Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR PENGESAHAN

Setelah dilakukan permeriksaan dan pengamatan 


Program Pengembangan Kewirausahaan
Madrasah Tsanawiyah  Al-Fatah Tahun Pelajaran 2022 / 2023
Dinyatakan telah memenuhi syarat dan ketentuan untuk menjadi pedoman/acuan
dalam Kegiatan Kewirausahaan

Mengetahui Purwakarta,   Juli  2022


Kepala Madrasah PKM Bid. Humas

Drs. H. Nasir Asep Anwar Sidik, S.Pd.I

Mengesahkan
Pengawas Madrasah

H. Mamat Ruhimat, S.Ag, M.Pd.I


NIP. 196704101994031005

1
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Visi
Terwujud siswa yang berakhlakul karimah, Unggul dalam Prestasi tangguh dalam
kompetisi

Misi

a. Melaksanakan pengembangan minat dan bakat siswa melalui program ekstrakurikuler


dan intrakurikuler
b. Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan generasi muda berkualitas,
berprestasi, beriman dan bertakwa;
c. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan sesuai perkembangan dunia pendidikan;
d. Mewujudkan MTs. Al-Fatah sebagai Madrasah yang unggul dalam bidang PAI pada
event KSM

Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di MTs. Al-Fatah Tegalwaru


adalah:
1. Terlaksanaannya pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM) dan kekompakan (team teaching) untuk lebih mengoptimalkan SDM Guru
dan mencegah terjadinya kekosongan jam pelajaran supaya setiap siswa berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Penerapan evaluasi atau penilaian hasil belajar (ulangan tengah semester dan ulangan
umum akhir semester) secara konsisten dan berkesinambungan.
3. Optimalisasi pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.
4. Memotivasi dan membantu peserta didik untuk pengembangan diri dalam mengenali
potensi diri dan minat melalui program bimbingan konseling sehingga setiap siswa
dapat berkembang secara optimal.
5. Optimalisasi pelayanan terhadap peserta didik dengan melengkapi sarana dan
prasarana penunjang proses pembelajaran.
6. Optimalisasi pengembangan diri dalam hal minat dan bakat siswa melalui program
bimbingan konseling dan ektrakurikuler (Bola Voly, Pramuka, dan keterampilan lain
yang relevan) sehingga setiap siswa dapat mengembangkan bakat yang dimiliki secara
optimal.

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘Alamiin, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah


Subhaana Wa Ta’ala karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
“Program Pengembangan Kewirausahaan MTs Al-Fatah”. Salawat dan salam selalu
dilimpahkan Allah Subhaana Wa Ta’ala kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam yang membawa umat manusia dari kehidupan jahiliyah menuju alam yang
penuh dalam cahaya ilmu pengetahuan, aqidah yang baik dan berakhlak mulia.
Program Pengembangan Kewirausahaan MTs Al-Fatah ini di buat dengan harapan bisa
menjadi acuan untuk dapat meningkatkan kualitas Pendidikan dan mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan. Semoga apa yang kami lakukan dapat berguna dan bermanfaat bagi seluruh
warga di MTs Al-Fatah
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan Program Pengembangan
Kewirausahaan MTs Al-Fatah ini terdapat banyak kekurangan. Penulis berharap adanya
masukan dan saran sehingga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga Allah Subhaana Wa Ta’ala memberkati dan
meridhoi kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.

Purwakarta, Juli 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

PENGESAHAN...........................................................................................................................i

VISI, MISI, DAN TUJUAN........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Landasan Hukum...............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................4

A. Pengertian Kewirausahaan................................................................................................4

B. Tujuan Kewirausahaan......................................................................................................5

C. Faktor Penentu keberhasilah Usaha..................................................................................7

BAB III PELAKSANAAN KEWIRAUSAHAAN ...................................................................11

BAB IV PENUTUP....................................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perubahan yang terjadi secara multidimensional dalam dunia pendidikan


mensyaratkan kemampuan sekolah untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara
optimal. Oleh karena itu, perlu selalu melakukan pembelajaran agar dapat mengikuti
dinamika perkembangan IPTEKS dan dunia pendidikan, serta peraturan yang dibuat
oleh pemerintah.
Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan
sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan
bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya.
Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who
creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources
to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat,
mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang
memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam
hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa
kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik
dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam
kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata,
karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan

1
wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun
pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka yang
melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan
meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan
(preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang
dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya
dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51),
nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),

2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),

3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services),
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing
more goods and services with fewer resources).
Menyadari pentingnya jiwa enterprenuer bagi generasi milenial, maka MTs Al-
Fatah mengembangkan program kewirausahaan sebagai salah satu budaya mutu.
Menerapkan kewirausahaan sebagai salah satu budaya mutu menjadi acuan dalam
menentukan arah program. Tidak lepas dari berbagai unsur yang terkait dalam
melaksanakan program.
Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah, Pendidikan kewirausahaan bertujuan
untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki
karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan
kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan
pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam
kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat
merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam

2
kehidupan sehari-hari

B. Landasan Hukum

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional;


b. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 ;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 SMA/MA;
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstra Wajib Pramuka pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Kelulusan;
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016 tentang
Standar Isi;
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
p. Peraturan Menteri Pendidikan nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

3
Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
q. Rencana Kegiatan Jangka Menengah dan Anggaran Sekolah (RKAS) MTs Al-
Fatah tahun Pelajaran 2022/2023.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah tentang kerjasama dengan orang lain, karena


kewirausahaan juga berbicara tentang bagaimana memberikan manfaat bagi orang
lain. Pengertian kewirausahaan secara umum adalah kewirausahaan adalah suatu
proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif)
yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu keberanian
untuk melakukan upaya upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh
seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara manfaatkan segala potensi yang
dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
Pengertian kewirausahaan menurut bapak Soeharto Prawiro (1997) adalah
suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha.
Pengertian kewirausahaan menurut Drucker (1959) bahwa kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian kewirausahaan menurut Zimmerer (1996) adalah suatu proses
penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha.
Pengertian kewirausahaan menurut Siswanto Sudomo (1989) Kewirausahaan
atau entrepreneurship adalah segala sesuatu yang penting mengenai seorang
wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat bekerja keras dan berkorban,
memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan
gagasannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
adalah sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, inovatif, berdaya, bercipta,
berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dan

4
memberikan nilai lebih untuk dirinya, keluarga dan masyarakat dalam kegiatan
usahanya dengan cara bekerja sama dengan orang lain serta manfaatkan segala
potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain.
Pakar kepribadian dan Presiden Direktur Lembaga Pendidikan Duta Bangsa
Mien Rachman Uno dalaam Wijatno (2009: 125) menyebutkan bahwa untuk
menjadi wirausahawan handal, dibutuhkan karakter seperti kemampuan untuk dapat
1. Dapat berkomunikasi dengan baik

2. Dapatmembawa diri di berbagai lingkungan,

3. Dapat menghargai waktu (time orientation),

4. Mempunyai rasa empati,

5. Mau berbagi dengan orang lain,

6. Dapat mengatasi stress,

7. Dapat mengendalikan emosi, dan

8. Dapat membuat keputusan.

B. Tujuan Kewirausahaan

Berikut beberapa tujuan dari seorang wirausaha yang seharusnya: Berusaha


dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang baik dengan kata lain
ikut serta dalam mengader manusia manusia calon wirausaha untuk membangun
jaringan bisnis yang lebih baik
a. Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan Negaranya
b. Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta orientasi
kewirausahaan yang kokoh.
c. Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri ciri kewirausahaan disekitarnya
terutama dalam masyarakat
d. Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika dalam
kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat tercapai.
e. Membantu Orang lain dan berbagi dengan sesama.

5
Tujuan Kewirausahaan juga terdapat dan terintegrasi ke dalam pembelajaran
mata pelajaran tertentu ,kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler, dan kegiatan
ekstrakurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan yang
bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan Nilai-nilai yang ada dalam pendidikan
kewirausahaan adalah pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha.
Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang
mestinya dimiliki oleh peserta didik maupun warga sekolah yang lain. Namun, di
dalam pengembangan model naskah akademik ini dipilih beberapa nilai-nilai
kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai. Beberapa nilai-nilai kewirausahaan
beserta diskripnya yang akandiintegrasikan melalui pendidikan kewirausahaan
adalah sebagai berikut:
1. Mandiri

2. Kreatif

3. Berani mengambil resiko

4. Berintegrasi pada tindakan

5. Kepemimpinan

6. Kerja keras

7. Jujur

8. Disiplin

9. Inovatif

10. Tanggungjawab

11. Kerja keras

12. Pantang menyerah

13. Komitmen

14. Realistis

15. Rasa ingin tahu

16. Komunikatif

6
17. Motivasi kuat untuk sukses

Implementasi dari 17 (tujuh belas) nilai pokok kewirausahaan tersebut di


atas tidakserta merta secara langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan
pendidikan, namun dilakukan secara bertahap. Tahap pertama implementasi nilai-
nilai kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu :
1. Mandiri

2. Kreatif

3. Berani mengambil resiko

4. Berorientasi pada tindakan

5. Kepemimpinan

6. Kerja Keras

C. Faktor Penentu keberhasilah Usaha

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat anak untuk


berwirausaha adalah
a. Kemauan

Kemauan merupakan suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu


untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya
kemauan seseorang untuk berwirausaha, ini merupakan suatu hal baik
b. Ketertarikan
Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada sesuatu.
Saat ada ketertarikan maka terdapat daya juang dari diri seseorang untuk meraih
apa yang ingin dicapai.
Dalam hal ini, jika anak tertarik untuk berwirausaha maka anak dapat dikatakan
pula bahwa anak tersebut memiliki minat untuk berwirausaha. Ketertarikan ini
muncul dapat dikarenkan banyak hal, misal karena hobby dan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki anak.
c. Lingkungan Keluarga

Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua
merupakan pendidik pertama dan utama, maka orang tualah yang banyak

7
memberikan pengaruh dan warna kepribadian anak. Orang perlu mengambil
peran untuk mendorong anak menemukan minat dan bakat yang dimiliki anak.
Selain itu, orang tua diharapkan ikut mengevaluasi dan mengapresiasi kerja
keras anak, agar mereka merasa diperhatikan dan disayangi oleh orangtua
sepenuhnya.

d. Lingkungan Sekolah

Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru, dimana proses


pendidikan di sekolah merupakan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk
diterapkan anak dalam kehidupan bermasarakat. Guru dalam proses mendidik dan
membimbing siswa juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
menumbuhkan minatnya. Dlam hal ini, tentunya sekolah memiliki konsep untuk
melaksanakan pendidikan kewirausahaan sejak dini dengan cara menanamkan nilai-
nilai kewirausahaan. Mendidik anak menjadi seorang wirausahawan tidak dalam
hitungan satu, dua, dan tiga bulan saja, melainkan harus menjadi sebuah proses yang
panjang dan sistematis.
Berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi minat anak berwirausaha
tersebut, maka sekolah sebagai lembaga formal wajib membimbing siswa,
mengarahkan, dan menanamkan pendidikan kewirausahaan sejak dini. Melalui
pembelajaran sehari hari, guru dapat memahami karakter anak, minat anak, dan
potensi anak. Jika mereka memiliki keinginan untuk berwirausaha kelak, maka sebagai
guru harus memotivasi cita- cita mereka tesebut.
Tidak bisa dipungkiri, mungkin tidak semua siswa senang berwirausaha,
namun paling tidak sekolah memberikan fasilitas dan bimbingan guna menyalurkan
nilai- nilai kebaikan dari memiliki jiwa entreprenurship.
Sesuai pembahasan sebelumnya, karakterkarakter wirausaha yang dapat
ditanamkan kepada siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah dapat dimulai dari karakter-
karakter baik, seperti, kreatif, mandiri, leadership, mampu
memecahkann masalah, tidak mudah putus asa, mampu mengelola uang, dan dapat
berinteraksi dengan orang lain.
 Hal penting dalam kewirausahaan adalah:

a. kreatif. Jiwa kreatif; dalam pendidikan kewiraushaan ini meliputi kreatif dalam

8
menemukan dan mengaplikasikan ide penambahan nilai guna dari suatu barang
dan jasa . Guru dapat mengembangkan jiwa kreatif anak dengan memberikan
tugas mengeksplorasi barang- barang yang dianggap tidak ada nilai gunanya, atau
kebutuhan kebutuhan masyarakat akan jasa. Lalu siswa diberikan tugas untuk
memberikan ide agar barang yang awalnya dinilai sepele menjadi sesuatu yang
lebih berharga dan dapat menghasilkan keuntungan, misalnya siswa membangun
kreativitas dari kain perca yang diubah menjadi berbagai bentuk kerajinan yang
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- hari. Siswa diberi kesempatan untuk
membuat sendiri kerajinan dari kain perca tersebut dan guru.
b. Karakter mandiri sangat penting juga sebagai bekal kehidupan anak, karena anak
yang mandiri mampu mengatasi persoalan yang dihadapi. Penumbuhan karakter
mandiri sebenarnya dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua dapat
menumbuhkan sikap mandiri sejak usia 2 tahun, dengan mengajari anak untuk
berpakaian sendiri, makan sendiri, mandi sendiri, dan lain- lain. Orang tua
hendaknya tidak banyak melarang anak untuk melakukan berbagai
aktivitassendiri, agar mereka berani dan mandiri. Anak yang terlalu banyak
mendapatkan sikap protektif dari keluarga cenderung menjadi anak yang penakut
dan tidak mandiri.
c. Keterampilan memecahkan masalah memiliki keterkaitan dengan pentingnya
sikap mandiri pada anak. Anak yang mandiri biasanya dengan mudah memiliki
solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Guru dapat memberikan
berbagai tugas pemecahan masalah yang berbasis masalah sosial di sekitar siswa.
Siswa diminta untuk mengesplorasi dan menemukan masalah yang ada,
mengidentifikasi penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah itu, yang
pada akhirnya siswa mampu memberikan solusi pemecahan. Kendati solusi yang
dipilih anak mungkin belumm menjadi keputusan yang terbaik, setidaknya guru
mengapresiasi atas tindakan mereka memberikan solusi.
Berdasarkan neuroscience, menyebutkan bahwa bermain juga merupakan salah
satu cara anak dalam mempelajari problem solving. Penelitian tersebut
membandingkan kemmapuan problem solving anak yang lebih sering bermain
dengan permainan konvergen seperti puzzle dengan anak yang bermain dengan
permainan divergen seperti balok kayu. Hasilnya, anak yang bermain dengan
permainan divergen lebih kreatif dalam mencari pemecahan masalah. Contoh

9
permaianan lain yang juga memiliki manfaat pada kemaampuan problem solving
adalah permaianna sandiwara. Permainan ―pura-pura‖ ini sering dilakukan oleh
anak, mislanya anak berpura pura menjadi dokter yang emmeriksa pasiennya.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang sering melakukan permainan
sandiwara memiliki kemampuan problem solving yang baik, dan anak yang
memiliki kemampuan problem solving yang baik cenderung menyukai permainan
sandiwara. Jadi, ini dapat dijadikan ide bagi guru untuk mengaplikasikan berbagai
permainan kreatif dalam pembelajaran untuk dapat mengasah kemampuan anak
dalam memecahkan masalah.
d. Mampu berinteraksi dengan orang lain.

Sangkanparan (2012: 112) penelitian menemukan bahwa 69% - 90% kegagalan


dalam dunia bisnis adalah kegagalan dalam hubungan antarmanusia. Berdasarkan
hal tersebut, penting bagi guru untuk mengajarkan anak bagaimana berinteraksi
yang baik dan benar dengan orang lain. Dari aspek bahasa yang diucapkan, anak
diajarkan untuk mampu berkomunikasi yang santun, jelas, dan tidak berkata kotor
ketika berbicara dengan orang lain. Menghargai orang lain ketika berbicara, tidak
menyela, dan selalu menjaga perasaan orang lain juga wajib dipahami oleh anak.
Dalam mengajarkan seni komunikasi yang efektif kepada anak, dapat dilakukan
dengan kegiatan apapaun asalkan kegiatan tersebut endorong anak untuk
berbicara dan mendengarkan. Kegiatan itu bisa berupa cerita/story telling,
menelpon seseorang, menceritakan kembali dengan kata- katanya sendiri, dan lain
sebagainya.

Pada akhirnya diharapkan anak- anak akan memahami bahwa mengucapkan kata-
kata yang baik kepada orang lain akan menciptakan hubungan yang harmonis.

10
BAB III

PELAKSANAAN KEWIRAUSAHAAN
DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-FATAH

Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang secara kreatif


dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah. Tujuan pengembangan
kewirausahaan bagi kepala sekolah adalah untuk meningkatkan kualitas
kewirausahaannya dan mengembangkan siswa dan gurunya. Banyak karakteristik
kewirausahaan yang dapat dimiliki oleh kepala sekolah sebagai wirausaha.
Berdasarkan kajian pentingnya penanaman nilai- nilai kewirausahaan bagi anak.
Adapun Pengembangan kewirausahaan unit usaha di Mts Al-Fatah agar
dapat mencapai maksud dan tujuan yang maksimal, maka koperasi
menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut:
a. Unit usaha pertokoan (ATK), menyediakan alat tulis-menulis, buku-buku siswa,
pakaian seragam sekolah, alat-alat praktek sekolah, misalnya : alat menggambar, alat
olahraga, alat praktik biologi, alat praktik kimia dan lain-lain.
b. Unit usaha kafetaria atau kantin, menyediakan minuman dan makanan ringan yang
diperuntukan bagi guru dan siswa.
c. Unit usaha simpan pinjam, mewajibkan para anggota (siswa dan guru) untuk
membayar simpanan wajib secara teratur dan menggiatkan anggota untuk menabung
atau menyimpan sukarela secara teratur agar mudah pengelolaannya. Bagi siswa dan
guru yang membutuhkan pinjaman juga dilayani sesuai dengan kebuituhan yang diatur
dalam komitmen bersama
d. Unit usaha jasa, misalnya jasa fotokopi, jasa penjilidan, jasa pengetikan untuk melayani

11
kepentingan guru dan siswa, sehingga tidak perlu keluar dari lingkungan sekolah.
e. Unit usaha pengepulan sampah, Kegiatan pengepulan sampah meliputi, pemilahan
sampah sesuai jenis, jumlah, dan/atau sifatnya; lalu di kumpulkan di bank sampah.

Pengembangan kewirausahaan unit produksi di Mts Al-Fatah memang belum


tampak nyata dan belum dikelola dengan optimal, misalnya pelayanan jahitan
seragam masih terbatas ditangani oleh beberapa guru keterampilan yang bekerjasama
dengan penjahit di luar, yang seharusnya bisa dikelola bersama warga sekolah.
selanjutnya, Mts Al-Fatah memilki lahan kosong yang sebagian ditumbuhi rumput
dan beberapa tanaman, sebagian lahan juga dimanfaatkan untuk perkebunan buah dan
sayu mayur Untuk di kelola dan dijadikan produk.

BAB IV

PENUTUP

Pendidikan kewirausahaan diharapkan mampu mendobrak mental generasi


penerus bangsa agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan kehidupan,
serta siap bersaing secara cerdas dengan negara lain. Sekali lagi, guru sebagai agen
perubahan bangsa bertanggungjawab dalam mengembangkan segala potensi dan minat
anak, khususnya bidang kewirausahaan.
Mencetak anak- anak kreatif dan mampu memecahkan permasalahan merupakan
dambaan bagi setiap guru dan orang tua. Jadi, mulai saat ini mari bersama- sama
membangun bangsa dari penanaman nilai – nilai baik dari kewirausahaan ini melalui
strategi pembelajaran dan berbagai pengalaman belajar.
Pepatah mengatakan, ―Experience is a good teacher, jadi guru diharapkan
jangan menyiaa-nyiakan kesempatan untuk mencerdaskan siswa melalui pengalaman
dan berbagai pelajaran kehidupan. Memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk
memahami lingkungan masyarakat dan menyiapkan mereka dengan amunisi terbaik
berupa sikap mandiri, kreatif, pandai mengelola uang, pandai berinteraksi, dan
leadership.

12

Anda mungkin juga menyukai