Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 3 PUISI

LK 1 MENGANALISIS PUISI
No Analisis Puisi “Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia” karya W.S Rendra
.
1 Perwajahan Puisi karya W.S Rendra memiliki tipografi yang tidak
(Tipografi) konsisten, artinya dalam setiap bait memiliki pola yang
berbeda, yaitu pada bait kesatu dan kedua memiliki 5 larik, bait
ketiga sampai kelima memiliki 6 larik, bait keenam memiliki 8
larik, dan bait ketujuh memiliki 2 larik.
2 Diksi Dalam puisi “Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia”
menggunakan kata-kata yang rumit karena banyak
mengandung diksi yang sulit dipahami. Contoh dalam bait
kesatu larik pertama “Aku tulis sajak ini dibulan gelap raja-
raja” dalam larik tersebut arti kata “bulan gelap” yaitu malam
yang mencekam. Kata “raja-raja” memiliki arti penguasa.
Diksi lain yang dipilih penulis yaitu:

Diksi dalam Puisi Arti


tanpa alamat tidak tahu siapa yang disalahkan
sampah kehidupan orang-orang yang tidak berguna
simpul-simpul sejarah adanya pertalian dari jaman ke
jaman
zaman edan zaman yang sudah tidak normal lagi
keadaannya
koyak ngoyak tercabik-cabik
tergolek di selokan tidak berguna
terhuyung limbung atau tidak ada kepastian
fatamorgana keadaan kepemimpinan yang tidak
kekuasaan seperti kelihatannya (penuh tipu
daya)
sihir berkilauan orang yang memiliki kekuasaan
saling menyerang
terbentur sangkur gerak perjuangan para demonstran
terhalang oleh para apparat
bersenjata
ratu adil tokoh-tokoh agama
bintang pedoman orang yang diidolakan untuk
dijadikan dasar pegangan
prahara keadaan yang berguncang
menjarah daulat mencuri hak
sihir tahta aturan dari penguasa
sudut-sudut gelap bagian/wilayah yang banyak korban
cadar kabut topeng keadaan/wajah penuh
kepalsuan
3 Imaji Puisi “Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia” memiliki imaji
visual (dilihat) dan taktil (rasa).

Imaji Larik Puisi


Imaji visual  Aku tulis sajak ini dibulan gelap raja-raja
 Bangkai-bangkai tergeletak lengket di
aspal jalan
 Kelakuan muncul dari sampah kehidupan
 Kitab Undang-undang tergeletak
diselokan
 Berhentilah mencari ratu adil!
 Apabila pemerintah sudah sudah menjarah
daulat rakyat
 Abila cukong-cukung sudah menjarah
ekonomi bangsa
 Apabila aparat keamanan sudah menjarah
keamanan
 Air mata mengalir dari sajak ku ini
Imaji taktil  Amarah merajalela tanpa alamat
 Pikiran kusut membentuk simpul-simpul
sejarah
 O, kebinggungan yang muncul dari kabut
ketakutan!
 O, rasa putus asa yang terbentuk sangker!
 Cadar kabut dukacita menutup wajah ibu
Pertiwi

4 Kata Konkret Pada puisi “Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia” karya W.S
Rendra menggunakan kata-kata konkret seperti aspal jalan,
darah, comberan, sampah, tantara, pasar, jalan raya, politisi,
dan rakyat.
5 Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan penyair pada puisi “Sajak Bulan
Mei 1998 di Indonesia”  karya W.S Rendra yaitu:
1. Majas hiperbola
 “Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja”
 “Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal”
 “Amarah merajalela tanpa alamat”
2. Majas personifikasi
 “Bau anyir darah yang kini memenuhi udara”, “menjadi
saksi yang akan berkata;”
 “O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!”
3. Majas metafora
 “Kelakuan muncul dari sampah kehidupan”
 “Pikiran kusut membentur simpul-simpul sejarah”
4. Majas simbolik
 “Berhentilah mencari Ratu Adil!”
6 Rima dan Irama Rima yang digunakan pada puisi “Sajak Bulan Mei 1998 di
Indonesia” karya W.S Rendra menggunakan rima modern
karena tiap bait memiliki rima berbeda.
7 Tema Protes terhadap penguasa
8 Suasana Suasana yang tergambar dalam puisi berjudul “Sajak Bulan
Mei 1998 di Indonesia” menggambarkan kehidupan
masyarakat yang mengalami kekecewaan terhadap penguasa
yang tidak memperhatikan kehidupan rakyat.
9 Nada Puisi “Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia” karya W.S Rendra
bernada mengkritik. Penyair mengkritik cara kinerja
pemerintah dalam membongkar siapa dalang dibalik kerusuhan
pada bulan Mei 1998. Nadanya pedas dan sindiran-sindiran
tajam.
10 Makna Makna yang terkandung dalam puisi “Sajak Bulan Mei 1998 di
Indonesia” karya W.S Rendra secara keseluruhan ialah
sindiran “keras dan tajam” yang ditujukan kepada pemerintah
dalam menghadapi situasi sosial-politik dan ekonomi yang
terjadi pada saat itu yang dianggap tidak bisa memberikan
solusi terbaiknya. Bahkan terjadi kerusuhan besar-besaran
yang tidak dapat diredam, hingga akhirnya banyak
menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang tak
terhingga.

LK 2 MENILAI PUISI
No Menilai Puisi
.
1 Kriteria Estetik Keindahan yang terkandung dalam puisi Layang-Layang karya
D. Zamawi Imron berisikan pesan yang harus disyukuri setiap
orang dengan perasaan syukur. Puisi ini pun menggambarkan
suasana sederhana yang terjadi pada kehidupan sehari-hari dan
menggunakan pemilihan kata yang mudah dipahami.
2 Kriteria Ekstra Estetik Penyair menghadirkan nilai budaya atau tradisi yang terjadi
pada masyarakat sederhana.

LK 3 MENULIS PUISI

Restu

Bintang tersenyum tatkala menatap rembulan


Kini aku kembali ke sini
Dengan rasa lepas

Restu…
Kau kupandangi dengan wajah bersinar
Tidak selangkah kaki melangkah

Restu …
Akankah kembali kepadamu
Menata hati
Menatap waktu
Menatap mimpi
Akankah kembali padamu

Yayah, 25 November 2020

Anda mungkin juga menyukai