steering Committee (SC)


Manager SC : Rosid
Sekretaris : Zaianal Abidin
Manager Konsep : Matjuhri
Manager Teknik :Samlawi
Manager Materi :Suhartono

Organizing Committee (OC)


Ketua : Saifil Kholis

iv Taqwa, Intelektual, Profesional.


Sekretaris : Roni wijaya
Bendahara : Sakdiyah

Devisi-Devisi

Devisi Acara Devisi Pub.Dek.Dok Devisi Perlengkapan


Ach. Rohim Fitriatul hasanah Abd. fatah
Ula siswahyuni Ibnu Sholah Rusliadi
Zaianl Abidin Abd. Rohim Umriatul jannah

Devisi Konsumsi Devisi Pendanaan Devisi Keamanan


Umriatul Jannah Abd. mannan Azzuri
Nur hasanah Toyyibah Nor Azizah
Amina Junaidi Sahrus

KATA PENGANTAR
Dan
SAMBUTAN KETUA UMUM KOMISARIAT RADEN SEGORO
STAI NATA KETAPANG CABANG SAMPANG

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
nikmatnya kepada kita bersama, sehingga kita tetap konsisten
terhadap peruangan organisasi PMII yang kita cinta ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
nabi besar Muhammad Saw, yang telah mengangkat kita dari jurang
kegelapan diangkat kealam yang terang benderang yakni terwujudnya
islam, iman dan ihsan seperti yang kita rasakan saat ini.
MAPABA dalam PMII merupakan gerbang pengenalan kepada para
mahasiswa yang mau ber-proses di organisasi PMII,
MAPABA ini dengan Tema: “Revolusi Mental Guna Mengoptimalkan
Potensi Mahasiswa” tujuannya adalah sebagai media perbaikan terhadap
kita selaku generasi bangsa.
Harapan kami pasca acara MAPABA ini kita sebagai element
mahasiswa mampu merubah peradaban Indonesia menjadi lebih baik
Aamiin,
Sekali Bendera Dikibarkan Hentikan Ratapan dan Tangisan,
Mundur Satu Langkah Merupakan Suatu bentuk Penghianatan, Mundur Dua
Langkah Murtad Selama-lamanya.!!!!!

Wallahul Muwafieq Ilaa Aqwamith Tharieq


Wasalamu'alaikum Warahmatullah Wabarkatuh.

v Taqwa, Intelektual, Profesional.


QOMARIYAH
Ketua Komisariat
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................vi
DAFTAR ISI..................................................vii
PENDAHULUAN.................................................1
MATERI
1. Kemahasiswaan dan Tanggung Jawab Sosial .............5
2. Keorganisasian PMII..................................18
3. Aswaja...............................................34
4. Nilai Dasar Pergerkan (NDP)..........................45
5. Ke-Indonesian........................................53
6. Studi Gender dan Kelembagaan Kopri...................65
7. Analisa Diri (ANDIR).................................75
LAGU-LAGU PERGERAKAN........................................88
DAFTAR PUSTAKA..............................................91

vi Taqwa, Intelektual, Profesional.


PENDAHULUAN
“Revoluisi Mental
Guna Mengoptimalkan Potensi Mahasiswa”

Penegasan Tema

1. Revolusi Mental
Revolusi mental adalah suatu perubahan, yang mana
perubahan itu dibagi menjadi dua: yaitu pertama perubahan skala
kecil dan yang kedua perubahan skela besar. Mental ialah yang
bersangkutan dengan batin dan watak manusia,yang bukan bersifat
badan atau tenaga. Bukan hanya pembangunan fisik yang
diperhatikan, melainkan juga pembangunan batin dan watak.
Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang
bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi,
bakat dan pembawa yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa
kepada kabahagiaan diri orang lain.
Jiwa itu mempunyai dua macam hubungan, keatas dan
kebawah. Ke atas, ia hubungan dengan akal, dan karena itu ia
adalah “Mahluk” yang berfikir dan menerima akal, dan karena itu
ia kekal. Kebawah, ia berhubungan dengan dunia benda yang
dibentuknya menurut idea yang datang daria atas. Karena jiwa
melahirkan dunia benda yang rendah itu menurut contoh dari
akal, dari atas, ia menjadi sebab bahwa kosmos, alam besar itu
menjadi keseluruhan yang besar sekali dan hiudp.1
Definisi ini mendorong mahasiswa memperkembangkan dan
memanfaatkan segala potensi yang ada. Jangan sampai ada bakat
yang tidak bertumbuh dengan baik, atau yang digunakan dengan
cara yang tidak membawa kepada kebahagiaan, yang mengganggu hak
dan kepentingan orang lain. Bakat yang tidak dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik, akan membawa kepada kegelisahan dan
pertentangan batin. Dalam pergaulan degan orang atau
keluarganya akan terlihat kaku dan mungkin sekali tidak akan
mengindahkan orang, karena ia merasa menderita, sedih, marah
kepada dirinya dan orang lain.2

2. Guna Mengoptimalkan
Guna adalah kata depan untuk menyatakan tujuan, Dalam hal
ini kata guna bertujuan untuk menunjukan dari tujuan kalimat.
Kata mengoptimalkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah
menjadikan paling baik; menjadikan paling tinggi. Kata
“mengoptimalkan” dari kata “optimal” artinya (ter) baik,
tertinggi, paling menguntungkan. Maksudnya optimal ini
1
Drs. Atang Abdul Hakim, M.A. FILSAFAT UMUM dai metologi sampai teofilosofis. (CV
PUSTAKA SETIA, 2008). Hal. 129.
2
. Dr. Zakiah Daradjat, kesehatan mental. (CV. haji masagung, 1994). Hal. 12.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


seseorang/sesuatu tanpa merusak unsur yang ada padanya. Kata
optimal dipakai tanpa harus sampai mencapai batas akhir yang
tertinggi atau terbaik.

3. Potensi
Potensi adalah suatu bakat atau kemamapuan seseorang yang
terpendam dalam diri manusia, dalam hal ini kami membagi dua
bagian dalam potensi. yang perma Bakat yang sudah digunakan
adalah bakat yang sudah diketahui oleh mahasiswa itu sendiri,
namun walaupun mereka mengetahui kemampuan mereka tidak semua
mahasiswa dapat menggunakan secara maksimal dikarnakan kurang
rasa percaya diri terhadap mereka sendiri. Yang kedua Bakat yang
belum digunakan adalah adalah bakat yang tidak pernah mereka
ketahui oleh mereka.
Suatu kemampuan, kesanggupan, kekuatan ataupun daya yang
mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan lagi menjadi
bentuk yang lebih besar (majdi: 2007)
Suatu bentuk sumber ddaya atau kemampuan yang cukup besar
namun kemampuan tersebut belum tersikap dan belum diaktifkan.
Pendek kata, arti potensi adalah kekuatan terpendam yang belum
dimanfaatkan, bakat tersembunyi, atau keberhasilan yang belum
diraih padahal sejatinya kita mempunyai kekuatan untuk mencapai
keberhasilan tersebut (myles monreoe).
Dalam artikel-artikel mengenai perinting seringkali
disebutkan mengenai pentingnya bagi orang tua untuk memahami dan
mengembangkan potensi mahasiswa. Potensi setiap anak berbeda-
beda, ada yang berpotensi dalam bidang seni, ada yang berpotensi
dalam bidangnya masing-masing, serta potensi-potensi lainnya.
Dengan mengetahui potensi mahasiswa maka orang tua/guru dapat
mendidik mahasiswa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Jangan
sampai terjadi salah kaprah, potensi mahasiswa pada seni yang
mereka miliki sementara orang tua/guru mengarahkan kebidang yang
lain. Hal ini membuat mahasiswa tidak nyaman dan potensi
mahasiswa tidak berkembang dengan optimal.

4. Mahasiswa
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mahasiswa
adalah seseorang yang belajar diperguruan tinggi, didalam
struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegan status
pendidikan tertinggi.
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990
adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan
tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) Mahasiswa
adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti
pelajaran di Perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30
tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan Perguruan

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Tinggi.Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau
cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali
syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang
menempuh atau menjalani pendidikan disebuah perguruan sekolah
tinggi, akademi, dan yang paling umum ialah universitas.
Sejarahnya, mahasiswa dari berbagai negara memiliki peran yang
cukup penting dalam bersejarah. Misalnya ratusan mahasiswa
berhasil mendesak presiden suharto untuk mundur dari jabatannya
sebagai presiden di Indonesia pada mei 1998.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


I. NAMA KEGIATAN
MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Raden Segoro STAI NATA Ketapang
dengan Tema : “Revolusi Mental Guna Mengoptimalkan Potensi
Mahasiswa”.

II. ASAS KEGIATAN


1. Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tannga (AD/ART) PMII
2. Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII
3. Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) PMII
4. Program Kerja PK. PMII RADEN SEGORO STAI NATA Ketapang.
5. Rapat Komisariat PMII Raden Segoro STAI NATA Ketapang

III. TUJUAN
1. Pengenalan organisasi PMII pada calon anggota baru
2. Mengetahui arah, tujuan serta orientasi PMII
3. Memperdalam materi dan wacana dalam PMII
4. Mengasah Intelektualisme dan menanamkan idealisme mahasiswa
yang beriman dan bertakwa kepada ALLAH SWT.
5. Langkah awal memulai pergerakan 
6. Memperkaya wawasan serta menanamkan metode pengkayaan
intelektual

IV. SASARAN KEGIATAN


1. Mahasiswa baru dan Mahasiswa lama Sekolah Tinggi Agama Islam
Nazhatut Thullab Ketapang yang masih belum mengenal PMII.
2. Delegasi komisariat atau rayon yang ikut berpartisipasi.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


KEMAHASISWAAN
dan
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
KEMAHASISWAAN dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Berbicara tentang Mahasiswa, sebagian besar dari kita sudah


mengetahui siapa yang disebut Mahasiswa.Semua orang mempunyai
pengertian yang berbeda tentang Mahasiswa dan semua itu tidak ada
yang salah (perspektif orang yang bicara).

A. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990
adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan
tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) Mahasiswa

Taqwa, Intelektual, Profesional.


adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti
pelajaran di Perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30
tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan Perguruan
Tinggi.Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau
cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali
syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978)
adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam
keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu
dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon
intelektual.
Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa
adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya
dengan perguruan tinggi yang nantinya diharapkan menjadi calon-
calon intelektual.
Namun jika kita mendefinisikan mahasiswa secara
sederhana, maka kita akan menafikan peranannya yang nyata dalam
perkembangan arus bangsa. Ketika kita mencoba menyederhanakan
peran mahasiswa dengan mengambil definisi ‘setiap orang yang
belajar di perguruan tinggi, definisi itu akan mempersempit
makna atau esensi dari mahasiswa itu sendiri.Mengingat sejarah
panjang mahasiswa dalam peranannya membangun bangsa, seorang
Indonesianis, Ben Anderson menyatakan bahwa, “sejarah Indonesia
adalah sejarah pemudanya”.3
Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa
untuk menyelesaikan studi tepat waktu.Sehingga segala energi
dikerahkan untuk mendapat gelar sarjana atau diploma sesegera
mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan
mahasiswa. Pertanyaan adalah, apakah cukup dengan bekal ilmu
yang dipelajari dari bangku kuliah dan indeks prestasi yang
tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak.
Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi
tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang
harus dipertimbangkan, yakni kemampuan soft skill.Kemampuan ini
terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam
satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin.

B. Fungsi Mahasiswa
Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan
M.Hatta yaitu membentuk manusia susila dan demokrat yang
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan
masyarakat

3
MODUL PK PMII RADEN SEGORO STAI NATA Ketapang. Bersama PMII Mewujudkan Generasi
Bangsa yang Beretika dan Berintelektual (MAPABA-I, 2015). Hal. 8.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu
pengetahuan
3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat
Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita
sederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan
akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan menjadi sebuah
fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri
memiliki dua ciri yaitu : memiliki sense of crisis, dan selalu
mengembangkan dirinya.
Insan akademis harus memiliki sense of crisis yaitu peka
dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya
saat ini. Hal ini akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa
itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-
pembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka
mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai masalah yang
terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat
untuk menyelesaikannya.
Insan akademis harus selalu mengembangkan dirinya
sehingga mereka bisa menjadi generasi yang tanggap dan mampu
menghadapi tantangan masa depan.
Dalam hal insan akademis sebagai orang yang selalu
mengikuti watak ilmu, ini juga berhubungan dengan peran
mahasiswa sebagai penjaga nilai, dimana mahasiswa harus mencari
nilai-nilai kebenaran itu sendiri, kemudian meneruskannya kepada
masyarakat, dan yang terpenting adalah menjaga nilai kebenaran
tersebut.

C. Peran Mahasiswa
1. Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa
diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki
kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan
generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan
aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat
dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat
mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari
golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi
harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan
kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat
sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki
kesempatan.
Dalam konsep Islam sendiri, peran pemuda sebagai
generasi pengganti tersirat dalam Al-Maidah:54, yaitu pemuda
sebagai pengganti generasi yang sudah rusak dan memiliki
karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang
yang beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi
mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi,
kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda
depan perubah kondisi bangsa.
Lantas sekarang apa yang kita bisa lakukan dalam
memenuhi peran Iron Stocktersebut ? Jawabannya tak lain adalah
dengan memperkaya diri kita dengan berbagai pengetahuan baik
itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa
untuk mempelajari berbagai kesalahan yang pernah terjadi di
generasi-generasi sebelumnya.
Lalu kenapa harus Iron Stock ?? Bukan Golden
Stock saja, kan lebih bagus dan mahal ?? Mungkin didasarkan
atas sifat besi itu sendiri yang akan berkarat dalam jangka
waktu lama, sehingga diperlukanlah penggantian dengan besi-
besi baru yang lebih bagus dan kokoh. Hal itu sesuai dengan
kodrat manusia yang memilikiketerbatasan waktu, tenaga, dan
pikiran.4

2. Mahasiswa Sebagai “Guardian of Value”


Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti mahasiswa
berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat. Lalu
sekarang pertanyaannya adalah, “Nilai seperti apa yang harus
dijaga ??” Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus
melihat mahasiswa sebagai insan akademis yang selalu berpikir
ilmiah dalam mencari kebenaran. Kita harus memulainya dari
hal tersebut karena bila kita renungkan kembali sifat nilai
yang harus dijaga tersebut haruslah mutlak kebenarannya
sehingga mahasiswa diwajibkan menjaganya.5
Sedikit sudah jelas, bahwa nilai yang harus dijaga
adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada
keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu jelaslah bukan hasil
dari pragmatisme, nilai itu haruslah bersumber dari suatu
dzat yang Maha Benar dan Maha Mengetahui.
Selain nilai yang di atas, masih ada satu nilai lagi
yang memenuhi kriteria sebagai nilai yang wajib dijaga oleh
mahasiswa, nilai tersebut adalah nilai-nilai dari kebenaran
ilmiah. Walaupun memang kebenaran ilmiah tersebut merupakan
representasi dari kebesaran dan keeksisan Allah, sebagai dzat
yang Maha Mengetahui. Kita sebagai mahasiswa harus mampu
mencari berbagai kebenaran berlandaskan watak ilmiah yang
bersumber dari ilmu-ilmu yang kita dapatkan dan selanjutnya
harus kita terapkan dan jaga di masyarakat.

4
Modul PK PMII RADEN SEGORO STAI NATA Ketapang. Mengoptimalkan Potensi Mahasiswa
yang Berasaskan Tri Khidmat. (MAPABA, 2016). Hal.11-12.
5
.Ibid, Hal.12-13

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Pemikiran Guardian of Value yang berkembang selama ini
hanyalah sebagai penjaga nilai-nilai yang sudah ada
sebelumya, atau menjaga nilai-nilai kebaikan seperti
kejujuran, kesigapan, dan lain sebagainya. Hal itu tidaklah
salah, namun apakah sesederhana itu nilai yang harus
mahasiswa jaga ? Lantas apa hubungannya nilai-nilai tersebut
dengan watak ilmu yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa ?
Oleh karena itu saya berpendapat bahwa Guardian of
Value adalah penyampai, dan penjaga nilai-nilai kebenaran
mutlak dimana nilai-nilai tersebut diperoleh berdasarkan
watak ilmu yang dimiliki mahasiswa itu sendiri. Watak ilmu
sendiri adalah selalu mencari kebanaran ilmiah.
Penjelasan Guardian of Value hanya sebagai penjaga
nilai-nilai yang sudah ada juga memiliki kelemahan yaitu
bilamana terjadi sebuah pergeseran nilai, dan nilai yang
telah bergeser tersebut sudah terlanjur menjadi sebuah
perimeter kebaikan di masyarakat, maka kita akan kesulitan
dalam memandang arti kebenaran nilai itu sendiri.

3. Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”


Mahasiswa sebagai Agent of Change,,, Artinya adalah
mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Lalu kini
masalah kembali muncul, “Kenapa harus ada perubahan ???”.
Untuk menjawab pertanyaan itu mari kita pandang kondisi
bangsa saat ini. Menurut saya kondisi bangsa saat ini jauh
sekali dari kondisi ideal, dimana banyak sekali penyakit-
penyakit masyarakat yang menghinggapi hati bangsa ini, mulai
dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan tentunya tertular
pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnyalah kita
melakukan terhadap hal ini. Lalu alasan selanjutnya mengapa
kita harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu
sendiri merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi
walaupun kita diam. Bila kita diam secara tidak sadar kita
telah berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya
perubahan yang terjadi akan berbeda dengan ideologi yang kita
anut dan kita anggap benar.
Perubahan merupakan sebuah perintah yang diberikan
oleh Allah swt. Berdasarkan Qur’an surat Ar-Ra’d : 11, dimana
dijelaskan bahwa suatu kaum harus mau berubah bila mereka
menginginkan sesuatu keadaan yang lebih baik. Lalu
berdasarkan hadis yang menyebutkan bahwa orang yang hari ini
lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung,
sedangkan orang yang hari ini tidak lebih baik dari kemarin
adalah orang yang merugi. Oleh karena itu betapa pentingnya
arti sebuah perubahan yang harus kita lakukan.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda
terdepan dalam melakukan perubahan dikarenakan mahasiswa
merupakan kaum yang “eksklusif”, hanya 5% dari pemuda yang
bisa menyandang status mahasiswa, dan dari jumlah itu bisa
dihitung pula berapa persen lagi yang mau mengkaji tentang
peran-peran mahasiswa di bangsa dan negaranya ini. Mahasiswa-
mahasiswa yang telah sadar tersebut sudah seharusnya tidak
lepas tangan begitu saja. Mereka tidak boleh membiarkan
bangsa ini melakukan perubahan ke arah yang salah. Merekalah
yang seharusnya melakukan perubahan-perubahan tersebut.
Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari
dua pandangan. Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan
kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal
bersifat materialistik seperti teknologi, misalnya kincir
angin akan menciptakan masyarakat feodal, mesin industri akan
menciptakan mayarakat kapitalis, internet akan menciptakan
menciptakan masyarakat yang informatif, dan lain sebagainya.
Pandangan selanjutnya menyatakan bahwaideologi atau nilai
sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan. Sebagai mahasiswa
nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan
tersebut demi terjadinya perubahan yang diharapkan. Itu semua
karena kita berpotensi lebih untuk mewujudkan hal-hal
tersebut.
Sudah jelas kenapa perubahan itu perlu dilakukan dan
kenapa pula mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam
perubahan tersebut, lantas dalam melakukan perubahan tersebut
haruslah dibuat metode yang tidak tergesa-gesa, dimulai dari
ruang lingkup terkecil yaitu diri sendiri, lalu menyebar
terus hingga akhirnya sampai ke ruang lingkup yang kita
harapkan, yaitu bangsa ini.

4. Mahasiswa Sebagai “Agent of Social Control”


Mahasiswa sebagai Agent of Social Control Mahasiswa
sebagai agen kontrol sosialdiibaratkan seperti sebuah lonceng
besar yang setiap waktu dapat berbunyi dengan sangat keras
untuk mengingatkan dan menyadarkan pihak lain ketika mereka
sedang lupa diri. Mereka harus terus memantau setiap proses
perubahan yang sedang berjalan, agar arah dan tujuan
perubahan yang dicita-citakan tidak melenceng dari tujuan
awal.
Dalam posisinya sebagai agen kontrol sosial, mahasiswa
harus bertindak objektif, logis, rasional, dan proporsional
agar dapat melakukan justifikasi obyektif terhadap setiap
persoalan yang terjadi.Dengan mengambil posisi
penengah/pengontrol situasi dan keinginan masyarakat,
aktivitas mahasiswa dilihat pula sebagai salah satu ukuran
kepuasan masyarakat.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Mahasiswa yang mengambil posisi kontrol sosial tentu
saja harus mempunyai konsensus bersama mengenai format
Indonesia masa depan untuk kemudian menggiring ke arah
tersebut. Format ini akan menjadi semacam visi besar
mahasiswa yang harus ditegaskan kepada seluruh pelaku
politik. Dalam mainframe inilah mahasiswa bisa menjalankan
fungsinya sebagai kontrol sosialnya dengan menggunakan mass
power dan institusional power yang dimilikinya.  
Kontrol sosial yang dilakukan yakni berkaitan dengan
segala hal yang terjadi di negeri Indonesia, terutama yang
berhubungan tentang tindakan-tindakan/kebijakan-kebijakan
yang diterapkan pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa
dan negara.  
Belakangan hubungan mahasiswa sebagai agen kontrol
sosial dengan  pemerintah telah menemukan suatu bentuk yang
ideal. Menurut pengamat sosial-politik Adhie M. Massardi
mengatakan bahwa mahasiswa diumpamakan sebagai angin dan
pemerintah sebagai pohon. Analogi ini mengilustrasikan bahwa
ketika sebuah pohon terdapat ranting-ranting dan daun-daun
kering yang sudah tidak mempunyai fungsi stategis, maka angin
akan membersihkannya. Angin secara aktif juga membantu
menebarkan serbuk-serbuk bunga yang ada pada pohon agar dapat
memberikan manfaat bagi unsur yang ada di bawahnya (rakyat).
Fungsi kontrol sosial dilakukan terhadap kinerja
pemerintah beserta aparatur negara lainnya menjadi sangat
penting dilakukan oleh mahasiswa agar tercipta suatu tatanan
pemerintahan yang bersih dan terkontrol dengan baik oleh
masyarakat.Bagi mahasiswa fungsi kontrol yang ada di lembaga
legislatif tidak berjalan secara maksimal dalam melakukan
kontrol terhadap lembaga eksekutif sebagai penyelenggara
negara yang dituntut melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
negara yang tidak kunjung menghasilkan sesuatu seperti yang
diharapkan oleh masyarakat.
Di sisi lain mahasiswa dituntut untuk mampu
menjelaskan kepada masyarakat tentang kebijakan pemerintah
serta menggenjot kesadaran mereka agar mengerti dan memahami
persoalan yang terjadi. Bentuk pemberian penjelasan tersebut
sebagai salah satu langkah konkret yang dilakukan mahasiswa
dalam menumbuhkan sikap kritis kepada masyarakat, sehingga
mereka dapat memahami dan bertindak atas permasalahan yang
dihadapi.
Aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa sebagai bentuk
kontrol sosial kepada pemerintah mulai dipahami oleh
masyarakat.Mereka mengangap mahasiswa mampu menjadi lokomotif
bagi kesadaran semua pihak.Walaupun terkadang tindakan/aksi
yang dipertontonkan terlihat tidak sopan, tapi nyatanya cukup

Taqwa, Intelektual, Profesional.


ampuh menciptakan perubahan besar dalam tatanan demokrasi di
Indonesia.
Sebagai seseorang yang dicap mempunyai intelektualitas
yang baik, seharusnya mahasiswa mampu berpikir dan
menciptakan hal yang baru.Ini sangat dibutuhkan mengingat
fungsinya sebagai agen kontrol sosial yang begitu penting.
Cara yang bisa ditempuh yakni dengan melakukan dialog atau
diskusi ketika menyikapi apa yang dianggap menjadi pekerjaan
rumah suatu bangsa. Dialog atau diskusi tersebut merupakan
pengembalian basis mahasiswa sebagai gerakan pemikir yang
menghasilkan perubahan-perubahan ke arah perbaikan bukan
sebaliknya. Dengan cara yang demikian fungsi kontrol sosial
akan terlihat lebih baik, tidak hanya itu mahasiswa mampu
menghimpun seluruh komponen bangsa dan segenap kekuatan
reformasi pada derap langkah yang sama. 

D. Posisi Mahasiswa
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu
saja tidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan
kontribusi terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong kaum
idealis, dimana keyakinan dan pemikiran mereka belum dipengarohi
oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa
menurut saya tepat bila dikatakan memiliki posisi diantara
masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah
dapat berperan sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan
membahas segala pengambilan keputusan beserta keputusan-
keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun dapat
berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan
interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis
masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan
realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan
bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi
di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat
dapat berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa
diharapkan mampu membantu menyosialisasikan berbagai kebijakan
yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan
pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat,
oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan”
maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar
mudah dimengerti masyarakat.
Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri
di antara idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah,
saat kita membela idealisme ternyata kita melihat realita
masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita,
ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme kita

Taqwa, Intelektual, Profesional.


dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya
kita miliki. Contoh kasusnya yang paling gampang adalah saat
terjadi penaikkan harga BBM beberapa bulan yang lalu.
Mengenai posisi mahasiswa saat ini saya berpendapat bahwa
mahasiswa terlalu menganggap dirinya “elit” sehingga terciptalah
jurang lebar dengan masyarakat. Perjuangan-perjuangan yang
dilakukan mahasiswa kini sudah kehilangan esensinya, sehingga
masyarakat sudah tidak menganggapnya suatu harapan pembaruan
lagi. Sedangkan golongan-golongan atas seperti pengusaha,
dokter, dsb. Merasa sudah tidak ada lagi kesamaan gerakan.
Perjuangan mahasiswa kini sudah berdiri sendiri dan tidak lagi
“satu nafas” bersama rakyat.

E. Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa


Dasar pikir perguruan tinggi dipandang sebagai institusi
independen, merupakan hal yang menguatkan pemahaman kita bahwa
didalamnya terisi oleh para intelektual bangsa dan calon-calon
pemimpin masa depan yang mempunyai spesifikasi ilmu masing-
masing, di perguruan tinggi ada mahasiswa Pendidikan Agama
islam, Tadris Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Arab, Psikologi
Islam, Komunikasi Islam, dan lain sebagainya. Tuntutan atau
tanggung jawab ilmu pengetahuan yang didapatkan dari sebuah
perguran tinggi membawa kita ke pertarungan sesungguhnya yaitu
relaitas dalam bermasrakat nantinya.
Proses pembelajaran disekolah-sekolah maupun diperguruan
tinggi ditujukan untuk membekali diri pelajar untuk dapat
menjawab tuntutan yang ada dimasyarakat pada umumnya yakni
melalui transformasi keilmuan dapat tercipta pemberdayaan
masyarakat, partisipasi aktif dalam proses pembangunan dan
peningkatan taraf hidup berbangsa dan bernegara.
Yang menjadi tugas sahabat-sahabati adalah mengamalkan
ilmu yang sahabat-sahabati dapatkan dikampus nantinya untuk
kepentingan dalam bermasyarakat. Baik dalam hal ikut andil dalam
memberikan tawaran solusi dari sebuah masalah yang dihadapi,
peningkatan SDM, ataupun yang lain.
Sebagai mahasiswa kita mempunyai peran double, pertama
sebagai kaum terpelajar yang kedua sebagi anggota dari
masyarakat.Oleh karena itu dengan sendirinya tanggung jawabnya
juga menjadi lebih besar karena memainkan dua peran
sekaligus.Mahasiswa mempunyai kekuatan dalam daya nalar dan
keilmuannnya dalam menyelesaikan permasalahan bangsa.Namun,
unsur penting dari ilmu dan daya pikir itu adalah entitas nilai
moral yang harus dijunjung tinggi.Seperti yang disampaikan oleh
KH. Idham Cholid, bahwa ilmu bukan untuk ilmu, tapi ilmu untuk
diamalkan.
Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak
sekedar untuk kuliah, mencatat pelajaran, pulang dan tidur.Tapi

Taqwa, Intelektual, Profesional.


harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah tempat untuk
penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi dan
penggambaran intelektual agar mempunyai idealisme dan komitmen
perjuangan sekaligus tuntutan perubahan.
Penggagasan terhadap terminologi perguruan tinggi tidak
akan bisa dilepaskan dari suplemen utama, yaitu mahasiswa.
Stigma yang muncul dalam diskursus perguruan tinggi selama ini
cenderung berpusat pada kehidupan mahasiswa. Hal ini sebagai
konsekuensi logis agresitivitas mereka dalam merespon gejala
sosial ketimbang kelompok lain dari sebuah sistem civitas
akademika.
Akan tetapi fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa
derap modernisasi di Indonesia dengan pembangunan sebagai
ideologinya telah memenjarakan mahasiswa dalam sekat
institusionalisasi, transpolitisasi dan depolitisasi dalam
kampus. Keberhasilan upaya dengan dukungan penerapan konsep
NKK/BKK itu, pada sisi lain mahasiswa dikungkung dunia isolasi
hingga tercerabut dari realitas sosial yang melingkupinya.
Akibatnya, mahasiswa mengalami kegamangan atas dirinya maupun
peran-peran kemasyrakatan yang semestinya diambil.Mahasiswapun
tidak lagi memiliki kesadaran kritis dan bahkan sebaliknya
bersikap apolitis.
Melihat realitas seperti itu maka perlu ditumbuhkan
kesadaran kritis mahassiwa dalam merespon gejala sosial yang
dihadapinya, karena di samping belum tersentuh kepentingan
praktis, mahasiswa lebih relatif tercerahkan (well informed) dan
potensi sebagai kelompok dinamis yang diharapkan mampu
mempengaruhi atau menjadi penyuluh pada basis mayarakat baik
dalam lingkup kecil maupun secara luas. Dengan tataran ideal
seperti itu, semestinya mahasiswa dapat mengambil peran
kemasyrakatan yang lebih bermakna bagi kehidupan kampus dan
mayarakat.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


KEORGANISASIAN PMII

Taqwa, Intelektual, Profesional.


KEORGANISASIAN PMII

Keorganisasian

A. Definisi Organisasi
Secara bahasa organisasi berasal dari kata organon, dalam
bahasa Yunani oragnon berarti sekelompok orang dalam satu wadah
untuk tujuan bersama.Sedangkan menurut istilah, organisasi
berarti sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Lebih lanjut para ahli memberikan definisi
tentang organisasi sebagai berikut:
1. Stoner menyatakan bahwa Organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. James C Mooney menyatakan Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Chester I. Bernard menyatakan bahwa Organisasi merupakan
suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.
Secara keseluruhan dari pendapat para ahli di atas
menyatakan bahwa organisasi adalah kumpulan beberapa orang dalam
sebuah wadah sistematis untuk mencapai tujuan bersama yang
hendak dicapai.

B. Unsur Organisasi
Organisasi yang baik memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Man (Manusia)
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau
ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau
personel.
2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu
akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau
semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan
menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara
bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power)
organisasi.
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai.
Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang
diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan..
4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment
yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin,

Taqwa, Intelektual, Profesional.


uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung / bangunan /
kantor).
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi. Termasuk dalam unsur lingkungan,
antara lain :
a. Kondisi dan situasi yang secara langsung maupun secara
tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan
organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu
mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah
komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh
organisasi.
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan
organisasi.
6. Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan
iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi,
klimatologi), flora dan fauna.

PMII

Sejarah masa lalu adalah cermin masa kini dan masa datang.
Dokumen historis, dengan demikian merupakan instrumen penting untuk
mengaca diri. Tidak terkecuali PMII. Meski dokumen yang disajikan
dalam tulisan ini terbilang kurang komplit, sosok organisasi
mahasiswa tersebut sudah tergambar jelas berikut pemikiran dan
sikap-sikapnya. Dokumen Sejarah menjadi sangat penting untuk
ditinjau ulang sebagai referensi atau cerminan masa kini dan
menempuh masa depan, demikian halnya Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) sebagai organisasi kemahasiswaan yang gerak
perjuangannya adalah membela kaum mustadh’afin serta membangun
kebangsaan yang lebih maju dari berbagai aspek sesuai dengan yang
telah dicita-citakan.
PMII, yang sering kali disebut Indonesian Moslem Student
Movement atau Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah anak cucu
NU (Nahdlatul Ulama) yang terlahir dari kandungan Departemen
Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), yang juga
anak dari NU. Status anak cucu inipun diabadikan dalam dokumen
kenal lahir yang dibikin di Surabaya tepatnya di Taman Pendidikan
Putri Khodjijah pada tanggal 17 April 1960 bertepatan dengan
tanggal 21 Syawal 1379 H, sebagai organisasi underbow Partai NU.
Dalam perkembangannya PMII menjadi organisasi independen dan
menekankan diri sebagai organisasi pergerakan, dengan tujuan
menciptakan pribadi Muslim yang memiliki komitmen memperjuangkan
cita-cita kemerdekaan Indonesia (Pasal 4 AD/ART). Struktur
organisasi PMII meliputi Pengurus Besar, Koordinator Cabang

Taqwa, Intelektual, Profesional.


(Provinsi), Cabang (Kabupaten/Kota), Komisariat (Kampus) dan Rayon
(Fakultas). Proses berorganisasi diatur melalui berbagai jenis
rapat mulai dari Kongres (nasional) hingga RTAR.

A. Latar Belakang Berdirinya PMII


Latar belakang berdirinya PMII terkait dengan kondisi
politik pada PEMILU 1955, berada di antara kekuatan politik yang
ada, yaitu MASYUMI, PNI, PKI dan NU. Partai MASYUMI yang
diharapkan mampu untuk menggalang berbagai kekuatan umat Islam
pada saat itu ternyata gagal. Serta adanya indikasi keterlibatan
MASYUMI dalam pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI) dan Perjuangan Semesta (PERMESTA) yang
menimbulkan konflik antara Soekarno dengan MASYUMI (1958). Hal
inilah yang kemudian membuat kalangan mahasiswa NU gusar dan
tidak enjoy beraktivitas di HMI (yang saat itu lebih dekat
dengan MASYUMI), sehingga mahasiswa NU terinspirasi untuk
mempunyai wadah tersendiri “di bawah naungan NU”, dan di
samping organisasi kemahasiswaan yang lain seperti HMI (dengan
MASYUMI), SEMMI (dengan PSII), IMM (dengan Muhammadiyah), GMNI
(dengan PNI) dan KMI (dengan PERTI), CGMI (dengan PKI).
Proses kelahiran PMII terkait dengan perjalanan Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), yang lahir pada 24 Februari
1954, dan bertujuan untuk mewadahi dan mendidik kader-kader NU
demi meneruskan perjuangan NU. Namun dengan pertimbangan aspek
psikologis dan intelektualitas, para mahasiswa NU menginginkan
sebuah wadah tersendiri. Sehingga berdirilah Ikatan Mahasiswa
Nahdhatul Ulama (IMANU) pada Desember 1955 di Jakarta, yang
diprakarsai oleh beberapa Pimpinan Pusat IPNU, diantaranya
Tolchah Mansyur, Ismail Makky dll.
Namun akhirnya IMANU tidak berumur panjang, karena PBNU
tidak mengakui keberadaanya. Hal itu cukup beralasan mengingat
pada saat itu baru saja dibentuk IPNU pada tanggal 24 Februari
1954, “apa jadinya kalau bayi yang baru lahir belum mampu
merangkak dengan baik sudah menyusul bayi baru yang minta diurus
dan dirawat dengan baik lagi.”
Dibubarkannya IMANU tidak membuat semangat mahasiswa NU
menjadi luntur, akan tetapi semakin mengobarkan semangat untuk
memperjuangkan kembali pendirian organisasi, sehingga pada
Kongres IPNU ke-3 di Cirebon, 27-31 Desember 1958, diambillah
langkah kompromi oleh PBNU dengan mendirikan Departemen
Perguruan Tinggi IPNU untuk menampung aspirasi mahasiswa NU.
Namun setelah disadari bahwa departemen tersebut tidak lagi
efektif, serta tidak cukup kuat menampung aspirasi mahasiswa NU
(sepak terjang kebijakan masih harus terikat dengan struktural
PP IPNU), akhirnya pada Konferensi Besar IPNU di Kaliurang, 14-
16 Maret 1960, disepakati berdirinya organisasi tersendiri bagi
mahasiswa NU dan terpisah secara struktural dengan IPNU. Dalam

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Konferensi Besar tersebut ditetapkanlah 13 orang panitia sponsor
untuk mengadakan musyawarah diantaranya adalah:
1. A.Cholid Mawardi (Jakarta).
2. M.Said Budairi (Jakarta).
3. M.Subich Ubaid (Jakarta).
4. M.Makmun Sjukri,BA (Bandung).
5. Hilman (Bandung).
6. H.Ismail Makky (Yogyakarta).
7. Munsif Nachrowi (Yogyakarta).
8. Nurul Huda Suaidi,BA (Surakarta).
9. Laili Mansur (Surakarta).
10. Abdul Wahab Djaelani (Semarang).
11. Hizbullah Huda (Surabaya).
12. M.Cholid Marbuko (Malang).
13. Ahmad Husein (Makassar).

Seperti diuraikan oleh sahabat Chotibul Umam (mantan


Rektor PTIQ Jakarta yang juga generasi pertama PMII), pra
melaksanakan Musyawarah Mahasiswa Nahdliyin tersebut, terlebih
dahulu 3 dari 13 orang sponsor pendiri itu, yaitu Hisbullah Huda
(Surabaya), Said Budairy (Jakarta), dan Maksum Syukri (Bandung)
pada tanggal 19 Maret 1960 berangkat ke Jakarta menghadap Ketua
Umum Partai Nahdlatul ulama (NU) yaitu KH. Idham Khalid untuk
meminta nasehat sebagai pegangan pokok dalam musyawarah yang
akan dilaksanakan. Dan akhirnya mereka mendapatkan lampu hijau,
beberapa petunjuk, sekaligus harapan agar menjadi kader partai
NU yang cakap dan berprinsip ilmu untuk diamalkan serta
berkualitas takwa yang tinggi kepada Allah SWT. Salah satu pesan
KH. Idham Khalid yang menjadi pegangan bagi mahasiswa nahdliyin
pada waktu itu yaitu hendaknya organisasi yang akan dibentuk itu
benar-benar dapat diandalkan, dan menjadi mahasiswa yang
berprinsip ‘ilmu untuk di amalkan’ bagi kepentingan rakyat,
bukan ‘ilmu untuk ilmu’. Lalu berkumpulah tokoh-tokoh
mahasiswa yang tergabung dalam organisasi IPNU tersebut untuk
membahas tentang nama organisasi yang akan dibentuk.
Akhirnya, pada tanggal 14-16 April 1960 dilaksanakan
Musyawarah Nasional Mahasiswa NU bertempat di Taman Pendidikan
Puteri Khadijah Surabaya dengan dihadiri mahasiswa NU dari
berbagai penjuru kota di Indonesia, dari Jakarta, Bandung,
Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Makassar,
serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah
NU. Pada saat itu diperdebatkan nama organisasi yang akan
didirikan. Delegasi Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau
Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Delegasi Bandung dan Surakarta
mengusulkan nama PMII.
Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan Kongres.
Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari “P”
apakah Perhimpunan atau Persatuan. Akhirnya disepakati huruf

Taqwa, Intelektual, Profesional.


“P” merupakan singkatan dari Pergerakan, sehingga PMII adalah
“Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga
menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART) PMII, serta memilih dan menetapkan Kepengurusan.
Terpilih Sahabat Mahbub Djunaidi sebagai Ketua Umum, M. Chalid
Mawardi sebagai Ketua I, dan M. Said Budairy sebagai Sekretaris
Umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk
menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII.
Unsur pemikiran yang ditonjolkan pada organisasi PMII
yang akan berdiri pada waktu itu adalah:
1. Mewujudkan adanya kedinamisan sebagai organisasi mahasiswa,
khususnya karena pada waktu itu situasi nasional sedang
diliputi oleh semangat revolusi;
2. Menampakkan identitas ke-Islaman sekaligus sebagai konsepsi
lanjutan dari NU yang berhaluan ahlu sunnah wal jamaah juga
berdasarkan perjuangan para wali di pulau jawa yang telah
sukses dengan dakwahnya. Mereka sangat toleran atas tradisi
dan budaya setempat. Sehingga dengan demikian ajaran-
ajarannya bersifat akomodatif.
3. Memanifestasikan nasionalisme sebagai semangat kebangsaan,
karenanya nama Indonesia harus tercantum.

PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960


Masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah .
Maka secara resmi pada tanggal 17 April 1960 dinyatakan sebagai
hari lahir PMII. Dua bulan setelah berdiri, pada tanggal 14 Juni
1960 pucuk pimpinan PMII disahkan oleh PBNU. Sejak saat itu PMII
memiliki otoritas dan keabsahan untuk melakukan program-
programnya secara formal organisatoris.
Dalam waktu yang relatif singkat, PMII mampu berkembang
pesat sampai berhasil mendirikan 13 cabang yang tersebar di
berbagai pelosok Indonesia karena pengaruh nama besar NU. Dalam
perkembangannya PMII juga terlibat aktif, baik dalam pergulatan
politik serta dinamika perkembangan kehidupan kemahasiswaan dan
keagamaan di Indonesia (1960-1965).
Pada 14 Desember 1960 PMII masuk dalam PPMI dan mengikuti
Kongres VI PPMI (5 Juli 1961) di Yogyakarta sebagai pertama
kalinya PMII mengikuti kongres federasi organisasi ekstra
universitas. Peran PMII tidak terbatas di dalam negeri saja,
tetapi juga terlibat dalam perkembangan dunia internasional.
Terbukti pada bulan September 1960, PMII ikut berperan dalam
Konferensi Panitia Forum Pemuda Sedunia (Konstituen Meeting of
Youth Forum) di Moscow, Uni Soviet. Tahun 1962 menghadiri
seminar World Assembly of Youth (WAY) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Festival Pemuda Sedunia di Helsinki, Irlandia dan seminar
General Union of Palestina Student (GUPS) di Kairo, Mesir.
Di dalam negeri, PMII melibatkan diri terhadap persoalan
politik dan kenegaraan, terbukti pada tanggal 25 Oktober 1965,

Taqwa, Intelektual, Profesional.


berawal dari undangan Menteri Perguruan Tinggi Syarif Thoyyib
kepada berbagai aktifis mahasiswa untuk membicarakan situasi
nasional saat itu, sehingga dalam ujung pertemuan disepakati
terbentuknya KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang
terdiri dari PMII, HMI, IMM, SEMMI, dan GERMAHI yang dimaksudkan
untuk menggalang kekuatan mahasiswa Indonesia dalam melawan
rongrongan PKI dan meluruskan penyelewengan yang terjadi.
Sahabat Zamroni sebagai wakil dari PMII dipercaya sebagai Ketua
Presidium.Dengan keberadaan tokoh PMII di posisi strategis
menjadi bukti diakuinya komitmen dan kapabilitas PMII untuk
semakin pro aktif dalam menggelorakan semangat juang demi
kemajuan dan kejayaan Indonesia.
Usaha konkrit dari KAMI yaitu mengajukan TRITURA
dikarenakan persoalan tersebut yang paling dominan menentukan
arah perjalanan bangsa Indonesia. Puncak aksi yang dilakukan
KAMI adalah penumbangan rezim Orde Lama yang kemudian melahirkan
rezim Orde Baru, yang pada awalnya diharapkan untuk dapat
mengoreksi penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan Orde Lama
dan bertekad untuk melaksanakan UUD 1945 dan Pancasila secara
murni dan konsekuen sebagai cerminan dari pengabdian kepada
rakyat.
Pemikiran-pemikiran PMII mengenai berbagai masalah
nasional maupun internasional sangat relevan dengan hasil-hasil
rumusan dalam kongresnya antara lain yaitu :
1. Kongres I Solo, 23-26 Desember 1961 menghasilkan Deklarasi
Tawang Mangu yang mengangkat tema Sosialisme Indonesia,
Pendidikan Nasional, Kebudayaan dan Tanggungjawabnya sebagai
generasi penerus bangsa.
2. Kongres II di Yogyakarta, 25-29 Desember 1963 penegasan
pemikiran Kongres I dan dikenal sebagai Penegasan Yogyakarta
dan sebelumnya ditetapkan 10 Kesepakatan Ponorogo 1962
(sebagai bukti kesadaran PMII akan perannya sebagai kader
NU).
Secara totalitas PMII sebagai organisasi merupakan suatu
gerakan yang bertujuan melahirkan kader-kader bangsa yang
mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada
Allah SWT dan atas dasar ketaqwaannya berkiprah mewujudkan peran
ketuhanannya membangun masyarakat bangsa dan negara Indonesia
menuju suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam
ampunan dan ridlo Allah SWT).
Sedangkan pengertian Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah yang
menjadi paham organisasi adalah Islam sebagai universalitas yang
meliputi segala aspek kehidupan manusia. Aspek-aspek tersebut
dapat dijabarkan kedalam tata Aqidah, Syariah, dan Tasyawuf.
Dalam bidan Aqidah mengikuti paham Al-Asya’ari dan Al-Maturidi,
dalam bidang syariah mengikuti salah satu mazhab empat yaitu:
Syafi’I, Maliki, Hambali dan Hanafi. Sedang dalam bidang

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Tasawuf, mengikuti Imam Juned Al-Bagdadi dan Imam Al-Gozali.
Masing-masing ketiga aspek itu dijadikan paham organisasi PMII
dengan tanpa meninggalkan wawasan dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah
serta perilaku sahabat Rasul. Aspek Fiqih diupayakan
penekanannya pada proses pengambilan hukum, yaitu Ushul Fiqih
dan Kaidah Fiqih, bukan semata-mata hukum itu sendiri sebagai
produknya (lihat NDP PMII).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa para
mahasiswa nahdliyin sebenarnya dari segi cara berfikir tidak
jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, yang menghendaki
kebebasan. Sedangkan dalam bertindak cenderung anti kemapanan,
terlebih jika kelahiran PMII itu dihubungkan dengan tradisi
keagamaan di kalangan NU, misalnya bagi putra-putri harus
berbeda/dipisah organisasi, PMII justru keluar dari tradisi itu.
Fenomena ini barangali termasuk hal yang patut mendapat
perhatian bagi perkembangan pemikiran ahlussunnah wal-jama’ah.
Adapun susunan pengurus pusat PMII periode pertama ini
baru tersusun secara lengkap pada bulan Mei 1960. Seperti
diketahui, bahwa PMII pada awal berdirinya merupakan organisasi
mahasiswa yang idependen dengan NU , maka PP. PMII dengan surat
tertanggal 8 Juni 1960 mengirim surat permohonan kepada PBNU
untuk mengesahkan kepengurusan PP PMII tersebut. Pada tanggal 14
Juni 1960 PBNU menyatakan bahwa organisasi PMII dapat diterima
dengan sah sebagai keluarga besar partai NU dan diberi mandat
untuk membentuk cabang-cabang di seluruh Indonesia, sedang yang
menandatangani SK tersebut adalah DR. KH. Idham Chalid selaku
ketua Umum PBNU dan H. Aminuddin Aziz selaku wakil sekretaris
jendral PBNU ).
Musyawarah mahasiswa nahdliyin di Surabaya yang dikenal
dengan nama PMII, hanya menghasilkan peraturan dasar organisasi,
maka untuk melengkapi peraturan organisasi tersebut dibentuklsn
satu panitia kecil yang diketuai oleh sahabat M. Said Budairi
dengan anggota sahabat Chalid mawardi dan sahabat Fahrurrazi AH,
untuk merumuskan peraturan rumah tangga PMII. Dalam sidang pleno
II PP PMII yang diselenggarakan dari tanggal 8 - 9 September
1960, Peraturan rumah tangga PMII dinyatakan syah berlaku
melengkapi paraturan dasar PMII yang sudah ada sebelumnya)
Di samping itu, sidang pleno II PP PMII juga mengesahkan
bentuk muts (topi), selempang PMII, adapun lambang PMII
diserahkan kepada pengurus harian, yang akhirnya dipuruskan
bahwa lambang PMII berbentuk perisai seperti yang ada sekarang
(rincian secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran peraturan
rumah tangga PMII). Dalam sidang ini pula dikeluarkan pokok-
pokok aturan mengenai penerimaan anggota baru  ) sekarang
dikenal dengan MAPABA.
Pada tahap-tahap awal berdirinya PMII banyak dibantu
warga NU terutama PP LP. Ma’arif NU. Sejak musyawarah mahssiswa
nahdliyin di surabaya sampai memberikan pengertian kepada

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Pesantren-pesantren (perlu diketahui, pada awal berdirinya, di
Pondok-pondok Pesantren dapat dibentuk PMII dengan anggota para
santri yang telah lulus madrasah Aliyah dan seang mengkaji kitab
yang tingkatannya sesuai dengan pelajaran yang diberikan di
perguruan tinggi agama). Dengan adanya kebijakan seperti ini
ternyata dapat mempercepat proses pengembangan PMII).

B. Asas, Sifat dan Tujuan PMII


Dalam Anggaran Dasar (AD) Bab II Pasal 2 dijelaskan
bahwaPMII Berasaskan Pancasila. Sedangkan Bab III Pasal 3
menerangkan PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan,
kemasyarakatan, independensi dan profesional.
Adapun tujuan PMII (Visi) ada dalam Bab IV Pasal 4 yaitu :
”Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada
Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab
dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia.”
Sedangkan untuk mewujudkan tujuan tersebut, PMII
mengusakan (misi) sebagaimana dalam Bab IV pasal 5, sebagai
berikut:
1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat
dan tujuan PMII serta peraturan perundang-undangan dan
paradigma PMII yang berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai
dengan asas dan tujuan PMII serta mewujudkan pribadi insan
ulul albab.
C. Struktur Organisasi dan Permusyawaratan
Dalam Bab VI tenang Struktur Organisasi Pasal 7
dijelaskan bahwa Struktur Organisasi PMII terdiri atas:
1. Pengurus Besar (PB)
2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
3. Pengurus Cabang (PC)
4. Pengurus Komisariat (PK)
5. Pengurus Rayon (PR).

Sedangkan dalam Bab VII tentang Permusyawaratan Pasal 8


diterangkan bahwa Permusyawaratan dalam Organisasi terdiri dari:
1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
4. Konferensi Koordinator Cabang (Konferkoorcab)
5. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
6. Musyawarah Kerja Koordinator Cabang (Mukerkoorcab)
7. Konferensi Cabang (Konfercab)
8. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
9. Rapat Kerja Cabang ( Rakercab )
10. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)

Taqwa, Intelektual, Profesional.


11. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
12. Kongres Luar Biasa (KLB)
13. Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa (Konferkoorcab-LB)
14. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab-LB)
15. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)
16. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa ( RTAR-LB).6

Dalam Bab VIII tentang Wadah Pengembangan Dan


Pemberdayaan Perempuan Pasal 9 dinyatakan bahwa:
1. Pengembangan dan pemberdayaan perempuan diwujudkan dalam
badan semi otonom yang secara khusus menangani pengembangan
dan pemberdayaan perempuan PMII berpersfektif keadilan dan
kesetaraan gender yang dibentuk berdasarkan asas lokalitas
kebutuhan.
2. Selanjutnya pengertian semi otonom dijelaskan dalam Bab
penjelasan.

D. Makna Filosofis PMII


Nama Organisasi
PMII terdiri dari 4 penggalan kata, yaitu :
1. Pergerakan
Adalah dinamika dari hamba (mahluk) yang senantiasa maju
bergerak menuju idealnya, memberikan rahmat bagi sekalian
alam.
a. Membina dan mengembangkan potensi Ilahiah
b. Membina dan mengembangkan potentsi kemanusiaan
c. Tanggungjawab memberi rahmat pada lingkungannya
d. Gerak menuju tujuan sebagai Khalifah fil Ard
2. Mahasiswa
Adalah generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi
yang mempunyai identitas diri:
a. Sebagai insan relegius
b. Sebagai insan akademik
c. Sebagai insan sosial dan,
d. Sebagai insan yang mandiri
Perwujudannya:
a. Tanggungjawab keagamaan
b. Tanggungjawab intelektual
c. Tanggungjawab sosial kemasyarakatan
d. Tanggungjawab individual sebagai hamba Tuhan maupun
sebagai warga negara.
3. Islam
Adalah agama yang dianut, diyakini dan dipahami dengan haluan
atau paradigma Ahlussunnah Wal Jama’ah
4. Indonesia
6
.Keputusan – keputusan Musyawarah Pimpinan Nasional (MUSPIMNAS). Ambon, 18 – 22
November 2015. Hal. 7.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Adalah masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang mempunyai
falsafah dan ideologi bangsa serta UUD 1945. Dan mempunyai
komitmen kebangsaan sesuai dengan asas Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

Lambang PMII
Poin 12 Lambang PMII diciptakan oleh H.
Said Budairi.Lazimnya lambang, lambang PMII
memiliki arti yang terkandung di setiap
goresannya. Arti dari lambang PMII bisa
dijabarkan dari segi bentuknya (form) maupun
dari warnanya.7

1. Dari Bentuk :
a. Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam
terhadap berbagai tantangan dan pengaruh luar
b. Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita-
cita yang selalu memancar
c. Lima bintang sebelah atas menggambarkan Rasulullah dengan
empat Sahabat terkemuka (Khulafau al Rasyidien)
d. Empat bintang sebelah bawah menggambarkan empat mazhab
yang berhauan Ahlussunnah Wal Jama’ah
e. Sembilan bintang sebagai jumlah bintang dalam lambing
dapat diartikan ganda yakni:
1) Rasulullah dan empat orang sahabatnya serta empat orang
Imam mazhab itu laksana bintang yang selalu bersinar
cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan penerang umat
manusia.
2) Sembilan orang pemuka penyebar agama Islam di Indonesia
yang disebut WALISONGO.

2. Dari Warna :
a. Biru, sebagaimana warna lukisan PMII, berarti kedalaman
ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan digali oleh warga
pergerakan. Biru juga menggambarkan lautan Indonesia yang
mengelilingi kepulauan Indonesia dan merupakan kesatuan
Wawasan Nusantara.
7
.Keputusan – keputusan Musyawarah Pimpinan Nasional (MUSPIMNAS). Ambon, 18 – 22
November 2015. Hal. 69.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


b. Biru muda, sebagaimana warna dasar perisai sebelah bawah,
berarti ketinggian ilmu pengertahuan, budi pekerti dan
taqwa.
c. Kuning, sebagaimana warna dasar perisai- perisai sebelah
bawah, berarti identitas kemahasiswaan yang menjadi sifat
dasar pergerakan lambang kebesaran dan semangat yang
selalu menyala serta penuh harapan menyongsong masa depan.8

E. DAFTAR NAMA KETUA UMUM PB PMII


Berikut ini daftar nama-nama Ketua Umum PB PMII dari masa
ke masa sesuai dengan urutan periode tahun kepemimpinan:
1. Sahabat M.Mahbub Djunaidi(1960-1966)duakali
2. Sahabat Zamroni (1966-1973) dua kali
3. Sahabat Abduh Paddare (1973-1977)
4. Sahabat Ahmad Badja (1977-1981)
5. Sahabat Muhyiddin Arubusman (1981-1985)
6. Sahabat Surya Dharma Ali (1985-1988)
7. Sahabat M. Iqbal Assegaf (1988-1991)
8. Sahabat Ali Masykur Musa (1991-1994)
9. Sahabat A. Muhaimin Iskandar (1994-1997)
10. Sahabat Saiful Bahri Anshori (1997-2000)
11. Sahabat Nusron Wahid (2000-2003)
12. Sahabat A. Malik Haramain (2003-2005)
13. Sahabat Hery Haryanto Azumi (2005-2008)
14. Sahabat M. Rodli Kaelani (2008-2010)
15. Sahabat Addin Jauharudin (2011-2013)
16. Sahabat AminnudinMa’ruf (2014- 2017)
17. Sahabat Agus Herlambang (2017-2019)

Jelaslah bahwa PMII merupakan komunitas penting bagi


bangsa ini. Maka, PMII dituntut harus mampu tetap memberikan
dharma bhaktinya kepada nusa, bangsa dan agama. Kritik
konstruktif dan mitra pembangunan yang cerdas terhadap
pemerintah supaya menjalankan pemerintahan dengan baik dan benar
(kalau tidak bisa ya lebih baik turun atau diturunkan), dan
mendidik anggotanya untuk mandiri dan berani bersaing dengan
siapapun agar survive dalam percaturan kehidupan globalisasi
yang sangat kompetitif, menjadi agenda utama yang harus segera
dilaksanakan.
Di situlah, pendekatan Multilevel Strategi Kaderisasi
yang ditempuh PMII menjadi ikhtiar organisasi untuk mencetak
kader-kader yang mampu percaya diri untuk meraih keberhasilan
cita-cita. jelaslah bahwa PMII merupakan komunitas penting bagi
bangsa ini. Maka, PMII dituntut harus mampu tetap memberikan
dharma bhaktinya kepada nusa, bangsa dan agama. Kritik
konstruktif dan mitra pembangunan yang cerdas terhadap
8
Ibid,Hal. 69.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


pemerintah supaya menjalankan pemerintahan dengan baik dan benar
(kalau tidak bisa ya lebih baik turun atau diturunkan), dan
mendidik anggotanya untuk mandiri dan berani bersaing dengan
siapapun agar survive dalam percaturan kehidupan globalisasi
yang sangat kompetitif, menjadi agenda utama yang harus segera
dilaksanakan.
Di situlah, pendekatan Multilevel Strategi Kaderisasi
yang ditempuh PMII menjadi ikhtiar organisasi untuk mencetak
kader-kader yang mampu percaya diri untuk meraih keberhasilan
cita-cita.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


ASWAJA

Taqwa, Intelektual, Profesional.


ASWAJA

A. Prawacana
Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dan yang dibawa
oleh nabi-nabi sebelumnya dinamakan Islam, karena menunjukkan
hakikat dan esensi agama tersebut. Arti kata “Islam” adalah
masuk dalam perdamaian, dan seoang muslim adalah orang yang
membuat perdamaian dengan tuhan dan degan manusia.9
Ahlussunnah Wal jama’ah (Aswaja) merupakan bagian
integral dari keorganisasian PMII. Dalam NDP (Nilai Dasar
Pergerakan) disebutkan bahwa aswaja merupakan metode pemahaman
kayakinan tauhid. Lebih dari itu, disadari atau tidak aswaja
merupakan bagian kehidupan sehari-hari setiap anggota organisasi
kita. Akarnya tertanam dalam pada pemahaman dan perilaku
penghayatan kita masing-masing dalam menjalankan Islam. Selama
ini proses reformasi Ahlussunnah Wal Jama’ah telah berjalan,
bahkan masih berlangsung hingga saat ini. Tahun 1994, dimotori
oleh KH Said Agil Siraj muncul gugatan terhadap Aswaja yang
sampai saat itu diperlakukan sebagai sebuah madzhab. Padahal
didalam Aswaja terdapat berbagai madzhab, khususnya dalam bidang
fiqh. Selain itu, gugatan muncul melihat perkembangan zaman yang
sangat cepat dan membutuhkan respon yang kontekstual dan cepat
pula. Dari latar belakang tersebut dan dari penelusuran terhadap
bangunan isi Aswaja sebagaimana selama ini digunakan, lahirlah
gagasan Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai manhaj Al-fikr (metode
berpikir).
PMII melihat bahwa gagasan tersebut sangat relevan dengan
perkembangan zaman, selain karena alasan muatan doktrinal Aswaja
selama ini yang terkesan terlalu kaku. Sebagai manhaj, Aswaja
menjadi lebih fleksibel dan memungkinkan bagi pengamalnya untuk
menciptakan ruang kreatifitas dan menolorkan ikhtiar-ikhtiar
baru menjawab perkembangan zaman. Bagi PMII Aswaja juga menjadi
ruang untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna
bagi setiap tempat dan zaman. Islam tidak diturunkan untuk
sebuah masa depan dan tempat tertentu. Kehadirannya dibutuhkan
sepanjang masa dan akan selalu relevan. Namun relevansi dan
makna tersebut sangat tergantung kepada kita, pemeluk dan
penganutnya, mempelakukan dan mengamalkan islam. Disini PMII
sekali lagi melihat bahwa Aswaja merupakan pilihan paling tepat
ditengah kenyataan masyarakat kepulauan Indonesia yang beragam
dalam etnis, budaya dan agama.
Tindakan pergerakan sosial banyak digemari kaum muda
pula? Dan, contoh yang sangat bagus, lihatlah kepada agama islam
di zaman Nabi kita sendiri ilmu trikh telah menetapkan, bahwa

9
Prof. DR. Rosihon anwar, M..Ag., Pengantar Studi Islam, (CV. Pustaka setia
bandung, 2009). Hal. 14.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


banyak sekali pemuda-pemuda dikalangan ummat islam dizaman Nabi
kita itu.10

B. Sketsa Sejarah
Semenjak sabda Nabi yang mengatakan bahwa agama Islam
akan terpecah menjadi 73 golongan, dan hanya satu yang benar
diantara kesemua golongan  tersebut, berbagai aliran dalam agama
islam dari zaman dulu sampai sekarang akhirnya mengklaim bahwa
diri mereka masing-masing merupakan satu-satunya golongan yang
benar dan sesuai dengan ajaran Nabi yang dikenal dengan ASWAJA.11
Ahlussunnah walJama’ah (ASWAJA) lahir dari pergulatan
intens antara doktrin dengan sejarah. Di wilayah doktrin, debat
meliputi soal kalam mengenai status Alqur’an apakah ia mahluk
atau bukan, kemudian debat antara sifat-sifat Allah antara
ulama’ salafiyyun dengan golongan Mu’tazilah dan seterusnya.
Di wilayah sejarah, proses pembentukan ASWAJA terentang
hingga zaman Khulafaur Rasyidin, yakni dimulai sejak terjadi
perang shiffin yang melibatkan Kholifah Ali bin Abi Tholib RA
dengan Muawiyyah.Bersamaan dengan kekalahan kholifah ke-empat
tersebut, setelah dikelabui melalui taktik arbitrase (tahkim)
oleh kubu muawiyyah, ummat islam mulailah islam terpecah kedalam
berbagai golongan. Diantara mereka terdapat Syi’ah, Khowarij,
Jabariyyah, Qadariyyah, Mu’tazilah, dll.
Di antara kelompok itu, adalah sebuah komunitas yang
dipelopori oleh imam Abu Sa’id Hasan Yasar Al-Bashri (21-110
H/639-728 M), Lebih dikenal dengan nama Imam Hasan Al-Bashri,
yang cenderung mengembangkan aktivitas keagamaan yang bersifat
kultural(tsaqafiyah) ilmiah dan berusaha mencari jalan kebenaran
secara jernih. Komunitas ini menghindari pertikaian politik
antara berbagai faksi politik (firqah) yang berkembang ketika
itu. Sebaliknya mereka mengembangkan sistem keberagaman semacam
itu, mereka tidak mudah untuk mengkafirkan golongan atau
kelompok lain yang terlibat dalam pertikaian politik ketika itu.
Seirama waktu, sikap dan pandangan tersebut diteruskan
kegenerasi-generasi Ulama setelah beliau, diantaranya Imam Abu
Hanifah Al-Nu’man (w.150 H), Imam Malik Ibn Anas (w.179 H),
Imam Syafi’i (w.2014 H), Ibn Kullab (w.204 H), Ahmad Ibn Hanbal
(w.241 H), hingga tiba pada generasi Abu Hasan Al-Asy’ari
(w.324 H), dan Abu Mansur Al-Maturidi (w.333 H). 12 Kepada dua
ulama terakhir inilah permulaan faham Aswaja sering dinisbatkan;

10
Ir. Soekarno, Islam sontoloyo pikira-pikiran pembaruan pemikiran Islam, (SEGA
ARSY, 2015). Hal. 61.
11
Ali Maschan Moesa. Agama dan Demokrasi Komitmen Muslim tradisionalis Terhadap
Nilai-nilai Kebangsaan, (Penerbit: pustaka dai muda bekerjasama dengan putra
belajar, 2002). Hal. 47.
12
.Drs KH. A. Busyairi Harists, M.Ag. ISLAM NU pengawal tradisi sunni Indonesia,
(penerbit khalista surabaya, 2010). Hal. 20.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


meskipun bila ditelusuri secara teliti benih-benihnya telah
tumbuh sejak dua abad sebelumnya.
Indonesia merupakan salah satu penduduk dengan jumlah
penganut faham ASWAJA terbesar di dunia. Mayoritas penduduk yang
memeluk islam adalah penganut madzhab Syafi’i dan sebagian
besarnya tergabung (baiktergabung secara sadar maupun tidak
sadar) dalam Jam’iyyah Nahdlotul Ulama’ yang sejak awal
berdiri menegaskan sebagi pengamal islam ala Ahlusunnah
walJama’ah.13

C. Pengertian ASWAJA
Secara etimologi ASWAJA merupakan singkat Ahlussunnah
Waljamaah yang terbentuk dari tiga kata:
1. Ahl, dalam kamus munawir diartikan kelompok, keluarga,
kerabat. Lafadz ahlun yang dikaitkan dengan Al-sunnah secara
tidak langsung sudah merupakan badal nisbah terhadap Al-
sunnah.14
2. Al-sunnah, secara etimologi barmakna al-thariqah wa law
ghaira mardhiyah (jalan atau cara walaupun tidak diridahi).15
sebagaimana yang dikutip dalam Al-munjid fi Al-lughah,
Al-‘a’lam disebutkan bahwa Al-sunnah mempunyai persamaan
makna dengan Al-Thariq (jalan, cara, metode), At-Tabi’ah
(kebiasaan). Secara terminologi banyak para
ulama’mendifinisakan Al-sunnah sesuai dengan keilmuan yang
digelutinya seperti ulama’mahadditsin mengartikan sunnah
ialah sesuatubyang disandarkan kepada nabi baik berupa
perkataan, perbuatan, sifat dan taqrir (pengakuan) yang
dijadikan dalil dalam menentukan syari’at Islam .
3. Al-jama’ah merupakan masdar dari jama’ yang artinya
mengumpulkan, kemudian jika dilihat dari masdar lain pada
fi’il mazidnya yaitu ijtima’ mempunyai makna perkumpulan,
namun secara terminologi bisa disebutkan bahwa Al-jam’ah
ialah sekumpulan orang yang bersepakat yang mempunyai tujuan
yang sama, kata ini juga cenderung di indentikan dengan
ijma’ Al-shahabah (konsensus sahabat Nabi) yang dijadikan
sebagai landasan sumber hukum.16

Dengan demikian dapat difahami bahwa Al-sunnah memilki


arti jalan, di samping memiliki arti Al-Hadist. Disambungkan
dengan ahl keduanya bermakna pengikut jalan Nabi, Para Sahabat,
13
.Nur Sayyid Santoso Kristeva, MA,Sekolah ASWAJA (digandakan PC PMII Sampang,
2017). Hal. 201-202.
14
. Ahmad Amin . Zuhr Al-Islam, (Beirut: Dar Al-Kitab Al- ‘Arabi, 1953). Hal. 96.
15
.KH. Abdurrahman Navis, Lc., M.H.I. Muhammad Idrus Ramli. Faris khoirul Anam,
Lc., M.H.I. Risalah Ahlussunnah Wal-Jama’ah dari pembiasaan menuju pemahaman dan
pembelaan Akidah-Amaliah NU, (Penerbit: Khalista, surabaya, 2015). Hal. 1-2.
16
.Ibid, Hal. 3.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


dan Tabi’in. Al-Jama’ah berarti sekumpulan orang yang memiliki
tujuan. Bila dimaknai secara kebahasaan, Ahlussunnah wal
Jama’ah berarti segolongan orang yang mengikuti jalan Nabi,
Para Sahabat dan Tabi’in.
Secara umum yang paling banyak dikenal orang pemaknaan
akan Ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) adalah  madzhab keislaman
yang menjadi dasar jam’iyyah Nahdlatul Ulama’ (NU) sebagaimana
dirumuskan oleh Hadlratus  Syaikh K.H. M. Hasyim
Asy’aridalam Qanun Asasi . Yaitu : Dalam ilmu aqidah/teologi
mengikuti salah satu dari Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur
al-Maturidi. Dalam syari’ah/fiqh mengikuti salah satu Imam
empat: Abu Hanifah, Malik bin Anas, Muhammad bin Idris Al-
Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal.Dalam tashawuf/akhlaq mengikuti
salah satu dua Imam: Junaid al-Baghdadi dan Abu Hamid al-
Ghazali. 
Akan tetapi apapun pemaknaan terhadap ASWAJA selama ini,
lebih-lebih seperti diatas, semua itu kurang memadai untuk
dijadikan tempat berpijak dalam  sebuah pergerakan. Sebab,
pemahaman yang demikian lebih mengarah pada pemahaman yang kaku
dan kurang bisa menyesuaikan terhadap kondisi sosial yang
berkembang. Dimana pemahamannya tersendat pada sebuah pemikiran
tokoh (sekalipun terpandang dan terhormat), lingkungan, tempat,
faktor politik, dan berbagai kondisi sosial saat itu yang jauh
berbeda dengan masa sekarang bahkan dimasa yang akan datang.
Padahal sebuah pergerakan membutuhkan pijakan yang syarat akan
pemaknaan Aswaja yang fleksibel, tidak kaku, dan selalu ada
ruang untuk ditafsiri ulang untuk disesuaikan lagi dengan
kondisi sosial yang sedang berkembang.Oleh karena itu, PMII
memaknai Aswaja sebagai;

4. Aswaja Sebagai Manhaj Al-Fikr


Dalam wacana metode pemikiran, para teolog kalsik
dapat dikatagorikan enjadi empat kelompok. Pertama, kelompok
rasionalis yang diawali oleh aliran Mu’tazilah yang pelapori
oleh Washil bin Atho’, kedua, kelompok tekstualis dihidupkan
dan dipertahankan oleh aliran salaf yang muncul oleh ibnu
taimiyah serta generasi berikutnya. Ketiga kelompok yang
pemikirannya terfokuskan pada politik dan sejahtera kaum
muslimin yang diwakili oleh syi’ah dan khawarij, dan
keempat, pemikiran sintesis yang dikembangkan oleh Abu Hasan
al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi.17
Kurang lebih sejak 1995/1997, Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia meletakkan aswaja sebagai manhaj al fikr. Th
1997 diterbitkan sebuah buku saku tulisan sahabat Khotibul
Umam Wiranu berjudul Membaca ulang Aswaja (PB PMII 1997).
17
Nur Sayyid Santoso Kristeva, MA. HANDBOOK DISCUSSION SEKOLAH ASWAJA Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII (Digandakan oleh PC PMII Sampang, 2017). Hal. 218.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Konsep dasar yang dibawa dalam aswaja sebagai manhaj al fikr
tidak dapat dilepas dari gagasan KH. Said Aqil Siraj yang
mengundang kontroversi, mengenai perlunya aswaja ditafsir
ulang dengan memberikan kebebasan lebih bagi para intelektual
dan ulama’ untuk merujuk langsung kepada ulama’ dan pemikir
utama yang tesebut dalam pengertian aswaja.
PMII memandang bahwa aswaja adalah orang-orang yang
memiliki metode berfikir keagamaan yang mencakup semua aspek
kehidupan dengan berlandaskan atas dasar moderasi, menjaga
keseimbangan, dan toleran. Aswaja bukan sebuah madzhab
melainkan sebuah metode dan prinsip berfikir dalam menghadapi
persoalan-persoalan agama sekaligus urusan sosial
kemasyarakatan, inilah makna aswaja sebagai manhaj al fikr.
Sebuah metode berpikir yang digariskan oleh para
sahabat Nabi dan tabi’in yang begitu erat kaitannya dengan
situasi politik dan kondisi sosial yang meliputi masyarakat
muslim waktu itu. Baik cara mereka menyikapi berbagai kemelut
perbedaan antar keyakinan atau dalam memahami keruhnya
konstelasi politik, yang kesemua itu berlandaskan pada nilai-
nilai kemanusiaan yang terselubung dalam makna ASWAJA.
Dari manhajul fikr ini kemudian lahir pemikiran-pemikiran
keislaman baik di bidang aqidah, syari’ah, maupun
akhlaq/tasawuf, yang binneka tunggal ika  dalam ruh yang sama.

5. Manhaj taghayyur al-ijtima’i yaitu sebuah pola perubahan


sosial-kemasyarakatan yang sesuai dengan ruh perjuangan
rasulullah dan para sahabatnya. Untuk memahami pola perubahan
ini dibutuhkan pemahaman akan perjalanan sejarah kebudayaan
islam yang nantinya terurai dalam materi pendalaman tentang
ASWAJA.
Dari pemahaman diatas, pada pokoknya pemahaman Aswaja
baik sebagai metode berpikir (manhajul fikr) maupun pola
perubahan sosial (manhaj taghayyur al-ijtima’i) adalah
sesuai dengan sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa: ma ana
‘alaihi wa ashabi (segala sesuatu yang datang dari rasul dan
para sahabatnya) yaitu metode berpikir dan pola perubahan
sosial yang diusung yang sebenarnya berlandaskan pada
beberapa nilai berikut : moderat  (tawassuth),  toleran
(tasamuh),  keseimbangan (tawazun),  dan  keadilan (ta’adul )

D. Nilai-NilaiAswaja
1. Nilai-nilai Kemoderatan (Tawassuth)
Khairul umur awsathuha  (moderat adalah sebaik-baik
perbuatan). Tawassuth bisa dimaknai sebagai berdiri di
tengah, moderat, tidak ekstrim, tetapi memiliki sikap dan
pendirian yang teguh dalam menghadapi posisi dilematis antara
yang liberal dan konserfatif, kanan dan kiri, Jabariyah dan

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Qadariah, dengan mempertimbangkan kemaslahatan umat dalam
garis-garis tuntunan Al-quran dan As-sunnah . Maka kurang
benar jika PMII dikenal terlalu liberal dalam pemikiran,
karena bertentangan dengan nilai-nilai tawassuth yang menjadi
jantung pijakan dari PMII itu sendiri.Tetapi PMII lebih
dialektis, lebih terbuka dalam pola berpikir, tidak terjebak
dalam pemahaman fanatik yang berbuah pada sebuah kebenaran
yang arbitrer (benar menurut diri sendiri).18
Bersikap tawassuth dalam bidang aqidah adalah di satu
sisi tidak terjebak dalam rasionalitas buta dan terlalu
liberal (sehingga menomorduakan al-quran dan sunnah rasul),
di sisi lain tetap menempatkan akal untuk berfikir dan
menafsirkan al-quran dan al-sunnah yang sesuai dengan
kondisi.
Fiqih atau hukum Islam yang tawassuth adalah
seperangkat konsep hukum yang di dasarkan kepada Al-quran dan
hadits, namun pemahamannya tidak sekadar bersandar kepada
tradisi,juga tidak kepada rasionalitas akal belaka.
Tasawuf yang tawassuth adalah spiritualitas ketuhanan
yang menolak konsep pencapaian haqiqah (hakikat Tuhan) dengan
meninggalkan syari’ah ataupun sebaliknya.Tasawuf yang
tawassuth menjadikan taqwa (syari’ah) sebagai jalan utama
menuju haqiqah.

2. Nilai-nilai Toleransi (Tasamuh)


Tasamuh adalah toleran, Sebuah pola sikap yang
menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak dan merasa
benar sendiri.Nilai yang mengatur bagaimana kita harus
bersikap dalam hidup sehari-hari, khususnya dalam kehidupan
beragama dan bermasyarakat.19 Biarkan semuanya partikular,
tidak harus seragam dengan kita. Arah dari nilai toleransi
ini adalah kesadaran akan pluralisme atau keragaman, baik itu
dalam beragama, budaya, keyakinan, dan setiap dimensi
kehidupan yang harusnya saling berkomplementer (saling
melengkapi). Sebagaimana konsep binneka tunggal ika (berbeda-
beda tapi tetap satu) dan ayat Al-Quran yang berbunyi “lakum
dinukum wal-yadin” (bagimu agamamu, bagiku agamaku) yang
dengan perbedaan ini kita mendapat rahmat, hidup kita lebih
variatif.
Dalam arus filsafat yang saat ini berkembang, saatnya
menyapu (sweeping) dan meruntuhkan metafisika kehadiran
(konsep tunggal yang kebenarannya adalah satu). Sebuah
konsep yang memaksakan kebenarannya terhadap yang lain, tanpa
menerima perbedaan dan menolak akan kebenaran yang lain.

18
.Ibid, Hal. 219.
19
.Ibid, Hal. 220.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


3. Nilai-nilai Keseimbangan (Tawazun)
Tawazun berarti keseimbangan dalam pola hubungana
tau relasi, baik yang bersifat antar individu, antar struktur
sosial, antara Negara dan rakyatnya, maupun antara manusia
dan alam. Keseimbangan di sini adalah bentuk hubungan yang
tidak berat sebelah (menguntungkan pihak tertentu dan
merugikan pihak yang lain). Tetapi, masing-masing pihak mampu
menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa mengganggu
fungsi dari pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah
terciptanya kedinamisan hidup.20
Dalam ranah sosial yang ditekankan adalah
egalitarianisme (persamaan derajat) seluruh umat manusia.
Tidak ada yang merasa lebih dari yang lain, yang membedakan
hanyalah tingkat ketakwaannya. Tidak ada dominasi dan
eksploitasi seseorang kepada orang lain, termasuk laki-laki
terhadap perempuan.
Dalam wilayah politik, tawazun meniscayakan
keseimbangan antara posisi Negara (penguasa) dan
rakyat.Penguasa tidak boleh bertindak sewenang-wenang,
menutup kran demokrasi, dan menindas rakyatnya.Sedangkan
rakyat harus selalu mematuhi segala peraturan yang ditujukan
untuk kepentingan bersama, tetapi juga senantiasa mengontrol
dan mengawasi jalannya pemerintahan.
Dalam wilayah ekonomi, tawazun meniscayakan
pembangunan sistem ekonomi yang seimbang antara posisi
Negara, pasar dan masyarakat.Fungsi Negara adalah sebagai
pengatur sirkulasi keuangan, perputaran modal, pembuat rambu-
rambu atau aturan main bersama dan mengontrol
pelaksanaannya.Tugas pasar adalah tempat pendistribusian
produk yang memposisikan konsumen dan produsen secara
seimbang, tanpa ada satu pihak pun yang ditindas. Fungsi
masyarakat (khususnya konsumen) di satu sisi adalah
menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif, yang di
dalamnya tidak ada monopoli; dan di sisi lain mengontrol
kerja negara dan pasar.

4. Nilai-nilai Keadilan (Ta’adul)


Yang dimaksud dengan ta’adul adalah keadilan, yang
merupakan pola integral dari tawassuth, tasamuh, dan tawazun.
Dengan adanya keseimbangan, toleran, dan moderat maka akan
mengarah pada sebuah nilai keadilan yang merupakan ajaran
universal Aswaja. Setiap pemikiran, sikap dan relasi, harus
selalu diselaraskan dengan nilai ini.Pemaknaan keadilan yang
dimaksud di sini adalah keadilan sosial.Yaitu nilai kebenaran
20
.Ibid, Hal. 220.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


yang mengatur totalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya,
pendidikan, dan sebagainya.Sejarah membuktikan bagaimana Nabi
Muhammad mampu mewujudkannya dalam masyarakat Madinah. Bagitu
juga Umar bin Khattab yang telah meletakkan fundamen bagi
peradaban Islam yang agung.Sebenarnya keempat nilai inilah
yang menjadi metode berpikir dan pola perubahan sosial dari
Nabi dan para sahabatnya.21

E. Prinsip Aswaja Sebagai Manhaj


Berikut ini adalah prinsip-prinsipaswaja dalam kehidupan
sehari-hari. Prinsip-prinsip tersebut meliputi :
1. AQIDAH
2. BIDANG SOSIAL POLITIK
a. Prinsip Syura (musyawarah)
b. Prinsip Al-Adl (keadilan)
c. Prinsip Al-Hurriyyah (kebebasan)
1) Khifdhu al-nafs (menjaga jiwa)
2) Khifdhu al-din (menjaga agama)
3) Khifdhu al-mal (menjaga harta benda)
4) Khifdhu al-nasl (menjaga keturunan)
5) Khifdhu al-irdh (menjaga harga diri)
d. Prinsip Al-Musawah (kesetaraan derajat)
3. BIDANG ISTINBATH AL-HUKM (Pengambilan Hukum Syari’ah)
4. TASAWUF

21
Ibid, Hal. 221.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


NILAI DASAR
PERGERAKAN(NDP)

Taqwa, Intelektual, Profesional.


NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)

PROLOG
NDP adalah tali pengikat (kalimatun sawa’) yang
mempertemukan warga pergerakan dalam satu cita-cita perjuangan
sesuai tujuan organisasi. Nilai Dasar Pergerakan menjadi sandaran
organisasi dalam menegakkan Tauhid di kehidupan sehari-hari,
sebagai panduan nilai dalam berhubungan dengan Allah, dalam
berhubungan dengan sesama manusia dan dalam berhubungan dengan
alam. Oleh sebab itu seluruh warga PMII harus memahami dan
menginternalisasikan Nilai Dasar Pergerakan, baik secara personal
maupun secara bersama-sama.
Secara historis, NDP PMII mulai terbentuk pasca Independensi
PMII ketika Mukernas III di Bandung (1-5 Mei 1976). Pada saat itu
penyusunan NDP masih berupa kerangkanya saja, lalu diserahkan
kepada tim PB PMII. Namun, hingga menjelang Kongres PMII VIII di
Bandung, penyusunan tersebut belum dapat diwujudkan.Hingga akhirnya
saat Kongres PMII VIII di Bandung (16-20 Mei 1985) menetapkan
penyempurnaan rumusan NDP dengan Surya Dharma Ali sebagai ketua
umumnya.Penyempurnaan ini berlangsung hingga 1988.Selanjutnya pada
tanggal 14-19 September 1988 ketika Kongres IX PMII, NDP mulai
disahkan di Surabaya.

A. Arti NDP
NDP adalah nilai yang secara mendasar merupakan
perlambangan dari nilai-nilai keislaman, kemerdekaan(al-
Khurriyyah), persamaan (al-Musawwah), keadilan
(al-‘Adallah),toleran (Tasamuh), damai (al-Shulh),
dankeindonesiaan; keberagamaan yang mencakup perbedaan agama,
ras, suku, golongan dan keyakinan dengan kerangka pemahaman
nilai Aswaja secara komprehensif.
Disamping itu, koherensi aspek iman, islam, dan ihsan
menjadikan Aswaja sebagai manhaj al fikr dan manhaj al tagayur
al ijma’ (perubahan sosial) yang terus akan merekonstruksi
(menyusun kembali) pemahaman dan aktualisasi (perwujudan) ajaran
agama yang toleran, humanis, anti kekerasan dan kritis
transformatif.22

B. Fungsi NDP
Pemahaman terhadap fitrah manusia sebagai khalifah fil
‘ardh dan sebagai ‘abdu, serta pemahaman akan Islam sebagai
agama yang rohmatal lil ‘alamin tidak lain merupakan kerangka
dan landasan dalam setiap fungsi dari NDP yang akan membentuk
22
.MODUL PK PMII RADEN SEGORO STAI NATA Ketapang. Bersama PMII Mewujudkan Generasi
Bangsa yang Beretika dan Berintelektual (MAPABA-I, 2015). Hal. 44.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


karakter kader serta dalam menentukan tujuan dalam setiap
pergerakan PMII.
1. Kerangka Refleksi (landasan dalam berpikir)
Sebagai kerangka refleksi, NDP merupakan ruang untuk melihat
dan merenungkan kembali secara jernih setiap gerakan dan
tindakan organisasi. Merupakan kewajiban setiap anggota untuk
senantiasa melakukan perenungan dan refleksi apakah tindakan
dan kegiatannya telah mendekati Nilai Dasar Pergerakan.
2. Kerangka Aksi (landasan berpijak)
Sebagai kerangka aksi, NDP merupakan landasan etos gerak
organisasi dan setiap anggota. Sebagai kerangka aksi, etos
akan muncul dari proses aksi – refleksi yang dilakukan secara
terus-menerus. Tahap memahami Nilai Dasar harus segera
diikuti dengan ikhtiar untuk mewujudkan Nilai itu dalam gerak
dan tindakan, kemudian segera ditinjau apakah tindakan dan
gerakan itu telah memenuhi atau mendekati Nilai Dasar.
3. Kerangka Ideologis (landasan motivasi)
a. Menjadi peneguh tekad dan keyakinan anggota untuk bergerak
dan berjuang mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi.
b. Menjadi landasan berpikir dan etos gerak anggota untuk
mencapai tujuan organisasi melalui cara dan jalan yang
sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing.23

C. Kedudukan
1. NDP menjadi sumber kekuatan ideal, moral setiap kegiatan
organisasi.
2. NDP menjadi pijakan argumentasi dan pengikat kebebasan
berfikir, berbicara dan bertindak setiap anggota.
3. NDP sebagai rujukan, landasan, dan cara berfikir pergerakan.
Secara esensial, nilai dasar pergerakan merupakan suatu
sublimassi nilai keislaman dan keindonesiaan dengan kerangka
pemahaman ahlussunnah wal jamaah yang dijiwai atass aaturan,
memberi arah dan mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan
PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam
mendasari dan menginspirasi NDP dengan mencakup bidang
aqidah, syariah, dan akhlaq dalam rangka memperoleh
kesejahteraaan hidup. Dalam rangka memahami NDP itu, PMII
menjadikan aswaja sebagai pemahaman keagamaan yang paling
sesuai dengan realitas yang ada.
NDP berfungsi sebagai landasan berpijak, berfikir, dan
sebagai motivasi gerakan. Fungsi ini merupakan rumusan yang
cukup kompleks dan semestinya dijadikan dasar utama dari tiap
gerakan.mengingat saat ini, gerakan yang ditonjolkan hanya
terkesan manis dilidah dan jauh dari substansi.
23
MODUL PK PMII RADEN SEGORO STAI NATA Ketapang. Mengoptimalkan Potensi Mahasiswa
yang Berasaskan Tri Khidmat. (MAPABA-II, 2016). Hal. 49.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


D. Rumusan NDP
Dalam NDP setidaknya ada beberapa rumusan nilai-nilai
dasar pergerakan, diantaranya:
1. Tauhid
Mengesakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi dalam
agama samawi, di dalamnya telah terkandung sejak awal tentang
keberadaan manusia.
 Pertama, Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat,
sifat, dan perbuatan- perbuatan-Nya. Allah adalah dzat
yang fungsional. (QS.Al-Hasyr.ayat 22-24)
 Kedua, keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap
sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta
merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada yang
ghaib. (QS.Al-Baqoroh.ayat 3)
 Ketiga, oleh karena itu, tauhid merupakan titik puncak,
melandasi, memandu, dan menjadi sasaran keimanan yang
mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan, dan
perwujudan lewat perbuatan. (QS.Al-Baqoroh. Ayat 30)
 Keempat, PMII memilih pendekatan berpikir ahlussunnah wal
jama’ah untuk memahami dan menghayati keyakinan tauhid.24
2. Hubungan manusia dengan Allah
Allah SWT menciptakan manusia sebaik–baiknya kejadian
(Ahsanittaqwim) dan menganugrahkan yang terhormat kepada
manusia dibandingkan dengan makhluk yang lain. Kedudukan itu
ditandai dengan pertama, pemberian daya pikir, kemampuan
berkreasi dan kesadaran moral.Dalam potensi tersebut, sangat
memungkinkan manusia menjalankan dua fungsi, fungsi hamba dan
fungsi kholifah fil ardri.Sebagai hamba, manusia harus selalu
melaksanakan ketentuen–ketentuan Allah SWT, dan perintah–
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.Untuk itu manusia
diberi kesadaran moral yang harus selalu dirawat kalau
manusia tidak ingin terjatuh kedalam kedudukan yang sangat
rendah.
Sebagai kholifah di bumi, manusia harus memberanikan
diri untuk mengemban amanat yang maha berat yang ditawarkan
Allah SWT kepada manusia.Kedua pola tersebut berfungsi secara
simbangang, lurus dan teguh.Juga harus dijalankan hanya
dengan keikhlasan mengharap ridha dari Allah SWT semata
dengan terus dengan melakukan ikhtiar secara optimal
sedangkan mengenai hasil sepenuhnya hanya milik Allah SWT.
Kedua, manusia mempunyai sifat uluhiyyah atau sifat
ketuhanan, yakni fitrah suci untuk memproyeksikan tentang
kebaikan dan keindahan.Misalnya manusia ketika menjalankan

24
Ibid, Hal. 46.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


sujud kepada Allah SWT berarti manusia sedang menjalankan
fungsi al quddus. Demikian pula ketika manusia menjalankan
fungsi – fungsi ketuhanan yang lain. Intinya bahwa pancaran
keindahan masuk kedalam jiwa manusia untuk selalu berbuat
kebaikan dan keindahan walaupun ada nilai tidak mungkin ada
kesamaan antara makhluk dengan sang kholik. (QS Al Dzariat:
56, QS Al A’ruf: 179, QS Al Qashash: 27)

3. Hubungan Manusia dengan Manusia


Kenyataan bahwa Allah SWT meniupkan ruh-Nya kedalam
materi dasar manusia adalah bukti bahwa manusia makhluk yang
paling mulia. Kedudukan manusia dengan manusia yang lain
adalah sama dihadapan Allah SWT. Yang membedakan mereka
hanyalah kualitas ketaqwaannya.Setiap menusia pasti memiliki
kelebihan serta kekurangannya.Hal ini justru sebuah potensi
bagi manusia untuk selalu kreatif dan terus bergerak kearah
yang lebih baik. Karena manusia itu sama kedudukannya
dihadapan Tuhan. Sehingga tidak dibenarkan apabila ada
manusia mendudukan dirinya lebih mulia daripada yang lain.
Seperti disinggung diatas, fungsi manusia sebagai
Khalifatullah adalah untuk menegakkan kesederajatan antara
sesama manusia.Fungsi ini juga berarti bahwa manusia harus
terus membela kebenaran dan keadilan dimanapun dan
dimanapun.Juga senantiasa memberikan kedamaian dan rahmah
bagi seluruh alam.
Implemensinya, kader PMII harus selalu menegakkan
keadilan dan kebenaran.Membela kaum tertindas, membela kaum
mustad afinn.Memlihara bentuk toleransi dan kedamaian dengan
sesama manusia tanpa memendang ras, suku, budaya atau apapun
dan memelihara nilai–nilai kemanusiaan.Dari sinilah PMII
kemudian selalu memegang teguh nilai imansipasi.(QS Al
Mu’min : 115, QS Al Hujarat : 13)
4. Hubungan Manusia dengan Alam
Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT.Dia menentukan
ukuran dan hukum–hukum-Nya.Alam juga menunjukkan tanda–tanda
keberadaan, sifat dan perbuatan Allah SWT.Berarti juga nilai
tauhit meliputi nilai hubungan manusia dengan alam.Sebagai
ciptaan Allah SWT alam berkedudukan sederajat dengan manusia
namun Allah menunudukkan alam bagi manusia dan bukan
sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi maka manusia akan
terjebak dalam penghambaan pada alam, bukan penghambaan pada
Allah SWT. Karena itu manusia berkedudukan sebagai kholifah
dibumi, untuk menjadikan bumi maupun alam sebagai wahana dan
obyek dalam bertauhit dan menegaskan keberadaan dirinya.
Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan
untuk memakmurkan kehidupan didunia dan diarahkan kepada

Taqwa, Intelektual, Profesional.


kebaikan di akherat.Disini berlaku upaya berkelanjutan untuk
mentransendensikan segala aspek kehidupan manusia. Sebab
akherat adalah masa depan eskatologis yang tak terelakkan.
Kehidupan akherat akan dicapai dengan sukses jika kehidupan
manusia benar–benar fungsional dan beramal saleh.
Maka jelaslah hubungan manusia dengan alam merupakan
hubungan pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama.Hidup
bersama antara manusia dengan alam berarti hidup dalam
kerjasama, tolong menolongan dan tenggang rasa.
Implementasinya, setiap kader harus menjaga alam dari
bahaya yang merusaknya.Misalnya, menjaga alam dari bahaya
nuklir, penebangan hutan, eksploitasi alam atau kerusakan
alam akibat bom bunuh diri yang akhir–akhir ini ramai
diperbincangkan.Ini semua dilakukan sebagai bentuk
implementasi nilai–nilai yang ada di PMII dalam menjaga alam
dan manusia itu sendiri.
Dengan NDP itu diharapkan akan terbentuknya sosok
pribadi muslim yang berbudi luhur, berilmu, bertaqwa, cakap
dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuaannya.
Sehingga cita–cita ideal PMII dalam mencetak kader ulul albab
dengan ciri menjalankan dzikir, fikir dan amal soleh secara
dialektis, kritis dan transformatif akan dapat terwujud
dengan senantiasa menjaga komitmen keislaman, kemahasiswaan
dan keindonesiaan. 

EPILOG

Nilai Dasar Pergerakan dipergunakan sebagai landasan


teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku
organisasi dan masing-masing anggota. Dengan ini dasar-dasar
tersebut ditujukan untuk mewujudkan pribadi Muslim Indonesia yang
bertakwa kepada Allah, berbudi luhur, berilmu cakap, dan
bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya serta
komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Taqwa, Intelektual, Profesional.
KE-INDONESIA-AN

Taqwa, Intelektual, Profesional.


KE-INDONESIA-AN

Prakata

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang


memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya
tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang
memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat
6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT serta terletak di
antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.
Sementara ini masing-masing kita, sebagai warga masyarakat
bangsa Indonesia, sadar atau tidak, bersiteguh untuk menyatakan
bhawa, kami lahir ddan berasal dari daerah-daerah yang bersuku-suku
bangsa.kami lahir dari daerah atau suatu suku bangsa tertentu,
apakah itu dari suku sunda, dari suku minang, jawa, bugis, acehh
dan lain sebagainya.25
Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu
Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunaninesos yang
berarti "pulau".Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia
kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan
bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara
berdaulat.
Istilah keindonesiaan dipakai sebagai ungkapan menyangkut
predikat yang menjadi ciri khas Indonesia.  Antara lain ialah,
Indonesia adalah negeri multi etnis, budaya, bahasa dan agama. 
Atau bisa ditambahkan, Indonesia adalah negeri kepulauan, diapit
dua benua dan dua samudera, yang pernah dijajah oleh bangsa Eropa
(Portugis, Inggeris dan Belanda), kemudian terakhir oleh Jepang, 
Negeri yang kehidupan sosialnya sangat komunal, faternalistik,
dengan kesetiakawanan yang tinggi.  Masih banyak lagi predikat
lainnya, sesuai dengan budaya bangsa Indonesia sendiri yang telah
dirumus ringkas menjadi Pancasila.
Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan
Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia
untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu".Murid dari
Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai
sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik Belanda di
media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi
istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda
(Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia

A. Sejarah
Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh
antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan
bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara
25
Ponntjjo sutowo, usmman pelly, fachry ali, dan lain-lain, memupuk kebhinnekaan
menyegarkan keindonesiaan, (ALIANSI KEBANGSAAN, 2014). Hal. VII.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Bangsa Austronesia,
yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke
Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan
menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana
terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan.
Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas
carabercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM,
menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan
kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi.
Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan laut
internasional dan antar pulau, telah menjadi jalur pelayaran
antara India dan Cina selama beberapa abad.Sejarah Indonesia
selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan
perdagangan tersebut.
Sejak abad ke-1 kapal dagang Indonesia telah berlayar
jauh, bahkan sampai ke Afrika.Sebuah bagian dari relief kapal di
candi Borobudur, 800 M.
Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa
kerajaan terbentuk di pulau Kalimantan, Sumatra, dan Jawa sejak
abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai, merupakan kerajaan tertua di
Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam,
Kalimantan Timur.Di wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4
hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara.Pemerintahan
Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari tahun 669 M
sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang
berpusat di Jambi, Sumatera.Sriwijaya mengalahkan Malayu dan
muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di
Nusantara.Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa,
semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat
Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan. Di bawah pengaruh
Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra dan
Sanjaya berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis
agrikultur di Jawa, dengan peninggalan bersejarahnya seperti
candi Borobudur dan candi Prambanan. Di akhir abad ke-13,
Majapahit berdiri di bagian timur pulau Jawa.Di bawah pimpinan
mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi
wilayah Indonesia kini; dan sering disebut "Zaman Keemasan"
dalam sejarah Indonesia.
Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia melalui
Gujarat, India, kemudian membawa agama Islam.Selain itu pelaut-
pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He)
yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada
awal abad ke-15.Para pedagang-pedagang ini juga menyebarkan
agama Islam di beberapa wilayah Nusantara.Samudera Pasai yang
berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia.
Ketika orang-orang Eropa datang pada awal abad ke-16,
mereka menemukan beberapa kerajaan yang dengan mudah dapat

Taqwa, Intelektual, Profesional.


mereka kuasai demi mendominasi perdagangan rempah-
rempah.Portugis pertama kali mendarat di dua pelabuhan Kerajaan
Sunda yaitu Banten dan Sunda Kelapa, tapi dapat diusir dan
bergerak ke arah timur dan menguasai Maluku. Pada abad ke-17,
Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara
Eropa lainnya, mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali
untuk koloni mereka, Timor Portugis). Pada masa itulah agama
Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi imperialisme
lama yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold, Glory, and
Gospel.Belanda menguasai Indonesia sebagai koloni hingga Perang
Dunia II, awalnya melalui VOC, dan kemudian langsung oleh
pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19.Di bawah sistem
Cultuurstelsel (Sistem Penanaman) pada abad ke-19, perkebunan
besar dan penanaman paksa dilaksanakan di Jawa, akhirnya
menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak dapat dihasilkan
VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah
1870, sistem ini dihapus. Setelah 1901 pihak Belanda
memperkenalkan Kebijakan Beretika, yang termasuk reformasi
politik yang terbatas dan investasi yang lebih besar di Hindia-
Belanda.
Budi Utomo (ejaan Soewandi: Boedi Oetomo) adalah sebuah
organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para
mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada
tanggal 20 Mei 1908.26 Digagaskan oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo.Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan
kebudayaan tetapi tidak bersifat politik.Berdirinya Budi Utomo
menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya
ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.
Saat ini tanggal berdirinya Budi Utomo, 20 Mei,
diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

B. Budi Utomo
Pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi,
bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo
menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi
Oetomo.Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka
sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus
berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum
tua"-lah yang harus memimpin Budi Utomo, sedangkan para pemuda
sendiri akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi
itu.
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali
pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin
26
HM. Nasruddin Anshory Ch, BANGSA GAGAL mensari identitas kebangsaan, (IKIS).
Hal.107.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan
keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, bekas
BupatiKaranganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran
Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.hidup budi utomo.
C. Perkembangan
Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat
kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Douwes Dekker,
seorang Indo-Belanda yang sangat properjuangan bangsa Indonesia,
dengan terus terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan
yang nyata. Berkat pengaruhnyalah pengertian mengenai "tanah air
Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam
pemahaman orang Jawa. Maka muncullah Indische Partij yang sudah
lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi
persnya.Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi semua
orang Indonesia tanpa terkecuali.Baginya "tanah air" (Indonesia)
adalah di atas segala-galanya.
Pada masa itu pula muncul Sarekat Islam, yang pada
awalnya dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang
besar maupun kecil di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam,
untuk saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa lama,
nama itu diubah oleh, antara lain, Tjokroaminoto, menjadi
Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang
Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Sudah pasti
keberadaan perkumpulan ini ditakuti orang Belanda.Munculnya
gerakan yang bersifat politik semacam itu rupanya yang
menyebabkan Budi Utomo agak terdesak ke belakang.Kepemimpinan
perjuangan orang Indonesia diambil alih oleh Sarekat Islam dan
Indische Partij karena dalam arena politik Budi Utomo memang
belum berpengalaman.
Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut,
makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas.Ada
beberapa kasus yang memperkuat makna tersebut.Ketika Pemerintah
Hindia Belanda hendak merayakan ulang tahun kemerdekaan
negerinya, dengan menggunakan uang orang Indonesia sebagai
bantuan kepada pemerintah yang dipungut melalui penjabat pangreh
praja pribumi, misalnya, rakyat menjadi sangat marah.
Kemarahan itu mendorong Soewardi Suryaningrat (yang
kemudian bernama Ki Hadjar Dewantara) untuk menulis sebuah
artikel "Als ik Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang
Belanda), yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang sangat
pedas terhadap pihak Belanda. Tulisan itu pula yang menjebloskan
dirinya bersama dua teman dan pembelanya, yaitu Douwes Dekker
dan Tjipto Mangoenkoesoemo ke penjara oleh Pemerintah Hindia
Belanda (lihat: Boemi Poetera). Namun, sejak itu Budi Utomo
tampil sebagai motor politik di dalam pergerakan orang-orang
pribumi.
Agak berbeda dengan Goenawan Mangoenkoesoemo yang lebih
mengutamakan kebudayaan dari pendidikan, Soewardi menyatakan

Taqwa, Intelektual, Profesional.


bahwa Budi Utomo adalah manifestasi dari perjuangan
nasionalisme. Menurut Soewardi, orang-orang Indonesia
mengajarkan kepada bangsanya bahwa "nasionalisme Indonesia"
tidaklah bersifat kultural, tetapi murni bersifat politik.
Dengan demikian, nasionalisme terdapat pada orang Sumatera
maupun Jawa, Sulawesi maupun Maluku.
Pendapat tersebut bertentangan dengan beberapa pendapat
yang mengatakan bahwa Budi Utomo hanya mengenal nasionalisme
Jawa sebagai alat untuk mempersatukan orang Jawa dengan menolak
suku bangsa lain. Demikian pula Sarekat Islam juga tidak
mengenal pengertian nasionalisme, tetapi hanya mempersyaratkan
agama Islam agar seseorang bisa menjadi anggota.
Namun, Soewardi tetap mengatakan bahwa pada hakikatnya
akan segera tampak bahwa dalam perhimpunan Budi Utomo maupun
Sarekat Islam, nasionalisme "Indonesia" ada dan merupakan unsur
yang paling penting.

D. Perjuangan Pemuda 28 Oktober 1928


Perjuangan rakyat Indonesia, menjadi dinamis seiring
dengan ranah perjuangan yang lebih intelektual. Kaum pemuda dari
berbagai latar culture (budaya), ras, suku, dan agama bahu-
membahu melakukan perjuangan mewujudkan cita-cita yang luhur
yakniKEMERDEKAAN.
Para pemuda terkumpul menjadi kongsi-kongsi di tiap
daerahnya. Ada Joung Java, Joung Sumatara, Joung Sulawesi, Joung
Kalimantan serta para pemuda seantero nusantara membentuk wadah
perkumpulan pemuda.

E. Peristiwa Bersejarah.
Para pemuda melakukan pergerakan besar, berkumpul di kota
Jakarta. Merapatkan barisan serta melakukan kongres akbar dari
perkumpulan pemuda se-nusantara, berbaur menjadi satu.
Perjuangan pemuda menitik beratkan pada usaha melepaskan bangsa
Indonesia cengkeraman penjajahan Belanda.
Kongres Pemuda-Pemudi Indonesia Berhasil merumuskan janji
setia para pemuda terhadap bangsa.Yaitu :

SUMPAH PEMUDA

KAMI PUTRA-PUTRI INDONESIA


BER-TANAH AIR SATU, TANAH AIR INDONESIA
KAMI PUTRA-PUTRI INDONESIA
BER-BANGSA SATU, BANGSA INDONESIA
KAMI PUTRA-PUTRI INDONESIA
BER-BAHASA SATU, BAHASA PERSATUAN INDONESIA

Taqwa, Intelektual, Profesional.


F. Era Kemerdekaan
Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda dijajah oleh
Jerman, Jepang menguasai Indonesia.Setelah mendapatkan Indonesia
pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para pejuang Indonesia
merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia
mengerahkan prajurit bila diperlukan.Soekarno, Mohammad Hatta,
KH. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara diberikan penghargaan
oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.

G. Soekarno, PresidenPertama Indonesia.


Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk
kemerdekaan Indonesia.Setelah perang Pasifik berakhir pada tahun
1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus1945. Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni
Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing
menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan perdana menteri.
Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda
mengirimkan pasukan mereka.
Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan
ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi
kepolisian' (Politionele Actie), atau dikenal oleh orang
Indonesia sebagai Agresi Militer. Belanda akhirnya menerima hak
Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember1949 sebagai negara
federal yang disebut Republik Indonesia Serikat setelah mendapat
tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama Amerika
Serikat. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950,
menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan
membubarkan Republik Indonesia Serikat.Soekarno kembali menjadi
presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan
Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno
mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan non-blok pada
awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok sosialis,
misalnya Republik Rakyat Cina dan Yugoslavia. Tahun 1960-an
menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara
tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"), dan ketidakpuasan terhadap
kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun
1965 meletus kejadian G30S yang menyebabkan kematian 6 orang
jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya. Muncul kekuatan
baru yang menyebut dirinya Orde Baru yang segera menuduh Partai
Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan
bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti
ideologi nasional menjadi berdasarkan paham sosialis-komunis.
Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan
pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno.Hatta, Sukarno, dan
Sjahrir, tiga pendiri Indonesia.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


H. Era Orde Baru
Jenderal Soeharto menjadi presiden pada tahun 1966 dengan
alasan untuk mengamankan negara dari ancaman komunisme.Sementara
itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah
Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai
terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi
warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani
kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut kewarganegaraannya.
Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde
Baru, sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.
Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan berhasil
mendatangkan investasi luar negeri yang besar untuk masuk ke
Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski
tidak merata.Pada awal rezim Orde Baru kebijakan ekomomi
Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen
Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil "Mafia
Berkeley". Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya
melalui praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang meluas
dan dia akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi
demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang
memburuk pada tahun 1998.
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia
melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia
terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan
terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai
organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi
Trisakti pada 12 Mei1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998
sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh
Indonesia.Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar
negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari
jabatannya.
Orde barau membenarkan dirinya sendiri dengan cara hanya
menerima kritik yang dibuatnya sendiri dan dilegitimsi sendiri
(bandingkan dengan kasus polandia yang pemerintahan sentralistis
komunikasinya selama 15 tahun memberi makan penduduknya akhirnya
mengalami krisis dan tidak mampu lagi bertahan, seperti juga
korea utara). Akan tetapi, karena kontrol dan kritik tidak
pernah diberi tempat, maka keruntuhan sistem menjadi akut
lantaran pikiran-pikiran alternatif dari kritik-kritik
transformatif yang mau membuat perubahan sudah lama
dilumpuhkan.27

27
Mudji sutrisno, s.j. DEMOKRASI sumpah ucapankah, (penerbit kanisius,
2000).Hal.35.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


I. Pengangkatan Habibie sebagai Presiden
Sidang Istimewa MPR yang mengukuhkan Habibie sebagai
Presiden, ditentang oleh gelombang demonstrasi dari puluhan ribu
mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang
demonstrasi ini memuncak dalam peristiwa Tragedi Semanggi, yang
menewaskan 18 orang.Dari 1998 hingga 2001, Indonesia mempunyai
tiga presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Abdurrahman Wahid
dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004pemilu satu hari
terbesar di dunia diadakan dan dimenangkan oleh Susilo Bambang
Yudhoyono.
Indonesia kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi,
politik dan pertikaian bernuansa agama di dalam negeri, dan
beberapa daerah berusaha untuk mendapatkan kemerdekaan, terutama
Papua.Timor Timur akhirnya resmi memisahkan diri pada tahun 1999
setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah
administrasi PBB menjadi negara Timor Leste.berapa daerah
berusaha untuk mendapatkan kemerdekaan, terutama Papua. Timor
Timur akhirnya resmi memisahkan diri pada tahun 1999 setelah 24
tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi
PBB menjadi negara Timor Leste.

J. PMII dan Nasionalisme


Termakrub dalam anggaran dasar (AD) Palasl 4 Tujuan PMII
adalah terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa
kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung
jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan
cit-ctia kemerdekaan Indonesia.28 Jadi PMII dalam
Nasionalismenya adalag mempertahankan kemerdekaan Indonesia,
dengan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang salah
satunya pancasila sebagi ideologinya. PMII ini hadir untuk
terus mengawal proses transformasikebangsaan di Indonesia. Hal
ini disadari karena pergaulan membangun bangsa yang kokoh,
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.29
Mengutip argumentasi H.S Dillon kemerdekaan bangsa
Indonesia Pada esensinya baru sampai sebatas peryataan dan
masih jauh dari kenyataan, bagi sebagian besar anak bangsa.
Memang, kemerdekaan bukan peristiwa sekali jadi, tetapi
merupakan niat dan tekad yang diusahakan terus menerus untuk
memerdekaan bangsa Indonesia. Kemerdekaan itu disebut
pemerdekaan untuk membebaskan rakyat yang dulu berarti
pembebasan dari penjajahan bangsa lain. Tetapi kini di era
28
.M. Hasanundin Wahid, Naeni Amanullah, ddk, multi level strategi gerakan PMII,
Pengurus besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII). Hal. 34, profil
kader PMII.
29
M. Hasanundin Wahid, Naena Amanullah, ddk , multi level strategi gerakan PMII,
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Sambutan ketua Umum
PB PMII (Hery Haryanto Azumi), jakarta, 01 Desember 2006.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


modern kemerdekaan menjadi pembahasan diri masyarakat dari
belenggu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Sehingga
rakyat dapat merdeka untuk mengaktualisasikan hidupnya sebagai
orang merdeka dan berdulat ditanah air Indonesia. Tujuan negara
Indonesia didirikan adalah melindungi, mencerdaskan dan
mensejahterakan rakyat, negara bukan tujuan tetapi saran untuk
mensejahterakan rakyat30
Diera modern ini Indonesia berada dalam ambang
kekacauan, kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi kolusi
nepotisme (KKN), Penegakan hukum yang masih amburadul. PMII
dalam peran nasional, untuk mengawal proses pembangunan
kebangsaan di Indonesia, pandangan dan cita-cita PMII tentang
masyarakatnya yang mengambarkan masyarakat yang adil dan
makmur, dan juga dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia
PMII mencita-citakan masyarakat Indonesia yang ideal yaitu
masyarakat pancasila yang berkemanusian, adil, makmur,
persatuan republik Indonesia, dan mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).31

30
.J.B. Suedermanta, An Indonesia renaissance, kebangkitan kembali republik
perspektif, H,S. Dillon, (Kompas, oktober 2012), Hal. 209-220.
31
Fauzan Alfas, PMII dalam simpul-simpul sejarah perjuangan, (jakarta, 2015 PB
PMII). Hal. 235.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


STUDI GENDER
dan
KELEMBAGAAN KOPRI

Taqwa, Intelektual, Profesional.


STUDI GENDER dan KELEMBAGAAN KOPRI

Citra bahwa laki-laki itu kuat dan rasional sementara


perempuan lemah dan emosional merupakan konstruksi budaya.Citra
tersebut bukanlah kodrat.Pembeda laki-laki dan perempuan terletak
pada biologisnya, itulah yang disebut kodrat.
Konstruksi budaya di atas seringkali disalahartikan sebagai
kodrat sehingga menimbulkan rantai ketidakadilan yang cenderung
menindas baik laki-laki dan khususnya perempuan.Ketidakadilan
tersebut telah berlangsung selama berabad-abad, setua peradaban
manusia.
PMII memiliki komitmen terhadap keadilan gender, dan
diwujudkan melalui pelembagaan gerakan perempuan bernama
KOPRI.Dalam perjalanan, KOPRI melewati berbagai dinamika.Sempat
dibekukan kemudian dalam KONGRES di Kutai (2003) direkomendasikan
untuk diaktifkan kembali.

A. Gender dan Gerakan Perempuan


1. Pengertian Gender
Kata “Gender” berasal dari bahasa inggris “gender”
berarti “jenis kelamin” dalam Webter New World Dictinary,
gender diartikan sebagai “peradaban yang tampak antara laki-
laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah
laku”.32
Menurut bahasa, kata gender diartikan sebagai “the
grouping of words into masculine, feminine, and neuter,
according as they are regarded as male, female or without
sex” yang artinya gender adalah kelompok kata yang mempunyai
sifat, maskulin, feminin, atau tanpa keduanya (netral). Dapat
dipahami bahwa gender adalah perbedaan yang bukan biologis
dan juga bukan kodrat Tuhan. Konsep gender sendiri harus
dibedakan antara kata gender dan kata seks (jenis kelamin). 
Kata gender jika ditinjau secara terminologis
merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa Inggris. Kata
Gender berasal dari bahasa Inggris berarti “jenis kelamin”
(John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggeris
Indonesia,  cet. XII, 1983, hlm. 265). Dalam Webster’s
New World Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang
tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai
dan tingkah laku (Victoria Neufeldt (ed), Webster’s New
World Dictionary,  1984, hlm. 561). Di dalam Women’s Studies
Encyclopedia  dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep
kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam
hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional
antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam
32
.Nur Sayyid Santoso Kristeva, S.Pd.I, M.A. Hand-Out Sekolah Gender IDEOLOGI
GENDER, FEMINISME DAN PEMBANGUNAN (Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Hal. 1.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


masyarakat  (Helen Tierney (ed), Women’s Studies
Encylopedia, vol. I, New York: Green Wood Press,, h.153.).
Karena istilah gender masih sangat baru dipergunakan
dalam blantika perbendaharaan kata di Indonesia, maka kata
tersebut tidak dijumpai dalam kamus-kamus bahasa Indonesia.
Namun, kata ini terus melakukan proses asimilasi dengan
bahasa Indonesia. Pengaruh kuat dari sosialisasi dalam
masyarakat maka kata tersebut tidak lagi ditulis dengan huruf
italik karena sudah seakan-akan dianggap bagian dari bahasa
Indonesia, demikian juga dalam penulisan sebagian telah
menggunakan kata gender menjadi gender.
Kata gender ini jika dilihat posisinya dari segi
struktur bahasa (gramatikal) adalah bentuk nomina (noun) yang
menunjuk kepada arti jenis kelamin, sex (Peter Salim, Advance
English-Indonesia Dictionary,  edisi ketiga, Jakarta: Modern
English Press, 1991, h. 384), atau disebut denganal-
jins  dalam bahasa Arab Hans (Wehr, A Dictionary of Modern
Written Arabic,  cet. III, London: McDonald & Evans Ltd.,
1980, h. 141. Lihat pula Munir Ba’albakiy, Al-Maurid: Qāmūs
Injilizīy Arabīy,Beirūt: Dār al- ‘Ilm li al-Malāyīn, 1985,
h. 383). Sehingga jika seseorang menyebut atau bertanya
tentang gender maka yang dimaksud adalah jenis kelamin––
dengan menggunakan pendekatan bahasa. Kata ini masih
terbilang kosa kata baru yang masuk ke dalam khazanah
perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Istilah ini menjadi
sangat lazim digunakan dalam beberapa dekade terakhir.
Pengertian gender secara terminologis cukup banyak
dikemukakan oleh para feminis dan pemerhati perempuan. Julia
Cleves Musse dalam bukunya Half the World, Half a
Chancemendefinisikan gender sebagai sebuah peringkat peran
yang bisa diibaratkan dengan kostum dan topeng pada sebuah
acara pertunjukan agar orang lain bisa mengidentifikasi bahwa
kita adalah feminim atau maskulin (Lihat Julia Cleves
Mosse, Half the World, Half a Chance: an Introduction to
Gender and Development, terjemahan Hartian Silawati dengan
judul Gender dan Pembangunan,  cet. I (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996), h. 3.)
Suke Silverius memberi pengertian tentang gender
sebagai pola relasi hubungan antara laki-laki dan wanita yang
dipakai untuk menunjukkan perangkat sosial dalam rangka
validitasi dan pelestarian himpunan hubungan-hubungan dalam
tatanan sosial (Lihat Suke Silberius, Gender dalam Budaya
Dehumanisasi dari Proses Humanisasi, Kajian Dikbud, No. 013,
Tahun IV, Juni 1998,http://.www.gender.or.id.).
Ivan Illich mendefinisikan gender dengan pembeda-
bedaan tempat, waktu, alat-alat, tugastugas, bentuk
pembicaraan, tingkah laku dan persepsi yang dikaitkan dengan
perempuan dalam budaya sosial. Illich dianggap sebagai orang

Taqwa, Intelektual, Profesional.


yang pertama menggunakan istilah gender dalam analisis
ilmiahnya untuk membedakan segala sesuatu di dalam masyarakat
yang tidak hanya terbatas pada penggunaan jenis kelamin
semata (Lihat Siti Ruhaini Dzuhayatin, “Gender dalam
Persfektif Islam: Studi terhadap Hal-hal yang Menguatkan dan
Melemahkan Gender dalam Islam”, dalam Mansour Fakih et
al, Membincang Feminisme: Diskursus Gender Perspektif Islam,
cet. I (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h. 23. Ivan Illich
menulis buku Gender,  diterjemahkan oleh Omi Intan Naomi
dengan judul Gender,  cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1998.
Zaitunah Subhan mengemukakan bahwa yang dimaksud
gender adalah konsep analisis yang dipergunakan untuk
menjelaskan sesuatu yang didasarkan pada pembedaan laki-laki
dan perempuan karena konstruksi sosial budaya (Lihat Zaitunah
Subhan,  “Gender dalam Perspektif Islam”, dalam
jurnal Akademika, vol. 06, No. 2, Maret, h. 128).
Pengertian yang lebih kongkrit dan lebih operasioanal
dikemukakan oleh Nasaruddin Umar bahwa gender adalah konsep
kultural yang digunakan untuk memberi identifikasi perbedaan
dalam hal peran, prilaku dan lain-lain antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang di dalam masyarakat yang didasarkan
pada rekayasa sosial (Lihat Nasaruddin Umar, “Perspektif
Gender dalam Islam”, jurnal Paramadina, Vol. I. No. 1, Juli–
Desember 1998, h. 99).
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gender adalah
sebuah konsep yang dijadikan parameter dalam
pengidentifikasian peran laki-laki dan perempuan yang
didasarkan pada pengaruh sosial budaya masyarakat ( social
contruction) dengan tidak melihat jenis biologis
secara equality  dan tidak menjadikannya sebagai alat
pendiskriminasian salah satu pihak karena pertimbangan yang
sifatnya biologis.

2. Prinsip Kesetaraan Gender dalam Al-Qur’an


Menurut D.R. Nasaruddin Umar dalam "Jurnal Pemikiran
Islam tentang Pemberdayaan Perempuan" (2000) ada beberapa hal
yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip kesetaraan gender ada
di dalam Qur’an, yakni:

a. Perempuan dan Laki-laki Sama-sama Sebagai Hamba


Menurut Q.S. al-Zariyat (51:56), (ditulis al-Qur’annya
dalam buku argumen kesetaraan gender hal 248)  Dalam
kapasitas sebagai hamba tidak ada perbedaan antara laki-
laki dan perempuan. Keduanya mempunyai potensi dan peluang
yang sama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam
Qur’an biasa diistilahkan sebagai orang-orang yang
bertaqwa (mutaqqun), dan untuk mencapai

Taqwa, Intelektual, Profesional.


derajat mutaqqun ini tidak dikenal adanya perbedaan jenis
kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis tertentu,
sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al-Hujurat (49:13).

b. Perempuan dan Laki-laki sebagai Khalifah di Bumi


Kapasitas manusia sebagai khalifah di muka bumi ( khalifah
fi al’ard) ditegaskan dalam Q.S. al-An’am(6:165), dan
dalam Q.S. al-Baqarah (2:30) Dalam kedua ayat tersebut,
kata ‘khalifah" tidak menunjuk pada salah satu jenis
kelamin tertentu, artinya, baik perempuan maupun laki-laki
mempunyai fungsi yang sama sebagai khalifah, yang akan
mempertanggungjawabkan tugas-tugas kekhalifahannya di
bumi.

c. Perempuan dan Laki-laki Menerima Perjanjian Awal dengan


Tuhan
Perempuan dan laki-laki sama-sama mengemban amanah dan
menerima perjanjian awal dengan Tuhan, seperti dalam Q.S.
al A’raf (7:172)33 yakni ikrar akan keberadaan Tuhan yang
disaksikan oleh para malaikat. Sejak awal sejarah manusia
dalam Islam tidak dikenal adanya diskriminasi jenis
kelamin. Laki-laki dan perempuan sama-sama menyatakan
ikrar ketuhanan yang sama. Al-Qur’an juga menegaskan
bahwa Allah memuliakan seluruh anak cucu Adam tanpa
pembedaan jenis kelamin. (Q.S. al-Isra’/17:70)34

d. Adam dan Hawa Terlibat secara Aktif Dalam Drama Kosmis


Semua ayat yang menceritakan tentang drama kosmis, yakni
cerita tentang keadaan Adam dan Hawa di surga sampai
keluar ke bumi, selalu menekankan keterlibatan keduanya
secara aktif, dengan penggunaan kata ganti untuk dua orang
(huma), yakni kata ganti untuk Adam dan Hawa, yang
terlihat dalam beberapa kasus berikut:
1) Keduanya diciptakan di surga dan memanfaatkan fasilitas
surga (Q.S.al-Baqarah/2:35).35
2) Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari setan
(Q.S.al-A’raf/7:20)36
3) Sama-sama memohon ampun dan sama-sama diampuni Tuhan
(Q.S.al A’raf/7:23)37

33
Drs. H. Muhammad Shohib, MA. Al-Qur’an nul karim terjemah tafsir perkata,
(SYAAMIL AL-QUR’AN, 2007).Hal.173.
34
.Ibid, Hal. 289.
35
.Ibid, Hal. 6.
36
.Ibid, Hal. 152.
37
.Ibid, Hal. 153.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


4) Setelah di bumi keduanya mengembangkan keturunan,
saling melengkapi, dan saling membutuhkan (Q.S.al
Baqarah/2:187)38

e. Perempuan dan Laki-laki Sama-sama Berpotensi Meraih


Prestasi
Peluang untuk meraih prestasi maksimum tidak ada pembedaan
antara perempuan dan laki-laki ditegaskan secara khusus
dalam 3 (tiga) ayat, yakni: Q.S. Ali Imran /3:195; Q.S.an-
Nisa/4:124; Q.S.an-Nahl/16:97. Ketiganya mengisyaratkan
konsep kesetaraan gender yang ideal dan memberikan
ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang
spiritual maupun karier profesional, tidak mesti
didominasi oleh satu jenis kelamin saja.

3. Gender sebagai Kerangka Analisis


Gender merupakan analisis yang digunakan
dalam menempatkan posisi setara antara laki-laki dan
perempuan untuk mewujudkan tatanan masyarakat sosial yang
lebih egaliter. Jadi, gender bisa dikategorikan sebagai
perangkat operasional dalam melakukan measure  (pengukuran)
terhadap persoalan laki-laki dan perempuan terutama yang
terkait dengan pembagian peran dalam masyarakat yang
dikonstruksi oleh masyarakat itu sendiri. Gender bukan hanya
ditujukan kepada perempuan semata, tetapi juga kepada laki-
laki. Hanya saja, yang dianggap mengalami posisi
termarginalkan sekarang adalah pihak perempuan, maka
perempuanlah yang lebih ditonjolkan dalam pembahasan untuk
mengejar kesetaraan gender yang telah diraih oleh laki-laki
beberapa tingkat dalam peran sosial, terutama di bidang
pendidikan karena bidang inilah diharapkan dapat mendorong
perubahan kerangka berpikir, bertindak, dan berperan dalam
berbagai segmen kehidupan sosial.39

4. Gerakan Perempuan
Gerakan perempuan tidak pernah mengalami keseragaman
di muka bumi ini. Antara satu negara dengan budaya yang
lainnya, gerakan perempuan memiliki pola yang kadang berbeda
bahkan ambivalen. Feminisme sebagai sebuah isme dalam
perjuangan gerakan, perempuan mengalami interpretasi dan
penekanan yang berbeda dibeberaapa tempat. Ide atau gagasan
para feminims yang berbeda di tiap negara. Hingga kondisi
yang tak tertahankan yang dialami perempuan mendorong
munculnya pemikiran-pemikiran untuk membebaskan kaum
38
.Ibid, Hal. 29.
39
,
Herien Puspitawati, KONSEP, TEORI DAN ANALISIS GENDER (Departemen Ilmu Keluarga
dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia- Institut Pertanian Bogor, 2013).Hal. 9-10.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


perempuan sehingga pada tahun 1785 di kota Middleburd,
sebelah selatan Belanda, untuk pertama kalinya didirikan
sebuah perkumpulan masyarakat ilmiah bagi kalangan perempuan,
yang dipelopori oleh Lady Mary Wortly Montagu dan Marguis de
Condorcet.
Revolusi prancis pada tahun 1789 memberi sumbangan
yang besar bagi kemajuan kaum perempuan, mendorong kaum
perempuan bergerak untuk mendapatkan hak-haknya. Dibandingkan
dengan perempuan kelas menengah, kaum perempuan kelas pekerja
relatif lebih memiliki kebebasan, karena mereka terlibat
dalam proses produksi membuat mereka memiliki keleluasan
untuk keluar rumah, sehingga bisa terlibat penuh dalam aksi-
aksi demokrasi menggulingkan kekuasaan absolut Raja Louis IV.
Revolusi prancis menggema keseluruh dunia, mendorong
kaum perempuan bangkit dari penindasannya. Hingga muncullah
pemikiran-pemikiran feminims dengan gagasan-gagasan tentang
pembebasan perempuan. Olympe de Gouges yang mengusulkan
“Deklarasi Hak-hak Asasi Peremopuan” pada tahun 1789, dan
Theoroigne de Mericourt menyatakan, bahwa revolusi prancis
didominasi laki-laki dan kaum perempuan masih belum menerima
kabijakan politik. Pada tahun 1790 keistimewaan anak laki-
laki(sulung) dalam hal waris dihapuskan, sehingga laki-laki
dan perempuan mempunyai hak yang sama. Pada tahun 1792
lahirnya undang-undang tentang penceraian diatur dan
meringankan kaum perempuan.
Padaa tahun 1792, Marry Wollstonecraft salah satu
pelopor feminims liberal terkenal tulisannya yang berjudul A
Vindication of The Right of Women, yang secara gamblang
memaparkan ketertindasan perempuan dan bagainman perempuan
harus berupaya keluar dari ketertindaannya, hingga pada tahun
1800,an yang lahirnya gerakan progresif baik laki-laki maupun
perempuan yang sama-sama memperjuangkan penghapusan
perbudakan, hingga aktiivis-aktivis perempuan yang terlibat
dalam gerakan anti perbudakan.40

B. Kelembagaan KOPRI
PMII menyadari bahwa anggotanya perlu diberdayakan
semaksimal mungkin.Selama ini kader putri PMII dirasa belum
banyak yang diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensinya,
padahal jumlah anggota putri PMII terbilang banyak.Untuk itu,
konstitusi PMII mensyaratkan keberadaan kader putri dalam setiap
tingkatan kepengurusan PMII diberi kuota minimal 1/3 (dari PB
sampai Rayon).   
      
1. Landasan Normatif
40
MODUL PENGURUS BESAR PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII), (KOPRI). Hal.
21.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Dalam Bab VII Anggaran Rumah Tangga (ART) PMII tentang
Kuota Kepengurusan, Pasal 20 dinyatakan, ayat (1)
Kepengurusan di setiap tingkat harus menempatkan anggota
perempuan minimal 1/3 keseluruhan anggota pengurus; dan ayat
(2) Setiap kegiatan PMII harus menempatkan anggota perempuan
minimal 1/3 dari keseluruhan anggota.
Penjelasan soal pemberdayaan anggota perempuan PMII
ada dalam bab VIII Pasal 21 ayat (1) Pemberdayaan Perempuan
PMII diwujudkan dengan pembentukan wadah perempuan yaitu
KOPRI (Korp PMII Putri), dan ayat (2) Wadah Perempuan
tersebut diatas selanjutnya diataur dalam Peraturan
Organisasi (PO).
Adapun wadah pemberdayaan anggota putri PMII
ditegaskan dengan pembentukan lembaga khusus bernama Korp
PMII Putri (KOPRI) sebagaimana dalam Bab IX tentang Wadah
Perempuan. Dalam Pasal 22, ayat (1): Wadah perempuan bernama
KOPRI; ayat (2) KOPRI adalah wadah perempuan yang didirikan
oleh kader-kader Putri PMII melalui Kelompok Kerja sebagai
keputusan Kongres PMII XIV; ayat (3) KOPRI didirikan pada 29
September 2003 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta dan
merupakan kelanjutan sejarah dari KOPRI yang didirikan pada
26 November 1967; dan ayat (4) KOPRI bersifat semi otonom
dalam hubungannya dengan PMII. Struktur KOPRI sebagaimana
struktur PMII, terdiri dari : PB KOPRI, PKC KOPRI dan PC
KOPRI.

2. Visi dan Misi KOPRI


Visi KOPRI adalah Terciptanya masyarakat yang
berkeadilan berlandaskan kesetaraan dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan.
Sedangkan Misi KOPRI adalah Mengideologisasikan nilai
keadilan gender dan mengkonsolidasikan gerakan perempuan di
PMII untuk membangun masyarakat berkeadilan gender.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


ANALISA DIRI (ANDIR)

Taqwa, Intelektual, Profesional.


The Urgency of Self Analysis
           
Setiap manusia adalah makhluk yang bisa berfikir, bertindak
dan merefleksikan apa yang telah dilakukan. Namun tidak semua
manusia memiliki motifasi dan keyakinan diri untuk berkembang.
Gerak dinamis manusia selalu diawali dari dinamisasi individu yang
dipengaruhi oleh lingkungan di komunitas hidupnya. Manusia sebagai
makhluk sosial harus memiliki kepekaan terhadap masalah
disekelilingnya. Namun juga banyak manusia yang acuh terhadap
persoalan-persoalan diluar dirinya. Idealnya manusia memiliki
kepekaan terhadap dirinya sendiri dan kepekaan diluar dirinya.
Berangkat dari kesadaran ini manusia berarti harus mampu
memimpindirinya sendiri untuk bisa memimpin sesuatu yang bergerak
dinamis diluar dirinya.
Pemahaman seperti ini akan memiliki dampak pemikiran,
bagaimana saya, siapa saya, dan apa yang saya lakukan dan apa yang
saya lakukan sekarang dan yang akan datang.Setiap manusia dalam
komunitasnya harus siap memimpin dan siap dipimpin. Selain modal
leader berangkat dari watak dan karakter bawaan, namun karakter
pemimpin dan dididik dan dibentuk melalui sebuah pelatihan dan
serius dan disiplin. Maka, menjadi sebuah keniscayaan pelatihan
kader ini bisa menjadi gerbang baru bagi anggota muda untuk
membentuk karakter pemimpin yang visioner, ideologis, dan
transformatif. 41
Sebagian dari kita mungkin bertanya, akan pentingnya analisa
diri sendiri, dan sebagian yang lain bahkan merasa hal ini tidak
perlu dan justru membuang waktu; bukankah kita sudah pasti (lebih)
paham tentang diri kita sendiri. Berangkat dari keadaan ini penulis
ingin menawarkan jawaban atas pentingnya menganalisa diri, dengan
menyodorkan pernyataan “being is not always knowing” atau dengan
ungkapan lain “being doesn’t automatically mean knowing”.
            Karena ‘menjadi’ belum berarti serta merta ‘mengetahui’, maka
analisa diri sangat perlu dilakukan oleh masing-masing individu.
Tentunya, tidak semua manusia merasa perlu melakukannya. Hanya
manusia yang ingin progressif lah yang merasa perlu melakukan
analisa diri. Manusia progressif adalah manusia yang tidak mau
merugi apalagi celaka. Dengan bahasa lain, manusia progressif
adalah ‘hari ini lebih baik (dan lebih bermanfaat tentunya)
daripada hari kemarin, dan hari esok adalah lebih baik dari hari
sekarang.’ Dia lah manusia yang beruntung.
            Mari kita memahami diri kita sendiri semaksimal mungkin.
Semakin kita dapat memahami diri semakin  mampu kita mengontrol dan
menguasainya. Ironis jika yang lebih memahami diri kita justru

41
. NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA. MODUL PANDUAN TRAINING OF FASILITATOR (TOF)(TOF):
Metodologi Pelatihan, Fungsi dan Peranan Fasilitator Transformatif.Hal.60.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


adalah orang lain. Dari sini pula kita mengenal adanya
kolonialisasi bangsa satu atas bangsa lainnya.
            Dalam tingkatan teoritis ada banyak aliran atau metode yang
digunakan dalam melakukan analisa diri. Sebelum abad kesembilan-
belas hal semacam ini menjadi kajian para ahli teologi dan
filsafat. Sekarang, tepatnya dimulai era Wilhelm Wundt(1832-1920)
kajian diri atau tingkah laku manusia beralih menjadi “urusan”
ilmuan psikologi. Dalam psikologi sendiri, ada perdebatan-
perdebatan antar aliran terkait memahami diri (tingkah laku
manusia). Beberapa diantaranya adalah antara Freudiansme versus
Behaviorisme, dan Eksistensialsme versus Esensialisme. Namun, pada
kesempatan kali ini, kita tidak akan membahas lanjut secara detail
tentang aliran-aliran tersebut. Mungkin hanya beberapa teori atau
wacana dari beberapa pemikir yang kita gunakan untuk mengantarkan
pada Analisa Diri.42

A. Pengertian Analisa Diri


Analisa Diri adalah sebuah pisau analisa untuk membedah
potensi seseorang, sehingga seseorang tersebut dapat mengetahui
keterbatasannya serta sejauh mana ia menjalani kehidupannya.
Selain itu, Ini berarti bahwa Alloh mengetahui keterbatasan
kita sebagai manusia. Nabi Muhammad SAW bersabda, ” Alloh
merahmati seseorang yang mengetahui kadar kemampuan dirinya”.
Dengan mengetahui kadar kemampuan diri sendiri, kita
bisa memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi
kehidupan.
Sehingga dari situlah dibutuhkan adanya seperangkat alat
yang mampu menganalisa serta merubah pola pikir kita. Ada empat
macam pisau yang dapat diklasifikasikan menjadi dua
spesifikasi. Orang biasa menyebutnya dengan Analisa SWOT
(stregth, Weakness {Internal}, Opportunity, Treatment
{Eksternal}). Kalau diartikan disini adalah kekuatan, dan
kelemahan yang termasuk spesifikasi Internal, sedangkan yang
Eksternal adalah kesempatan dan Tantangan.
Kalau bisa dipahami bahwasanya Stregth adalah potensi
kekuatan apa saja yang ada dalam diri kita ini. seperti sifat
optimis yakni orang yang selalu menghadapi massa depan dengan
penuh fikiran positif dan agresif. Disamping itu juga, ada
pemikiran yang realistis, yang mana dapat mengalahkan rasa
takut dan hal-hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan
emosi lalu membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa
percaya diri. Selain itu juga, yang paling penting dalam hidup
ini dan patut untuk diacungi jempol adalah berani bersikap
mandiri yang mana tidak memikirkan apa yang dipikirkan serta

42
http://winberkarya.blogspot.co.id/2014/06/becoming-pmii-analisa-diri-self-
analysis.html. Tanggal 15 Okt. 17 jam. 16:30 wib

Taqwa, Intelektual, Profesional.


apa yang diomongkan orang lain sehingga ia merasa dirinya
bebas. Sehingga dari sanalah muncul rasa secara bertahap
kemampuan tanpa mempunyai perasaan bersalah, rasa malu dan rasa
terbebani.
Sedangkan weakness kalau kita bisa artikan disini adalah
kelemahan. Jadi, tuhan selain memberkahi kita dengan kelebihan,
Ia juga menganugerahi kita dengan kelemahan. Sehingga sudah
menjadi tugas kita untuk selalu terus istiqomah berusaha
memperbaiki atau kalaupun tidak bisa, maka kita tutupi dengan
kelebihan kita. Ada beberapa contoh sikap seseorang yang sering
kali dilakukan, yakni orang yang selalu bersikap pesimis dalam
hidup. Orang ini biasanya selalu merasa dirinya hidup bagaikan
kutukan. Ia selalu beranggapan bagaimanapun kerasnya berusaha
maka yang datang adalah hanya sebuah keburukan. Dan sebenarnya
yang terjadi pada orang ini hanya salah memilih, ia lebih
memilih menyiksa dirinya sendiri. Karena yang ada di ingatannya
adalah kegagalan dan tidak mau mengingat sesuatu yang lain.
Semisal dirinya ia pernah merasakan kesenangan dan kesuksesan.
Sebetulnya kalau otak kita jejali dengan peristiwa-peristiwa
yang bernuasa positif dengan terus menerus, maka dengan
sendirinya akan datanglah rasa kepercayaan diri pada diri kita.
Biasanya orang yang selalu bersikap pesimis, selalu
menggantungkan hidupnya pada orang lain. Karena kepercayaan
dirinya sudah terkikis hari demi hari oleh virus-virus
berpikiran negatif serta otaknya terus dijejali dengan ingatan-
ingatan kegagalan.

B. Kenali Diri: (WHO AM I).?


Kenali musuhmu, kenali diri sendiri. Maka kau bisa
berjuang dalam 100 pertempuran tanpa resiko kalah. Kenali bumi,
kenali lagit, dan kemenanganmu akan menjadi lengkap. Dalam hal
ini kita harus mengenal diri kita sendiri.43
Jika ada pilihan pertanyaan, mana yang patut
dipertanyakan lebih dulu, ‘(si)apa’ ataukah ‘ada’? kaum
eksistensialisme menyarankan untuk mempertanyakan ‘ada’; sebelum
kita sibuk bertanya-tanya ingin menjadi (si)apa, hendaknya
terlebih dahulu mempertanyakan sudah ‘adakah kita’. Hal ini
kelihatannya mungkin tidak penting, padahal justru dari sinilah
kita harus jeli. Banyak orang yang secara ambisius ingin
menjadi ‘yang wah’, semisal ingin menjadi presiden BEM atau
ketua dalam sebuah organisasi yang dianggap bergengsi.
Tetapi mereka tidak terlebih dulu ‘meraba’diri, sudah kah
benar-benar ‘ada’. Dalam hal ini, indikator sangat dibutuhkan
untuk mengetahui ‘ada’ dan tidaknya. Tentunya, beda
43
Meicky shoreamanis panggabean jubilee enterprise, strategi perang Sun Tzu untuk
melejitkan potensi remaja, (Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2014). Hal. 2.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


masalah/ranah, beda pula indikatornya. Dalam ranah berfilsafat
misalnya, kaum rasionalis, menjadikan ‘berfikir’ sebagai
indikator utama, ada-tidaknya seorang. Atau, semisal dalam
sebuah aksi demonstrasi yang dihadiri ratusan orang, boleh jadi
hanya 30 % yang dianggap/didefinisikan ‘ada’ oleh analis gerakan
massa atau agen inteligen. Yang jelas mereka mempunyai beberapa
indikator dalam menilai. Sehingga, sisa 70% dari demonstran
dikategorikan tidak ‘ada’ atau dengan kata lain ‘’wujuduhum ka
’adamihim.’’ Oleh sebab itu, ‘ada’kan diri mu, kemudian baru
hendak menjadi (si)apa! Kokohlah bangunan ke-diri-an mu.
Sigmund Freud (1856-1939), seorang pakar psikologi dan
pencetus psikoanalisa, telah mengemukakan sebuah pertanyaan,
yang mampu merubah sebagian besar pandangan manusia tentang
diri. Ia berhasil membuat antitesis terhadap tesis yang
dipercayai khalayak. Inti dari pertanyaannya adalah, siapa
sebenarnya kita, ‘yang kita tampilkan’ ataukah ‘yang kita
sembunyikan/simpan’? Dan bagi dia, kita yang sesungguhnya
adalah ‘kita yang kita sembunyikan’. Oleh Freud, jiwa
dianalogikan seperti gunung es yang puncaknya adalah bagian
sadar, yang ukurannya lebih kecil dari pada bagian dasar yang
cenderung tidak tampak.
Freud, selanjutnya menjelaskan dalam teori
psikoanalisanya dengan menguraikan jiwa atau diri (human
psyche). Menurutnya, human psyche terdiri dari tiga bagian: Id,
Ego dan Superego. Id oleh dia didefinisikan sebagai sesuatu
yang berisi naluri (instinct) dan energi dasar kehidupan—dia
menyebutnya libido— yang menjadi pengatur atau penggerak
segenap organ. Id befungsi di alam bawah sadar manusia,
sehingga ia tidak mengenal nilai (baik-buruk); tidak ada
moralitas baginya. Ia hanya mengenal dorongan untuk memperoleh
kepuasan bagi kebutuhan-kebutuhan naluriahnya selaras dengan
prinsip kenikmatan.
Ego adalah bagian sadar manusia yang bersifat rasional
yang berusaha menyesuaikan antara alam bawah sadar (id) dengan
tuntutan realita. Ego lah yang menjaga (to protect) gerak atau
sikap organ-organ. Meski begitu, ego bersifat anti-sosial dan
cenderung ‘membahayakan’.
Adapun superego adalah bagian diri—atau lebih jelasnya
kata hati (conscience)— yang denganya seseorang dapat
mengetahui mana yang benar dan salah (right and wrong) menurut
aturan sosial, dimana ia tinggal, sehingga ia akan merasa
bersalah ketika melakukan kesalahan.
Id dan Superego selamanya saling bertentangan
(contradict), dan Ego berusaha ‘merukunkan’ daya-daya keduanya
sehingga menghasilkan tingkahlaku atau tindakan. Oleh karena
itu, Freud yakin bahwa selamanya manusia berada dalam konflik

Taqwa, Intelektual, Profesional.


dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungan (masyarakat).
Orang saleh, menurut Freud, adalah orang yang mampu menekan
atau merepresikan impuls-impulsnya, dan sebaliknya seorang
pendosa menikmati impuls-impulsnya.44
Sudahkah kita mengenali diri kita? Bila sudah, seberapa
dalam perkenalan kita dengan diri kita? Kenali diri adalah
titian pertama dari 3 anak tangga mengejar prestasi yang harus
dilewati. Titian ini penting karena kegagalan mengenali diri
sama artinya dengan mengenali kegagalan diri sendiri dini.
Sahabatku, mari kita selami diri ini sedalam-dalamnya.
Sedalam apa? Sedalam samudra hakikat diri. Agar cermat lagi
tepat, gunakan akal pikiran kita yang sehat sebagai alat
selamanya.
Oke siap? Byurr, kita pun mencebur. Kayuh sana kayuh
sini lupa peluh dan keluh. Lih dingiin! Ya, itulah tantangan
pertama yang harus dihadapi ketika kita ingin mengenal jati
diri yang sesungguhnya. Air samudra yang dingin melambangkan
hawa 4L1M yang kerap menyergap. Lessu, lellah, lettih, lemmaah,
n mualles.
Takut? Jangan takut sahabatku. Tangkis saja dengan
ta’awudz plus konsentrasi sembari melempar senyum 228.
Maksudnya, terseyumlah sampai bibir kita tersungging menawan
memanjang 2 senti meter kekiri dan 2 senti meter ke kenan
selama 8 detik tidak kurang ddan tidak lebih. Konon demikianlah
bentuk senyum yang lulus itu.
Benar saja. Lolos dari tantangan pertama, sesaat
kemudian muncul tantangan berikutnya. Belum sampai dikedalaman
yang paling dasar, kita sudah disongsong oleh hiu-hiu ganas.
Wajah seram bin mengerikan menghadang laju perjalanan kita.
Yup. Inilah tantangan kedua yang biasa dihadapi kala
kita sudah berhasil berkonsentrasi. Hiu melambngkan potensi
gangguan ddari luar diri kita. Bisa sahabat kita usil lantaran
tidak tahan melihat kita yang dilihatnya sudah sok religius,
ingin back to Allah. Bisa juga lingkungan kita yang gerah
melihat perubahan kita sudah terlalu lama mengidap sindrom
trapped in a comfort zone yang berupa sindrom 6 tik: tatanan
ekonominya kapitalistik, perilaku politiknya oportunistik,
budayanya hedonistik, kehidupan sosialnya individulistik, sikap
beragamanya sinkretistik (yang menganggap semua agama benar).
Dan sistem pendidikannya materialistik. Sindrom yang bermuara
dari way of life sekulerisme, paham atau ideologi yang bersama
saudara kandungnya seperti liberalisme dan pluralisme telah
ditegaskan keharamannya oleh fatwa MUI dalam munasnya yang
ketujuh tahun 2005 lalu.45

44
http://winberkarya.blogspot.co.id/2014/06/becoming-pmii-analisa-diri-self-
analysis.html. Tanggal 15 Okt. 17 jam. 16:30 wib

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Wah berat juga tantangan yang harus kita hadapi. Tenang.
Kita masih punya senjata ampuh. Minumlah pil islam kafah.
Inilah obat anti sekulerisme yang paling tokcer. Dengan meminum
pil ini, kita hanya akan berfikir secara islam, dan bertindak
pun secara islam dalam setiap aktivitas keseharian kita. Dengan
begini, otomatis tantangan sekulerisme dengan sindrom 6 tiknya
yang dibawa oleh hiu-hiu ganas tadi tak akan berhasil
menghadang laju kita. Kalau sudah begini, segera pekikkan
sapaan kesabaran kita.

C. Mengenali Potensi Diri


Setelah mengetahui siapa kita, kemudian kita beranjak
pada penggalian potensi. Potensi adalah daya atau kekuatan.
Bentuk negatifnya adalah impotensi, yang pada dasarnya berarti
tak berdaya. Seorang berpotensi adalah seorang yang kuat atau
berdaya. Dalam bahasa Inggris ada beberapa kosa kata yang
berarti daya/kekuatan, diantaranya adalah potency yang berarti
daya atau kekuatan yang terdapat pada manusia (as creature),
dan almighty yang secara khusus dimiliki Tuhan.
Untuk menggali atau memahami potensi diri, khususnya
dalam kajian psikologi, kita bisa menggunakan beberapa metode.
Salah satunya—yang seringkali digunakan dan mungkin yang
paling sederhana—adalah analisa SWOT.
Analisa SWOT adalah sebuah cara menganalisa masalah,
termasuk diri (as a text), yang bertolak pada empat sudut
berbeda, yang terbagi dari dua aspek (internal dan eksternal).
SWOT (bukan SeWOT) adalah singkatan dari empat kosa kata:
Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(kesempatan), dan Threaths (ancaman). Pada awalnya analisa—
yang diperkenalkan pertama kalinya oleh Albert Humphrey—ini
digunakan dalam menganalisa terkait spekulasi bisnis, namun
kemudian juga digunakan untuk menganalisa (potensi) diri.
Modal awal dalam menjalankan analisa SWOT adalah jujur.
Kita dituntut jujur, apa adanya dalam mengungkap data baik
internal atau eksternal. Tanpa kejujuran, analisa ini tak punya
arti. Isilah data SWOT selengkap mungkin. Disini kita juga
dituntut jeli (rinci). Lakngkah selanjutnya adalah menentukan
strategi. Dalam penulisan data atau pun strategi biasanya
penganalisa memanfaatkan bentuk kolom seperti di bawah ini:

STRENGTHS WEAKNESSES

45
M. Karebet widjajakusuma, Be The Best not be asa,(Penerbit: GEMA INSANI, 2007 ).
Hal. 29.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Strategi (SO): Strategi (WO):
Mengembangkan Mengembangkan
suatu dalam
strategi dalam
memanfaatkan memanfaatkan
OPPORTUNITIES kekuatan (S) untuk
peluang (O)
mengambil manfaat
untuk mengatasi
dari peluang (O)kelemahan (W)
yang ada. yang ada.
Strategi (ST): Strategi (WT):
Mengembangkan Mengembangkan
suatu strategi
suatu strategi
dalam memanfaatkan
dalam
THREATHS kekuatan (S) untuk
mengurangi
menghindari kelemahan (W)
ancaman. dan menghindari
ancaman (T).
Setelah kita mengetahui data (SWOT) beserta strateginya, kita
minimal puya gambaran langkah berikutnya.46
Semasa masih kecil, kita mungkin sudah cukup puas dengan
diberi mainan atau makanan yang kita sukai, dan menginjak lebih
besar atau remaja kepuasan sudah bisa kita temui dengan bermain
dengan teman sebaya atau yang lainnya. Sudah pasti, ketika
dewasa seperti saat ini, kita tidak bisa puas dengan mainan
masa kecil lagi. Kira-kira itulah kita, manusia yang selalu
tidak pernah puas. Ketidak puasan ini bisa menjadi hal yang
positif atau bahkan bisa menjadikan kita semakin produktif,
progressif dan juga kreatif, tatkala kita bisa memaknainya
sebagai suatu anugerah yang harus dikelola. Atau justru
sebaliknya, ketidak puasan bisa mengakibatkan kita terperosok
pada jurang kehancuran, jika tidak kita kelola dengan benar.
Ketidak puasan tersebut (saat ini) bisa kita jawab
dengan aktualisasi diri di organisasi. Dan PMII adalah
organisasi pergerakan yang dikelola diantaranya untuk menggali
dan mengembangkan potensi diri mahasiswa. Sehingga, aktif di
PMII sudah sepatutnya kita anggap sebagai kebutuhan, bukan
keterpaksaan atau ketidak sengajaan.
Barang kali beberapa diantara kita ada yang bertanya
seperti itu. Dan diantara alasannya adalah: action, movement,
harakah. Ya, karena di PMII mengajak para Sahabat-Sahabatinya
beraksi, bergerak, dan berbuat tidak hanya untuk mereka
sendiri, tetapi juga untuk kemajuan (Islam-Indonesia dan
kemanusiaan) melalui beberapa cara. Bukan kah ada ungkapan “al-
harakah barakah”. Lagi pula, aktualisasi diri mempunyai
implikasi al-barakah: proses pengembangan dan up-date kualitas
diri.
46
http://winberkarya.blogspot.co.id/2014/06/becoming-pmii-analisa-diri-self-
analysis.html. Tanggal 15 Okt. 17 jam. 16:30 wib

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Saleh individual dan sosial secara tidak langsung adalah
the dream of PMII. Anggota dan kader PMII diharapkan menjadi
aktifis yang tidak hanya saleh individual (habl min Allah)
saja, tetapi juga sosial (habl min an-nas & al-alam).
Kata ‘saleh’ sendiri mengindikasikan sikap/gerak
proposional—alias menempatkan sesuatu pada tempatnya/pada
porsinya—dan profesional dalam kinerja. Hal ini tercermin juga
pada motonya: dzikir, fikir, dan amal saleh. Jadi, aktifis PMII
secara ideal adalah sebuah manifestasi dari nilai-nilai
tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai Sahabat-Sahabati PMII
sudah semestinya harus selalu berusaha menyeimbangkan kedua
saleh ini. Kita bisa mewujudkannya pada penyeimbangan antara
tri khidmat perguruan tinggi: belajar-mengajar, berkarya,
mengabdi. Jadi jangan takut ber-PMII.

D. Percaya Diri
Percaya diri adalah perasaan yakin seseorang atas
kemampuannya. Perasaan ini merupakan hasil pengelahan terhadap
sikap mental kita, ddan hubungan erat dengan kosep diri kita.
Sikap mental.? Konsep diri?
1. Konsep diri
Konsep diri adalah cara kita mengaggap diri kita,
menilai diri kita, dan mengetahui siapa kita. Agar tidak
membingungkan, simak tiga unsur yang menyususun kosepnya.
a. Diri ideal
Diri ideal (self ideal) adalah gambaran diri kita
yang ideal. Ika, misalnya, berharap suatu saat dirinya
menjadi perempuan menulis yang bisa menghasilkan karya
besar seperti almarhum pramoedya ananta toer, salah satu
novelis nomor wahid di negeri ini setiap orang boleh
memiliki idola dan hal itu memang manusiawi. Sudah
selayaknya, setiap muslim seperti kita mengidolakan
Rasulullah SAW. Di atas idola-idola kita yang lain.47
b. Citra diri
Citra diri (self image) adalah cara kita
memandang diri kita. Kalau sempat merenung, pasti kamu
pernah merasa dirimu belum mencapai tingkat yang diidam-
idamkan. Santai saja, kamu sendiri. Orang lain, bahkan
orang-orang besar, juga perah mengalami masa-masa yang
sama.
Ki manteb sudarsono, dalang wayang kulit dari
solo, tidak bisa melakukan “sabetan setan”-nya yang
tersohor itu dalam semalam. Selain karena faktor bakat
dan lingkungan yang mendukung, ia melatih kemampuannya

47
. Sultan Surya, M. Hariwijaya, Big Bng Spirit Mendongkrak untuk meraih prestasi
(PT. Pustaka insan madani, 2008). Hal. 41.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


itu semejak kecil. Hasilnya? Seperti diucapkan pak
manteb dalam sebuah iklan obat, “pancen oye!”
Sembari menyadari kekuranga-kekurangan yang kita
miliki, kita tetap harus berpikir positif terhadap diri
kita. Kalau tidak, kita akan selalu merendahkannya. Kita
jatuh kedalam kemalasan dan menyerah kepada keadaan.
Padahal, Al-Qura’an menyebutkkan bahwa Allah tidak akan
mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka mengubah
keadaan mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d [13]:11) ayo
berubah.48
c. Harga diri
Harga diri (self esteem) berarti seberapa suka
kita terhadap diri kita sendiri. Harga diri yang kamu
miliki akan mendorongmu untuk bersikap rendah hati(awas,
bukan rendah diri). Kalau kerendahhatian sudah
menyelimuti diri kita, kita akan menyadari bahwa
kemampuan kita hanyalah karunia Allah SWT. Semata. Kita
pun berusaha mengimani-nya karena yakin bahwa dia akan
senantiasa bersama kita.49
Harga diri membuat kita tetap bernyali terhadap
rintangan apa pun. Kita tidak takut kepada orang lain,
sekaligus tidak meremehkan orang lain. Ingat, setiap
orang adalah setara karena yang membedakan seseorang
dengan orang lain dimata-nya. Hanyalah ketakwaannya.
Jika kita telah berusaha bertakwa, buat apa takut kepada
sesama makhluk ciptaanny? Namun perlu diingat, berani
tidak sama dengan lalai bersopan santun. Sikap hormat
kepada orang yang lebih tua, misalnya, tetap harus
dijaga.

48
.Ibid, Hal.41.
49
.Ibid, Hal.42.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Taqwa, Intelektual, Profesional.
LAGU-LAGU PERGERAKAN

Mars PMII Tekad bulat jihad kita membara.

Inilah kami wahai Indonesia Berjuanglah PMII berjuang


Satu barisan dan satu cita Menegakkan kalimat tuhan
Pembela bangsa, penegak agama Siap…..!
Tangan terkepal dan maju kemuka
Back to reff…..!
Habislah sudah masa yang suram
Selesai sudah derita yang lama Darah Juang
Bangsa yang jaya islam yang benar
Bangun tersentak dari bumiku subur Di sini, negeri kami
Tempat padi terhampar
Reff. Samuderanya kaya raya
Denganmu PMII Pergerakanku Tanah kami subur Tuhan
Ilmu dan bakti kuberikan
Adil dan makmur ku perjuangkan Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Untukmu satu tanah airku, Anak kurus tak sekolah
Untukmu satu keyakinanku. Pemuda desa tak kerja

Inilah kami wahai Indonesia Reff.


Satu angkatan dan satu jiwa Mereka dirasmpas haknya
Putera bangsa bebas merdeka Tergusur dan lapar
Tangan terkepal dan maju kemuka Bunda relakan darah juang kami
Tuk membebaskan rakyat
Back to reff. Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Hymne PMII Padamu kami berjanji
Bersemilah, bersemilah
Berderap dan Melaju
Tunas PMII Berderap dan melaju
Tumbuh subur, tumbuh subur Menuju Indonesia baru
Kader PMII Singsingkan rasa baru
Masa depan di tanganmu Singsingkan semua musuh-musuh
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah, bersemilah Reff.
Kau harapan bangsa. Rakyat pasti menang
Gema PMII Melawan penindasan
Rakyat kita pasti akan menang
Berjuanglah, PMII berjuang Rakyat pasti menang
Marilah kita bina persatuan2x Rebut kedaulatan
Hancur leburkanlah angkara murka Rakyat kita pasti akan menang
Perkokohlah barisan
kita..Siap…….!
Mars Mahasiswa
Reff.
Sinar api islam kini menyala

Taqwa, Intelektual, Profesional.


Buruh tani mahasiswa rakyat miskin Sebuah catatan kebanggaan
kota. Di lembar sejarah manusia
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara Reff.
Demi tugas suci yang mulia Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Hari-hari esok adalah milik kita Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Terciptanya masyarakat sejahtera Untuk negeri tercinta 2 X.
Terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa orba
Mari sahabat mari kita kabarkan Lagu Ideologi
Di tangan kita tergenggam arah
bangsa Mapaba sudah datang
Mari sahabat mari kita nyanyikan Disambut dengan riang
Sebuah lagu… tentang pembebasan Bersama PMII
Membangun negeri ini
Di bawah kuasa tirani
Kususuri garis jalan ini NDP sebagai pijakan
Berjuta kali turun aksi Aswaja jadi cara pandang
Bagiku satu langkah pasti. Islamnya di Indonesia
Back to reff…….! Pancasila ideologinya
Revolusi atau mati Reff.
Totalitas Tawassuth, Tasamuh, tawasun,
I’tidal
Kepada para mahasiswa Menyikapi persoalan
Yang merindukan kejayaan Cinta kepada Allah
Kepada rakyat yang kebingunan Cinta pada Manusia
Di persimpang jalan Alam juga tak terlupakan.

Kepada pewaris peradaban


Yang telah menggoreskan

Sahabat Baru Perge


rakan
Hatiku semakin senang sahabat baru datang Mahas
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia iswa
Hatiku semakin riang sahabat baru datang Islam
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Indon
esia
Tangan terkepal maju ke muka
Mundur selangkah adalah suatu penghianatan
Maju bersama ............ di sampang
Sekali bendera berkibar hentikan ratapan dan tangisan
Tuhan selalu bersamamu kader penerus bangsa

Taqwa, Intelektual, Profesional.


“Jika kau melihat ular menyemburkan bisanya,
Tanyakanlah siapa yang kau incar dengan bisa itu.
Tanyakan pula, bagaimana kau bisa hidup, wahai ular?
Padahal, mulutmu selalu dipenuhi bisa mematikan.

Taqwa, Intelektual, Profesional.


DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim Drs. Atang,FILSAFAT UMUM dai metologi sampai
teofilosofis. (CV PUSTAKA SETIA, 2008).
Alfas Fauzan, PMII dalam simpul-simpul sejarah perjuangan,
(jakarta, 2015 PB PMII).
Amin Ahmad. Zuhr Al-Islam, (Beirut: Dar Al-Kitab Al- ‘Arabi, 1953).
Anwar Prof. DR. Rosihon, Pengantar Studi Islam, (CV. Pustaka setia
bandung, 2009).
Anshory Ch HM. Nasruddin, BANGSA GAGAL mensari identitas
kebangsaan, (IKIS).
Daradjat Dr. Zakiah, kesehatan mental. (CV. haji masagung, 1994).
Harists Drs KH. A. Busyairi, ISLAM NU pengawal tradisi sunni
Indonesia, (penerbit khalista surabaya, 2010).
http://winberkarya.blogspot.co.id/2014/06/becoming-pmii-analisa-
diri-self-analysis.html. Tanggal 15 Okt. 17 jam. 16:30 wib
Ir. Soekarno, Islam sontoloyo pikira-pikiran pembaruan pemikiran
Islam, (SEGA ARSY, 2015).
Keputusan – keputusan Musyawarah Pimpinan Nasional (MUSPIMNAS).
Ambon, 18 – 22 November 2015
Kristeva Nur Sayyid Santoso, MA,Sekolah ASWAJA (digandakan PC PMII
Sampang, 2017).
Kristeva Nur Sayyid Santoso. MODUL PANDUAN TRAINING OF FASILITATOR
(TOF)(TOF): Metodologi Pelatihan, Fungsi dan Peranan Fasilitator
Transformatif.
Kristeva Nur Sayyid Santoso, MA. HANDBOOK DISCUSSION SEKOLAH ASWAJA
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII (Digandakan oleh PC PMII
Sampang, 2017).
Kristeva Nur Sayyid Santoso, Hand-Out Sekolah Gender IDEOLOGI
GENDER, FEMINISME DAN PEMBANGUNAN (Alumnus UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta).
Meicky shoreamanis panggabean jubilee enterprise, strategi perang
Sun Tzu untuk melejitkan potensi remaja, (Penerbit PT Elex Media
Komputindo, 2014).
MODUL PENGURUS BESAR PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII),
(KOPRI).
MODUL PK PMII RADEN SEGORO STAI NATA Ketapang. Bersama PMII
Mewujudkan Generasi Bangsa yang Beretika dan Berintelektual
(MAPABA-I, 2015).
MODUL PK PMII RADEN SEGORO STAI NATA Ketapang. Mengoptimalkan
Potensi Mahasiswa yang Berasaskan Tri Khidmat. (MAPABA, 2016).
Moesa Ali Maschan. Agama dan Demokrasi Komitmen Muslim
tradisionalis Terhadap Nilai-nilai Kebangsaan, (Penerbit: pustaka
dai muda bekerjasama dengan putra belajar, 2002).
Navis KH. Abdurrahman, Muhammad Idrus Ramli. Faris khoirul Anam,
Risalah Ahlussunnah Wal-Jama’ah dari pembiasaan menuju pemahaman

Taqwa, Intelektual, Profesional.


dan pembelaan Akidah-Amaliah NU, (Penerbit: Khalista, surabaya,
2015).
Puspitawati Herien, KONSEP, TEORI DAN ANALISIS GENDER , (Departemen
Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia- Institut
Pertanian Bogor, 2013).
Sutowo Ponntjjo, usmman pelly, fachry ali, dan lain-lain, memupuk
kebhinnekaan menyegarkan keindonesiaan, (ALIANSI KEBANGSAAN, 2014).
Shohib Drs. H. Muhammad, MA. Al-Qur’an nul karim terjemah tafsir
perkata, (SYAAMIL AL-QUR’AN, 2007).
Sutrisno Mudji, DEMOKRASI sumpah ucapankah, (penerbit kanisius,
2000).
Surya Sultan, M. Hariwijaya, Big Bng Spirit Mendongkrak untuk
meraih prestasi (PT. Pustaka insan madani, 2008).
Suedermanta J.B. An Indonesia renaissance, kebangkitan kembali
republik perspektif, H,S. Dillon, (Kompas, oktober 2012).
Wahid M. Hasanundin, Naeni Amanullah, ddk, multi level strategi
gerakan PMII, Pengurus besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PB PMII). profil kader PMII.
Wahid M. Hasanundin, Naena Amanullah, ddk , multi level strategi
gerakan PMII, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PB PMII), Sambutan ketua Umum PB PMII (Hery Haryanto Azumi),
jakarta, 01 Desember 2006.
Widjajakusuma M. Karebet, Be The Best not be asa,(Penerbit: GEMA
INSANI, 2007 ).

Taqwa, Intelektual, Profesional.

Anda mungkin juga menyukai