Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya  panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan
anugerah-Nya saya dapat menyusun laporan ini yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengantar perencanaan wilayah dan kota.

Tidak sedikit kesulitan yang saya alami dalam proses penyusunan makalah ini. Namun
berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril maupun materil,
akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan ini saya menyampaikan
rasa terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing sayasehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Saya menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah
ini sayamembutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir
kata, besar harapan saya agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Ambon 18 november 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN........................................................................................................3

A.latar belakang............................................................................................................3

B.rumusan masalah.......................................................................................................3

C.manfaat penelitian.....................................................................................................4

D.tujuan penelitian.......................................................................................................4

BAB II

TINJAUAN TEORI....................................................................................................5

BAB III

METODE YANG DIGUNAKAN..............................................................................6

BAB IV

PEMBAHASAN.........................................................................................................7

BAB V

KESIMPULAN...........................................................................................................8

SARAN.......................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanjung batumerah adalah salah satu kawasan kumuh dari beberapa kwasan
lainnya yang ada di kota ambon, dikatakan kumuh karena kehidupan di kawasan itu
sendiri. Tanjung merupakan tempat prostitusi terbesar di kota ambon, diperkirakan
tempat tersebut sudah ada sejak tahun 1967 sampai sekarang ini. Ada sekitar 27 – 28
rumah yang di gunakan sebagai tempat prostitusi termasuk bar dan tempat karoke.
Tidak ada keresahan bagi masyarakat terkait aktifitas tersebut, masyarakat juga sudah
terbiasanya karena lamanya tempat tersebut sudah ada. Itu juga selaku tempat mata
pencaharian bagi sebagian warga dan pedagang.

Pemerintah kota ambon akan segera menutup tempat lokalisasi tanjung


batumerah yang berada di kecamatan sirimau, kota ambon. Sesuai rencana, penutupan
lokalisasi tanjung batumerah dilakukan pada november 2019 mendatang. Terkait
rencana tersebut, pemerintah kota ambon langsung melakukan sosialisasi kepada
ratusan pekerja seks komersial (PSK), termasuk warga dan pedagang yang ada di
lokalisasi prostitusi itu, sabtu malam(19/10/2019).sosialisasi tersebut dihadiri langsung
walikota ambon richard louhenapessy, dandim 1504 pulau ambon letkol cecep, wakil
kepala polres pulau ambon dan pulau-pulau lease kompol ferry mulyana dan sekretaris
daerah kota ambon anthony gustav latuheru. Selain itu, sosialisasi juga ikut ketua DPRD
kota ambon, kepala dinas sosial kota ambon, kepala dinas kesehatan dan pengurus MUI
kota ambon. Menurut richard louhenapessy, rencana penutupan lokalisasi tersebut
telah dipikirkan secara matang, termasuk dampaknya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. kehidupan sosial masyarakat di kawasan lokalisasi prostitusi tanjung batumerah?


2. cara agar tempat tersebut secepatnya ditutup?
C. MANFAAT PENELITIAN

Ada beberapa manfaat dari penelitian ini, antara lain:


1. secara teoritis

a. penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta sumbangan fikiran terhadap
kehidupan masyarakat dikawansan kumuh dan masalah msalah sosial yang terjadi pada
masyarakat di kawasan tersebut.

B. diharapkan pula dapat memperbanyak pengetahuan

2. secara praktis

a. bagi peneliti
penelitian ini disamping sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tugas program studi
pengantar perencanaan wilayah dan kota. Juga diharapkan mampu memberikan pengetahuan
dan wawasan terkait dekskripsi dan gambaran tentang kehidupan masyarakat di kawasan
kumuh. Selain itu diharapkan juga dapat memberikan manfaat yang sangat berharga, berupa
pengalaman praktis dalam hal penelitian

D. TUJUAN PENELITIAN

1. untuk mengetahui berapa tempat psotitusi


2. untuk mengetahui berapa wanita yang melayani pria
3. untuk mengetahui bayaran dari masing masing wanita

BAB II
TINJAUAN TEORI

Loaklisasi prostitusi tanjung batumerah bertempat di kecamatan sirimau dengan tempat prostitusi
terbesar di kota ambon. Sekitar 27 rumah digunakan sebagai tempat prostitusi. PARA pemilik
tempat karoke di kawasan Tanjung Batu Merah keberatan dengan upaya pemerintah
untuk menutup aktivitas bisnis yang mereka jalankan selama ini. 
Berbagai alasan mereka utarakan, tidak hanya soal ketaatan membayar pajak kepada
pemerintah Kota Ambon yang rutin dilakukan tiap tahun, tapi juga mengenai masalah
ekonomi ketika kawasan itu ditutup pemerintah.

Masyarakat disekitar lokasi pun tidak pernah resah dengan keberadaan lokalisasi atau
tempat karaoke, mereka juga tidak terpancing dengan isu penyakit menular. Karena
mereka tahu persis keadaan disini seperti apa. Bahkan ada efek domino yang lumayan
dirasakan manfaatnya serta dinikmati warga sekitar. 
Selain itu mereka juga mengaku, setiap tiga bulan sekali ada uang yang mereka
setorkan ke Polres Pulau Ambon dan Pulau-PulauLease. 
“Setiap karaoke disini juga ada membayar ijin keramaian ke Polres Ambon sebesar Rp
300 ribu per tiga bulan,” beber sumber Rakyat Maluku.

Pada kesempatan wawancara, mereka juga membantah tudingan miring yang


dialamatkan kepada lokalisasi Tanjung Batu Merah mengenai angka penyebaran virus
HIV/AIDS yang marak dipublikasikan media.

“Buktinya setiap isu HIV AIDS dimainkan, dinas kesehatan santai-santai saja. Dan
kalau memang benar ada pramuria disini ada yang terkena penyakit menular, kenapa
pihak dinas kesehatan tidak mengambil sikap dan tindakan. Kan mereka yang rutin
melakukan pemeriksaan kesehatan disini,” sesalnya. 
Sementara itu, Dinas Kesehatan Ambon akui selalu rutin melakukan pemeriksaan
Pekerja Seks Komersial (PSK) di lokalisasi Tanjung Batu Merah.

“Pemeriksaan rutin kesehatan PSK disertai pengambilan sampel darahnya untuk


mendeteksi apakah di antara mereka tertular virus HIV/AIDS,” kata Kepala Dinas
Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy, Rabu 19 Juni 2019.
Pemeriksaan rutin dilakukan setiap bulan bagi 189 PSK yang beraktivitas di lokalisasi
tanjung Batu Merah. 
“Bulan Juni pemeriksaan dilakukan bagi PSK yang pulang mudik dari kampung
halaman, tahap awal telah dilakukan untuk 106 orang, sisanya akan dilakukan bulan
Juli,” katanya.

Wendy menjelaskan, dari jumlah 189 PSK yang beraktivitas di lokalisasi enam di
antaranya positif teriveksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Enam penderita HIV
merupakan kasus lama, tetapi selalu dalam pantauan dan pengobatan dinkes, baik tim
puskesmas Rijali atau tim dari dinas yang melakukan pemeriksaan bersama.

“Mereka rutin mendapat obat antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi penderita HIV,
yang dalam pantauan dan pengobatan,” ujarnya. Diakuinya, PSK di lokalisasi Batu
Merah sebagaian besar berasal dari luar kota Ambon atau 90 persen merupakan
pendatang yakni dari Sulawesi maupun pulau Jawa.

“Hasil pengawasan yang kami lakukan untuk 104 orang, bulan Juli akan dilanjutkan
untuk PSK yang kembali ke lokalisasi,” ujarnya. 
Ia mengakui, yang menjadi masalah jika ada saat kembali membawa teman atau
keluarga bisa saja jumlah penderita bertambah, sehingga harus rutin dilakukan
pemeriksaan.

Selain itu jika terlokalisasi dari sisi kesehatan pihaknya bisa memantau dari sisi
pengobatan atau saat melayani wajib menggunakan kondom untuk melindungi
kesehatan.

“Data sebelumnya dari 189 PSK terdata delapan kasus HIV, tetapi hasil pemeriksaan
yang baru dilakukan enam kasus, karena dari 189 PSK yang baru datang 104 dengan
temuan enam kasus, sedangkan dua penderita lainnya belum kembali, yang
selanjutnya akan dilakukan pembinaan dan pengobatan lanjutan,” tandas Wendy.(TIM)
Tiap Tahun Puluhan Juta Rupiah Disetor Ke Pemkot
BEBERAPA waktu lalu, rencana penutupan kawasan lokasilisasi Tanjung Batumerah
menjadi hangat dibicangkan berbagai pihak, tapi sampai sekarang aktivitas haram
masih terus ada.

Kawasan yang berada pada titik koordinat 3041’6 LS dan 128011’10 BT Pulau Ambon
itu bahkan masih saja didatangi pria hidung belang berbagai usia dan latar belakang. 
Lokalisasi Tanjung Batu Merah mulai beroperasi sejak 1983, dan tercatat pada tahun
2015 ada 187-200  Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menjajakan diri kepada pria
hidung belang. 
Tiap losmen terdiri dari satu ruang karoke dan lima sampai 10 bilik kamar kost yang
dipakai sebagai tempat transaksi seks. Kegiatan ini dimulai di malam hari sekitar pukul
19.00 WIB terkadang juga dibuka layanan pada siang hari. 
Salah satu pemilik losmen yang meminta agar namanya tak diberitakan mengaku,
akhir-akhir ini pengunjung makin sepi, tidak lagi seramai yang dulu, bisnis yang mereka
jalankan pun mengalami pasang surut, sehingga banyak pramuria yang dipekerjakan
tidak digaji dengan baik. Banyak yang masih menunggak hutang di koperasi dan bank.

Sehingga keputusan pemerintah yang akan menutup aktivitas kawasan Tanjung


Batumerah perlu dipertimbangkan dulu.

” Yang perlu saya pertanyakan ke pemerintah adalah jika benar karaoke-karaoke


ditutup, lantas bagaimana penyelesaian pembayaran hutang piutung pramuria di
sejumlah koperasi, apakah pemerintah siap membantu?” katanya, kepada Rakyat
Maluku, kemarin.
Rencana penutupan kawasan Tanjung Batu Merah juga sangat tidak beralasan,
mengingat bisnis yang mereka lakukan saat ini sah dan mendapatkan izin dari
pemerintah Kota Ambon, para pelaku usaha pun taat membayar pajak. 
“Saya pribadi bayar pajak tahunan Rp 3 juta, yang lainnya saya tidak tahu bayar
berapa,” katanya 
Menurutnya, ada 29 tempat hiburan malam yang kini beroperasi di kawasan Tanjung
Batu Merah, nominal pajak tahunan yang mereka setorkan ke pemerintah Kota Ambon
tergantung luasnya tempat karaoke sesuai izin yang mereka kantongi seperti tempat-
tempat hiburan malam lainnya yang beroperasi di Kota Ambon. 
“Kalau memang walikota mau menutup semua karaoke di Tanjung maka seluruh
karaoke di Kota Ambon juga harus ditutup, biar adil. Dan kalau yang dipersoalkan disini
adalah lokalisasinya, ya silahkan pemerintah kota ambon

MUI Minta Negara Tegas Tutup Lokalisasi Tanjung 


Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku kembali mendesak Pemerintah Kota
Ambon untuk tegas mengambil sikap mengenai prakteksekes bebas di kawasan
Tanjung Batu Merah.

Ketua MUI Maluku, Dr. Abdullah Latuapo mengatakan semua agama menolak seks
bebas termasuk bisnis prostitusi. Seks bebas sudah menjadi penyakit masyarakat yang
tidak diterima semua orang, dan sudah dilarang oleh semua agama. 
“Maka, negara juga harus tegas untuk menolak hal ini sebagai kebijakan untuk
menghargai umat. Dalam Islam, seks bebas itu sangat tegas dilarangan,” kata Latuapo
kepada Rakyat Maluku, kemarin.

Selain itu, MUI juga mendorong pemerintah tidak membiarkan pekerja seks ini hidup
berkeliaran, tapi harus dibina. Mereka harus diberikan modal untuk membuka usaha
dan sebagainya. Masyarakat yang selama ini menaruh sumber ekonominya di daerah
tersebut pun harus diperhatikan. 
“Kalau usaha itu dapat dilakukan dengan baik, maka ikhtiar kita untuk menghapus
tindakan-tindakan  prostitusi di daerah ini dapat terlaksana dengan baik. Semua
kebijakan tegas itu harus ditempuh dengan sikap yang bijak,” tegas Abdullah, yang juga
Wakil Rektor III IAIN Ambon.
Sosiolog IAIN Ambon, Dr. Abdul Manaf Tubaka, M.Si juga menekankan keberadaan
lokalisasi Tanjung Batu Merah sangat tidak baik. Namun ketika ada kebijakan
direlokasi, maka perlu dipertimbangkan dampak dari relokasi itu sendiri. 
“Penting sekarang yang harus dilihat adalah dampak dari relokasi itu, orang-orang itu
harus diidentifikasi juga bagaimana penanganannya itu yang penting,” kata Manaf. 
Selain itu, kawasan lokalisasi Tanjung Batu Merah harusnya diubah dan dijadikan
kawasan pertumbuhan ekonomi baru bagi rakyat, sehingga mengurai efek buruk dari
dampak relokasi atau penutupan.

Sementara bagi para pekerja seks komersial, perlu ada skema yang baik untuk
menangani mereka, pemerintah perlu melakukan pembinaan kewirausahaan bagi
mereka serta melokalisir aktivitas mereka supaya mereka tidak membuka praktek
secara liar.

“Dari sisi sosiologis bahwa relasi di sana itu hampir semua sudah tidak menginginkan
ada lokasi semacam itu. Kita kan ingin ada Smart Solution di situ sehingga bisa
menghadirkan sesuatu yang baik nantinya,” ujarnya. (TIM)
BAB III

METODE PENELITIAN

 Metoelogi penelitian
1. setting penelitian

Waktu penelitian : dilakukan pada hari rabu 06 november 2019

Tempat penelitian : penelitian dilakukan di tanjung batumerah ambon

2. sumber penelitian ini tentang tempat prostitusi di batumerah ambon

3. sumber daya
Data yang diperoleh merupakan hasil wawancara dengan pak RT

4. teknik pengumpulan data


Wawancara

 Jenis dan sumber data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data primer, yaitu data yang
diperoleh dari pak RT langsung.
BAB IV

PEMBAHASAN

Lokasi penelitian

lokasi penelitian bertempat di tanjung batumerah kecamatan sirumau. Tempat prostitusi


tersebut telah ada sejak tahun 60-an dan sampai sekarang pun masih ada. Ada sekitar 27-28
rumah yang dijadikan sebagai tempat prostitusi. Berhubung dengan adanya gempa di kota
ambon pada tanggal 26 september lalu, banyak PSK yang beranjak dari kota ambon ke
kampunng halaman mereka masing masing, para PSK bukan saja dari kota ambon melainkan
dari berbagai daerah, seperti jawa, kendari, manado, makasar, dan sebagainya. Kebanyakan
dari para PSK tersebut berstatus janda. ada sosialisasi terkait deengan penutupan perelokasian
tanjung tersebut tetapi belum tahu pasti kapan akan ditutup karena masih ada perdebatan
antra penjalan bisnis tersebut, masyarakat dengan pemerintah daerah karena ini juga
menyangkut mata pencaharian warga setempat dan pedagang. Tempat prostitusi ini biasanya
beroperasi antara jam 09 malam sampai jam 04 subuh. Seluruh para PSK tinggal langsung di
tempat prostitusi karena sudah difasilitasi oleh bos mereka masing masing.
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari penelitian yang sudah kami lakukan saya membuat kesimpulan bahwa kawasan
kumuh yang menjadi pusat prostitusi terbesar di kota ambon harus segera ditutup dengan
segala upaya karena kawasan tersebut bisa menimbulkan pergaulan dankehidupan di
masyarakat setempat menjadi tidak baik dan mudah berpengaruh bagi anak anak usia remaja.
Tempat tersebut juga bisa menimbulkan penyakit menular dari para PSK yang membuat orang
lain yang berhubungan badan dengan mereka bisa tertular. Saya berharap tidak ada lagi tempat
tempat baru di ambon agar ambon bisa menjadi daerah yang bersih dari prostitusi dan maksiat
”kawasan prostitusi tanjung batumerah ambon“

OLEH :

Nama : Nur Afni Oktavia

Nim : 201974055

Prodi : PWK

Kelas :A

Semester : I ( GANJIL)

PROGRAM STUDI S1 PWK


UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
TAHUN AJARAN 2019-2020

Anda mungkin juga menyukai